Anda di halaman 1dari 2

1.

Globalisasi tidak sepenuhnya buruk karena dengan adanya globalisasi komunikasi dan
interaksi antar negara menjadi lebih mudah, namun globalisasi juga dapat membawa
dampak negatif. Maka dari itu penting sekali untuk memperluas wawasan dan
menyaring dengan baik informasi-informasi yang didapatkan. Westernisasi adalah salah
satu contoh dampak globalisasi, fenomena ini merupakan perkenalan budaya barat ke
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dampak buruk dari westernisasi adalah adanya
glorifikasi terhadap bangsa lain, contohnya beberapa oknum yang menganggap orang
dari bangsa atau etnis lain lebih “beradab” karena negaranya maju. Hal ini
menghilangkan jiwa nasionalisme. Contoh nyata yang sering saya jumpai adalah
standar kecantikan yang mengikuti standar barat. Kulit putih, hidung mancung; bahkan
tak sedikit produk asal Indonesia seperti Scarlett Whitening yang menjual produk
“pemutih” kulit dengan menggunakan Brand Ambassador asal Korea Selatan, padahal
negara kami memiliki banyak perempuan-perempuan cantik dengan kulit sawo matang
yang tak kalah sehat dan cerah juga penampilannya. Hal ini seolah mengadvertasikan
bahwa standar kecantikan Korea Selatan adalah definisi cantik sebetulnya. Tindakan
yang saya lakukan secara pribadi adalah tidak termakan oleh produk-produk yang
mengiklankan standar kecantikan barat dan mendukung produk lokal lain yang membuat
produk kecantikan yang menyesuaikan dengan kulit dan fitur wajah lokal Indonesia,
menggunakan produk dari brand kecantikan yang mendukung dan mengapresiasi
kecantikan lokal bukan produk dari brand yang menjual standar-standar kecantikan yang
merubah identitas.

2. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Menurut saya prinsip ini benar karena
pemerintah juga membutuhkan mendengarkan saran dan aspirasi rakyat untuk dapat
berkembang dan menyesuaikan untuk membuat pemerintahan yang lebih baik lagi,
karena pada dasarnya pemerintahan itu sendiri dibentuk untuk menunjang kualitas
hidup para rakyat. Jika suatu pemerintahan bersifat opresif, bisa dibilang tidak
menghargai HAM rakyat. Rakyat juga akan mencari cara untuk mendapatkan
kebebasan HAM mereka dan hal ini menimbulkan adanya pemberontak di antara rakyat.
Pemerintah harusnya disegani bukan ditakuti.

3. Diskriminasi ini tentu tidak boleh dibenarkan. Namun bagaimana caranya ada
perubahan jika pemerintah tidak bersikap tegas menanggapi masalah ini? Masalah ini
sudah terjadi dari lama karena pemerintah dari dulu tidak menanggapi dengan tegas
masalah ini, adanya hukum-hukum yang abu-abu mempersulit bagi kaum minoritas yang
tertindas untuk mengklaim hak mereka. Mungkin sudah saatnya terjadi perubahan
dalam pemerintahan dengan membuka jalan bagi generasi muda dengan pemikiran
kritis untuk bergabung dalam pemerintahan. Menjelang periode pemilihan umum para
calon pemimpin berbondong-bondong berusaha memenangkan simpati generasi muda
melalui berbagai platform medsos karena generasi muda memegang lebih dari 60%
suara pemilihan, namun ironisnya yang menduduki dan terlibat pemerintahan saat ini
rata-rata sudah berumur 50 tahun +. Sudah saatnya terjadi perubahan dalam
mempertegas hukum dan upaya melindungi kaum minoritas.

4. Korupsi di dalam sistem pemerintahan negara sulit untuk dihapus karena adanya
nepotisme yang sudah busuk hingga akar. Korupsi dan nepotisme yang dilakukan oleh
suatu pemerintah untuk keuntungan pribadi dan keluarganya sendiri puluhan tahun lalu
masih berdampak hingga kini, bahkan kini anak-cucunya sudah mulai kembali dalam
dunia politik dan membuat partai. Sudah saatnya membuka kebenaran kepada
masyarakat agar masyarakat dapat menilai, serta menghapus dan mengusut
koruptor-koruptor yang ada hingga akarnya. Korupsi dan nepotisme dimulai dari hal
kecil, hal sesepele negoisasi atau menyuap saat ditilang polisi harus ditanggapi dengan
serius dan tanpa toleransi.

Anda mungkin juga menyukai