Anda di halaman 1dari 14

P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol.

2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

Kebijakan Privasi (Privacy Policy) dan Peraturan Perundang-Undangan


Sektoral Platform Digital vis a vis Kebocoran Data Pribadi

Rama Dhianty
Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
E-mail : rama.dhianty@dsn.ubharajaya.ac.id

Abstrak
Digitalisasi di Indonesia dalam satu dekade terakhir ini mengalami perkembangan yang signifikan. Data We
are Social pada awal tahun 2021 mengungkapkan sebanyak 175 juta pengguna internet di Indonesia.
Platform digital ini telah digunakan dalam urusan di sektor privat hingga sektor publik. Mulai dari
digitalisasi perbankan, jual beli online, transportasi online, pembayaran hingga teknologi finansial yang
menawarkan pinjam meminjam uang berbasis platform digital. Di sektor publik, deteksi riwayat paparan
Covid-19 difasilitasi melalui aplikasi PeduliLindungi. Digitalisasi di sektor privat dan publik itu
menimbulkan masalah khususnya mengenai perlindungan data pribadi. Persoalan kebocoran data pribadi
dari berbagai platform digital itu menyeruak ke publik. Padahal, dalam praktiknya, interaksi antara
pengguna dan penyelenggara layanan digital telah diatur melalui kebijakan privasi (privacy policy) yang
dalam hal ini masuk kategori self regulation yang mengikat antara pengguna dan penyelenggara. Belum lagi
berbagai peraturan perundang-undangan sektoral mengandung muatan perlindungan data pribadi. Dengan
metode yuridis normatif menghasilkan kesimpulan, bahwa kebijakan privasi sebagai model self regulation
berasal dari common law system. Indonesia sudah mengakomodir perlindungan data pribadi pengguna
platform digital melalui government regulation yang bersifat sektoral, tetapi masih banyak memiliki
kelemahan. Mengingat Indonesia menganut civil law system, dan mengadopsi beberapa ketentuan dari
common law system, maka kebijakan privasi wajib disesuaikan dengan prinsip-prinsip perlindungan data
pribadi yang sudah dikodifikasikan dalam government regulation.Oleh karena itu (1) Pemerintah harus
segera mengesahkan RUUPDP mengingat masih adanya kelemahan dalam government regulation yang
bersifat sektoral , (2) Penyelenggara platform digital wajib menyesuaikan kebijakan privasinya, dan (3)
Meningkatkan edukasi kepada pengguna layanan platform digital.
Kata Kunci : kebijakan privasi, platform digital, data pribadi

Abstract
Digitalization in Indonesia in the past decade has experienced significant development. We are Social data
at the beginning of 2021 revealed as many as 175 million internet users in Indonesia. This digital platform
has been used in affairs in the private sector to the public sector. Starting from the digitization of banking,
online buying and selling, online transportation, payments to financial technology that offers to borrow
money based on digital platforms. In the public sector, the detection of Covid-19 exposure history is
facilitated through the PeduliLindungi application. Digitalization in the private and public sectors raises
problems, especially regarding the protection of personal data. The issue of the leak of personal data from
various digital platforms was raised to the public. In fact, in practice, the interaction between users and
digital service providers has been regulated through a privacy policy that in this case falls into the category
of self regulation that binds between users and organizers. Not to mention various sectoral laws and
regulations containing the content of personal data protection. Normative juridical methods result in the
conclusion that privacy policy as a model of self regulation comes from the common law system. Indonesia
has accommodated the protection of personal data of digital platform users through government regulations
that are sectoral, but there are still many weaknesses. Considering that Indonesia adheres to the civil law
system, and adopts some provisions of the common law system, the privacy policy must be adjusted to the
principles of personal data protection that have been codified in government regulation. Therefore (1) The

Rama Dhianty 186


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

government must immediately pass the RUUPDP given the weaknesses in government regulation that are
sectoral, (2) Digital platform organizers must adjust their privacy policies, and (3) improve education to
users of digital platform services.

Keywords : privacy policy, digital platform, personal data

bahwa suatu perundang-undangan harus


memberikan perlindungan hukum terhadap
A.PENDAHULUAN subyek data yang mencakup keberlakukan
Abad digital informasi dimulai penegakan hak-hak konsumen, untuk
semenjak kemunculan internet yang diikuti mengantisipasi kondisi perkembangan
dengan kemunculan personal komputer, teknologi informasi. Peraturan dimaksud
laptop dan telepon selular yang kemudian harus memenuhi kaidah etis PAPA
berkembang menjadi telepon pintar. (Privacy, Accuracy, Property dan
Menurut Danrivanto Budhijanto, era ini Accessibility) 4
diistilahkan sebagai era konvergensi 4C Dalam laporan yang dikeluarkan
yaitu communication, computing, content oleh We Are Social, pada Januari 2021
and community. 1Mengutip pendapat populasi di Indonesia sebesar 274,9 juta
Menkominfo Jhonny Plate dalam acara jiwa, dari jumlah populasi tersebut : 5
“Comfest Talk : Empowering & Education
Society through Technological Innovation,  Sebanyak 202,6 juta jiwa
Creative Industry and Professional adalah pengguna internet
Industry, yang membedakan tahap revolusi  Sebanyak 170,0 juta jiwa
industri 4.0 dengan tahap revolusi industri adalah pengguna media sosial
sebelumnya, bahwa dalam tahap revolusi
industri 4.0, teknologi dan sistem digital Data lain menyebutkan bahwa perangkat
seperti artificial inteligent, cloud yang digunakan dalam era konvergensi
computing, dan internet of things yaitu :
dimanfaatkan sebagai alat untuk membantu  pengguna internet usia 16-24
aktivitas sehari-hari.2 Oleh karena itu tahun sebanyak 98,3 %
adanya perkembangan yang sangat pesat mengakses internet
dalam era konvergensi harus dapat menggunakan telepon
dimanfaatkan secara maksimal, serta harus genggam. Pengguna usia ini
terdapat regulasi yang mengatur masalah- memiliki beberapa perangkat
masalah yang dimunculkan. 3 Pakar elektronik yang berbeda
telematika Edmon Makarim berpendapat, termasuk telepon genggam

1 4
Danrivanto Budhijanto, Teori hukum dan revolusi Edmon Makarim, Pengantar hukum telematika:
industri 4.0 / penulis, Dr. Danrivanto Budhijanto, suatu kompilasi kajian (PT. Rajagrafindo Persada,
SH., LL.M. in IT Law. FCBArb | OPAC Perpustakaan 2005). Hal 197-198
5
Nasional RI. (Logoz Publishing, 2018). Hal. 143 Simon Kemp, “Digital in Indonesia: All the
2
“Kementerian Komunikasi dan Informatika”, Statistics You Need in 2021 — DataReportal –
(2020), online: www.kominfo.go.id Global Digital Insights”, (11 February 2021), online:
<https://www.kominfo.go.id/content/detail/29885 datareportal.com
/masuki-era-revolusi-industri-40-indonesia-perlu- <https://datareportal.com/reports/digital-2021-
manfaatkan-teknologi-digital/0/berita_satker>. indonesia>.
3
Budhijanto, supra note 1.

Rama Dhianty 187


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

(smartphone, non smartphone), sangat kompleks, dan melampaui


laptop/personal computer, jangkauan kemampuan analisis
tablet, smartwatch,dan lingkungan perangkat keras dan
sebagainya. 6 perangkat lunak yang umum
 telepon genggam digunakan digunakan untuk pemrosesan data
oleh sebanyak 96,4% atau 195,4
juta orang Indonesia untuk Dengan kemunculan big data
mengakses internet 7 dimana terjadi proses penggabungan data
dari berbagai macam sumber dan format,
Era konvergensi 4C melahirkan maka proses identifikasi individu atau
kecerdasan buatan (artificial inteligent), kelompok individu menjadi lebih mudah.11
internet of things, hal tersebut berakibat Privasi dan jaminan atas perlindungan data
adanya peningkatan jumlah data yang harus pribadi menjadi satu hal yang amat
disimpan. Hal ini berbeda dengan kondisi penting.12 Melalui undang-undang
penyimpanan data pada 20 tahun lalu.8 perlindungan data dan privacy policy
Peningkatan penyimpanan data, karena data (kebijakan privasi), privacy statement,
yang disimpan dan dikumpulkan, dapat privacy notice sebagai self regulation ,
terjadi karena data semakin beragamnya dilakukan perlindungan hukum terhadap
macam sumber dan format. 9Ragam sumber data pribadi yang dikumpullkan oleh
dan format data berupa audio, sinyal GPS, penyelenggara platform digital. 13
interaksi media sosial dan berbagai macam Indonesia sudah memiliki
jenis konten.Hal tersebut diistilahkan tigapuluh undang-undang yang didalamnya
sebagai Big Data. Big Data didefiniskan terdapat materi yang mengatur tentang
oleh Babak Akhgar,et.al dalam bukunya perlindungan data pribadi. 14 Peraturan
yang berjudul “Application of Big Data for perundang-undangan yang didalamnya
National Security: A Practitioner’s Guide terdapat materi terkait data pribadi,
to Emerging dikelompokan dalam beberapa sektor, yaitu
Technologies”(Oxford:Butterworth- : telekomunikasi dan informatika,
Heinemann.2015) : 10 kependudukan dan kearsipan, keuangan,
Kumpulan data baru dengan perbankan, dan perpajakan, perdagangan
volume besar yang berubah cepat,

6 12
Ibid. Muhamad Hasan Rumlus & Hanif Hartadi,
7
Galuh Putri, “Jumlah Pengguna Internet Indonesia “KEBIJAKAN PENANGGULANGAN PENCURIAN
2021 Tembus 202 Juta”, (2021), online: DATA PRIBADI DALAM MEDIA ELEKTRONIK (Policy
kompas.com the Discontinuation of Personal Data Storage in
<https://tekno.kompas.com/read/2021/02/23/161 Electronic Media)” (2020) 11:2 J HAM, online:
00057/jumlah-pengguna-internet-indonesia-2021- <http://dx.doi.org/10.30641/ham.2020.11.285-
tembus-202-juta>. 299>. Hal. 291
8 13
Hukum Perlindungan Data Pribadi di Indonesia, Makarim, supra note 4. Hal. 198
14
by Wahyudi Djafar (2019). Makalah dalam materi Wahyudi Djafar, Berhard Rubenfitz & Blandina,
kuliah umum “Tantangan Hukum dalam Era “Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Usulan
Analisis Big Data”, Program Pasca Sarjana Fakultas Pelembagaan Kebijakan dari Perspektif Hak Asasi
Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 26 Manusia | Perpustakaan ELSAM”, (2016), online:
Agustus 2019 perpustakaan.elsam.co.id
9
Ibid. <https://perpustakaan.elsam.or.id/index.php?p=sh
10
Ibid. ow_detail&id=15096&keywords=>.
11
Ibid.

Rama Dhianty 188


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

dan perindustrian, layanan kesehatan, dan Data dan/atau Informasi


keamanan dan penegakan hukum. 15 Pribadi Konsumen.

Sebagai amanat pelaksanaan Pasal


28 G ayat (1) UUD 1945, Pemerintah telah Selain adanya beberapa aturan
mengesahkan peraturan perundang- yang bersifat sektoral yang mengatur
undangan sektoral tetang perlindungan data perlindungan data pribadi, platform digital
pribadi. 16 Peraturan perundang-undangan juga membuat Syarat dan Ketentuan (Terms
tersebut, yaitu : 17 18 & Conditions) serta Kebijakan Privasi
1. Undang-Undang Nomor 19 (Privacy Policy) untuk pengguna platform
Tahun 2019 tentang Perubahan digital .Namun, didalam praktiknya, kasus-
Atas Undang-Undang Nomor kasus kebocoran data pribadi masih banyak
11 Tahun 2008 tentang terjadi. Ada dua jenis kebocoran data
Informasi dan Transaksi pribadi yaitu : 19
Elektronik; 1. Kebocoran data yang bersifat
2. Pasal 40 Undang-Undang sengaja (intentional threats),
Nomor 30 Tahun 1999 tentang dimana penyebabnya berasal
Telekomunikasi; dari faktor eksternal seperti
3. Pasal 6 Undang-Undang perentasan data melalui
Nomor 14 Tahun 2008 tentang serangan siber.
Keterbukaan Informasi Publik; 2. Kebocoran data yang bersifat
4. Peraturan Pemerintah Nomor ketidaksengajan (inadvertent
80 Tahun 2019 tentang threats), yaitu kebocoran data
Perdagangan Melalui Sistem yang bersifat ketidaksengajaan
Elektronik; atau kelalaian, penyebabnya
5. Peraturan Pemerintah Nomor adalah lemahnya sisitem
71 Tahun 2019 tentang keamanan data pribadi.
Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik; Berkaitan dengan banyaknya
6. Peraturan Menteri Komunikasi kasus-kasus yang terjadi, khususnya di
dan Informatika Republik Indonesia, berikut beberapa kasus
Indonesia Nomor 20 Tahun kebocoran data pribadi :
2016 tentang Perlindungan 1. Pencurian data pribadi dengan
Data Pribadi cara penipuan tawaran untuk
7. Surat Edaran Otoritas Jasa mengikuti try out simulasi
Keuangan Nomor computer assisted test (CAT),
14/SEOJK.07/2014 tentang yang diselenggarakan akun
Kerahasiaan dan Keamanan instagram @cpnsindonesia,

15 18
Djafar, supra note 8. Hal. 7 Maichle Delpiero et al, “Analisis Yuridis Kebijakan
16
Muhammad Fathur, “TANGGUNG JAWAB Privasi dan Pertanggungjawaban Online
TOKOPEDIA TERHADAP KEBOCORAN DATA PRIBADI Marketplace Dalam Perlindungan Data Pribadi
KONSUMEN | Fathur | National Conference on Law Pengguna Pada Kasus Kebocoran Data” (2021) 9:1
Studies (NCOLS)” (2020) 2:1 Prosiding, online: Padjadjaran Law Rev, online:
<https://conference.upnvj.ac.id/index.php/ncols/a <http://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/plr/article
rticle/view/1345>. Hal. 45 /view/509>.
17 19
Ibid. Ibid.

Rama Dhianty 189


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

dimana setiap calon peserta perlindungan terhadap penyalahgunaan


diminta untuk mengisi data data pribadi pengguna platform digital,
pribadi melalui link yang hasilnya belum sesuai dengan yang
disediakan 20 diharapkan. Padahal sebagai negara yang
2. Pencurian data pribadi melalui menganut civil law system, tetapi juga
platform digital marketplace mengadopsi beberapa hal dari common law
Tokopedia, Bukalapak dan system, untuk melindungi data pribadi
Bhinneka. Data pribadi pengguna platform digital diupayakan
pengguna Tokopedia sebanyak melalui kebijakan privasi sebagai self
91 juta pengguna ditawarkan regulation dan juga melalui government
dengan harga US$ 5.000 di regulation yang bersifat sektoral dimana
forum hacker. 21 22 Sedangkan muatannya mengkodifikasi prinsip-prinsip
data pengguna Bukalapak perlindungan data pribadi. Namun pada
sebanyak 13 juta pengguna praktiknya masih banyak terjadi kasus-
diperjualbelikan oleh perentas kasus kebocoran data pribadi. Oleh karena
Pakistan.Pengguna Bhinneka itu penulis tertarik menganalisa masalah
sebanyak 1,2 juta data tersebut, dan dalam tulisan ini
pengguna ditawarkan di permasalahan yang akan dianalisis adalah
Darkweb 23 sebagai berikut :
3. Penjualan data pribadi 1. Kebijakan Privasi (Privacy
sebanyak 279 orang yang Policy) sebagai Self Regulation
struktur datanya mirip dengan yang diadopsi dari Common
BPJS Kesehatan, diual oleh Law System
akun bernama Kotz dan dijual 2. Peraturan Perundang-
di Raid Forum. 24 Undangan sektoral sebagai
4. Dugaan kebocoran data pribadi Government Regulation yang
di aplikasi PeduliLindungi, mengkodifikasi prinsip-prinsip
karena beredarnya sertifikat perlindungan data pribadi
vaksinasi Presiden Jokowi 25
5. Data pribadi pengguna aplikasi
PeduliLindungi diduga B.METODE PENELITIAN
dialihkan ke server Metranet
anak bisnis Telkom. 26 Metode Penelitian Hukum
merupakan suatu instrumen yang menjadi
Proteksi ganda yang diterapkan landasan dalam mengurai permasalahan. 27
oleh Indonesia, untuk memberikan Metodologi penelitian yang digunakan

20
Hasan Rumlus & Hartadi, supra note 12. Hal. 286 (2021), online: aptika.kominfo.go.id
21
Delpiero et al, supra note 18. Hal. 51 <https://aptika.kominfo.go.id/2021/09/kemenkes-
22
Fathur, supra note 16. tidak-ada-bukti-kebocoran-data-di-
23
Ibid. Hal. 4 pedulilindungi/>.
24 26
Leski Rizkinaswara, “Kominfo Investigasi Dugaan Irwan Syambudi, “Menilik Keamanan & Potensi
Kebocoran Data KTP – Ditjen Aptika”, (2021), Penyalahgunaan Data di PeduliLindungi”, (2021),
online: aptika.kominfo.go.id online: tirto.id <https://tirto.id/menilik-keamanan-
<https://aptika.kominfo.go.id/2021/05/kominfo- potensi-penyalahgunaan-data-di-pedulilindungi-
investigasi-dugaan-kebocoran-data-ktp/>. gjXy>.
25 27
Pratiwi Agustiini, “Kemenkes: Tidak Ada Bukti Kornelius Benuf & Muhamad Azhar, “Metodologi
Kebocoran Data di PeduliLindungi – Ditjen Aptika”, Penelitian Hukum sebagai Instrumen Mengurai

Rama Dhianty 190


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

dalam permasalahan hukum kontemporer mengikat para pihak yaitu pengguna dan
ini adalah metode penelitian hukum penyedia platform digital adalah kebijakan
normatif. Metode Penelitian Hukum privasi (Privacy Policy).28 Kebijakan
Normatif dilakukan dengan cara melakukan Privasi (Privacy Policy/Privacy
analisa pada peraturan perundang- Statement/Privacy Notice) merupakan
undangan yang berlaku dan relevan, yaitu perjanjian antara penyedia platform digital
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengguna.29 Pengguna platform
dengan perlindungan data pribadi. Selain digital dianggap telah mengikatkan diri
itu, menganalisis prinsip-prinsip dengan ketentuan-ketentuan yang ada
perlindungan data pribadi dengan didalam kebijakan privasi. 30 Meskipun
permasalahan yang fokus dan relevan pengguna platform digital hanya
tentang perlindungan data pribadi pada mengunjungi website, sudah mengikatkan
platform digital melalui kebijakan privasi. diri melalui kebijakan privasi. 31 Adapun
Pendekatan yang digunakan adalah yuridis yang diatur didalam kebijakan privasi
normatif. Data yang digunakan adalah data adalah mengenai : 32
sekunder yang kemudian dianalisis dengan
fenomena/peristiwa hukum yang terjadi di a. Informasi pribadi apa saja yang
dikumpulkan oleh situs dari
masyarakat. Dengan menggunakan data
sekunder, dalam penelitian ini berupaya para pengunjungnya atau
anggotanya;
untuk menganalisa kebijakan privasi
sebagai self regulation dan peraturan b. Bagaimana pengorganisasian
pengumpulan informasi;
perundang-undangan sektoral tentang
perlindungan data pribadi di platform c. Bagaimana informasi tersebut
akan digunakan;
digital sebagai government regulation.
Penelitian ini berupaya menemukan d. Kepada siapa informasi
tersebut akan dibagikan;
jawaban adanya kebijakan privasi (privacy
policy) dan peraturan perundang-undangan e. Pilihan-pilihan apa saja yang
dimungkinkan bagi setiap
sektoral sebagai government regulation,
yang ditujukan untuk menjamin subyek data berkenaan dengan
perlindungan data pribadi pengguna pengumpulan, penggunaan
platform digital belum memberikan hasil serta pendistribusian informasi
tersebut;
yang maksimal.
f. Prosedur pengamanan yang
ditempatkan untuk melindungi
kehilangan, penyalahgunaan
C.PEMBAHASAN informasi yang berada dalam
1. Kebijakan Privasi (Privacy Policy) kontrol situs;
sebagai Self Regulation yang Diadopsi g. Bagaimana cara membatalkan
dari Common Law System informasi yang tidak akurat;

Dalam buku yang ditulis oleh pakar


telematika Edmon Makarim, bahwa yang
29
Permasalahan Hukum Kontemporer” (2020) 7:1 Ibid. Hal. 194
30
Gema Keadilan, online: Ibid.
31
<https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/articl Ibid. Hal.193
32
e/view/7504>. Hal. 21 Ibid.
28
Makarim, supra note 4. Hal 193

Rama Dhianty 191


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

Pada awalnya, kebijakan privasi platform digital digunakan self regulatory


merupakan salah satu bentuk self regulation sedangkan Uni Eropa melalui government
untuk melindungi data pribadi pengguna regulation yang mengharmonisasi hukum
platform digital. Kebijakan privasi tersebut nasionalnya masing-masing negara Eropa.39
dibuat oleh perusahaan-perusahaan Kelemahan yang dimiliki baik oleh self
perdagangan secara elektronik di Amerika regulation maupun government regulation
Serikat dengan tujuan untuk memperoleh di dalam penerapannya, maka
kepercayaan pengguna platform digital diperlukannya adanya suatu “global
marketplace.33 Kebijakan privasi sebagai framework on privacy protection”40 Global
model pengaturan dalam bentuk self Framework on Privacy Protection ini akan
regulation, sebenarnya akan membentuk suatu platform bersama untuk
menguntungkan pihak perusahaan dalam menyelesaikan masalah terkait data pribadi.
41
hal ini adalah penyelenggara platform Global Framework on Privacy Protection
digital marketplace , karena akan sangat diperlukan terutama untuk transaksi
membentuk citra positif terhadap sistem perdagangan secara elektronik mengingat
perdagangan secara elektronik dalam sebagai sistem perdagangan global. 42
perlindungan dan penghargaan terhadap
hak-hak pribadi pengguna34 Model Organisasi internasional dan
pengaturan ini memfokuskan kepada regional sudah mengeluarkan ketentuan
pentingnya menjaga keamanan, dan perlindungan data pribadi, baik yang
kepercayaan dalam konteks transaksi sifatnya mengikat (hard law) maupun yang
elektronik.35 Privacy Act di Amerika sifatnya tidak mengikat (soft law) 43 Di
Serikat melatarbelakangi lahirnya self dalam hard law dan soft law dimaksud
regulation untuk perlindungan data termuat prinsip-prinsip perlindungan data
pribadi. 36 Privacy Act dianggap hanya pribadi. 44 Aturan yang memuat prinsip-
berfokus pada perilaku pemerintah daripada prinsip perlindungan data pribadi, yaitu UN
sektor swasta.37 Self Regulation sendiri Guidelines for the Regulation of
hanya menekankan kepada kelompok- Computerized Personal Data Files, UN
kelompok perusahaan seperti perbankan, Personal Data Protection and Privacy
marketing, dan dokter. 38 Principles, EU General data Protection
Kebijakan Privasi berasal dari Regulation, OECD Guidelines on the
common law system, yang berbeda dengan Protection of Privacy and Transborder
penerapan aturan perlindungan data pribadi Flows of Personal Data 1980,APEC
di negara-negara yang menganut civil law Privacy Framework 2015, ASEAN
system. Common law system dalam hal ini Framework on Personal Data Protection
adalah Amerika Serikat, untuk 2016. 45
perlindungan data pribadi pengguna

33 40
Atip Latipul Hayat, “Perlindungan Data Pribadi Ibid.
41
Dalam Perdagangan Secara Elektronik” (2002) 18 J Ibid. Hal. 28
42
Huk Bisnis Hal. 26. Ibid. Hal. 29
34 43
Ibid. Hal. 27 Wahyudi Djafar & M Jodi Santoso, Perlindungan
35
Ibid. Hal. 26 Data Pribadi KONSEP, INSTRUMEN, DAN
36
Ibid. PRINSIPNYA Lembaga Studi dan Advokasi
37
Ibid. Hal. 57 Masyarakat (ELSAM) (2019). Hal. 26
38 44
Ibid. Ibid.
39 45
Ibid. Ibid.

Rama Dhianty 192


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

Prinsip-prinsip Konvensi 108,DP mengenai perlindungan data pribadi, yaitu :


46
Directive, Directive 97/66/EC (Directive on
privacy and telecommunications) 30 dan
1. Prinsip keabsahan dan
Directive 2002/58/EC (Directive on privacy
and electronic communications) 31 yang transparansi (lawfulness and
transparency principle)
menjadi payung hukum atas semua
pengaturan data pribadi dalam kerangka 2. Prinsip batasan tujuan
(purpose limitation principle)
hak atas privasi yang diakui pada Pasal 8
ECHR dan Pasal 7 Piagam Uni Eropa. 3. Prinsip minimalisasi data (data
minimization principle)
Sehubungan dengan hal tersebut, realisasi
dari perlindungan data pribadi ini kemudian 4. Prinsip akurasi (accuracy
principle)
dijamin dengan lima prinsip dasar yang
harus dipatuhi oleh semua pihak, yaitu: 1) 5. Prinsip retenti/batasan
penyimpanan
Prinsip pengolahan data yang sah; 2)
Prinsip tujuan khusus dan pembatasan; 3) (retention/storage limitation
principle)
Prinsip kualitas data; 4) Prinsip pengolahan
yang jujur; dan 5) Prinsip akuntabilitas. 6. Prinsip kerahasiaan dan
keamanan (confidentiality and
OECD Guidelines yang berlandaskan pada
delapan prinsip utama berikut ini: 1) Prinsip security principle)
7. Prinsip akuntabilitas
pembatasan pengumpulan data pribadi; 2)
Prinsip kualitas data pribadi; 3) Prinsip (accountability principle)
tujuan khusus penggunaan data pribadi; 4)
Prinsip limitasi penggunaan data pribadi; 5) Kemunculan unifikasi hukum
perlindungan data dimulai ketika Uni Eropa
Prinsip perlindungan keamanan; 6) Prinsip
keterbukaan; 7) Prinsip partisipasi individu; mengeluarkan Peraturan Perlindungan Data
Umum Uni Eropa (EU GDPR-General
dan 8) Prinsip akuntabilitas. APEC Privacy
Framework memuat sembilan prinsip Data Protection Regulation) pada tahun
2016 dan mulai berlaku pada tanggal 25
dasar, yakni:37 1) Prinsip pencegahan
bahaya; 2) Prinsip pemberitahuan; 3) Mei 2018. 47 Sebanyak 100 negara telah
Prinsip limitasi penggunaan data pribadi; 4) mengadopsi ketentuan yang diatur dalam
Prinsip penggunaan data pribadi; 5) Prinsip GDPR, mengingat sifat GDPR yang
pilihan; 6) Prinsip integritas data pribadi; 7) komprehensif dan jangkauan yang lebih
Prinsip perlindungan keamanan 8) Prinsip luas untuk mengantisipasi perdagangan
akses dan koreksi; dan 9) Prinsip elektronik yang bersifat global. 48 GDPR
2016 menekankan prinsip-prinsip umum
akuntabilitas.
perlindungan data pribadi, yang terdiri dari
Menurut Wahyudi Djafar prinsip-prinsip : (1) lawfulness, fairness and
berdasarkan prinsip-prinsip perlindungan transparency, (2) purpose limitation, (3)
data pribadi yang terdapat didalam aturan Data minimization, (4) accuracy,
perlindungan data pribadi , maka terdapat 7 (5)storage limitation, (6) integrity and
(tujuh) prinsip perlindungan data pribadi confidentiality, (7) accountability 49
yang selalu muncul dalam setiap peraturan Dengan mengacu pada prinsip-prinsip
umum perlindungan data pribadi, maka
pemrosesan data pribadi baru dapat

46 48
Ibid. Hal. 28 Ibid.
47 49
Djafar, supra note 8. Ibid. Hal. 5

Rama Dhianty 193


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

dilakukan dengan alasan hukum sebagai menggabungkan data yang


berikut 50 diperoleh dari sumber tersebut
1. Adanya persetujuan dari pemilik dengan data lainnya, sehingga
data; bertentangan dengan Pasal 59
2. Memastikan perlunya pemrosesan ayat (2) huruf b PP No.8 Tahun
untuk berlakunya kontrak dengan 2019 tentang Perdagangan
pemilik data; Melalui Sistem Elektronik
3. Kepatuhan terhadap kewajiban (PMSE). Tokopedia melepaskan
hukum; tanggungjawab untuk menyimpan
4. Melindungi kepentingan vital dan menjaga data pengguna,
pemilik data atau orang lain; dengan alasan keamanan internet
5. Pemrosesan data dilakukan oleh yang rendah.
pengendali atau pihak ketiga 2. Kebijakan Privasi Bukalapak
berdasarkan wewenang resmi untuk Seperti juga Tokopedia, didalam
kepentingan umum; kebijakan privasi Bukalapak tidak
terbatas data yang diminta dari
Berdasarkan hasil penelitian yang pengguna
dilakukan oleh Maichle Delpiero dkk yang 3. Kebijakan Privasi Bhinneka
telah melakukan penelitian terhadap Bhinneka didalam kebijakan
kebijakan privasi yang dibuat oleh privasi yang dibuatnya juga
Tokopedia, Bukalapak, dan melepaskan tanggung jawab atas
Bhinneka.Kelemahan kebijakan privasi kerugian penggunanya, apabila
yang dibuat oleh platform digital terjadi tindakan perentasan
marketplace, yaitu sebagai berikut : 51 terhadap data pribadi
1. Kebijakan Privasi Tokopedia penggunanya.
Adanya beberapa kelemahan
dalam kebijakan privasi yang
dibuat oleh Tokopedia yang
mengancam keselamatan data,
serta keselamatan pengguna.Di Selain kebijakan privasi dalam
dalam kebijakan privasi yang platform digital marketplace yang
dibuat oleh Tokopedia, terdapat ketentuannya banyak menyimpang dari
ketentuan yang tidak membatasi prinsip-prinsip perlindungan data pribadi.
data pembayaran pengguna Kebijakan privasi terkait platform digital
Tokopedia, sehingga dapat terjadi yang menyangkut kepentingan publik
kebocoran data dan pembobolan seperti PeduliLindungi juga memiliki
akun bank yang dimiliki beberapa kelemahan. Sebagaimana dikutip
pengguna.Selain itu, juga tidak dari pendapat Wahyudi Djafar selaku
ada pembatasan pada data lokasi Direktur Lembaga Studi dan Advokasi
riil, alamat IP, lokasi Wi-Fi, geo Masyarakat (ELSAM) mengenai beberapa
location dan sebagainya. kelemahan dalam kebijakan privasi
Tokopedia juga dapat PeduliLindungi. 52 Adanya ketidakjelasan
50
Ibid. indotelko.com
51
Delpiero et al, supra note 18. <https://www.indotelko.com/read/1632880170/p
52
“PeduliLindungi dianggap gagal jalankan prinsip- edulilindungi-perlindungan-pribadi>.
prinsip perlindungan data pribadi”, (2021), online:

Rama Dhianty 194


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

didalam kebijakan privasi PeduliLindungi 2.Prinsip Perlindungan


bahwa data pribadi pengguna aplikasi Keamanan (Security Safeguards
PeduliLindungi untuk kepentingan publik, Principles)
tidak mencakup ketentuan bahwa data
pengguna dapat ditransfer kepada Ketidaksesuaian terhadap prinsip
ini, dimana tidak adanya jaminan
pengendali lain di sektor publik. 53 Hal ini
membuktikan adanya inkonsistensi dengan 100 % keamanan data pengguna
platform digital, dan tidak
kebijakan privasi yang menyatakan tidak
akan membagikan data kepada pihak ketiga bertanggung jawabnya
penyelenggara terhadap
tanpa persetujuan pengguna, tetapi faktanya
telah terjadi perubahan untuk contact keamanan data pengguna apabila
tracing dan trakking dikembangkan terjadi perentasan data
menjadi aplikasi multifungsi. 54 Selain itu,
tidak ada informasi mengenai jangka waktu
penyimpanan data pengguna oleh 2.Peraturan Perundang-Undangan
55
penyelenggara. Sektoral sebagai Government
Bahwa terdapat dua prinsip- Regulation yang Mengkodifikasi
prinsip perlindungan data pribadi yang Prinsip-Prinsip Perlindungan Data
berlaku umum, berdasarkan Basic Pribadi
Prinsciples of National Application OECD
Guidelines on The Protection of Privacy Indonesia sebagai penganut civil
and Transborder Flows of Personal Data, law system tetapi juga mengadopsi
yang tidak diterapkan didalam kebijakan beberapa ketentuan common law system,
privasi platform digital khusunya platform untuk perlindungan data pribadi
digital marketplace.56 Adapun prinsip mengadopsi prinsip-prinsip umum dalam
tersebut adalah sebagai berikut 57 Global Framework on Privacy
1.Prinsip Pembatas Protection.Prinsip-prinsip umum terkait
Pengumpulan (Collection Limitation perlindungan data pribadi yang diadopsi
Principle) adalah prinsip-prinsip umum perlindungan
Ketidaksesuaian terhadap data pribadi yang ada didalam General
prinsip ini, dimana dalam Data Protection Regulation maupun
kebijakan privasi yang dibuat Organisation for Economic Co-operation
oleh platform digital marketplace and Development. Sebagai bentuk
(Tokopedia, Bukalapak, pertanggungjawaban negara terkait
Bhinneka) memuat frasa “tidak perlindungan data pribadi, sebagaimana
terbatas” dalam perolehan, dan diatur dalam Pasal 28 huruf G ayat (10
pengumpulan data, serta tidak maka disahkan Undang-Undang Nomor 19
memberikan penjelasan Tahun 2016 tentan Perubahan atas Undang-
spesisifik dalam hal Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
penggabungan data. Informasi dan Transaksi
Elektronik.Selanjutnya untuk melindungi
data pribadi pengguna platform digital

53 56
Ibid. Delpiero et al, supra note 18.
54 57
Ibid. Ibid.
55
Ibid.

Rama Dhianty 195


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

marketplace, disahkan Peraturan marketplace apabila terjadinya


Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang kegagalan perlindungan data pribadi
Peraturan Pemerintah Penyelenggara pengguna platform digital
Sistem Transaksi Elektronik dan Peraturan marketplace, mengingat semakin
Menetri Komunikasi Nomor 20 Tahun berevolusinya penyalahgunaan data
2016 tentang Perlidungan Data Pribadi pribadi.
Penyelenggara Sistem Elektronik (PP
PDPSE). Selain danya kelemahan didalam
government regulation yang dibuat untuk
Kelemahan-kelemahan yang ada di dalam melindungi data pribadi pengguna
government regulation yang dibuat untuk marketplace, government yang dikeluarkan
memberikan jaminan perlindungan data kurang memiliki daya pengikat dan
pribadi pengguna platform digital pemaksa bagi penyelenggara platform
58 59
marketplace, sebagai berikut : digital. 60 Mengingat bentuk government
regulation yang dibuat setingkat peraturan
1. UU Nomor 19/2016 tentang ITE Menteri. 61 Tenggat waktu selama dua tahun
Belum secara spesifik mengatur yang diberikan dalam peraturan menteri
ketentuan pertanggungjawaban dimaksud, belum sepenuhnya dipatuhi oleh
penyelenggara platform penyelenggara platform digital
digitalmarketplace, apabila terjadi marketplace. Penyelenggara platform
kasus kebocoran data. Belum digital marketplace masih banyak yang
adanya sanksi secara komprehensif belum menyesuaikan kewajiban-kewajiban
yang dapat dibebankan kepada terkait perlidnungan data pribadi pengguna
penyelenggara system elektronik dengan PDPSE.

2.PP Nomor 71/2019 tentang PSTE


Kelemahan dalam Pasal 76
mengenai penggunaan frasa “pelaku Mengingat negara-negara tetangga,
usaha’, sedangkan platform digital seperti Malaysia yang sudah
marketplace bukan pelaku usaha. memiliki perundang-undangan
Selanjutnya, didalam pasal 100 ayat nasional terkait perlindungan data
(2) masih lemahnya sanksi yang pribadi, melalui The Personal Data
diberikan kepada penyelenggara Protection Act No.709 of 2010
platform digital marketplace, (PDPA Malaysia). Singapura sudah
apabila terjadi kebocoran data memiliki The Personal Data
pengguna . Sanksi yang diberikan Protection Act No.26 of 2021
hanya bersifat administratif. Singapore (PDPA 2012 Singapura).
Indonesia harus segera
2. Permen Nomor 20/2016 tentang mengesahkan RUU Perlindungan
PDPSE Data Pribadi. Hal tersebut dirasakan
Masih prematurnya pengaturan sangat urgen, karena evolusi
tentang upaya preventif dari penyalahgunaan data pribadi yang
penyelenggara platform digital semakin canggih, dan masih

58 60
Ibid. Djafar, supra note 8.
59 61
Hasan Rumlus & Hartadi, supra note 12. Hal. Ibid.
293-295

Rama Dhianty 196


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

terdapatnya kelemahan dalam dengan memberikan proteksi ganda.


government regulation yang sudah Proteksi ganda dilakukan melalui
ada sekarang ini. penyusunan kebijakan privasi
(privacy policy), dan juga melalui
peraturan perundang-undangan
sektoral yang mengatur tentang
C. Penutup transaksi elektronik. Masih adanya
beberapa kelemahan dalam
Bentuk perlindungan data pribadi kebijakan privasi (privacy policy)
untuk common law system yang dibuat oleh pihak
menggunakan self regulation yaitu penyelenggara platform digital,
melalui kebijakan privasi, yang dimana terdapat ketidaksesuaian
tujuannya adalah untuk menarik dengan prinsip umum perlindungan
perhatian pengguna platform digital data pribadi, yaitu prinsip pembatas
marketplace bahwa penyelenggara pengumpulan (collection limitation
memberikan jaminan perlindungan principle) dan prinsip perlindungan
data pribadi pengguna.Kebijakan keamanan (security safeguard
privasi sebagai model self principle). Di sisi lain government
regulation pertama kali diterapkan regulation yang dibuat yaitu
di Amerika Serikat. Sedangkan, peraturan perundang-undangan
civil law system menggunakan sektoral terkait transaksi elektronik,
model government regulation untuk juga masih terdapat kelemahan.
perlindungan data pribadi. Uni Baik dari sisi subtansi perlindungan
Eropa lebih menyukai kodifikasi data pribadi, juga dari sisi sanksi
aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang hanya bersifat adminstratif
umum perlindungan data pribadi .Bentuk peraturan perundangan
dalam suatu bentuk peraturan yang hanya setingkat peraturan
perundang-undangan. mentri dapat dianggap belum
memiliki daya pengikat dan daya
Dalam perkembanganya dirasakan paksa.
perlu untuk membuat suatu Global
Framework on Privacy Protection, Oleh karena itu, Pemerintah harus
mengingat transaksi perdagangan segera mengesahkan RUUPDP
elektronik yang lintas batas negara. apalagi dibandingkan dengan
Oleh karena itu, beberapa organisasi negara-negara tetangga yang sudah
internasional sudah menyusun memiliki perundang-undangan
prinsip-prinsip umum yang khusus yang mengatur tentang
mengatur jaminan perlindungan perlindungan data pribadi. Selain
data pribadi. itu, pihak penyelenggara platform
digital marketplace harus
Indonesia karena sebagai penganut menyesuaikan kebijakan privasi
civil law sytem, dan juga (privacy policy) yang dibuat dengan
mengadopsi beberapa hal dari prinsip-prinsip umum perlindungan
common law system, maka untuk data pribadi yang berlaku.
menjamin perlindungan data pribadi
pengguna platform digital dilakuan

Rama Dhianty 197


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

Daftar Pustaka Discontinuation of Personal Data Storage


in Electronic Media)” (2020) 11:2 J HAM,
Budhijanto, Danrivanto, Teori hukum dan online:
revolusi industri 4.0 / penulis, Dr. <http://dx.doi.org/10.30641/ham.2020.11.2
Danrivanto Budhijanto, SH., LL.M. in IT 85-299>.
Law. FCBArb | OPAC Perpustakaan
Nasional RI. (Logoz Publishing, 2018). Hayat, Atip Latipul, “Perlindungan Data
Pribadi Dalam Perdagangan Secara
Djafar, Wahyudi & M Jodi Santoso, Elektronik” (2002) 18 J Huk Bisnis 25–26.
Perlindungan Data Pribadi KONSEP,
INSTRUMEN, DAN PRINSIPNYA Agustiini, Pratiwi, “Kemenkes: Tidak Ada
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Bukti Kebocoran Data di PeduliLindungi –
(ELSAM) (2019). Ditjen Aptika”, (2021), online:
aptika.kominfo.go.id
Makarim, Edmon, Pengantar hukum <https://aptika.kominfo.go.id/2021/09/kem
telematika: suatu kompilasi kajian (PT. enkes-tidak-ada-bukti-kebocoran-data-di-
Rajagrafindo Persada, 2005). pedulilindungi/>.
Benuf, Kornelius & Muhamad Azhar, Djafar, Wahyudi, Hukum Perlindungan
“Metodologi Penelitian Hukum sebagai Data Pribadi di Indonesia, by Wahyudi
Instrumen Mengurai Permasalahan Hukum Djafar (2019).
Kontemporer” (2020) 7:1 Gema Keadilan,
online: Djafar, Wahyudi, Berhard Rubenfitz &
<https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk Blandina, “Perlindungan Data Pribadi di
/article/view/7504>. Indonesia: Usulan Pelembagaan Kebijakan
dari Perspektif Hak Asasi Manusia |
Delpiero, Maichle et al, “Analisis Yuridis Perpustakaan ELSAM”, (2016), online:
Kebijakan Privasi dan perpustakaan.elsam.co.id
Pertanggungjawaban Online Marketplace <https://perpustakaan.elsam.or.id/index.ph
Dalam Perlindungan Data Pribadi p?p=show_detail&id=15096&keywords=>
Pengguna Pada Kasus Kebocoran Data” .
(2021) 9:1 Padjadjaran Law Rev, online:
<http://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/plr/ Putri, Galuh, “Jumlah Pengguna Internet
article/view/509>. Indonesia 2021 Tembus 202 Juta”, (2021),
online: kompas.com
Fathur, Muhammad, “TANGGUNG <https://tekno.kompas.com/read/2021/02/2
JAWAB TOKOPEDIA TERHADAP 3/16100057/jumlah-pengguna-internet-
KEBOCORAN DATA PRIBADI indonesia-2021-tembus-202-juta>.
KONSUMEN | Fathur | National
Conference on Law Studies (NCOLS)” Rizkinaswara, Leski, “Kominfo Investigasi
(2020) 2:1 Prosiding, online: Dugaan Kebocoran Data KTP – Ditjen
<https://conference.upnvj.ac.id/index.php/ Aptika”, (2021), online:
ncols/article/view/1345>. aptika.kominfo.go.id
<https://aptika.kominfo.go.id/2021/05/kom
Hasan Rumlus, Muhamad & Hanif info-investigasi-dugaan-kebocoran-data-
Hartadi, “KEBIJAKAN ktp/>.
PENANGGULANGAN PENCURIAN
DATA PRIBADI DALAM MEDIA Simon Kemp, “Digital in Indonesia: All
ELEKTRONIK (Policy the the Statistics You Need in 2021 —

Rama Dhianty 198


P-ISSN: 2598-5086 E- ISSN: 2798-9828 Vol. 2 No 1, Januari 2022
http://journal.puskapkum.org/index.php/scripta

DataReportal – Global Digital Insights”,


(11 February 2021), online:
datareportal.com
<https://datareportal.com/reports/digital-
2021-indonesia>.
Syambudi, Irwan, “Menilik Keamanan &
Potensi Penyalahgunaan Data di
PeduliLindungi”, (2021), online: tirto.id
<https://tirto.id/menilik-keamanan-potensi-
penyalahgunaan-data-di-pedulilindungi-
gjXy>.
“Kementerian Komunikasi dan
Informatika”, (2020), online:
www.kominfo.go.id
<https://www.kominfo.go.id/content/detail
/29885/masuki-era-revolusi-industri-40-
indonesia-perlu-manfaatkan-teknologi-
digital/0/berita_satker>.
“PeduliLindungi dianggap gagal jalankan
prinsip-prinsip perlindungan data pribadi”,
(2021), online: indotelko.com
<https://www.indotelko.com/read/1632880
170/pedulilindungi-perlindungan-pribadi>.

Rama Dhianty 199

Anda mungkin juga menyukai