Anda di halaman 1dari 7

128 Pemilu dan Partai Politik di Indonesia

untuk mengabdikan seluruh jiwa-raganya untuk kemajuan bangsanya. Tidak hanya itu mereka juga
seringkali dijadikan role model sebagai politisi yang bersih dan berwibawa hingga saat ini. Mengapa
demikian ‘karena mereka semua mempunyai idealisme untuk membangun manusia dan masyakarat
Indonesia baru' kata Alfian205

• Empat Kriteria

a. Memiliki komitmen

Kriteria dari politisi bersih adalah politisi yang memiliki pertama komitmen. Secara harfiah komitmen
bisa diartikan janji. Dalam bahasa politik komitmen bisa diartikan sebagai janji politik yang harus
ditunaikan oleh politisi manakala sudah terpilih menjadi pejabat publik, baik anggota legislatif, kepala
daerah, maupun kepala negara. Dengan demikian, maka komitmen politik bisa ditafsirkan bersatunya
kata dengan perbuatan.

Pertama, politisi yang bersih sejatinya memiliki tanggungjawab. Tanggungjawab seorang politisi
ditujukan dari kemampuannya berpikir global tetapi cara bertindaknya sangat lokalistik. Cara berpikir
lokalistik diharapkan bisa menyerap keinginan dan kebutuhan masyarakat yang diwakilinya. Tidak hanya
itu, seorang politisi yang mempunyai kekuasaan seharus memiliki tanggungjawab politik. Pemahaman ini
senada dengan analisis Geoff Mulgan yang mengatakan, seorang politisi yang mempunyai kekuasaan
bisa tetap tegak atau jatuh sesuai dengan apa yang mereka lakukan dengan kekuasaan itu 206

Kedua, jejak langkah para politisi seharus inspiratif, dan memiliki dampak riil terhadap perubahan.
Mereka adalah politisi yang turun tangan terlibat dalam masalah aktual sehingga gerakan punya
pengaruh yang kuat. Karena kata-kata dan gerekannya inspiratif mereka menjadi terkenal dan banyak
dijadikan role model. Sebagai ilustrasi kesuksesan para pemimpin lokal dalam membuat terobosan
ataupun inovasi daerah layak diapresiasi dan dijadikan panutan. Mereka adalah pemimpin yang bekerja
dengan hati, dan berjuang untuk mengangkat taraf hidup masyarakatnya.

Ketiga, politisi bersih akan mengatakan bahwa mereka berpolitik karena penggilan pengabdian dan
kepedualian terhadap persoalan bangsa dan masyarakat. Karena itu, wajar jika masyarakat berharap di
pimpin orang/politisi yang mampu menjadi role model, mempunyai reputasi yang kuat, berwawasan
207 dan visioner

Keempat, politisi harus memiliki pandangan ke depan dengan mengedepankan kepentingan masyarakat
ketimbang pribadi, golongan dan partainya. Kita tidak ingin melihat apalagi dipimpin politisi rambun
ayam. Yakni mereka yang hanya melihat kepentingan jangka pendek (untuk diri dan golongannya)
seraya mengabaikan kepentingan masyarakat.

b. Memiliki integritas

Kriteria kedua dari politisi bersih adalah integirtas. Secara sederhana integritas dimaknai sebagai
kesetiaan kepada yang benar. Karena itu politisi yang memiliki integritas pasti orang yang jujur dan
menyukai keadilan. Politisi yang memiliki integiritas hanya akan berfikir bahwa dirinya itu menyalani
siapa saja yang dipimpinnya. Tidak hanya itu, politisi yang berintegitas akan lebih menyukai proses yang
benar untuk menghasilkan sesuatu yang benar

Kata kunci dari integirtas adalah 'kejujuran', 'pengabdian', dan 'menghargai proses'. Tiga kata ini melekat
pada sosok politisi bersih. Untuk memastikan nilai-nilai integitas ini bisa dilihat pada indikator berikut.
Pertama, figur politisi bersih sudah pasti mempunyai track record (rekam jejak) yang politif sebagai
pemimpin publik dan politik. Rekam jejak sangat diperlukan dalam memastikan gerak langkah sang
politisi yang bernilai 130 Pemilu dan Partai Politik di Indonesia

positif. Sebagai ilustrasi figur Jokowi memiliki rekam jejak yang sangat menghargai proses, jujur dan
mengabdikan dirinya kepada masyarakat Solo maupun Jakarta.

Kedua, sosok politisi yang memampu menghadirkan kembali kepercayaan publik dan kebanggaan
kepada bangsa dan negara. Pemimpin yang memiliki integiritas sudah otomatis mendapatkan
kepercayaan publik. Kepercayaan dan kebanggaan akan hadir manakala politisi mampu memperlihatkan
kinerja yang baik, memberikan pelayanan kepada warganya, membuat terobosan baru, dan berpihak
pada kelompok marginal.

Ketiga, politisi bersih pasti mendapat legitimasi. Legitimasi sangat diperlukan bagi politisi atau pejabat
publik. Dikatakan demikian karena legitimasi selalu berhubungan dengan pengakuan masyarakat
terhadap dirinya. Sebagai ilustrasi sosok Jusuf Kalla memiliki legitimasi yang kuat baik dikalangan politisi,
pengusaha, ormas, maupun lembaga internasional. Pengakuan ini hadir sebagai bentuk dari proses kerja
keras sebelumnya.

C. Tidak terlibat dalam KKN

Politisi bersih adalah yang tidak pernah melakukan korupsi, kolusi (penyelewengan kekuasaan) dan
'nepotisme. Untuk memastikan para politisi tidak melakukan praktek KKN sangat dimungkinkan dengan
mengacu pada regulasi 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN.
Artinya seorang politisi sejatinya bebas dari praktik KKN. Menjunjung tinggi anti KKN dalam pengisian
jabatan publik sangat diperlukan dalam pengelolaan institusi politik maupun pemerintahan.

Untuk melembagakan semangat politisi anti KKN bisa dilihat dari tiga kriteria. Pertama, seorang politisi
berjanji untuk tidak melakukan praktek KKN. Ikrar ini merupakan bentuk komitmen politik yang harus
ditunaikan secara pasti. Kedua, seorang politisi yang bersih akan melaporkan kepada pihak berwajib
atau bewenang apabila mengetahui ada indikasi KKN.

Ketiga, politisi yang baik akan berjanji melaksanakan tugas secara bersih, transparan, dan profesional²¹

Tiga kriteria anti KKN ini bisa dibaca sebagai fatsun politik yang berisikan tanggungjawab moral seorang
politisi. Politisi yang bersih mempunyai tanggungjawab untuk mempraktikkan tiga hal ini. Bisa perlu
melakukan kampanye melalui media massa dengan slogan: kata tidak untuk KKN.Dengan slogan ini
diharapkan politisi maupun pejabat publik bisa menjadi teladan bagi warganya.

d. Tidak terlibat dalam Pelanggaran HAM

Kriterian keempat bagi politisi yang bersih adalah tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Memastikan bahwa politisi tidak pernah terlibat dalam pelanggaran HAM menjadi salah satu
pertimbangan yang krusial, mengingat sebagian besar politisi ataupun pejabat publik sangat rawan
untuk terlibat atau menjadi bagian dari aktor yang melanggar HAM. Implikasi dari cara berpikir ini
membuat peneliti senior ICW, Luky Djani membuat tiga kriteria politisi bersih yang tidak melanggar
HAM.

Pertama, politisi bersih pasti tidak pernah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kedua, tidak
pernah melakukan penganiayaan dan penculikan terhadap kelompok oposisi yang berseberangan
dengan pihak pemerintahan. Memberikan ruang terhadap kelompok masyarakat ataupun partai opisisi
dalam mengkritisi kebijakan pemerintahan merupakan bentuk pengimplemntasian gagasan demokrasi.
Ketiga, politisi bersih yang tidak pernah melakukan penindasan terhadap hak sosial dan politik kelompok
masyarakat

Penghormatan terhadap hak sosial dan hak politik masyarakat perlu dijamin dan dilindungi karena
merupakan bagian dari HAM. Karena itu, menjunjung tinggi hak sosial dan politik masyarakat sangat
dianjurkan. Bila perlu, hak sosial dan politik tersebut mendapat perlindungan dari kemungkinan
penyalahgunaan kekuasaan dari pemerintaha. Karena itu, mejadi tugas politisi maupun pejabat
pemerintah untuk memberikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak sosial dan politik secara
universal.

Strategi GerakanDua Wajah Politisi Kita | 133

diharapkan bisa membangun citra lembaga politisi yang sehat. Hanya dengan politisi yang bersih
lembaga parlemen maupun eksekutif bisa terdongkrat nilainya di mata masyarakat. Bila demikian
argumentasinya, maka tidak salah apabila GNJPPB maupun Ganti Polbus akan menjadi instrumen
kontrol bagi masyarakat untuk menyampaikan keberatan kepada caleg maupun partai politik
pengusung.

Pilihan untuk menjadi lembaga kontrol partai politik mengharuskan pelembagaan organisasi secara
parmanen. Dengan demikian, gerakan anti-politisi busuk akan semakin massif gerakkannya dalam
peta politik di Indonesia. Setidaknya ada tiga alasan yang menjadi pijakan mengapa pelembagaan
gerakan diperlukan. Pertama, bahwa kita berupaya memberikan perssure kepada partai politik agar
proses seleksi kendidat di lingkungan internal partai politik memperhatikan prinsip demokrasi. Kedua,
kita berupaya untuk memberikan informasi yang lebih jelas mengani latar belakang caleg yang kini
akan dikompetisikan kepada masyarakat pemilih agar tingkat kesalahan dalam. menentukan pilihan
politiknya bisa diminimalisir. Dengan kecukupan informasi itu, kita berharap pemilih akan
menjadikannya sebagai bahan rujukan. Ketiga, kita hendak meningkatkan tingkat pendidikan politik
masyarakat agar tidak terjebak atau terbelenggu dengan relasi emosional-subjektif dengan partai
atau elit politik sehingga mudah diombangambingkan213

b. Melembagakan Pakta Integritas


Strategi kedua yang bisa memaksa partai politik untuk menghasil politisi bersih melalui kebijakan
internal. Kebijakan internal yang dimaksud adalah penandatangan Pakta integritas caleg, pengurus
partai politik maupun politisi yang duduk di lembaga pemerintahan. Secara sederhana pakta
integritas adalah instrumen pencegahan tindak kejahatan publik, mengikat individu atau institusi
untuk berintegritas.Tujuan substansial dari lahirnya konsep pakta integritas adalah untuk
meningkatkan kepercayaan ›

Ada dua bentuk strategi gerakan yang bisa dilakukan dalam mendapatkan politisi bersih. Pertama,
membangun gerakan dari luar partai politik melalui kolaborasi antar lembaga NGO, PT, dan Ormas.
Kedua, gerakan politik dari internal partai politik yang menginginkan kadernya bersih. Gerakan internal
bentuk kongkritnya adalah melalui pakta integritas. Kedua gerakan ini memberikan sumbangsih dalam
mendorong lahirnya politisi bersih bangsa ini.

a. Memperkuat kontrol masyarakat

Untuk mendapatkan politisi yang bersih tentu bukanlah pekerjaan mudah. Karena itu membangun
jaringan lintas NGO, PT, dan Ormas diperlukan dalam rangka memperkuat kekuatan dan mensolidkan
isu perjuangan yang dipopulerkan GNJPPB maupun Ganti Polbus. Mekanisme yang bisa dilakukan oleh
GNJPPB maupun Ganti Polbus adalah dengan mengontrol pola rekrutmen. politik yang dilakukan partai
politik. Kontrol sangat diperlukarı agar pola rekrutmen yang dilakukan partai politik bisa transparan dan
demokratis.

Menjunjung nilai transparansi dan demokratis dalam mekanisme rekrutmen berpotensi untuk
menghasilkan politisi yang baik. Dengan mengedepankan nilai transparansi dan demokratis dalam
rekrutmen akan membangun kepercayaan rakyat bahwa kader yang maju memiliki kompetensi dan
memiliki jejak rekam yang baik selama ini. Dengan demikian, caleg terpilih sudah tentu memiliki kualitas
dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat pemilih.

diharapkan bisa membangun citra lembaga politisi yang sehat. Hanya dengan politisi yang bersih
lembaga parlemen maupun eksekutif bisa terdongkrat nilainya di mata masyarakat. Bila demikian
argumentasinya, maka tidak salah apabila GNJPPB maupun Ganti Polbus akan menjadi instrumen
kontrol bagi masyarakat untuk menyampaikan keberatan kepada caleg maupun partai politik
pengusung.
Pilihan untuk menjadi lembaga kontrol partai politik mengharuskan pelembagaan organisasi secara
parmanen. Dengan demikian, gerakan anti-politisi busuk akan semakin massif gerakkannya dalam peta
politik di Indonesia. Setidaknya ada tiga alasan yang menjadi pijakan mengapa pelembagaan gerakan
diperlukan. Pertama, bahwa kita berupaya memberikan perssure kepada partai politik agar proses
seleksi kendidat di lingkungan internal partai politik memperhatikan prinsip demokrasi. Kedua, kita
berupaya untuk memberikan informasi yang lebih jelas mengani latar belakang caleg yang kini akan
dikompetisikan kepada masyarakat pemilih agar tingkat kesalahan dalam. menentukan pilihan politiknya
bisa diminimalisir. Dengan kecukupan informasi itu, kita berharap pemilih akan menjadikannya sebagai
bahan rujukan. Ketiga, kita hendak meningkatkan tingkat pendidikan politik masyarakat agar tidak
terjebak atau terbelenggu dengan relasi emosional-subjektif dengan partai atau elit politik sehingga
mudah diombangambingkan213

b. Melembagakan Pakta Integritas

Strategi kedua yang bisa memaksa partai politik untuk menghasil politisi bersih melalui kebijakan
internal. Kebijakan internal yang dimaksud adalah penandatangan Pakta integritas caleg, pengurus
partai politik maupun politisi yang duduk di lembaga pemerintahan. Secara sederhana pakta integritas
adalah instrumen pencegahan tindak kejahatan publik, mengikat individu atau institusi untuk
berintegritas.Tujuan substansial dari lahirnya konsep pakta integritas adalah untuk meningkatkan
kepercayaan publik. Untuk mencapai hal ini, partai politik harus jadi partai terbuka, baik terkait prestasi
maupun dosa-dosa. Tidak mungkin ada pengampunan dosa jika tidak ada pengakuan dosa terlebih
dahulu. Elite partai harusnya sadar, integritas adalah satu kata dan perbuatan, bukan penyepakatan
kebohongan.

Pada level praksis pakta integritas hadir dalam pentas politik secara tiba-tiba. Partai Demokrat
mengimplementasikan pakta integritas kepada seluruh pengurus dan kadernya yang duduk di parlemen
maupun lembaga eksekutif. Gerakan pakta integritas sengaja diambil karena kader partai demokrasi ada
yang terindikasi bahkan terlibat korupsi. Implikasinya adalah partai ini mengalami ketidakpercayaan
kepada masyarakat. Bahkan hasil survei menyebutkan bahwa partai yang dikomandani SBY mengalami
kemosotan dimata publik. Dalam bahasa krennya elektabilitas partai terjung bebas hingga mencapai titik
nadir.

Untuk membangun kembali citra dan kepercayaan masyarakat terhadap PD, maka SBY meminta kepada
seluruh pengurus dan kadernya untuk menyepakati dan menandatangani parta integritas. Bagi kader
atau pengurus yang menyimpang dari sepuluh butir pakta integritas tersebut, maka dengan sukarela
keluar atau meletakkan jabatannya sebagai konsekuensi logis. Memberi sanksi kepada yang melanggar
diharapkan memberikan implikasi positif bagi PD. Dalam bahasa SBY:

kami memiliki keyakinan dengan apa yang kami lakukan ini untuk penataan dan penertiban serta
konsolidasi partai. Insya Allah Partai Demokrat akan kembali ke moral politik dan jatidirinya, setelah itu
mari kita berpikir bagi rakyat kita melalui pemilu mendatang215.

Pernyataan SBY mengenai pakta integritas sangat normatif. Sebagian pengamat memberikan analisis
bahwa pemberlakuan pakta ingritas merupakan skenario SBY untuk menggulingkan Anas Urbaningrum
dari jabatannya selaku Ketua Umum.

Anda mungkin juga menyukai