SUB MATERI I
TUGAS POKOK ANALIS KEPEMUDAAN
Analis Kepemudaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas
Pemuda dan Olahraga dalam perumusan kebijakan serta koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan pemuda,
pengembangan pemuda, serta infrastruktur dan kemitraan pemuda.
SUB MATERI II
PEMBERDAYAAN PEMUDA
Secara teoritikal, pemberdayaan (empowerment) adalah ragam pendekatan dan
aplikasi konstruktif yang bersifat multi-level, sebagai hasil dari interaksi individual,
sosial dan kolektif. Dalam arti yang luas, pemberdayaan mengacu pada ragam
indikator, yaitu : Individu, keluarga, organisasi dan komunitas, yang mendapatkan
akses sekaligus kontrol dalam konteks sosial, ekonomi dan politik, yang bertujuan
untuk meningkatkan keadilan sosial dan kualitas (equity and quality) hidup.
2. YD & E (Youth Development and Empowerment Program Model) oleh Kim &
Colleagues (1998) : Tujuan Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda (YD
& E) ini adalah dalam rangka pencegahan dari penyalahgunaan obat terlarang
dan perilaku yang beresiko, agar pemuda melakukan hal yang bermakna dalam
proyek pelayanan masyarakat. Kunci YD & E adalah peningkatan hubungan
sosial yang positif dan persiapan untuk partisipasi dan keterlibatan pemuda
dalam komunitas di bidang sosio-ekonomi dan publik. Prinsip utama dari YD
& E adalah pengakuan bahwa kaum muda adalah aset dan sumber daya harus
dipanggil untuk berpartisipasi dalam komunitas dan juga isu-isu keuangan.
3. (TP) The Transactional Partnering Model oleh Cargo et al (2003). Model ini
dikonseptualisasikan sebagai proses transaksional kemitraan bersama antara
masyarakat dan pemuda. Kuncinya di tangan masyarakat untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif dan memfasilitasi pemuda untuk berkarya. Namun,
pemuda juga mesti memiliki kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk berpartisipasi dalam perubahan di komunitas. Pemuda ikut memetakaan
isu, membentuk rencana aksi dan solusi implementasi. Pemuda diharapkan dari
pengalamannya mendapatkan hasil dalam bentuk kepercayaan diri,
kompetensi, kualitas pribadi, mental kepemimpinan dan juga kemampuan
bekerjasama melalui partisipasinya. Namun hal ini tidak hanya berorientasi
pada hasil, apa aktivitas atau proyek apa yang dilakukan pemuda, namun
proses yang men-support pemberdayaan pemuda tersebut yang ditekankan,
“A healthful adaptation of youth to confronting challenges associated with
directing a youth-defined agenda”.
Sedangkan dari perspektif Kritis Pemberdayaan Pemuda sendiri, ada enam dimensi
yang menjadi syarat dari berhasilnya proses pemberdayaan pemuda yaitu :
1. Lingkungan yang ramah dan aman;
2. Keterlibatan dan komitmen;
3. Distribusi kuasa yang adil (tidak membeda-bedakan);
Dunia saat ini sudah move on dari zaman kuno, dan memasuki era milenial, di
mana era ini disebut sebagai masa di mana teknologi berkembang dengan pesat
dan menjadi sebuah gaya hidup bagi para generasi di dalamnya.
Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin
tinggi sehingga menuntut kualitas dan kinerja manusianya untuk lebih ditingkatkan.
Pemuda harus mampu beradaptasi dengan cepat, belajar, dan menjadi lebih baik
serta melakukan navigasi yang lincah dan tepat agar dapat memecahkan setiap
masalah. Sehingga saat ini pemuda merupakan agen perubahan (agent of change)
yang diharapkan dapat membuat perubahan yang baik kedepannya.
Jika kita membicarakan peran pemuda, sebenarnya sudah menonjol sejak zaman
penjajahan. Bagaimana tidak, karena pemuda turut mengambil andil dalam
kemerdekaan. Peran pemuda kala itu adalah bertempur melawan penjajah dengan
cucuran keringat dan darah. Kekuatan mereka dibutuhkan untuk merebut NKRI dari
tangan penjajah. Perjalanan panjang negara hingga saat ini tidak lepas dari warna-
warni yang diberikan pemuda yang peduli pada bangsa dan negaranya. Seperti
pidato Ir. Soekarno “Beri Aku Sepuluh Pemuda Maka Akan Ku Goncangkan Dunia”
menyiratkan pesan yang sangat mendalam bahwa pemuda bisa membuat
perubahan.
Bahkan ironisnya ini sudah dianggap hal yang lumrah. Karena masalah politik
sudah menjadi rahasia umum, dimana para pemangku kekuasaan adalah orang-
orang yang mementingkan kepentingannya diatas kepentingan rakyat. Banyak
sekali contoh masalah yang berkaitan dengan politik yang sering terjadi di
Indonesia salah satunya adalah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang
sampai sekarang tidak menemukan titik terang untuk pencegahannya. Walaupun
pada dasarnya, sudah ada hukum yang mengatur tentang KKN ini. Namun,
mereka seperti orang yang buta dan tuli akan hukum. Padahal mereka adalah
orang-orang yang pakar dalam bidang hukum.
Politik di negara kita sudah lama dipegang oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab, yang hanya karena jabatan dan uang semata mereka
menghalalkan segala cara. Hal inilah yang membuat politik kita menjadi kotor.
Apabila politik digunakan sebagaimana mestinya akan mampu mensejahterakan
rakyat, memajukan pembangunan dan membawa negara Indonesia menjadi negara
yang maju.
Jadi kunci kesuksesan negara ini ada di tangan pemuda-pemudi Indonesia, maka
sadar untuk tingkatkan peranmu dan ketahui fungsimu di bangsa ini. Lalu
terapkanlah sebagai mana mestinya. Sudah waktunya pergerakan-pergerakan
pemuda Indonesia kembali bangkit. Kita adalah pemegang tumpuk perjuangan.
Berjuanglah untuk mengembalikan rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.