1
HUSAINI, Muhammad. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan (e-education). MIKROTIK:
Jurnal Manajemen Informatika, 2017, 2.1.
b. Sejarah dan Perkembangan Internet2
Perkembangan teknologi digital dimulai pada tahun 1940-an dengan penemuan
komputer pertama oleh John Atanasoff dan Clifford Berry. Pada tahun 1960-an,
ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) dikembangkan sebagai
prototipe internet pertama. Kemudian pada tahun 1970-an, Bill Gates dan Paul Allen
mendirikan Microsoft Corporation yang menjadi salah satu perusahaan teknologi
terbesar di dunia saat ini.
Pada tahun 1980-an hingga awal 2000-an, perkembangan teknologi digital semakin
pesat dengan munculnya komputer pribadi (PC), internet publik, dan telepon seluler.
Pada era ini juga muncul beberapa inovasi besar seperti World Wide Web (WWW)
oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1989 dan Google Search pada tahun 1998.
Pada era mobile atau smartphone yang dimulai sekitar tahun 2007 dengan peluncuran
iPhone oleh Apple Inc., teknologi digital semakin merambah ke dalam kehidupan
sehari-hari manusia. Selain itu, perkembangan IoT juga semakin pesat dengan
munculnya berbagai perangkat pintar seperti smart home, smart car, dan wearable
device.
Semakin berkembangnya kemajuan sekarang ini tidak perduli jarak, dengan sosial
media manusia dapat saling berinteraksi dan terhubung. Tujuh media sosial dimulai
dari facebook, twitter, instagram, path, pinteres, Linkeld merajai dunia digital. Lalu
lintas di dunia maya juga tidak kalah sibuknya dengan dunia nyata, sehingga internet
menjadi hal yang tidak pernah bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Di masa
depan, kebutuhan internet akan akan diprediksi selevel dengan kebutuhan akan listrik.
Internet semakin mudah di akses, tidak membutuhkan banyak perangkat dan
keberadaanya sangat vital. Berbagai alat telekomunikasi mulai menggunakan internet
sebagai sarana.
3. Manfaaat Lain :
Peran teknologi dibidang industri 4.0 sebagai alat untuk mengoperasikan
mesinmesin dengan ketepatan tinggi.
Bidang Pendidikan. Di dalam bidang pendidikan sendiri, penggunaan
internet adalah salah satu faktor penting yang membantu dalam proses
belajar dan pembelajaran. Pengguna dapat mengakses dan mendapatkan
berbagai informasi terkait dengan modul, artikel, jurnal, pengetahuan
umum, dan lain sebagainya. Sehingga, setiap individu dapat menemukan
berbagai hal melalui mesin pencari yang terhubung dengan jaringan
internet yang stabil dan baik.
Bidang Informasi. Saat ini banyak sekali informasi yang bermunculan
melalui berbagai perangkat yang ada. Hal tersebut karena, internet adalah
penyedia sumber informasi yang dirasa lebih efektif daripada kita harus
menonton atau memakai media elektronik seperti radio, televisi, dan koran
untuk mendapatkan informasi, dan berita aktual secara cepat.
Bidang Kesehatan. Banyak sekali referensi kesehatan, dan jasa untuk
layanan pengobatan secara online. Hal tersebut merupakan bentuk manfaat
internet dalam bidang kesehatan. Anda cukup dengan mencari berbagai
kebutuhan seperti obat, resep, gaya hidup sehat, dan rujukan rumah sakit
melalui media internet.
Bidang Sosial dan Hiburan. Bidang terakhir yang banyak dimanfaatkan
oleh generasi millennial adalah penggunaan internet untuk mengakses
berbagai situs dan media sosial yang ada. Seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Youtube, dan lain sebagainya. Beberapa platform tersebut
menyediakan fitur dan akses yang cukup mudah agar setiap orang dapat
terhubung dengan baik meskipun berkomunikasi dengan jarak yang sangat
jauh.
Bidang Bisnis. Terkait dengan bidang bisnis sendiri, banyak sekali
manfaat internet dan keuntungan yang dapat digunakan, seperti pembuatan
website usaha, e – commerce, bisnis startup, dan industri.4
3
Ibid.,
4
Ahyuna, M. Djabir Hamzah, et., all, PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI MEDIA PROMOSI PEMASARAN
PRODUK LOKAL OLEH KALANGAN USAHA DI KOTA MAKASSAR, Jurnal Komunikasi KAREBA, Vol. 2, No.1
Januari – Maret 2013, hlm., 31-32
B. Pengaturan dalam UU ITE, UU Telekomunikasi dan KUHP terkait Teknologi
Informasi dan Kaitannya Dengan Ilmu Pendidikan
2. Kebijakan Telekomunikasi
Dalam Bab II, dijelaskan bahwa penyelenggaraan telekomunikasi harus
dilakukan dengan asas manfaat dan merata. Hal ini dapat diartikan bahwa
akses terhadap teknologi informasi harus merata bagi seluruh masyarakat.
3. Pembinaan Telekomunikasi
Dalam Bab III, dijelaskan bahwa pembinaan telekomunikasi dilakukan oleh
Pemerintah untuk meningkatkan penyelenggaraan telekomunikasi yang
meliputi penetapan kebijakan dan pengaturan. Hal ini dapat berdampak pada
regulasi terkait teknologi informasi seperti perlindungan data pribadi dan
keamanan siber.
4. Penyidikan
Dalam Bab V, dijelaskan tentang wewenang penyidik dalam melakukan
penyidikan tindak pidana di bidang telekomunikasi. Hal ini mencakup
tindakan kriminal yang dilakukan melalui teknologi informasi seperti
penipuan online dan pencurian data.
Digitalisasi Desa dalam upaya pembangunan desa yang lebih terarah dan
dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas terutama dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa merupakan program pemerintah pusat dengan slogan
"membagun Indonesia dari desa". Digitalisasi menjadi bagian penting sebagai
upaya untuk mempercepat pembangunan desa. Hal tersebut dikarenakan tuntutan
zaman, tuntutan perkembangan, tuntutan situasi yang terus bergerak menuju pada satu
situasi yang disebut zaman digital. Digitalisasi merupakan sesuatu hal yang tidak
bisa dielakkan. Dengan adanya teknologi informasi ini memudahkan masyarakat
untuk mengakses pelayanan publik. (humabetang.com). Melalui program
digitalisasi desa,kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan prima dari
penyelenggara pemerintahan desa lebih terasa dan sangat mudah. penata kelolaan
data yang lebih terfokus dan dapat di manfaat gunakan untuk pelaksaan
pemerintahan desa secara berkelanjutan dan tak terbatas waktu. Melalui program
digitalisasi desa pula ,proses dokumentasi pelaksanaan pemerintahan desa di
harapkan untuk lebih terdokumentasi dengan baik, dapat terus di
implementasikan dari satu generasi ke generasi selanjutnya sehingga pusat data
desa dapat di gunakan berkelanjutan atau terus menerus. (solopos.com)
Digitalisasi desa sudah tertuang dalam pasal 86 ayat 1-6 Undang-Undang Nomor
6 tahun 2014 tentang desa yang di dalamnya memberikan amanah bagi desa-
desa di nusantara agar mampu menerapkan teknologi informasi dalam
pembangunan di desa. Selain itu, diatur pula dalam Permendes PDTT Nomor
11 tahun 2019 tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2020 dimana pasal 8
ayat 1 huruf a menyangkut penyediaan sarana dan prasarana dalam kegiatan
pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan informasi dan komunikasi.
Sistem digitalisasi desa memiliki beberapa manfaat diantaranya :
a) Kependudukan meliputi database warga desa, sarana informasi dan
masukan dari warga, akurasi data dan up to date;
b) Pelayanan Publik meliputi pelayanan administrasi menjadi lebih cepat dan
dapat diakses secara online 24 jam dalam sehari juga pendidikan dan up date
informasi menjadi lebih terbuka;
c) Perencanaan Pembangunan dan Penggunaan Anggaran meliputi laporan
terhadap pembangunan dan penggunaan anggaran menjadi lebih akurat dan
transparan
d) Perekonomian dan Akses Transaksi Desa meliputi sarana memasarkan
produk desa melalui e-commerce yang mudah diakses melalui dunia maya
dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Akses
ke PPOB, layanan e-banking, dan lainnya menjadi lebih terbuka dan mudah
diakses.
5
A. Dwiyanto, engapa Pelayanan Publik, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015.
Arah dan kebijakan pembangunan desa hingga 2030 merujuk pada Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2019 tentang Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Ada tiga hal besar yang ditargetkan yaitu Pertama, Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN) sesuai kewenangan desa yang bertumpu pada
revitalisasi BUMDes dan BUMDes. Hal ini sangat memungkinkan karena selama
ini BUMDes akan menjadi Badan Hukum setelah disahkan Undang-undang
Cipta Kerja. Kedua, penyediaan listrik desa dan ketiga pengembangan ekonomi
produktif yang dikelola oleh BUMDes dan BUMDesma. Kemudian terkait Program
Prioritas Nasional sesuai dengan kewenangan desa adalah yaitu pendataan desa,
pemetaan sumberdaya dan pengembangan teknologi informasi komunikasi
(TIK). Ini menjadi skala prioritas Kemendes PDTT tahun 2021 sehingga ada
penambahan desa digital dari 223 menjadi lebih banyak lagi desa yang bisa
maksimalkan penggunaan teknologi digital. Ada empat model desain desa digital
yang dimulai tahun 2021 yaitu:
1) Digitalisasi untuk penyusunan Database bagi desa-desa yang berbasis Big
Data dan Kemendes PDTT yang dapat digunakan untuk perencanaan
pembangunan desa, mendukung pelaksanaan pembangunan, monitoring,
pengawasan dan evaluasi pengembangan desa;
2) Digitalisasi untuk pengembangan desa unggulan. Desain itu terkait pendataan
potensi unggulan desa dan kerjasama e-commerce masuk desa. Ini bakal
menopang percepatan pertumbuhan ekonomi di desa.
3) Digitalisasi untuk percepat layanan Pemerintahan Desa kepada warga desa
agar terjadi kemudahan dalam pelayanan publik di desa;
4) Digitalisasi untuk peningkatan transparansi keuangan dan kegiatan
pembangunan desa. Arah pengelolaan keuangan menuju ke cashless.
(republika.co.id)
9
a. web, "cugungrajabasa.id," berproses menuju desa dgital peningkatan mutu lebih baik, 27 Juni 2021.
[Online]. Available: https://cugung-rajabasa.desa.id/artikel/2021/11/2/berproses-menuju-digitalisasi-desa-
untuk-peningkatan-mutu-pelayanan-desa-lebih-baik). [Accessed 12 Juni 2022].
10
LAILIYAH, Kusroh. Digitalisasi Desa Sebagai Upaya Percepatan Pelayanan Publik Dalam Mewujudkan Good
Governance. RISTEK: Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang, 2022, 6.2: 26-34.
internet, integrasi proses teknis dan proses bisnis di perusahaan, pemetaan digital dan
virtualisasi dunia nyata, pabrik cerdas termasuk didalamnya sarana produksi pintar dan
produk pintar.
Fenomena pemakaian digital dalam kehidupan manusia di Revolusi Industri 4.0
semakinmeningkat tajam. Fenomena ini dapat ditemui di berbagai keseharian masyarakat,
sepertiteknologi digital komputer, permainan digital, digitalisasi pemakaian mata uang (e-
money), pemakaian media digital (e-media), hingga berkembang pesatnya film berbasis
digital.
Apa yang dimaksud dengan industri 4.0 adalah suatu situasi kerja di mana manufaktur
terhubung secara digital yang ditopang oleh empat unsur, yaitu internet of things, big
data, cloud computing, dan artificial intellegence. Digitalisasi juga merambah industri-
industri lain. Peran-peran produksi yang selama ini dikerjakan oleh tenaga manusia di era
industri 4.0 akan digantikan oleh program-program digital sehingga banyak sektor
pekerjaan yang hilang.
Fenomena pemakaian digital dalam kehidupan manusia di Revolusi Industri 4.0 semakin
meningkat tajam. Fenomena ini dapat ditemui di berbagai keseharian masyarakat, seperti
teknologi digital komputer, permainan digital, digitalisasi pemakaian mata uang (e-
money), pemakaian media digital (e-media), hingga berkembang pesatnya film berbasis
digital. Fenomena digital di kota-kota dunia dapat ditelaah melalui pemikiran filsafat
fenomenologi Edmund Husserl (1859-1938). Penelitian fenomenologi mendeskripsikan
tentang makna pengalaman hidup manusia ketika berhadapan dengan fenomena tertentu.
Tujuan dasar fenomenologi adalah mendeskripsikan esensi umum pengalaman-
pengalaman seseorang dalam menghadapi fenomena yang tengah terjadi (Sumartono,
2017: 49).11
Era Disrupsi
Seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, revolusi industri 4.0
telah mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau
perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tak
terduga menjadi fenomena yangakan sering muncul pada era revolusi indutsri 4.0.
Kita menyaksikan pertarungan antara taksi konvensional versus taksi online atau ojek
pangkalan vs ojek online. Publik tidak pernah menduga sebelumnya bahwa ojek/taksi
yang populer dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mobilitas manusia
berhasil ditingkatkan kemanfaatannya dengan sistem aplikasi berbasis internet.
Dampaknya, publik menjadi lebih mudah untuk mendapatkan layanan transportasi
danbahkan dengan harga yang sangat terjangkau. Yang lebih tidak terduga, layanan ojek
online tidak sebatas sebagaialat transportasi alternatif tetapi juga merambah hingga
bisnis layanan antar (online delivery order). Dengan kata lain, teknologi online
telah membawa perubahan yang besar terhadap peradaban manusia dan
ekonomi.
Menurut Prof Rhenald Kasali (2017), disrupsi tidak hanya bermakna fenomena
perubahan hari ini (today change) tetapi juga mencerminkan makna fenomena
perubahan hari esok (the future change).12 Prof Clayton M.Christensen, ahli
administrasi bisnis dari Harvard Business School,menjelaskan bahwa era disrupsi
telah mengganggu atau merusak pasar-pasar yang telah ada sebelumnya tetapi juga
mendorong pengembangan produk atau layanan yang tidak terduga pasar sebelunya,
menciptakan konsumen yang beragam dan berdampak terhadap harga yang semakin
murah (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Inovasi_disruptif). Dengan demikian, era
disrupsi akan terus melahirkan perubahan-perubahan yang signifikan untuk merespon
tuntutan dan kebutuhan konsumen di masa yang akan datang.
Perubahan di era disrupsi menurut Prof Kasali (2017) pada hakikatnya tidak
hanya berada pada perubahan cara atau strategi tetapi juga pada pada aspek fundamental
bisnis.13 Domain era disrupsi merambah dari mulai struktur biaya, budaya hingga
pada ideologi industri. Implikasinya, pengelolaan bisnis tidak lagi berpusat
pada kepemilikan individual, tetapi menjadi pembagian peran atau kolaborasi atau
gotong royong. Di dalam dunia perguruan tinggi, fenomena disrupsi ini dapat kita lihat
dari berkembangnya riset-riset kolaborasi antar peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan
12
Kasali, R. (2017). Meluruskan Pemahaman soal Disruption. Diambil
darihttps://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/05/073000626/meluruskan.pemahaman.soal. disruption
13
Ibid.,
perguruan tinggi. Riset tidak lagi berorientasi pada penyelesaian masalah
(problem solving) tetapi didorong untuk menemukan potensi masalah maupun
potensi nilai ekonomi yang dapat membantu masyarakat untuk mengantisipasi
berbagai masalah sosial ekonomi dan politik di masa depan.
Beberapa contoh nyata disrupsi yang telah terjadi :