Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kita sedang menghadapi suatu era baru yang di tandai oleh

adanya kecendrungan globalisasi dunia, perkembangan teknologi dan reformasi

ekonomi dilakukan negara-negara di dunia untuk menghadapi persaingan global.

Globalisasi sendiri mengandung pengertian bahwa setiap negara bahkan setiap

bisnis dan perusahaan, menghadapi persaingan global baik secara langsung

maupun tidak langsung. Perusahaan nasional saat ini tidak hanya bersaing dengan

perusahaan lokal tetapi juga dengan perusahaan multinasional. Perubahan dinamis

kondisi ekonomi dan sosial telah mengubah secara drastis minat beli konsumen

dengan semakin banyaknya pilihan produk, konsumen telah memiliki ekspektasi

yang lebih besar dan lebih menantang dari pada sebelumnya. Mereka tidak hanya

mengharapkan produk yang berkualitas tinggi karena kualitas produk telah

menjadi suatu kewajaran dan persyaratan umum.Jenis baru konsumen ini

menginginkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau oleh

mereka. Perusahaan harus dapat merebut konsumen dari tangan pesaing dengan

memberikan value yang lebih besar. Pemasaran modern memerlukan lebih dari

sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang

menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran.

Keputusan pembelian merupakan suatu konsep dalam perilaku pembelian

dimana konsumen memutuskan untuk bertindak atau melakukan sesuatu dan

dalam hal ini melakukan pembelian ataupun memanfaatkan produk atau jasa

1
2

tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya

merupakan proses pemecahan masalah. Peneliti menggunakan variabel keputusan

pembelian ini karena studi tentang keputusan pembelian masih layak untuk diteliti

mengingat semakin banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya

berbagai pertimbangan bagi masyarakat dalam melakukan keputusan pembelian.

Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi

melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk dan merek

apa yang akan dibeli (Yulindo 2013). Keputusan pembelian konsumen dapat

dilakukan apabila produk tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan dan

dibutuhkan konsumen. Dalam melakukan keputusan pembelian biasanya hal

pertama yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih produk adalah dengan

melihat atribut produk. Inilah mengapa peneliti menggunakan atribut produk

sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini. Atribut produk memiliki dua

peran yang sangat penting bagi konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian. Dalam sebuah produk pasti terdapat unsur-unsur atribut produk yang

dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian yaitu

kualitas produk, harga, merek, dan fitur. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan

paling utama bagi konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian pada suatu

produk.

Penetapan dan pertimbangan harga adalah dasar dari pengambilan atas

keputusan pembelian. Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini harga merupakan

salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan

oleh konsumen. Harga jual pada hakekatnya merupakan tawaran kepada para
3

konsumen. Apabila konsumen menerima harga tersebut maka produk tersebut

akan laku, sebaliknya bila konsumen menolaknya maka diperlukan peninjauan

kembali harga jualnya. Ada kemungkinan bahwa konsumen memiliki

ketidaksesuaian setelah melakukan pembelian karena mungkin harganya dianggap

terlalu mahal atau karena tidak sesuai dengan keinginan dan gambaran

sebelumnya (Hani Handoko, 2012:32 dalam Kusumastuti, 2011: 2). Dengan

demikian diperlukan strategi penetapan harga yang tepat.

Harga adalah sejumlah uang yang dikorbankan untuk suatu produk atau

jasa untuk mendapatkan manfaat dari kepemilikan atau penggunaan suatu produk

atau jasa tersebut (Razak, 2016:9). Kotler and Keller (2016:33) menyatakan

bahwa harga merupakan hal yang diperhatikan dalam melakukan pembelian, oleh

karena itu konsumen biasanya melakukan perbandingan antara harga dan nilai

produk yang akan di beli apakah sudah sesuai dengan manfaat yang akan diterima

atau tidak.Strategi penetapan harga sangat penting untuk menarik perhatian

konsumen. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk

suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Para pemasar berusaha untuk mencapai sasaran tertentu melalui komponen-

komponen penetapan harga. Beberapa perusahaan mencoba untuk meningkatkan

keuntungan dengan menetapkan harga rendah untuk menarik bisnis baru. Saat ini

konsumen lebih kritis, lebih cerdas, lebih sadar akan harga, lebih banyak

menuntut dan juga didekati oleh banyak pesaing dengan memberikan penawaran

yang sama atau bahkan lebih baik. Maka, untuk menghasilkan pelanggan yang
4

loyal, perusahaan harus menciptakan kepercayaan terhadap merek tersebut kepada

para pelanggannya.

Selain harga konsumen juga memperhatikan atau mencari fasilitas dengan

kualitas yang baik. Ketersediaan fasilitas pada setiap tempat usaha kini menjadi

peranan penting dalam menarik minat beli konsumen. Semakin lengkap fasilitas

yang disediakan, maka akan semakin puas konsumen dan ia akan melakuan

pembelian secara berulang. Dengan fasilitas yang dirasa mewadahi konsumen

akan merasa terlayani dengan baik. Meski dengan begitu sikap ramah dalam

pelayanan tetaplah penting.

Lokasi adalah letak usaha atau penjualan barang yang ditentukan

perusahaan sehingga dapat dijangkau oleh konsumen. Lokasi yang strategis

diartikan sebagai letak yang dapat dijangkau oleh konsumen dan memberikan

berbagai kemudahan bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

Kenyamanan dan keamanan penggunaan fasilitas pelayanan tersebut akan

menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian produk di tempat tersebut.

Selain fasilitas pelayanan dan lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen akan

menjadi pilihan utama dalam melakukan pembelian.

Penentuan lokasi sangat berguna bagi kelangsungan berbisnis, dimana

lokasi dapat mempengaruhi terhadap keputusan pembelian. Dengan lokasi yang

mendukung dan mudah di jangkau akan lebih digemari oleh konsumen karena

dengan begitu mereka mudah menemukan. Lokasi yang berdekatan dengan pusat

kota akan menjadi salah satu nilai plus dimana dapat dimanfaatkan sebagai salah
5

satu fasilitas tambahan yang dapat digunakan bagi konsumen dalam melakukan

aktivitas.

Di Gorontalo banyak sekali pengembang perumahan yang memahami betul

produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan atau keinginan konsumen.

Kebutuhan dan atau keinginan konsumen secara garis besar menyangkut kualitas

bangunan yang bagus, harga yang terjangkau, lokasi yang strategis, juga fasilitas

terbaik. Kualitas perumahan yang diharapkan masyarakat antara lain adalah

mempunyai tingkat keandalan yang tinggi atau tidak mudah rusak, desainnya

menarik, terbuat dari material yang berkualitas, dan perawatannya mudah, dan

adanya jaminan perawatan dari perusahaan. Dari segi harga, konsumen

mengharapkan harga perumahan yang terjangkau, uang mukanya ringan, serta

sistem pembayaran yang mudah. Kemudian berkaitan dengan lokasi, perumahan

yang diharapkan konsumen adalah perumahan yang lokasinya strategis, aksesnya

mudah, dekat dengan fasilitas umum, nyaman, bebas polusi, dan aman dari

bahaya.

PT Dwi Putri Mandiri merupakan salah satu pengembang dan juga sebuah

perusahaan pemasaran perumahan di Gorontalo sejak tahun 2005, dan sampai saat

ini jumlah konsumen sudah mencapai 735 Unit yang sudah terjual dimana rata-

rata pernjualan perumahan 3 bulan terakhir yakni terjual 20 unit setiap bulannya.

PT Dwi Putri Mandiri berada di Alamat jalan jaksa agung suprapto no 17

kelurahan Limba U2 Kecamatan Kota Selatan. pengembang menyediakan rumah

dengan tipe serta fasilitaas seperti jalan cor dan paving, PLN 1.300 watt, PDAM,

fasilitas sosial seperti masjid, fasilitas pendidikan seperti PAUD,TK dan TPA,
6

juga disediakan Ruang terbuka Hijau. Pemasaran perumahan pada umumnya

memiliki atribut penawaran yang hampir sama dimana tiap tahunnya harga

disesuaikan dengan harga pasar, dimuai tahun 2015 dengan harga

Rp.120.000.000/Unit dan sekarang di tahun 2022 dengan harga

Rp156.500.000/Unit. PT Dwi Putri Mandiri mencoba memberikan penawaran

perumahan dimana beberapa anak perusahaan yang mengembangkan perumahan

seperti Perumahan Alya Residence berada di Jalan Bilingata Kelurahan Dulomo

Utara Kecamatan Kota Utara berdiri sejak 2020, Juga Perumahan Jilan Permai

Berada di Jalan Taman Surya Kelurahan Moodu Kecamatan Kota Timur berdiri

sejak tahun 2015, dan yang salah satunya menjadi objek penelitian yakni

Perumahan Griya Dulomo Indah berdiri sejak 2015 dimana perumahan ini

memiliki keunggulan yaitu harga yang terjangkau, desain bangunan yang

menarik, lokasi yang strategis, dan fasilitas-fasilitas yang lengkap.

Perumahan Griya Dulomo Indah tidak hanya sebatas memproduksi saja,

akan tetapi berusaha menarik konsumen dan mempengaruhi tingkah laku

konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Pemahaman terhadap perilaku

dan sikap konsumen sangat mempengaruhi penjualan produk baik untuk saat ini

maupun untuk memperkirakan penjualan dimasa yang akan datang. Griya Dulomo

Indah bukanlah satu-satunya pengembang di Gorontalo. Setidaknya ada

pengembang lain yang membangun perumahan di Gorontalo sehingga persaingan

bisnis real estate ini sangat ketat. Untuk itu Perumahan Griya Dulomo Indah harus

memperhatikan kualitas serta keputusan pembelian konsumennya dan kemudian

merealisasikannya.
7

Menurut Fandy Tjiptono (2012:74) kualitas adalah produk yang

menghasilkan manfaat kepada seorang pelanggan atau seorang konsumen serta

bebas dari cacat sehingga konsumen merasa diuntungkan dengan produk tersebut.

Jadi sebuah perusahaan harus memiliki kualitas produk yang di hasilkan harus

baik.Hal tersebut agar konsumen puas terhadap produk yang kita hasilkan. Maka

dapat kita prediksi jika produk yang kita hasilkan buruk maka konsumen akan

merasa kecewa dan tidak akan tertarik dengan produk kita kemudian apabila

produk kita baik maka konsumen akan merasa puas dan akan melakukan

pembelian ulang terhadap produk kita.

Menurut Kotler dan Keller (2016:176) keputusan pembelian adalah

keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam

kumpulan pilihan serta dapat membentuk niat konsumen untuk membeli merek

yang paling disukai. Jadi pada saat memutuskan untuk membeli suatu produk

yang diinginkan oleh seorang konsumen maka akan melihat terlebih dahulu

kualitas produk tersebut apakah sudah sesuai dengan karakteristik yang

diinginkan oleh konsumen apakah tidak. Hal tersebut sangat berpengaruh untuk

perusahaan apabila perusahaan dapat membuat produk yang sesuai di benak para

konsumen maka konsumen akan memutuskan untuk melakukan pembelian pada

produk tersebut.

Menurut Kotler dan Keller (2016:79) bahwa seseorang dalam melakukan

pengambilan keputusan untuk membeli rumah tidak secara langsung dapat

dilakukan, namun harus melalui beberapa proses yang disebut dengan buyer

decision process, yaitu suatu proses yang harus dilakukan oleh seseorang sebelum
8

memutuskan untuk membeli rumah. Proses tersebut dimulai dari kebutuhan

mengenal produk yang dijual, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan

pembelian, dan perilaku setelah proses pembelian. Semua proses tersebut akan

berujung pada keputusan pembelian, apabila produk yang ditawarkan oleh pihak

pengembang perumahan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen.

Keputusan pembelian adalah keputusan yang menyebabkan seorang konsumen

membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam

perangkat pilihan. Jadi keputusan membeli merupakan salah satu rangkaian atau

proses dari perilaku konsumen dalam melaksanakan pembelian dengan

pertimbangan yang rasional.Keputusan pembelian merupakan suatu konsep dalam

perilaku pembelian dimana konsumen memutuskan untuk bertindak atau

melakukan sesuatu dan dalam hal ini melakukan pembelian ataupun

memanfaatkan produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan

keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah.

Peneliti menggunakan variabel keputusan pembelian ini karena studi tentang

keputusan pembelian masih layak untuk diteliti mengingat semakin banyaknya

produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai pertimbangan bagi

masyarakat dalam melakukan keputusan pembelian. Kebanyakan konsumen, baik

konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses mental yang

hampir sama dalam memutuskan produk dan merek apa yang akan dibeli

(Yulindo 2013).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dan kajian teori yang lebih mendalam tentang sejauh mana
9

pengaruh harga dan fasilitas terhadap keputusan pembelian untuk kemudian

dijadikan sebagai penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Harga,

Fasilitas Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Perumahan

Griya Dulomo Indah”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka peneliti

mengdientifikasi masalah sebagai berikut:

1. Ketatnya persaingan pengembangan unit perumahan di wilayah Gorontalo.

2. Perilaku konsumen yang semakin dinamis sehingga membutuhkan usaha

peningkatan fasilitas untuk selalu memuaskan pelanggan sehingga

menumbuhkan loyalitas pelanggan khusunya, dan hal ini berpotensi untuk

menambah pelanggan baru.

3. Perumahan memberikan kepada calon konsumen harga, tetapi dalam

kenyataanya masih ada konsumen mengatakan bahwa harga yang

ditawarkan tidak sebanding dengan fasilitas perumahan tersebut.

4. Penentuan lokasi yang ditawarkan masih sulit untuk dijangkau karena jauh

dari keramaian yang menjadi daya tarik konsumen dalam membeli

perumahan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifkasi masalah diatas, maka peneliti

merumuskan masalah :

1. Apakah Harga Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Perumahan Griya Dulomo Indah ?


10

2. Apakah Fasilitas Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Perumahan Griya Dulomo Indah ?

3. Apakah Lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

Perumahan Griya Dulomo Indah?

4. Apakah Harga, Fasilitas dan Lokasi Berpengaruh Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Perumahan Griya Dulomo Indah

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Perumahan Griya Dulomo Indah.

2. Mengetahui Pengaruh Fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Perumahan Griya Dulomo Indah.

3. Lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Perumahan Griya

Dulomo Indah?

4. Mengetahui Pengaruh Harga, Fasilitas dan Lokasi Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Perumahan Griya Dulomo Indah.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah sehingga dapat

disimpulkan manfaat penelitian yaitu :

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, penilitian di harapkan dapat menjadi pedoman dalam

memahami pengaruh dari periklanan terhadap keputusan masyarakat


11

dalam keputusan pembelian pada perumahan serta menjadi acuan bagi

peneliti – peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis

a) Bagi Peneliti

Sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana dan menambah pengetahuan

peneliti.

b) Bagi Perusahaan

Sebagai bahan perhatian kepada para pengusaha terutama di pelaku usaha

real estate agar menjadi pedoman dalam melakukan promosi periklanan.

c) Bagi masyarakat

Sebagai bahan dalam melakukan keputusan pembelian khususnya pada

pemilihan perumahan.

d) Bagi Universitas

Untuk menambah referensi dan literatur perbendaharaan pada

Perpustakaan yang dapat digunakan sebagai kajian untuk penelitian.


BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Definisi Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh

perilaku konsumen. Proses tersebut sebenarnya merupakan proses pemecahan

masalah dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Eter dan

Olson menyebutkan bahwa “inti dri pengambilan keputusan konsumen (cunsumer

decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih

salah satu di antaranya.” Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua

proses yang dilalui konsumen untuk mengenali masalah, mencari solusi,

mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan (Sangaji 2013:332).

Sebelum konsumen membeli dan mengkonsumsi sebuah produk, konsumen

terlebih dahulu perlu mengambil keputusan, kemudian keputusan yang telah

dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi yang nyata.

Pengambilan keputusan pembelian merupakan sebuah pendekatan masalah

pada kegiatan manusia membeli suatu produk guna memenuhi keinginan dan

kebutuhan (Walker 2017:123). Suatu keputusan dapat dibuat hanya jika ada

beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada, maka

tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan

membuat keputusan. Menurut Kotler dan Armstrong (2016:304), keputusan

pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai

12
13

alternatif yang ada, tertapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua

adalah faktor situasional. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak

selalu menghasilkan pembelian yang aktual.Pengambilan keputusan merupakan

suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang yang ditawarkan. Suatu keputusan (decision) melibatkan

pilihan diantara dua atau lebih altrenatif tindakan atau perilaku. Keputusan selalu

mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

Menurut Setiadi dalam bukunya yaitu Perilaku konsumen konsep dan

implikasi (2003:16) menyatakan bahwa : “pengambilan keputusan konsumen

ialah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu

diantaranya.” Proses psikologis ini berperan penting dalam memahami bagaimana

konsumen secara actual mengambil keputusan, para pemasar haruslah memahami

setiap sisi perilaku konsumen. Perusahaan yang cerdas akan mencoba memahami

sepenuhnya proses pengambilan keputusan konsumen, semua pengalaman mereka

dalam belajar, memilih, menggunakan bahkan dalam memposisikan produk.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian

merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam

pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan

dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih

dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan

keputusan merupakan perilaku yang harus dilakukan untuk dapat mencapai


14

sasaran, dan dengan demikian dapat memecahkan masalahnya, dengan kata lain

proses pemecahan suatu masalah yang diarahkan pada sasaran.

2.1.1.1 Indikator Keputusan Pembelian

Menurut (Kotler 2007 : 258 ), terdapat indikator dari proses keputusan pembelian,

yaitu :

1. Pengenalan masalah

Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli

menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang

diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri

pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan

lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah

menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang

telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu

jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.

2. Pencarian informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi

sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari

informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya

informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan

kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah

kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari

keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah

yang maksimal.
15

3. Evaluasi alternatif

Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh

gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya

serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami

cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap

tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli.

4. Keputusan pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri

dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi

alternatifalternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan

produk mana yang akan dibeli.

5. Perilaku pasca pembelian

Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan,

maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut

menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan.

Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya

maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung

untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang

atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen

menemukan informasi yang membenarkan pilihan 12 konsumen melalui

komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli

produknya
16

2.1.1.2. Faktor - faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Kotler dan Keller (2016:195) menjelaskan bahwa proses pengambilan

keputusan merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah yang meliputi

beberapa tahap yang dimulai dari jauh sebelum faktor pembelian .Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen yang berasal dari diri konsumen. Faktor internal meliputi motivasi.

motivasi didefinisikan sebagai suatu dorongan seseorang dalam usaha

pemenuhan keinginan atau kebutuhan yang diarahkan pada tujuan

memperoleh kepuasan. Motivasi setiap konsumen dalam melakukan suatu

pembelian berbeda-beda karena kebutuhan, keinginan, dan tujuan juga

berbeda satu dengan yang lainnya. Perkembangan dibanyak negara

berkembang menunjukan bahwa dalam proses distribusi pendapatan

keadaannya menjadi lebih tidak merata

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang

berasal dari luar diri konsumen. Faktor eksternal berasal dari usaha pemasaran

yang dilakukan oleh perusahaan dan informasi dari lingkungan konsumen.

Faktor eksternal meliputi produk, harga, pelayanan, lokasi, dan promosi.

c. Harga

Harga adalah jumlah yang ditagihkan dalam suatu produk atau jasa.

Pengertian harga jika dilihat dari sudut pandang konsumen adalah jumlah
17

uang yang harus dibayarkan konsumen untuk memperoleh suatu produk yang

sesuai dengan kualitasnya dan dapat mempengaruhi pilihan konsumen karena

harga mengindikasikan kualitas produk. Harga dapat menggambarkan kualitas

produk dan dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk

sehingga berpengaruh pada keputusan pembelian yang dilakukan konsumen.

Harga akan mempengaruhi emosional pembeli karena pembeli akan

mempertimbangkan produk tersebut mahal atau murah, merupakan kebutuhan

yang mendesak atau tidak mendesak, menimbulkan prestise atau tidak setelah

konsumen memiliki produk tersebut.

d. Produk

Kualitas dan peningkatan produk merupakan bagian penting dalam strategi

pemasaran. Apabila perusahaan hanya memfokuskan diri pada produk

perusahaan akan membuat perusahaan kurang memperhatikan faktor lainnya

dalam pemasaran. Faktor lain seperti pelayanan yang menyertai penjualan

produk, kegunaan, kemasan, kemudahan untuk mendapatkan produk adalah

faktor yang melekat pada produk dan biasanya diperhatikan konsumen untuk

dipertimbangkan sebelum membeli produk.

e. Lokasi

Lokasi merupakan faktor yang akan dipertimbangkan oleh konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian. Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan

pertimbangan yang cermat.


18

2.1.1.3. Tahap-tahap dalam proses Keputusan Pembelian

Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu

pengenalan masalah, pencairan informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses

pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian.

Setiap konsumen tentu melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang

mereka buat ( Simamora 2001 : 15-17 )

a. Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pada

tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk mengeathui kebutuhan atau

masalah apa yang muncul, apa yang menarik mereka, bagaimana hal menarik

itu membawa konsumen pada produk tertentu. Dengan mengumpulkan

informasi, pemasar dapat mengenali faktor-faktor yang paling sering memicu

minat akan produk dan mengembangkan program pemasaran yang

mencangkup faktor-faktor tersebut.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mencari atau tidak mencari

informasi yang lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu

berada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika

tidak, kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. Pencarian

informasi terdiri dari dua jenis, yaitu perhatian yang meningkat yang ditandai

dengan pencarian informasi sedang-sedang saja dan pencarian informasi

secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber
19

c. Evaluasi Alternatif

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat

keputusan akhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya

melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang

berbeda pada produk yang sesuai dengan kepentingannya. konsumen akan

mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap

memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan

produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Dan konsumen bersikap

ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu

d. Keputusan pembelian

Pada tahap proses pengambilan keputusan pembelian yaitu ketika konsumen

benar-benar membeli. Konsumen akan membeli merek yang paling disukai,

tetapi dua faktor yang muncul adalah niat untuk membeli dan keputusan untuk

membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor kedua adalah

faktor situasi yang tidak diharapkan, konsumen mungkin membentuk niat

membeli berdasarkan pada faktor-faktor seperti pendapatan yang diharapkan,

harga yang diharapkan, dan manfaat yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa

yang tidak diharapkan akan mengurangi niat pembeli.

e. Tingkah laku pasca pembelian

Tingkah laku pasca pembelian merupakan tahap proses keputusan pembelian

yaitu ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli

berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Harapan konsumen dan situasi

yang diterima dari produk merupakan hal yang menjadi pusat perhatian para
20

pemasar. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas.

Bila memenuhi harapan, konsumen merasa puas dan bila melebihi harapan

akan merasa sangat puas.

2.1.2. Definisi Harga

Penetapan harga dan persaingan harga merupakan masalah nomor satu

yang dihadapi oleh para eksekutif pemasaran (Kotler, 2016:64). Namun, banyak

perusahaan tidak mampu menangani penetapan harga dengan baik. Perilaku

konsumen dalam membeli rumah pasti membandingkan harga dengan perumahan

lain. Bagaimana fasilitas, lingkungan, lokasi, dan yang paling penting harganya.

Apalagi sekarang pengembang menawarkan berbagai macam tipe perumahan,

dengan berbagai macam fasilitas, dan hadiah.

Menurut Abdullah dan Tantri (2015:171) menjelaskan bahwa penetapan

harga merupakan suatu masalah ketika perusahaan harus menentukan harga untuk

pertama kali. Hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh

suatu produk baru, ketika ia memperkenalkan produk lamanya ke saluran

distribusi baru atau daerah geografis baru, dan ketika ia melakukan tender

memasuki suatu tawaran kontrak kerja yang baru.

Kotler (2016:108) mengatakan bahwa terdapat sembilan faktor yang

mempengaruhi kepekaan pembeli terhadap harga, yaitu:

a) Pengaruh keunikan, semakin unik sebuah produk, semakin berkuranglah

kepekaan pembeli terhadap harga.


21

b) Pengaruh kesadaran adanya pengganti, semakin rendah kesadaran pembeli

tentang adanya pengganti, semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap

harga.

c) Pengaruh sulitnya membandingkan, semakin sulit pembeli membandingkan

mutu produk-produk pengganti, semakin kuranglah kepekaan pembeli

terhadap harga.

d) Pengaruh jumlah total pengeluaran, semakin rendah jumlah total pengeluaran

untuk membeli sebuah produk dalam rasio terhadap penghasilan pembeli,

semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap harga.

e) Pengaruh manfaat akhir, semakin rendah pengeluaran dibandingkan dengan

biaya total produk akhir, semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap

harga.

f) Pengaruh biaya bersama, jika sebagian biaya untuk membeli sebuah produk

ditanggung oleh pihak lain, kepekaan pembeli terhadap harga berkurang.

g) Pengaruh investasi tergabung, kepekaan pembeli terhadap harga berkurang

bila produk tadi digunakan dalam hubungannya dengan aktiva yang telah

ditanamkan sebelumnya.

h) Pengaruh mutu harga, kepekaan pembeli terhadap harga berkurang jika

produk dianggap lebih bermutu, lebih bergengsi dan lebih eksklusif.

i) Pengaruh persediaan, kepekaan pembeli terhadap harga berkurang jika mereka

tidak dapat menyimpan produk tertentu.

Harga adalah satu kebijakan yang sangat penting bagi perusahaan, oleh karena

itu perusahaan harus mampu menetapkan harga dengan tepat agar berhasil
22

memasarkan produknya (Tjiptono 2015:151). Menurut Suharno dan Sutarso

(2014:178) bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk

memperoleh produk yang diinginkan. Dalam pengertian yang lebih luas, harga

adalah sejumlah pengorbanan yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk.

Berdasarkan dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa Harga berpengaruh

sangat penting dalam setiap kegiatan pemasaran, harga menjadi salah satu alat

yang diperlukan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa yang diinginkan.

2.1.2.1. Indikator Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2016: 314-316) menjelaskan bahwa ada

keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, dan harga sesuai

kemampuan atau daya saing harga. Di bawah ini penjelasan ukuran harga, yaitu:

1. Keterjangkauan harga.

Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan harganya juga

berbeda dari termurah sampai termahal. Dengan harga yang ditetapkan para

konsumen banyak yang membeli produk.

2. Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga.

Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya.

Dalam hal ini mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan

oleh konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang sering

memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat
23

adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung

beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat

Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan

lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya.

Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang

dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal

dan konsumen akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang.

2.1.2.2. Faktor – faktor Harga

Menurut Abdullah dan Tantri (2015:171) bahwa perusahaan harus

mempertimbangkan banyak faktor dalam menyusun kebijakan menetapkan harga:

1. Memilih sasaran harga

Jika suatu perusahaan telah memilih pasar sasaran dan penentuan posisi

pasarnya dengan tepat. Maka strategi bauran pemasarannya, termasuk harga,

akan lebih mudah. Pada saaat yang bersamaan, perusahaan harus membuat

sasaran tambahan. Sehingga semakin jelas sasaran perusahaan, semakin

mudah pula dalam menentukan harga.

2. Menentukan permintaan

Penentuan harga yang diterapkan oleh perusahaan akan mengakibatkan

tingkat permintaan yang berbeda, serta akan mempunyai pengaruh yang

berbeda terhadap sasaran pemasarannya. Skedul permintaan akan

menggambarkan jumlah unit yang akan dibeli oleh pasar pada periode tertentu

atas alternatif harga yang mungkin ditetapkan pada periode itu. Hubungan
24

permintaan dengan harga adalah sesuatu yang berlawanan, yaitu semakin

tinggi harga, maka semakin rendah minat dan sebaliknya.

3. Memperkirakan biaya

Harga Permintaan umumnya membatasi harga tertinggi yang dapat ditentukan

perusahaan untuk produknya dan perusahaan menetapkan biaya terendah.

4. Menganalisis penawaran dan harga para pesaing

Penetapan harga yang ditetapkan pesaing membantu perushaan dalam

menentukan harga yang akan ditetapkan. Perusahaan seharusnya mempelajari

harga dan mutu setiap pesaing. Sehingga ketika perusahaan mengetahui

penawaran produk dari pesaing, perusahaan akan menjadikannya sebagai titik

orientasi untuk menentukan harganya sendiri

5. Memilih suatu metode harga,

Ada beberapa metode penetapan harga: (1) penetapan harga murk up, yaitu

menambahkan penambahan yang standar biaya produksi. (2) penetapan harga

sasaran pengembalian, yaitu perusahaan menentukan harga yang akan

menghasilkan sasaran tingkat pengembalian atas investasinya. (3) penetapan

harga nilai yang akan diterima, yaitu menetapkan harga berdasarkan nilai

yang diterima dari produknya. (4) penetapan harga yang sedang berlaku, yaitu

menentukan harga berdasarkan harga para pesaing.

6. Memilih harga akhir

Dalam menentukan harga akhir, beberapa faktor harus dipertimbangkan: (1)

Harga psikologis, yaitu mempertimbangkan psikologi harga selain nilai

ekonominya. (2) Pengaruh elemen buaran pemasaran terhadap harga, yaitu


25

mempertimbangkan mutu merek dan iklan relatif terhadap persaingan. (3)

Kebijakan penetapan harga perusahaan, yaitu harga yang dikehendaki harus

konsisten dengan kebijakan penentuan harga perusahaan. (4) Pengaruh harga

terhadap pihak lain, yaitu mempertimbangkan reaksi pihak lain terhadap harga

yang dikehendaki.

2.1.3. Definisi Fasilitas

Menurut Kathy dan Payant (2014:24) bahwa pengembang/developer lebih

mementingkan keuntungan tetapi juga tidak mengurangi nilai suatu produk.

Sektor departemen swasta menempatkan penekanan besar fasilitas pada desain,

mungkin karena manajer mereka memahami bahwa mereka dapat meningkatkan

produktivitas melalui desain fasilitas yang lebih baik. Mungkin pembenaran

ekonomi untuk perubahan tersebut memiliki pengaruh yang lebih dalam

lingkungan yang dikendalikan oleh profitabilitas dari pada anggaran. Kepemilikan

sebuah rumah tidak bisa lepas dari fasilitas yang disediakan oleh pengembang.

Saat ini fasilitas merupakan salah satu faktor pertimbangan bila konsumen akan

melakukan transaksi dalam bidang perumahan.

Konsumen mempunyai anggapan atau pendapat bahwa fasilitas yang

tersedia di perumahan akan dapat memenuhi kebutuhannya dalam kehidupan

sehari-hari. Fasilitas yang diharapkan konsumen dalam bidang perumahan antara

lain fasilitas penerangan, air, akses jalan menuju kota, lingkungan yang memadai,

dekat dengan pusat belanja, serta keamanan yang di sediakan seperti adanya

CCTV dan juga security/keamanan perumahan. Bila hal ini bisa dipenuhi
26

konsumen akan lebih tertarik untuk mengadakan kepemilikan terhadap perumahan

tersebut.

2.1.3.1. Indikator Fasilitas

Menurut Tjiptono (2015: 318-319) fasilitas merupakan sumber daya fisik

yang harus ada sebelum suatu jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas

merupakan sesuatu yang penting dalam usaha jasa, oleh karena itu fasilitas yang

ada yaitu kondisi fasilitas, desain interior dan eksterior serta kebersihan harus

dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan

konsumen secara langsung. Dijelaskan bahwa indikator fasilitas ada enam, yaitu :

1. Pertimbangan / perencanaan spasial

Aspek-aspek proporsi, tekstur, warna dan lain-lain yang dipertimbangkan,

dikombinasi dan dikembangkan untuk memancing respon intelektual maupun

emosional dari pemakai atau orang melihatnya.

2. Perencanaan ruangan

Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur, seperti penempatan

perabotan dan perlengkapannya dalam ruangan, desain aliran sirkulasi, dan

lain-lain. Seperti penempatan ruang tunggu perlu diperhatikan selain daya

tampungnya, juga perlu diperhatikan penempatan perabotan atau perlengkapan

tambahannya.

3. Perlengkapan / perabotan

Perlengakapan / perabotan berfungsi sebagai sarana yang memberikan

kenyamanan, sebagai pajangan atau sebagai infrastruktur pendukung bagi

penggunaan barang para pelanggan.


27

4. Tata cahaya dan warna

Tata cahaya yang dimaksud adalah warna jenis pewarnaan ruangan dan

pengaturan pencahayaan sesuai sifat aktivitas yang dilakukan dalam ruangan

serta suasana yang diinginkan.

5. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis.

Aspek yang penting dan saling berkaitan dalam unsur ini adalah penampilan

visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan,

dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang dipergunakan

untuk maksud tertentu. Seperti foto, gambar berwarna, poster, petunjuk

peringatan atau papan informasi (yang ditempatkna pada lokasi/ tempat untuk

konsumen)

6. Unsur pendukung

Keberadaan fasilitas utama tidak akan lengkap tanpa adanya fasilitas

pendukung lainnya, seperti : tempat ibadah, toilet, tempat parkir, tempat lokasi

makan dan minum, mendengarkan musik atau menonton televisi, internet area

yang luas yag selalu diperhatikan tingkat keamanannya.

2.1.3.2. Faktor – Faktor Fasilitas

Menurut Nirwana (2014:47) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Fasilitas dalam suatu jasa diantaranya adalah :

1. Desain Fasilitas

2. Nilai Fungsi

3. Estetika

4. Kondisi yang mendukung


28

5. Peralatan penunjang.

Beberapa pendapat pada dasarnya memiliki pengertian yang sama dan

pada intinya yaitu Fasilitas yang diberikan kepada konsumen dapat

mempermudah dalam menggunakan sarana dan prasarana yang telah disediakan.

Fasilitas yang dimaksud dalam penelitian ini pada Mushola atau Masjid, PAUD,

taman bermain, PDAM, listrik, jalan cor dan fasilitas perumahan lainnya.

2.1.4 Definisi Lokasi

Lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan karena dapat

mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Lokasi juga

berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran. Lokasi yang strategis akan lebih

mengundang banyak pelanggan baru, ketimbang tempat yang sulit dijangkau oleh

pelanggan.

Menurut Fandy Tjiptono, (2014) Lokasi adalah gabungan antar lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi (berhubungan dimana lokasi yang strategis dan

bagaimana cara penyampaian jasa pada pelanggan). Lokasi berarti dimana

perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi.

Pemilihan lokasi merupakan nilai investasi yang paling mahal karena

lokasi bisa dikatakan menentukan ramai atau tidaknya pengunjung.Lokasi usaha

yang berada di pinggir jalan atau pada tempat yang strategis cukup menarik

pelanggan.Tujuan bagi penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan agar dapat

beroperasi dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.Saat

memilih lokasi, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang


29

mempengaruhi biaya, kecepatan waktu, kemudahan sarana yang diperlukan dan

sesuai dengan peraturan daerah.

Menurut Kotler & Amstrong (1999) mendefenisikan tempat/lokasi adalah

sebagai tempat pemasaran yang melibatkan aktivitas untuk menciptakan,

memelihara atau mengubah perilaku dan sikap terhadap tempat tertentu. Ada tiga

jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan).

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung.

Lokasi yang strategis seperti mudah di jangkau, kondisi jalan yang baik,

arus lalulintas tidak macet, berdekatan dengan fasilitas umum serta fasilitas di

area perusahaan memadai seperti tersedianya lokasi parkir, lingkungan aman,

bersih dan asri tentunya menjadi nilai penting yang dipertimbangkan konsumen

ketika ingin membeli produk atau jasa perusahaan pada saat ini maupun di masa

mendatang. Sebaliknya, ketika lokasi suatu perusahaan kurang strategis maka

proses penyampaian produk dan jasa perusahaan akan mengalami kendala karena

akan mengakibatkan efektivitas dan efisiensi konsumen tidak terpenuhi dengan

baik sehingga kemungkinan dapat memicu munculnya keengganan konsumen

membeli produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan.

2.1.4.1 Indikator Lokasi

Lokasi adalah suatu tempat usaha yang mana menghasilkan barang/jasa

atau tempat konsumen memilih barang/jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan
30

keinginan. Menurut Tjiptono (2015:15) menjelaskan bahwa indikator lokasi

adalah yaitu sebagai berikut :

1. Akses

Akses misalnya lokasi yang sering dilalui atau mudah dijangkau sarana

transportasi.

2. Visibilitas

Visibilitas yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari

jarak pandang normal.

3. Tempat parkir

Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda

dua maupun roda empat.

4. Lingkungan

Yaitu lingkungan sekitar yang mendukung produk/jasa yang ditawarkan.

Sebagai contoh, pesaing yang berdekatan.

5. Kompetisi (lokasi pesaing).

Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi yang perlu dipertimbangkan

apakah di jalan atau daerah yang sama terdapat pesaing lainnya.

2.1.4.2 Strategi Pemilihan Lokasi

Dalam menentukan lokasi usaha teknik analisis penentuan lokasi belum

ada yang dapat menentukan lokasi secara tepat. Pemilik usaha hendaknya memilih

dan menentukan lokasi usaha yang memiliki risiko paling minim, karena tidak

menutup kemungkinan pada masa yang akan datang akan terjadi masalahmasalah.
31

Kemungkinan muncul masalah antara lain pembuangan limbah, biaya

transportasi, peraturan tempat usaha, peraturan pajak.

Menurut Monks, dalam menentukan lokasi usaha yang baik salah satu

caranya adalah dengan mengikuti proses pemilihan sistematis, antara lain:

1. Mengenali objek lokasi usaha.

2. Mengidentifikasi kriteria pemilihan yang sesuai.

3. Mengumpulkan data lokasi yang akan dijadikan tempat usaha dan pilihan

lokasi lain.

4. Memilih lokasi yang memenuhi kriteria paling banyak.

2.1.4.3 Keuntungan Pemilihan Lokasi Yang Tepat

Menurut Kasmir keuntungan pemilihan lokasi yang tepat akan mampu

bersaing dengan perusahaan lain sehingganya sistem penjualan akan menjadi lebih

baik serta dapat menarik minat para konsumen.

Adapun keuntungan dalam pemilihan lokasi yang tepat adalah sebaia berikut:

1. Dapat lebih memuaskan konsumen dengan pelayanan yang diberikan.

2. Dapat lebih mudah dalam mendapatkan tenaga kerja yang sesuai.

3. Dapat lebih mudah untuk mendapatkan bahan baku produk maupun bahan

penolong secara terus menerus.

4. Dapat lebih mudah untuk memperluas lokasi usaha.

5. Pada masa yang akan datang akan memiliki nilai dan harga ekonomi yang

lebih tinggi.

2.1.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi


32

Menurut Hindrayani (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

lokasi usaha antara lain yaitu letak konsumen atau pasar, sumber bahan baku,

sumber tenaga kerja, air dan listrik, transportasi, lingkungan masyarakat dan sikap

yang muncul, peraturan pemerintah, pembuangan limbah industri, fasilitas pabrik

dan karyawan. Adapun penjelasan dari faktor-faktor pemilihan lokasi tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah

konsumen. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan konsumen

adalah adanya kemudahan untuk mengetahui perubahan selera konsumen,

mengurangi risiko kerusakan dalam pengangkutan, apabila barang yang

diproduksi tidak tahan lama, biaya angkut mahal, khususnya untuk produksi

jasa.

2. Sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah bahan

baku. Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang

dipakai mengalami penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah rusak

dan berubah kualitas, risiko kekurangan bahan baku tinggi.

3. Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yang

dibutuhkan unskill, dengan pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidup

sederhana, mobilitas tinggi sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik,

ataukah tenaga kerja skill, apabila perusahaan membutuhkan fasilitas yang

lebih baik, adanya pemikiran masa depan yang cerah, dibutuhkan keahlian,

dan kemudahan untuk mencari pekerjaan lain.


33

4. Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air

yang jernih alami, jernih tidak alami, atau sembarang air.

5. Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan kualitas hasil

operasi.

6. Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas tegangan yang

dibutuhkan.

7. Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan

jalan raya.

8. Lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan pabrik di

dekat tempat tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.

9. Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum yang

diatur undang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum, usia kerja

minimum, dan kondisi lingkungan kerja.

10. Pembuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem

pembuangan limbah dari usaha yang dijalankan untuk perlindungan terhadap

alam sekitar dan menjaga keseimbangan habitat.

11. Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part, mesin-mesin, untuk menekan biaya.

12. Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dan

kesehatan kerja

Memilih lokasi usaha yang tepat sangat menentukan keberhasilan dan

kegagalan usaha dimasa yang akan datang tujuan strategi lokasi adalah untuk

memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.


34

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan dasar bagi peneliti untuk meneliti lebih

lanjut mengenai judul ini. Berikut penelitian – penelitian tersebut :

Tabel 2.1
Penelitian Relevan

Peneliti Judul Jenis Penelitian dan teknik Hasil


Pengambilan sampel Penelitian
Muhammad pengaruh harga, Jenis penelitian adalah Hasil pengujian goodness of fit
Taufik kualitas produk, penelitian kuantitatif. Teknik menunjukkan harga, kualitas
Ranchman lokasi, dan pengambilan sampel dengan produk, lokasi, dan fasilitas
fasilitas
Ali, menggunakan teknik merupakan variabel penjelas dari
terhadap
Khuzaini keputusan accidental sampling dengan keputusan pembelian. Hasil
(2017) pembelian jumlah sampel sebanyak 98 pengujian hipotesis menunjukkan
rumah konsumen yang membeli bahwa variabel harga berpengaruh
Rumah Pada PT Bhummi signifikan terhadap keputusan
Kartika Griya Persada. pembelian, variabel kualitas
Persamaan regresi dalam produk berpengaruh signifikan
penelitian ini adalah regresi terhadap keputusan pembelian,
linier berganda yang variabel lokasi berpengaruh
digunakan untuk menguji signifikan terhadap keputusan
pengaruh variabel-variabel pembelian, variabel fasilitas
independen terhadap variabel berpengaruh signifikan terhadap
dependen keputusanpembelian. Variabel
yang berpengaruh dominan
terhadap keputusan pembelian
adalah harga

Deisita analisis strategi Jenis penelitian yang Hasil penelitian menunjukkan


Memah, promosi, harga, digunakan dalam adalah secara simultan variabel strategi
Altje asosiatif. Populasi penelitian promosi, harga, fasilitas dan lokasi
35

Tumbel, lokasi, dan sebanyak 351 pembeli rumah berpengaruh signifikan terhadap
Paulina Van fasilitas di Citraland selama 3 tahun keputusan pembelian rumah di
Rate (2015) terakhir dan Sampel sebanyak Citraland Manado. Secara parsial
terhadap
78 responden yang ditarik strategi promosi dan fasilitas tidak
keputusan melalui teknik Slovin berpengaruh signifikan serta harga
pembelian dan lokasi berpangaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
rumah di
rumah di Citraland Manado.
citraland Manajemen di Citraland sebaiknya
manado memperhatikan faktor Harga dan
Lokasi serta memberikan
kontribusi yang cukup besar
terhadap keputusan pembelian
rumah di Citraland Manado.
Sabina The influence Analisis preferensi tempat Para responden mengevaluasi
Źrobek, of tinggal konsumen berdasarkan kualitas lingkungan tempat tinggal
Maria environmental pengalaman pribadi mereka mereka dan mengidentifikasi
Torjanek factors on mendukung evaluasi atribut faktor lingkungan yang dapat
dan property individu yang lebih dapat memengaruhi kesehatan mereka.
Sokolnik buyers’choice diandalkan lokasi perumahan. Data diproses secara statistik
(2015) of residential penelitian ini mengulas untuk mengungkapkan bahwa
location in literatur yang ada pada subjek harga adalah faktor paling penting
Poland dan analisis data primer di belakang perumahan pilihan
dikumpulkan dengan metode lokasi. Faktor-faktor lain yang
web-interviewing web diidentifikasi oleh responden
berbantuan komputer termasuk rasa aman dan
(CAWI). Kuesioner yang lingkungan yang tenang. Nilai
dikembangkan oleh penulis pemandangan tinggi dianggap
diisi oleh 269 warga yang cukup penting Faktor, meskipun
terdiri dari tiga orang Wilayah signifikansi diakui oleh mayoritas
Polandia responden.
Grace “pengaruh Penelitian ini dalah kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan
Marleen bauran promosi, dan Metode Analisis yang bauran promosi berpengaruh
Wariki, persepsi harga digunakan adalah analisis positif dan signifikan terhadap
Lisbeth dan lokasi jalur. Populasi penelitian keputusan pembelian dan
Mananeke, terhadap berjumlah 218, sampel kepuasan konsumen. Persepsi
Hendra keputusan berjumlah 135 responden harga berpengaruh negatif
Tawas pembelian dan terhadap keputusan pembelian dan
(2015) kepuasan kepuasan konsumen. Lokasi
konsumen pada berpengaruh positif dan signifikan
36

perumahan terhadap keputusan pembelian dan


tamansari negatif terhadap kepuasan
metropolitan konsumen.Sebaiknya pihak
manado” manajemen memperhatikan dan
meningkatkan bauran promosi
perusahaan terhadap keputusan
pembelian untuk mempertahankan
kepuasan konsumen
Heni “pengaruh Tujuan dari penelitian ini Hasil analisis didapatkan nilai
Wijayanti, lokasi, harga, untuk mengetahui pengaruh Fhitung sebesar 29.784 sig pada
Christina kualitas produk, lokasi, harga, kualitas produk 0.000 yang menyatakan bahwa
Menuk Sri dan promosi dan promosi terhadap terdapat pengaruh antara lokasi,
Handayani terhadap keputusan pembelian rumah harga, kualitas produk dan
(2015) keputusan Surodinawan Grand Site di promosi terhadap keputusan
pembelian PT. Dwi Mulya Jaya pembelian. Sedangkan uji t
rumah Mojokerto. Populasi dalam menunjukkan bahwa variabel
surodinawan penelitian ini adalah 110 berpengaruh terhadap keputusan
grandsite pada orang konsumen, dengan pembelian dengan nilai thitung
pt.dwi mulya menggunakan random lokasi sebesar 2.095 tsig 0.0420,
jaya mojokerto” sampling sampel ditentukan thitung harga 3.104 tsig 0.003,
sebanyak 52 orang konsumen. thitung kualitas produk 2.505 tsig
Data dikumpulkan melalui 0.016 dan thitung promosi 2.501
kuesioner selanjutnya tsig 0.016. Untuk itu dapat
dianalisis dengan disimpulkan bahwa keputusan
menggunakan Regresi Linier pembelian dapat dipengaruhi oleh
Berganda variabel Lokasi (X1), Harga (X2),
Kualitas Produk (X3) dan Promosi
(X4) sebesar 71,7 persen,
sedangkan sisanya 28,3 persen
dipengaruhi oleh variabel lain
diluar variabel yang diteliti
2.3 Kerangka Pikir Penelitian

Keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan pembeli

yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana konsumen

mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merk tertentu

dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternative tersebut dapat


37

memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan

masalah. Peneliti menggunakan variabel keputusan pembelian ini karena studi

tentang keputusan pembelian masih layak untuk diteliti mengingat semakin

banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai pertimbangan

bagi masyarakat dalam melakukan keputusan pembelian. Selain itu juga harga

suatu produk menjadi salah satu hal penting yang dijadikan sebagai bahan pikir

konsumen dalam menentukan keputusan pembelian, harga yang di berikan

haruslah sesuai dengan produk yang diberikan. Jika harga tak sebanding dengan

kualitas maka konsumen tidak akan berminat. Dan salah satu peningkat kualitas

adalah fasilitas yang disediakan, dengan fasiitas yang diberikan sesuai ekspetasi

yang di sesuaikan oleh konsumen maka pertimbangan atas harga akan dipermudah

dalam menentukan sikap konsumen dalam keputusan pembelian. Dan salah satu

faktor yang menjadikan konsumen menentukan keputusan pembelian tentu

melihat lokasi suatu perusahaan apakan sesuai derngan harga, fasilitas yang

ditwarkan. (Kotler, Philip & Amstrong, 2011:157)

Dari uraian diatas diduga bahwa adanya Pengaruh Positif Harga, Fasilitas

dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Pada Perumahan Griya Dulomo Indah.

Maka kerangka pemikiran dari penelitian ini di gambarkan sebagai berikut:

HARGA
( X1 )
1. Keterjangkauan harga
2. Harga sesuai kemampuan atau daya saing
harga.
3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.
4. Kesesuaian harga dengan manfaat
Kotler dan Amstrong
(2016:314-316)
38

KEPUTUSAN PEMBELIAN
FASILITAS
(Y)
(X2)
1. Pertimbangan / perencanaan spasial
2. Perencanaan ruangan 1. Pengenalan Masalah
3. Perlengkapan / perabotan 2. Pencarian Informasi
4. Tata cahaya dan warna 3. Evaluasi Alternatif
5. Pesan-pesan yang disampaikan secara 4. Keputusan Pembelian
grafis 5. Perilaku Pasca
6. Unsur pendukung Pembelian
Tjiptono (2015: 318-319)
(Kotler 2007 : 258 )

LOKASI
(X3)
1. Akses
2. Visibilitas
3. Tempat parkir
4. Lingkungan
5. Kompetisi (lokasi pesaing)

Tjiptono (Tjiptono (2015:15)

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban yang brsifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

Sugiyono (2016:31). Berdasarkan uraian teori-teori diatas maka dapat

disimpulkan dugaan sementara sebagai hipotesis sebagai berikut :

H1 : Diduga terdapat pengaruh Harga (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

pada Perumahan Griya Dulomo Indah


39

H2 : Diduga terdapat pengaruh Fasilitas (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

pada Perumahan Griya Dulomo Indah

H3 : Diduga terdapat pengaruh Lokasi (X3) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

pada Perumahan Griya Dulomo Indah

H4 : Diduga terdapat pengaruh Harga (X1), Fasilitas (X2) Dan Lokasi (X3)

terhadap Keputusan Pembelian (Y) pada Perumahan Griya Dulomo Indah.


40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memilih lokasi di kelurahan Dulomo Utara

kecamatan kota Utara kota Gorontalo. Adapun yang menjadi bahan pertimbangan

peneliti sehingga mengambil lokasi penelitian ini dikarenakan waktu dan jarak

tempuh peneliti dengan lokasi sangat dekat serta di kelurahan tersebut merupakan

lokasi dari perumahan Griya Dulomo Indah

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Oktober 2023, kemudian

pada bulan November 2023 sampai awal bulan Desember 2023 bimbingan

proposal penelitian dan ahir bulan Desember 2023 pelaksanaan ujian proposal

penelitian. Setelah ujian proposal, peneliti melaksanakan revisi proposal,

bimbingan keusioner, dan bimbingan hasil penelitian dari bulan Januari 2023.

Pelaksanaan ujian hasil sampai tahap ujian skripsi direncanakan akan

dilaksanakan pada bulan Januari 2023.

3.2 Pendekatan Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif yaitu

penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk numerik/angka.

Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme dimana

digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data


41

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang

diteliti oleh peneliti.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

deskriptif analitik kuantitatif yang menguraikan sifat dan karakteristik

variabel-variabel yang akan diujikan. Selain itu, penelitian ini digunakan

untuk menggambarkan atau mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti dengan harapan dapat

diketahuinya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Dalam hal ini variabel yang akan diuji adalah variabel bebas pertama

harga (X1), variabel bebas kedua fasilitas (X2) dan Lokasi (X3) serta variabel

terikat keputusan pembelian (Y).

Variabel X1
(Harga)

Variabel X2 Variabel Y
(Fasilitas) (Keputusan Pembelian)

Variabel X3
(Lokasi)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

4.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Definisi operaional variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau

nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah di
42

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.

Dalam defenisi operasional variabel ada dua yang diteliti yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Dalam membuat penelitian ini perlu memberikan

gambaran dan batasan dari variabel yang menjadi pembahasan nanti. Setelah

variabel-variabel diklasifikasi dan diidentifikasikan maka variabel-variabel

tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Hal ini perlu karena defenisi

operasional variabel akan menunjukkan alat pengambilan data mana yang

cocok untuk digunakan. Penjelasan definisi operasional variabel untuk

masing-masing variabel dan indikator terdapat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala Jenis


Penelitian
Data
Harga (X1) 1.Keterjangkauan harga Ordinal Data
2.Harga sesuai kemampuan atau daya Primer dan
saing harga.
Data
3.Kesesuaian harga dengan kualitas
produk. Sekunder
4.Kesesuaian harga dengan manfaat
Fasilitas (X2) 1. Pertimbangan / perencanaan spasial Ordinal Data
2. Perencanaan ruangan
Primer dan
3. Perlengkapan / perabotan
4. Tata cahaya dan warna Data
5. Pesan-pesan yang disampaikan
Sekunder
secara grafis
6. Unsur pendukung
Lokasi (X3) 1. Akses Ordinal Data
2. Visibilitas Primer dan
3. Tempat parkir
4. Lingkungan Data
5. Kompetisi (lokasi pesaing) Sekunder
Keputusan 1. Pengenalan Masalah Ordinal Data
Pembelian 2. Pencarian Informasi Primer dan
(Y) 3. Evaluasi Alternatif
Data
43

4. Keputusan Pembelian Sekunder


5. Perilaku Pasca Pembelian
3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh

peneliti. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan dipelajari oleh

peneliti. Sugiyono (2017 : 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas, objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetatapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah Masyarakat yang tinggal di Perumahan Griya Dulomo Indah sebanyak 735

orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut Sugiyono (2017 : 81). Berdasarkan uraian tersebut, maka

peneliti menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah

populasi yakni 73 Orang. Penetapan sampel berdasarkan jumlah populasi karena

jumlah populasi lebih dari 100 Orang, maka di ambil jumlah 10 % dari total

jumlah populasi yakni 735 orang x 10 % = 73 Orang

Tabel 3.2 Daftar Penyebaran Anggota Sampel

No Blok Jumlah Blok Sampel 10%

1 Blok A 40 4

2 Blok B 112 11

3 Blok C 69 7
44

4 Blok D 134 13

5 Blok E 103 10

6 Blok F 185 19

7 Blok G 92 9

Jumlah 735 73

3.5 Teknik pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sehubungan dengan

penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.5.1 Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik yang sangat lazim dalam sebuah

penelitian. Menurut Sugiyono (2018 : 229) observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

teknik lain. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan

langsung di lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

3.5.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono (2011, 199). Angket ini berupa

angket tertutup, yaitu artinya jawaban angket telah dijawab oleh peneliti,

selanjutnya responden tinggal memilih atau menjawab pilihan jawaban yang

sesuai dengan pribadinya. Angket yang digunakan di desain berdasarkan


45

model Likert yang berisi sejumlah pertanyaan yang menyatakan objek yang

hendak di ungkap.

Dalam skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator veriabel. Untuk mengukur variabel digunakan Skala Likert sebanyak

lima tingkat sebagai berikut :

Tabel 3.3 Pengukuran Skala Likert

No Kategori Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Cukup Setuju (CS) 3

4 Kurang Setuju (KS) 2

5 Tidak Setuju (TS) 1

3.5.3 Wawancara

Wawancara menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Sugiono (2018:140) mengatakan bahwa

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh

dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara terstruktur dan mendalam peneliti

mengajukan beberapa pertanyaan terkait pengaruh harga dan fasilitas terhadap

keputusan pembelian pada perumahan Griya Dulomo Indah.


46

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yamg ingin diukur. Akdon (2008:143) menegaskan

“validitas diartikan lebih luas yaitu mengukur apa yang hendak diukur

(ketepatan).

NΣxy−( Σx ) ( Σy )
г xy = (Sugiyono, 2015:255)
√{ NΣ x 2−¿ ¿ ¿
Keterangan

г xy : koefisien korelasi antara skor item dan skor total tiap item

Σx : jumlah skor tiap-tiap item

Σy : jumlah skor total item

N : jumlah responden uji coba angket


2
Σx : jumlah kuadrat skor tiap-tiap item

2
Σy : jumlah kuadrat skor total tiap responden

Σxy : jumlah perkalian skor tiap item dan skor total tiap-tiap responden

N : Jumlah responden

Suatu sistem dikatakan valid apabila mempunyai indeks diskriminasi yang

tinggi, yaitu apabila nila r hitungan atau lebih besar dari r tabel maka data

dinyatakan valid (rxy > r tab). Sebaliknya jika r hitungan lebih kecil atau sama

dari r tabel maka item tidak dapat dipakai/tidak valid (rxy < r tab). Item yang tidak
47

valid dibuang sehingga yang digunakan untuk penelitian hanya item yang valid,

kecuali salah satu indikator tidak ada item yang mewakili karena tidak valid

semua, maka item perlu diperbaiki.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena istrumen

tersebut sudah baik (arikunto, 2016: 178). Pada penelitian ini pengujian uji

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode alpha yaitu dengan

menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Untuk mencari

reliabilitas digunakan rumus alpa:

г 11 =
[ K
K−1 ][ Σ Qi
Qi2
2

] (Arikunto, 2013: 239)

Keterangan:

г 11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σ Qi 2 = jumlah varians butir

Qi 2 = varians total

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistika yang harus dipenuhi pada

analisis regresi berganda. Setidaknya ada empat uji asumsi klasik yaitu uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedasrisitas. Uji

asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang tidak biasa

dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang
48

berarti model regresi tidak mengandung masalah. Tidak ada ketentuan yang pasti

tentang urutan uji yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

residual mempunyai distribusi normal. Untuk melakukan uji normalitas dapat

dilakukan dua cara yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Untuk

menghindari adanya kesalahan presepsi dari hasil membaca grafik perlu

menambahkan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smimovdengan

ketentuan:

Jika nilai sig. > 0.05 maka residual berdistribusi normal.

Jika nilai sig. < 0.05 maka residual tidak berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah korelasi antar variabel independen yang terdapat

dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna (koefisien

korelasinya tinggi atau bahkan satu). Untuk mengetahui keberadaan ada

tidaknya multikolinearitas didalam regresi dapat dilihat dari : (1) Nilai

tolerance dan lawannya (2) Variance inflantion factor (VIF < 10 atau 1-10),

maka tidak terjadi multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi multikolinieritas. Untuk mengetahui ada tidaknya muitikolinieritas,

maka digunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF kurang

dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.


49

3.6.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi pada dasarnya merupakan studi mengenai ketergantungan

variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas dengan tujuan untuk

memprediksi variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas. Digunakannya

regresi linier berganda karena data dalam penelitian ini merupakan gabungan dari

data time series dancross section. Analisis regresi berganda digunakan oleh

penulis, bila penulis bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)

variabel terikat, apabila dua atau lebih variabel bebas sebagai faktor prediksi

dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan

dilakukan bila jumiah variabel independennya minimal 2. Adapun bentuk

persamaan dari regresi linier berganda adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ε

Y : Keputusan Pembelian

a : Konstanta

X1 : Harga

X2 : Fasilitas

b1 : Koefisien Regresi Harga

b2 : Koefisien Regresi fasilitas

ε : Tingkat kesalahan (margin of error)


50

3.6.5 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel bebas yaitu Harga, Fasilitas

dan Lokasi terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian secara parsial

maupun simultan.

1. Uji T (T-parsial)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh Variabel bebas secara parsial

terhadap Variabel terikat. Pengujian ini dilaksanakan dengan uji t pada tingkat

kepercayaan 95% dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Dengan menggunakan tingkat nilai probabilitas signifikansi:

1) Jika nilai signifikansi> 0,05 maka H 0 diterima atau H a ditolak

2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak atau H a diterima

b. Dengan membandingkan t hitungdan t tabel:

1) Jika nilai t hitung>t tabel Maka H 0 ditolak atau H a diterima

2) Jika nilai t hitung<t tabel Maka H 0 diterima atau H a ditolak

2. Uji F (F-simultan)

Tujuan dari uji F ini adalah menguji pengaruh Variabel bebas secara

bersama-sama terhadap Variabel terikat. Pengujian ini dilaksanakan pada tingkat

kepercayaan 95% dengan pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan tingkat nilai probabilitas signifikansi:

1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima atau H a ditolak

2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak atau H a diterima

b. Dengan membandingkan F hitungdan F tabel:


51

1) Jika nilai F hitung> F tabel maka H 0 ditolak atau H a diterima

2) Jika nilai F hitung< F tabel Maka H 0 diterima atau H a ditolak

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. H 0 : β 1, β 2= 0, artinya variable Harga (X1), Fasilitas (X2) dan Lokasi (X3)

tidak berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian (Y)

b. H 0 : β 1, β 2 ≠ 0, artinya variabel Harga (X1), Fasilitas (X2) dan Lokasi (X3)

berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian (Y)

3.6.6 Analisis Koefisiensi Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat apakah ada pengaruh

antara Variabel bebas dengan Variabel terikat yaitu dengan mengkuadratkan

koefisien yang ditemukan. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 (0%)< R2<

1 (100%). Nilai R2yang kecil berarti kemampuan Variabel-variabel bebas dalam

menerangkan Variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang sudah mendekati satu

(100%) berarti Variabel indenpenden memberikan Variabel semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi Variabel terikat.

4.7. Hipotesis Statistika

Adapun hipotesis statistika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 H01 : ßy1 ≤ 0 : Artinya variabel Harga (X1) tidak berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian (Y)

Ha1 : ßy1 ¿0 : Artinya variabel Harga (X1) berpengaruh positif

terhadap Keputusan Pembelian (Y)

2 H02 : ßy2 ≤ 0 : Artinya variabel Fasilitas (X2) tidak berpengaruh


52

terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Ha2 : ßy2 ¿ 0 : Artinya variabel Fasilitas (X2) berpengaruh positif

terhadap Keputusan Pembelian (Y)

3 H03 : ßy3 ≤ 0 : Artinya variabel Lokasi (X3) tidak berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian (Y)

Ha3 : ßy3 ¿ 0 : Artinya variabel Lokasi (X3) berpengaruh positif

terhadap Keputusan Pembelian (Y)

4 H0:ß1,ß2,ß3¿0 : artinya variabel Harga (X1), Fasilitas (X2) dan Lokasi

(X3) secara simultan tidak berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian (Y)

5 Ha : ß1,ß2,ß3≠ 0 : artinya variabel Harga (X1), Fasilitas (X2) dan Lokasi

(X3) secara simultan berpengaruh positif terhadap

Keputusan Pembelian (Y)

Anda mungkin juga menyukai