Anda di halaman 1dari 5

Nama : Erna Putri Setiowati

Npm : 20310110576

Kelas : 4 / Manajemen 3

Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran Lanjutan

TUGAS UTS

Kualitas Produk (X1)

Keputusan Pembelian

Kepercayaan (X2)

PENGERTIAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

Keputusan pembelian merupakan apa yang dibeli, apakah membeli atau


tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara pembayarannya
(Sumarwan, 2011:378).
Keputusan pembelian merupakan perilaku atau tindakan seseorang untuk
membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah
diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang
mungkin ditimbulkanya (Kotler, 2009:166). Banyak faktor yang dapat
memengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan pembelian, seperti harga,
kepercayaan, dan kualitas produk.
Keputusan pembelian memiliki beberapa indikator menurut (Sunyoto,
2012:284), pilihan yang diambil konsumen yaitu :
1. Pengenalan masalah,
2. Pencarian informasi,
3. Penilaian alternatif,
4. Keputusan membeli, dan
5. Perilaku setelah membeli.
Keputusan pembelian merupakan proses panjang dari pengenalan produk hingga
keputusan dalam hal pembelian suatu produk tersebut dengan berbagai
pertimbangan dari segi kualitas maupun kebutuhan.

PENGERTIAN VARIABEL

1. Kualitas Produk
Suatu kemampuan suatu produk didalam hal penggunaanya. Kualitas
produk adalah point pertama didalam produk karena identik dengan
kekuatan, kehandalan dan lain sebagainya (Rahman,2010:147)

Kualitas Produk merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan


dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan (Tjiptono, 2012:51). Adapun dimensi kualitas
produk menurut Tjiptono (2003:27) menyebutkan delapan dimensi
kualitas produk sebagai berikut :
 Kinerja,
 Ciri-ciri atau keistemewaan tambahan,
 Keandalan,
 Kesesuaian dengan spesifikasi,
 Daya tahan,
 Kemampuan pelayanan,
 Estetika, dan
 Kualitas yang dipersepsikan.

Perspektif kualitas produk


Tjiptono berpendapat bahwa ada lima jenis kualitas perspektif produk,
yakni :
1. Transcendental Approach
Kualitas produk dalam pendekatan ini mampu dirasakan dan
diketahui namun akan sulit untuk dijelaskan dan juga digunakan.
Sudut pandang dalam hal ini biasanya diimplementasikan dalam
seni tari, seni musik, seni rupa, dan juga drama.
2. Product-Based Approach
Kualitas produk dengan pendekatan ini akan menilai bahwa
kualitas sebagai suatu ciri khas atau atribut yang mampu
dikuantifikasikan dan juga mampu diukur.
3. User-based Approach
Pendekatan ini dilakukan berdasarkan anggapan bahwa kualitas
produk tergantung bagaimana orang lain melihatnya, dan produk
yang mampu memuaskan seseorang adalah produk yang
berkualitas tinggi.
4. Manufacturing-Based Approach
Biasanya, perspektif ini akan bersifat lebih supply-based ,
khususnya dalam memperhatikan berbagai praktik perekayasaan,
produksi, dan juga menjelaskan kualitas sebagai persyaratannya.
Dalam perusahaan jasa, perspektif ini bisa bersifat operation-
driven.
5. Value-Based Approach
Pendekatan ini akan menilai kualitas dari sisi nilai dan harga
dengan memikirkan trade-off antara performa dan harga.

Manfaat Kualitas Produk


1. Meningkatkan pangsa pasar
Target pemasaran akan meningkat seiring banyak pelanggan yang
sudah percaya dengan produk anda.
2. Meminimalisir Biaya
Kepuasan pelanggan yang baik akan meminimalisir pembuatan
produk barang atau jasa, karena orientasi perusahaan ada pada jenis
tipe, waktu, dan jumlah produk yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
3. Meningkatkan reputasi perusahaan
Perusahaan yang mampu membuat produk dengan kualitas baik
tentunya akan memperoleh predikat baik di mata konsumennya,
dan hal tersebut tentunya akan meningkatkan citra perusahaan.

2. Kepercayaan
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh adanya kepercayaan
terhadap sebuah merek. Kepercayaan merupakan refleksi perilaku yang
terbentuk ketika sebuah produk atau jasa yang digunakan selalu dapat
memberikan kualitas yang terbaik bagi konsumen yang menggunakan atau
mengkonsumsinya. Kepercayaan ditandai adanya keyakinan dalam diri
konsumen untuk selalu menggunakan merek produk tertentu. Pengalaman
dimasa lalu dalam menggunakan merek menentukan komitmen konsumen
untuk terus menggunakan merek produk tersebut Wahyuni (2013).
Kepercayaan adalah harapan konsumen terhadap penjual bahwa
mereka memiliki perilaku yang sesuai dalam memenuhi komitmennya
kepada konsumen (Gefen, Karahanna, & Straub, 2003).
Kepercayaan merupakan sesuatu yang membuat konsumen
memutuskan untuk bertransaksi secara online karena konsumen merasa
bahwa penjual dapat dipercaya (Putra et al., 2017).
Kepercayaan merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh penjual kepada
konsumen untuk memperoleh keputusan pembelian (Murwatiningsih &
Apriliani, 2013).
Konsumen membutuhkan kepercayaan yang tercermin melalui
integritas, kebajikan dan kompetensi dari penjual sebelum mereka
melakukan keputusan pembelian (Budyastuti & Iskandar, 2018;
Hayuningtyas & Widiyanto, 2015; Kwahk, Ge, & Park, 2012; Rahmawati
& Widiyanto, 2013). Semakin tinggi kepercayaan konsumen terhadap
penjual maka semakin tinggi keputusan pembelian konsumen.
PENGELOMPOKAN TEORI

1. Kualitas Produk
Kualitas produk termasuk kedalam Cognitive Dissonance Theory karena
pada teori ini dijelaskan bahwa disonansi adalah sebuah perasaan
ketidaknyaman psikologis yang memotivasi orang untuk mengambil
langkah demi mengurangi ketidaknyaman atau untuk mencapai
konsonansi. Apabila kinerja produk lebih buruk dibandingkan harapan
pelanggan, maka situasinya adalah negative disconfirmation. Jika kinerja
produk lebih bagus daripada harapan pelanggan, maka situasinya disebut
positive disconfirmation. Sedangkan jika kinerja sama persis atau sesuai
dengan harapan, situasinya dinamakan simple confirmation.
Teori ini merupakan teori yang memperkecil perbedaan supaya mudah
mengambil keputusan. Misalnya konsumen akan membeli sebuah barang,
lalu ia mempertimbangkan 2-3 merek yang berbeda tetapi dengan kualitas
yang sama, dengan demikian konsumen akan lebih mudah mengambil
keputusan yang akan ia ambil.

2. Kepercayaan
Kepercayaan termasuk kedalam Adaptation level theory karena pada teori
ini menjelaskan penyesuaian suatu produk untuk bertahan hidup. Jika kita
sudah memiliki rasa percaya terhadap suatu produk maka kita akan
melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut. Level adaptasi
seseorang pada suatu produk tergolong lama, jadi susah untuk move on
pada produk lain ataupun produk yang baru. Kepercayaan pada suatu
produk juga sangat mempengaruhi berapa lama produk itu bertahan hidup.

Anda mungkin juga menyukai