Anda di halaman 1dari 7

OPTIMALISASI GENERASI MILENIAL BERBASIS KOLEKTIF KOLEGIAL

MELALUI PEMBANGUNAN HUKUM BERBASIS TEKNOLOGI LEGAL


KNOWLEDGE

Abstrak

Generasi milenial memiliki karakter yang lebih cenderung menguasai teknologi dan memiliki
basis masa yang besar. Namun saat ini generasi milenial tidak menyadari hal itu. Bahkan
terlena dengan perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang begitu cepat. proses
kepemimpinan selalu dilihat dalam konteks sosial karena dalam prosesnya kepemimpinan
selalu berhubungan dengan banyak individu, yang mana harus memberikan perhatian lebih
terhadap keadaan atau realitas dari tempat individu-individu itu berada. Potensi generasi
milenial ditentukan oleh bidang keilmuannya masing-masing. Bisa melalui perspektif
teknologi, psikologi, menejemen, pendidikan dan beberapa bidang keilmuan lainya yang tetap
harus di pelajari dan di tekuni. Hal ini kemudian dikawinkan dengan pemahaman teknologi
untuk membangun kesadaran kolektif dalam membangun banga. Peran pembangunan hukum
sebagai representasi negara harus mengoptimalkan seluruh potensi generasi milenial melalui
pembangunan hukum berdasarkan teknologi legal knowledge guna memfasilitasi potensi
tersebut.

Kata kunci : generasi milenial, kepemimpinan, masa depan.

PENDAHULUAN

Generasi milenial memiliki karakter yang lebih cenderung menguasai


teknologi dan memiliki basis masa yang besar. Namun saat ini generasi milenial tidak
menyadari hal itu. Bahkan terlena dengan perkembangan teknologi dan arus
globalisasi yang begitu cepat. Hal ini merupakan permasalahan bangsa yang harus
melibatkan negara untuk membantu generasi milenial terlepas dari cengkraman
globalisasi. Sebagaimana di kemukakan oleh Sukarno bahwa kita harus berdiri di kaki
sendiri dan harus melawan neokolonialisme dan imperialisme terhadao sebuah
bangsa.
Selain itu peran peran generasi milenial sendiri juga sangat berpengaruh dalam
melawan cengkraman neokolonialisme tersebut. Oleh karena itu tulisan ini ingin
melihat potensi generasi milenial dalam menerima amanah sebagai pemimpin
nasional khususnya Negara Indonesia. Sehingga muncul rumusan masalah. Pertama,
bagaimana potensi generasi milenial dalam memimpin bangsa ? Kedua, Bagaimana
mengoptimalkan potensi generasi milenial menuju indonesia emas ?

PEMBAHASAN
Potensi Generasi Milenial dalam menghadapi dinamika kepemimpinan Bangsa

Era digital akan mendorong generasi milenial untuk lebih dinamis dengan visi
perubahan, yang akan melahirkan tuntutan akan kepemimpinan nasional yang berbasis pada
teknologi informasi, internet, dan media sosial, sebagai sarana interaksi, informasi maupun
transformasi dalam kehidupan.

Pemimpin nasional yang mampu mempengaruhi dan memukau generasi milenial yang
akan berpotensi memenangkan kontestasi politik, sebagaimana pendapat Robbin bahwa
kepemimpinan adalah praktek menerapkan kemampuan mempengaruhi suatu kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Robbins, 2002). Generasi milenial
merupakan suatu kelompok generasi muda yang potensial digalang dalam kontestasi politik
sehingga mampu mendukung kepemimpinan nasional. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan sekumpulan sifat, kepribadian, dan kewibawaan yang diterapkan
untuk meyakinkan orang lain atau kelompok lain agar supaya mendukung secara suka
relasetiap program dan kebijakan yang dibuat (Purwanto, 1991). Generasi milenial harus
diyakinkan agar mendukung kepemimpinan nasional karena mereka merupakan motor
penggerak perubahan.

Meningkatnya jumlah millennial (Generasi Y) yang masuk ke dalam dunia kerja


dengan keistimewaan yang cenderung berbeda dengan generasi – generasi sebelumnya
menjadi salah satu tantangan baru bagi dunia kerja. Millennial sering disebut – sebut sebagai
generasi yang menyukai kebebasan dan fleksibilitas seperti kebebasan bekerja, belajar
maupun berbisnis. Generasi Millenial, yang juga punya nama lain Generasi Y, adalah
kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Mereka disebut millennial
karena satu – satunya generasi yang pernah melewati millennium kedua sejak teori generasi
ini dihembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923 (Koçak & Burgaz, 2017).

Karakteristik generasi Y mendorong tren dimana anak muda sekarang lebih selektif
dalam memilih pekerjaan yang sesuai, dan hal ini tidak lepas dari sikap kepemimpinan yang
mereka miliki. Setiap manusia dalam suatu generasi adalah pemimpin yang harus siap untuk
memimpin apa dan siapa yang di pimpin. Maka dari itu sebagai seorang pemimpin, sudah
seharusnya kita membangun sikap yang baik agar menjadi teladan bagi siapa nanti yang kita
pimpin, sehingga terbangun masyarakat yang baik dan menciptakan efektifitas dalam
pembangunan karena diharapkan adanya antusias yang besar dari rakyat milenial terhadap
pemimpinya
Beberapa karakter generasi milenial ini adalah, pertama, kemampuan mereka
mengakses teknologi informasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Kedua,
kepemimpinan milenial perlu mendorong inovasi, kreativitas, dan jiwa entrepreneurship
generasi baru itu. Ketiga, kepemimpinan milenial perlu mendukung kemandirian dan jiwa
entrepreneurship generasi milenial.

Dalam pandangan psikologi, proses kepemimpinan selalu dilihat dalam konteks sosial
karena dalam prosesnya kepemimpinan selalu berhubungan dengan banyak individu, yang
mana harus memberikan perhatian lebih terhadap keadaan atau realitas dari tempat individu-
individu itu berada. Hal ini juga berhubungan dengan Dalam sebuah organisasi sangatlah
penting seorang pemimpin memiliki gaya dalam menggerakkan roda eksistensi menuju
capaian. Seperti halnya gaya memimpin menggunakan keistimewaannya sendiri yang tidak
selalu dimiliki oleh orang lain. Yaitu gaya kepemimpinan kharismatik yang mengedepankan
kewibawaan hal ini tentu berkaitan dengan usia yakni berkisar 31 sampai 45 tahun. Rentan
usia yang dimiliki gaya kepemimpinan kharismatik ini sesuai dengan generasi milenial yakni
kelahiran 1980 sampai dengan 1994.

Dalam hal ini tipikal anggota sangat menentukan tercapainya tujuan. Anggota
memiliki pola pemikiran yang berbeda utamanya pada gender, usia. Sangatlah penting
seorang pemimpin mampu mengkolaborasikan berbagai gaya dalam kepemimpinan,
utamanya kepimpinan karismatik dalam landasanya. Selaras dengan karakteristik gaya
kepimpinan karismatik, nilai-nilai yang disampaikan tersebut kemudian mempengaruhi emosi
anggota sehingga nilai-nilai tersebut diserap oleh para anggotanya (House dan Shamir, 1993)

Dalam sebuah kepemimpinan tentu tidak terlepas nilai nilai manajemen dimana untuk
masa sekarang yg sudah memasuki revolusi Industri 4.0 bahkan society 5.0 tentu sudah
seharusnya siap menghadapi perkembangan teknologi.

Disini peran generasi muda sangat diharapkan untuk dapat menjadi calon" Pemimpin
bahkan pembaharu masa depan. Maka dalam teori manajemen Barnard mengembangkan teori
dimana kerjasama diletakkan sebagai sentral organisasi. Maka bisa saya katakan peran
generasi muda saat ini sangat berpengaruh dalam kepemimpinan nasional masa depan
ditambah dengan budaya organisasi yang sudah jelas harus dipertahankan bahkan di
kembangkan untuk membentuk generasi saat ini pada sebuah karakter kepemimpinan di masa
yg akan datang lalu Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Ali
Ghufron Mukti mengatakan bahwa untuk bertahan pada era Revolusi Industri 4.0, setiap
organisasi perlu menerapkan Formula 4C, yakni critical thinking, creativity, communication
dan collaboration Maka menerapkan karakter tersebut pada generasi muda saat ini akan
sangat membantu

Optimalisasi Potensi Generasi Milenial dalam Memimpin Bangsa

Hukum, Manajemen, sistem pendidikan.

Bahwa sebagai generasi milenial kita memiliki tantangan besar di masa depan. Karena
generasi milenial yang tidak paham hukum, akan melemahkan sistem kehidupan bernegara.
Hal ini juga di tegaskan oleh peter d cruz bahwa seiring berkembangnya konvergensi
teknologi, juga memaksa sistem hukum mengalami konvergensi yang terjadi akibat pergaulan
bangsa bangsa. Oleh karena dunia terus berkembang, maka hukum harus menyesuaikan
zaman. Disinilah peran generasi milenial yang memiliki pemahaman tentang teknologi yang
lebih luas harus mulai berfikir radikal terhadap masa depan bangsa dalam membuat sistem
hukum di era revolusi 4.0 bahkan era revolusi 5.0.
Misalnya dalam hal kejahatan cyber crime yang memerlukan keahlian IT luar biasa
dalam merumuskan masa depan kejahatan hukum di bidang cyber crime. Kita harus
memandang lima tahun dan puluhan tahun terhadap perkembangan hukum masa depan. Ini
merupakan posisi strategis dalam menyiapkan pemimpin yang lebih progresif dan lebih
cocok di labelkan pada generasi milenial seperti ini. Jika ini terwujud maka pemimpin yang
mampu membangun budaya hukum yang lebih progresif membuat sebuah tonggak
kepemimpinan tidak kehilangan arah.
Inilah yang kemudian di jelaskan oleh prof. Benny riyanto dalam jurnal pembangunan
hukum dalam era 4.0 bahwa dalam menyiapkan pembangunan hukum. Kita perlu
menyiapkan teknologi legal knowledge yang wajib di pelajari mahasiswa, khususnya
mahasiswa hukum generasi milenial. Kita tidak harus melarang perkembangan global.
Namun kita harus mengarahkan globalisasi itu menjadi jembatan generasi milenial dalam
belajar teknologi legal knowledge. Oleh karena itu di harapkan gerenasi milenial dalam
membawa kepemimpinan nasional mampu membawa perubahan sistem hukum yg lebih
maju.
Sistem pendidikan untuk generasi milenial harus lebih menguatkan ke pendidikan
karakter, melalui pendidikan berkarakter. Karakter kuat merupakan sebuah modal besar bagi
bangsa Indonesia masa depan di tengah percaturan peradaban dengan bangsa-bangsa lain di
dunia ini. Pendidikan berkarakter tidak boleh diabaikan di tengah perkembangan jaman ini.

Kepemimpinan profetik

Kepemimpinan profetik merupakan salah satu model kepemimpinan untuk


mempengaruhi orang lain dengan cara mengaplikasikan prinsip[ dan sifat Nabi, yaitu:

a. Siddiq, yaitu jujur, benar yang memiliki berintegrasi tinggi dan terjaga dari kesalahan,
benar dalam bertindak berdasarkan hukum dan peraturan.
b. Amanah, yaitu dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel dalam
mempergunakan kekayaan/fasilitas yang diberikan.
c. Tabligh, yaitu senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah
menyembunyikan yang wajib disampaikan dan tidak takut memberantas kemungkaran
dan sebagainya.
d. Fathanah, yaitu cerdas, memiliki intelektual, emosional dan spiritual yang tinggi dan
profesional, serta cerdik bisa mencari jalan keluar dari berbagai kesulitan.

Selain itu aspek untuk menuju kepada puncak kehidupan masyarakat terbagi menjadi 2
yaitu :

Pertama, pemimpinnya harus “visioner” (memiliki pengetahuan), memiliki


“kepedulian” dan “keberanian mental” yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari agar
membawa perubahan yang semakin hari semakin baik (ihsan). Itulah yang akan membawa
perubahan mendasar bagi bangsa dan negara.

Kedua, rakyatnya harus berkualitas. Manusia yang berkualitas akan memiliki


perencanaan hidup, disiplin diri yang tinggi, serta memiliki strategi dan taktik perjuangan
untuk memajukan diri dan bangsanya. Rakyat yang cerdas akan mampu merencanakan,
menguasai, mengorganisir, dan memanfaatkan alam secara ekonomis, efisien, dan efektif.

Dengan Pengembangan kualitas intelektual dan pengembangan kemampuan profesional


atau keterampilannya, harus berintegrasi secara utuh dan intensif. Seorang pemimpin yang
dapat membawa umat kepada kehidupan masyarakat yang lebih baik, harmonis, dinamis,
makmur, tentram dan sejahtera.
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan 2 hal:

1. Potensi generasi milenial ditentukan oleh bidang keilmuannya masing-masing. Bisa


melalui perspektif teknologi, psikologi, menejemen, pendidikan dan beberapa bidang
keilmuan lainya yang tetap harus di pelajari dan di tekuni. Hal ini kemudian
dikawinkan dengan pemahaman teknologi untuk membangun kesadaran kolektif
dalam membangun banga
2. Peran pembangunan hukum sebagai representasi negara harus mengoptimalkan
seluruh potensi generasi milenial melalui pembangunan hukum berdasarkan teknologi
legal knowledge guna memfasilitasi potensi tersebut. Selain itu untuk menjaga nilai
keislaman maka tetap kita berpedoman dalam kepemimpinan profetik dalam
menyiapkan generasi milenial.

Daftar Pustaka

Ambarwati, amiroh dkk, 2018 Prinsip Kepemimpinan Character of A Leader pada Era
Generasi

Milenial, Balai diklat Keagamaan Semarang dan Akademi Kepolisian. Vol 2Asbari, M. 2019.
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
PERILAKU KERJA INOVATIF PADA INDUSTRI 4.0. Vol 8. JIMUPB

Dewi, Elitya Rosita., Chechen Hidayatullah, Dwi Oktaviantari, Maulidya Yuniar Raini. 2020.
Konsep Kepemimpinan Profetik. Malang: Vol. 5 No. 1.

Gunawan, Imam. 2020. Dampak Pembelajaran Berkarakter Terhadap Penguatan Karakter


Siswa Generasi Milenial. Malang: Universitas Negeri Malang. Volume 2 Nomor 2

Marginingsih, Ria. 2016. Kepemimpinan Karismatik Sebagai Employer Branding. Bekasi:


Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02. No. 2

Riyanto Benny, 2020, Pembangunan Nasional di era 4.0, Jurnal RechtsVinding, Vol 9 nomor
2, Media Pembinaan Hukum Nasional
Wahyudi, bambang, 2018, KEPEMIMPINAN NASIONAL DALAM PERKEMBANGAN
LINGKUNGAN STRATEGIS, Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan
Indonesia Sentul Bogor Jawa Barat, 2018, Vol 4

Anda mungkin juga menyukai