Anda di halaman 1dari 4

Secara umum, preferensi diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang

terhadap suatu produk barang atau jasa yang digunakan. Menurut Kotler (2000:154)
preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk jasa
yang ada. Lebih lanjut Kotler mengemukakan bahwa preferensi digambarkan sebagai sikap
konsumen terhadap produk dan jasa sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, perasaan
emosional dan kecenderungan bertindak melalui obyek atau ide. Sementaraschiffman dan
Kanuk menyatakan sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling) yang mencerminkan
apakah seseorang senang atau tidak senang dan setuju atautidak setuju terhadap obyek.
Dalam konsep perilaku konsumen, persepsi dari suatu obyek tersebut melalui perasaan dari
penglihatan, pendengaran penciuman, sentuhan dan rasa. Akhirnya persepsi yang sudah
mengendap dan melekat akan menjadi preferensi.
Menurut Marwan (1990:12) preferensi konsumen (minat beli) adalah sikap pelanggan yang
menginginkan suatu barang atau jasa berdasarkan kemampuan yang dimiliki untuk
memberikan nilai kepuasan terhadap apa yang dibeli atau yang ditawarkan, sehingga orang
yang

Menurut Marwan (1990:12) preferensi konsumen adalah sikap konsumen yang menginginkan
suatu barang atau jasa berdasarkan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan nilai
kepuasan terhadap apa yang dibeli atau yang ditawarkan, sehingga orang yang menginginkan
barang atau jasa telah mempunyai sikap perilaku pembelian. Preferensi pelanggan sebagai
interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana
manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

Preferensi konsumen muncul dalam tahap evaluasi alternatif dalam proses keputusan
pembelian, dimana dalam tahap tersebut konsumen dihadapkan dengan berbagai macam
pilihan produk maupun jasa dengan berbagai macam atribut yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa preferensi adalah suatu pilihan yang diambil dan dipilih
konsumen dari berbagai macam pilihan yang tersedia

Di dalam tahap ini dapat dilihat pada saat kapan tahap preferensi tersebut hadir pada
konsumen. Menurut Kotler (2007)

Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa terdapat enam langkah dalam model hierarchy of
effect yaitu:
1. Awareness/kesadaran, tahap ini adalah tahap dimana konsumen menyadari adanya suatu
produk baik itu berupa barang atau jasa.
2. Knowledge/pengetahuan: di dalam tahap ini konsuen sudah mengenal produk dan mengerti
tentang produk yang berupa barang atau jasa tersebut.

3. Liking/menyukai: tahap ini adalah tahap dimana konsumen mulai menyukai produk
tersebut yang berupa barang atau jasa yang ditawarkan
4. Preference/memilih: tahap ini adalah tahap dimana konsumen mulai lebih melilih produk
tersebut dibandingkan produk-produk lainya.

5. Conviction/intention to buy/keinginan untuk membeli: tahap ini konsumen mempunyai


keinginan dan memutuskan untuk membeli produk.

6. Purchase/membeli: pada tahap ini adalah tahap dimana konsumen dapat dikatakan sebagai
konsumen yang loyal terhadap sebuah produk, sehingga konsumen tersebut tidak ragu lagi
untuk membeli produk tersebut tanpa adanya pertimbangan yang banyak (Kotler dan Keller,
2007).

Memahami preferensi konsumen, perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk
merespon ekspektasi konsumen dan menjadikan strategi differensiasi sebuah perusahaan
tersebut dengan pesaingnya, Menurut Kotler dan Keller (2007), ada beberapa langkah yang
harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi:
1. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Konsumen
yang berbeda memiliki atribut yang berbeda mengenai suatu produk yang relevan.

2. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-
masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang
paling penting. Konsumen yang daya belinya besar akan mementingkan atribut harga yang
paling utama.
3. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap
atribut.

4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan
atribut.

5. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur
evaluasi.
Sistem atau metode pembayaran adalah suatu mekanisme yang akan menunjukkan adanya
aliran dari sejumlah nilai yang bersumber dari pembeli kepada penjual dalam suatu transaksi
tertentu. Jika kita bias kaitkan dengan adanya isu perkembangan pada sistem pembayaran
berbasis elektronik yang ternyata terbukti bahwa memang lebih efisien daripada sistem
pembayaran paper-based oleh karena bisa dikatakan bahwa system atau metode pembayaran
akan mengalami proses menuju yang lebih efisien lagi (Humphrey, 2001: 12)

menurut Pratama dalam jurnal (Sari & Suyanto, 2020) metode pembayaran, memudahkan
konsumen dalam memilih dan membeli barang yang dibutuhkan konsumen dalam membayar
transaksi online tanpa menghabiskan waktu mengantri, membawa uang tunai, dan pembuatan
konvensional lainnya proses pembayaran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa preferensi konsumen yaitu pilihan yang dimiliki
konsumen dalam menentukan penggunaan produk atau jasa yang sesuai keinginan mereka
yang dipengaruhi berbagai pilihan merek yang tersedia. Sedangkan menurut (Perkasa &
Setiawati, 2020) mendefinisikan preferensi adalah target konsumen yang dituju memiliki
minat pada suatu produk tetapi tidak melebihi pada minat lainnya.
Preferensi konsumen biasanya digunakan oleh perusahaan dalam mengidentifikasi produk
yang sesuai dengan target pasar, terdapat 3 pola preferensi yang dapat dibentuk menurut
Fandy Tand Gregorius (Batavio et al., 2017) yaitu:
1. Preferensi Homogen, adalah semua konsumen memiliki preferensi yang
sama dan pasar tidak menunjukkan segmen yang natural.
2. Preferensi Terserak, yaitu konsumen memiliki preferensi yang sangat bervariasi. Jika
beberapa merek ada di pasar, mereka cenderung memposisikan diri di seluruh ruang dan
menunjukkan perbedaan yang mencolok untuk menyesuaikan perbedaan dalam preferensi
konsumen.
3. Preferensi Grup, yaitu segmen pasar alami muncul dari kelompok konsumen menunjukkan
bahwa pasar memiliki kelompok preferensi yang berbeda.

Tahap preferensi yang dimiliki oleh konsumen terhadap sebuah produk, adalah awal dari
tahap loyalitas konsumen terhadap produk tersebut. Sehingga perusahaan harus mempelajari
bagaimana cara menimbulkan rasa preferensi tersebut di dalamdiri. Tahap preferensi tersebut
dapat perilaku konsumen tersebut, dengan mempengaruhi dan memanipulasi dari konsumen
yang mereka lalui. pengusaha untuk mengenali kebutuhan konsumen agar diperoleh produk
dengan orientasi pasar, didasarkan pada tingkat preferensi konsumen bagi tiap-tiap atribut
produk. Preferensi juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi segmen preferensi. Menurut
Kotler dan Keller (2007), ada tiga pola preferensi yang dapat terbentuk:
1. Preferensi Homogen nenunjukan suatu pasar dimana semua pelanggan secara kasar
memiliki preferensi yang sama.

2. Preferensi Tersebar yang menunjukan bahwa pelanggan sangat berbeda dalam preferensi
mereka.
3. Preferensi kelompok-kelompok dimana pasar menunjukan kelompok- kelompok preferensi
yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai