Dari hasil baca-baca saya, setidaknya ada lima karakteristik pemimpin yang
baik yang harus ada dalam diri seorang Change Agent. Yang pertama, visi
yang jernih. Sebagai pemimpin, seseorang harus memiliki target yang jelas
sehingga program kerja dapat disusun dengan baik dan dengan tahapan yang
berkesinambungan karena arah yang dituju jelas. Pemimpin yang baik harus
bisa menjelaskan ide dan konsep yang ada dalam pemikirannya secara jernih
kepada orang lain dan terutama kepada anggota tim kerjanya. Saya pikir Albert
Einsten benar, “If you can’t explain it simply, you don’t understand it well
enough”. Yang kedua, memiliki kegigihan untuk mencapai target. Yang
ketiga, bersikap kritis dan analitis. Dengan kata lain, pemimpin yang baik
harus selalu bernalar dan menggunakan akal sehatnya. Tidak ada hal yang
ditelan bulat-bulat tanpa mengerti substansinya. Yang keempat, sarat akan
pengetahuan dan memimpin dengan memberikan contoh, bukan hanya dengan
instruksi. Yang kelima, membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang
sekitarnya dengan membangun kepercayaan. Dengan kata lain, pemimpin yang
baik harus memiliki integritas agar dapat dipercaya.
Generasi milenial harus bisa bertindak sebagai change agent dan memutus
lingkaran setan tersebut. Pemuda harus tetap optimis dan tidak berhenti
melakukan langkah-langkah perbaikan, termasuk dalam sektor politik. Pemuda
harus mau peduli dengan kualitas politik negaranya dan berani terjun ke
dalamnya. Karena perbaikan politik hanya akan terjadi pada saat orang-orang
baik, profesional dan berintegritas masuk ke dalam politik.
Tidak dapat disangkal bahwa politik sudah terlalu lama disalahgunakan oleh
orang-orang opportunist demi jabatan, kekuasaan dan uang semata. Tapi
sesungguhnya ada dimensi lain dari politik, yaitu suatu alat dahsyat yang dapat
memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Apabila kita berpolitik dengan baik dan
benar, maka kita dapat menjadikan dunia ini menjadi lebih baik. Seperti yang
dikatakan Mahatma Gandi, “Be the change you wish to see in the world “.
Jangan mengandalkan orang lain untuk melakukan perbaikan, tapi kita harus
mau turun tangan untuk melakukan perbaikan yang kita inginkan.
Generasi milenial adalah generasi yang sangat mahir dalam teknologi. Dengan
kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi ini memiliki
banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan dibanding generasi
sebelumnya. Namun sayangnya, dari beberapa statistik yang saya baca,
dikatakan bahwa generasi milenial cenderung lebih tidak peduli terhadap
keadaan sosial, termasuk politik dan ekonomi. Mereka cenderung lebih fokus
kepada pola hidup kebebasan dan hedonisme. Mereka cenderung mengingkan
hal yang instant dan tidak menghargai proses.
Di era ini segala sesuatu bergerak dengan cepat, dunia menjadi tanpa batas,
informasi dapat diperoleh dimana saja dan dari siapa saja. Generasi masa kini
harus berusaha dan mampu menjadi bijak terutama dalam penggunaan media
sosial. Media sosial ini mirip dengan politik, tergantung bagaimana kita
menggunakannya. Kita bisa berguna dan bertambah pintar apabila
menggunakan media sosial dengan benar, tapi kita juga bisa menjadi penyebar
hoax dan menjadi bodoh apabila kita menggunakan media sosial dengan tidak
benar.