Anda di halaman 1dari 5

Menakar Keamanan Data Kependudukan dengan Sistem Online

Oleh: DENY NOER WAHID

(Mahasiswa FH UMM dan Kader HMI Koms Hukum UMM)

Revolusi dalam bidang teknologi di seluruh dunia terus terjadi, pembaharuan dan inovasi

yang terus dilakukan oleh para ilmuan untuk menghasilkan suatu karya yang dapat

mempermudah pekerjaan dan aktivitas manusia di dunia. Tidak terkecuali Indonesia, yang juga

mengalami perkembangan pesat dalam bidang teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi dimulai oleh berkembangnya perangkat keras, khusunya komputer. Menurut catatan

fakultas ilmu komputer universitas Indonesia (UI), teknologi komputer baru diperkenalkan di

Indonesia pada tahun 1970-1972. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengalami

perkembangan yang sangat pesat dan memasuki masa keemasannya ditandai dengan

digunakannya CD–ROM, komputer multimedia, dan internet sebagai media pembelajaran.

Memasuki tahun 2000an penggunaan internet mulai berkembang dan mengalami peningkatan,

jika melihat dari laporan yang diliris oleh layanan manejemen konten Hoot Suite dan agensi

pemasaran media sosial We Are Social, melaporkan bahwa pengguna internet di awal tahun

2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan sekitar 15,5 % atau 20 juta

jiwa jika dibandingkan dengan tahun 2020. Memasuki era industri 4.0 yang merupakan

pengembangan lanjutan teknologi informasi dan komunikasi, dimana dalam hal tersebut juga

berdampak pada aktifitas di bidang industri yang mengalami perkembangan yang sangat luar

biasa. Banyaknya sektor-sektor yang dipermudah oleh kehadiran teknologi yang semakin

canggih, bahkan teknologi juga membuat produksi lebih cepat karena kecanggihannya yang

dapat memangkas waktu produksi. Dalam perkembangannya yang sudah berada di era
digitalisasi yang biasa dikenal dengan 4.0 dimana di dalamnya banyak inovasi-inovasi terbaru

yang sebelumnya tidak pernah ada di era digital sebelumnya. Perubahan yang terus di lakukan

untuk mencapai kesempurnaan di era digitalisasi, pada zaman ini hasil perkembangan yang

dilakukan ialah seperti Internet of Things (IoT), Big Data, Percetakan 3D, Artifical

Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan mesin pintar. Salah

satu perubahan terbesar adanya Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things (IoT), dimana

Internet of Things memiliki kemampuan untuk menyambungkan dan memudahkan proses

komunikasi antar mesin, perangkat, sensor, dan dengan manusia melalui jaringan internet. Dari

hal tersebut juga terdapat sesuatu hal yang sangat berperan penting yang di kenal dengan Big

Data. Big Data merupakan keseluruhan informasi yang tersimpan rapi dan sistematis di Cloud

Computing.

Sepanjang perkembangan zaman dalam bidang administrasi, baik dalam bidang

administrasi yang di kelola oleh swasta ataupun administrasi yang dibawah kendali langsung

oleh Negara juga merasakan dampak yang luar biasa akibat semakin berkembangnya teknologi.

Dalam hal ini pemerintah melakukan pengembangan dengan memanfaatkan perkembangan

teknologi yang sangat pesat tersebut untuk mempermudah sistem birokrasi, sehingga pemerintah

berupaya keras untuk mendigitalisasi segala aspek dengan menggunakan sistem elektronik.

Dengan mengadopsi sistem elektronik diharapkan dapat mempercepat rencana pembangunan

nasional dan yang terpenting adalah untuk meminimalisir praktek suap dan korupsi yang terjadi

khususnya yang berada di wilayah pelayanan publik. Salah satu hal yang menjadi contoh

menurut penulis mengenai penerapan dalam sistem elektronik ialah Kartu Tanda Penduduk

(KTP), sepanjang perkembangannya KTP mengalami perubahan yang sangat signifikan mulai

dari zaman Belanda hingga saat ini. Sejak diberlakukannya KTP secara nasional sebagai alat
identitas warga negara, masih banyak kekurangan yang terdapat seperti banyaknya perbedaan

warna hingga lambang. KTP model ini dicetak dengan menggunakan bahan dasar plastik yang

tentunya lebih riskan untuk rusak. Setelah memasuki tahun 2011 terjadilah perubahan KTP

menjadi KTP berbasis elektronik yang di kenal dengan sebutan E-KTP. Dari segi bentuknya

KTP ini tidak banyak mengalami perubahan namun terdapat penambahan dengan dilengkapi

microchip. Dengan menggunakan E-KTP setiap orang penduduk di wilayah NKRI hanya perlu

memiliki satu E-KTP dalam seumur hidupnya. Adapun kelebihan yang terdapat dalam E-KTP

yakni mempermudah identifikasi orang karena di setiap E-KTP telah terpasang chip yang

didalamnya terdapat data diri lengkap dari setiap orang yang memilikinya. Begitupun dengan

dokumen kenegaraan lainnya yang mengenai kependudukan seperti data BPJS, Kartu Keluarga,

SIM, dll. Bahkan dalam perkembangan zaman yang akan datang direncanakan sertifikat tanah

juga akan mengadopsi sistem elektronik yang nantinya akan menjadi E-Sertifikat. Hal tersebut

merupakan akibat dari perkembangan teknologi dengan menggunakan internet sebagai alat untuk

mengaudit data penduduk sehingga langsung tersimpan secara otomatis dengan Big Data yang

dimiliki oleh negara. Ini artinya dampak teknologi juga sangat besat terhadap sistem birokrasi,

administrasi pemerintah.

Namun, pada kenyataannya perkembangan kemajuan suatu teknologi juga dihantui

bahaya yang dapat menghancurkan suatu sistem yang telah di ciptakan. Dilansir dari media

Kompas.com menyebutkan terdapat lebih dari 200 juta data penduduk warga negara Indonesia

yang bocor dan diduga bersumber dari data BPJS Kesehatan. Hal tersebut menjadi sangat

berbahaya bagi para warga negara yang dimana keseluruhan data diri yang sudah tersimpan

secara online. Dalam wawancara pihak Kompas.com dengan Juru Bicara Badan Siber Sandi

Negara (BSSN) mengatakan bahwa pihaknya sedang menelusuri kasus tersebut. Melalui
Kompas.com diketahui sebanyak 279 juta data penduduk di Indonesia dijual di situs Surface web

Raid Forum. Kejadian pencurian data pribadi tersebut bukan merupakan yang pertama kali

terjadi, melainkan sudah beberapa kasus tentang bocornya data penduduk seperti dilansir oleh

kompas sebelumnya juga pernah terjadi tentang bocornya data diri konsumen di salah satu

aplikasi penjual online, bocornya data nasabah salah satu bank swasta di Indonesia dan banyak

lagi kasus-kasus yang lain. Padahal warga negara Republik Indonesia berhak untuk memperoleh

keamanan data diri pribadinya dari segala bentuk pencurian yang dapat merugikan pihak yang

bersangkutan. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945

berbunyi “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum

yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum)” artinya bahwa warga negara berhak

untuk mendapatkan perlindungan terhadap segala bentuk kekacauan dan kekerasan termasuk

perlindungan terhadap pencurian data diri pribadi oleh para oknum dan dapat merugikan warga

negara. Sehingga negara sepatutnya bergerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut

dan mengembangakan sistem keamanan untuk melindungi data/dokumen warga negara yang

bersifat pribadi. Pada tanggal 23 februari 2021 Kepolisian mengeluarkan surat edaran kapolri

/2/11/2021 tentang polisi dunia maya. Seharusnya akibat dari pembentukan polisi dunia maya ini

diharapkan untuk menanggunlangi hal-hal yang dapat merugikan segala pihak tersmasuk

membasmi para pembobol data pribadi para penduduk.

Untuk melindungi data pribadi penduduk, pemerintah dalam melakukan pendataan secara

online harus lebih memperhatikan sistem keamanan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya

pembobolan data pribadi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Karena keamanan data diri

warga negara dilindungi langsung sebagaimana amanat konstitusi yang ada pada batang tubuh

Undang-Undang Dasar 1945. Dengan demikiaan masyarakat akan mendapatkan rasa aman
damai serta tidak gusar. Jika memang pemerintah tidak siap untuk menjamin keamanan data

pribadi penduduk, sepatutnya pemerintah tidak melakukan pendataan secara online sebelum

menemukan formulasi untuk melindungi data-data pribadi para penduduk, sehingga hal-hal yang

tidak diinginkan sebagaimana yang telah penulis sebutkan diatas. Dan apabila terjadi kebocoran

data pribadi maka pemerintah beserta jajarannya haruslah bertanggung jawab atas hal yang

terjadi, sehingga warga negara tidak kehilangan kepecayaan terhadap pemerintah yang dapat

berakibat pada tidak maksimalnya program-program kerja pemerintah. Dari hal tersebut juga

penulis berharap pemerintah dapat memperhatikan betul segala bentuk keamanan khususnya data

pribadi masyarakat. Jangan sampai inovasi-inovasi yang dilakukan pemerintah dengan

memanfaatkan perkembangan teknologi dalam birokrasi dan administrasi pemerintahan malah

berakibat fatal dan berakhir pada hilangnya legitimasi dari masayrakat terhadap pemerintah.

Menurut penulis dari persoalan yang telah penulis jabarkan diatas, maka alangkah lebih

efektifnya untuk pencegahan terhadap pencurian data pribadi, pihak yang berwenang dalam hal

ini pemerintah membuat regulasi-regulasi tentang ancaman pidana untuk para pelaku kasus

pencurian data, dan juga berinovasi menciptakan aplikasi untuk penyimpanan data yang

memiliki standart keamanan yang tinggi dan tentunya akan sulit untuk di bobol, serta

menggandeng para ahli dibidang informasi dan teknologi (IT). Sehingga dengan memanfaatkan

elemen yang ada, Indonesia akan menorehkan sejarah baru melalui pemanfaatan teknologi dalam

bidang birokrasi dan administrasi pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai