Anda di halaman 1dari 7

MATERI SKB UPDATE 2019

FORMASI ANALIS KEPEMUDAAN


( ORDER 5 HALAMAN MATERI BACAAN )

SUB MATERI I
TUGAS POKOK ANALIS KEPEMUDAAN
Analis Kepemudaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas
Pemuda dan Olahraga dalam perumusan kebijakan serta koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan pemuda,
pengembangan pemuda, serta infrastruktur dan kemitraan pemuda.

Analis Kepemudaan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,


menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan dan perumusan program di bidang tugasnya;
2. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang pemberdayaan
pemuda, pengembangan pemuda, serta infrastruktur dan kemitraan pemuda;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pemberdayaan
pemuda, pengembangan pemuda, serta infrastruktur dan kemitraan pemuda;
4. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan
pemuda, pengembangan pemuda, serta infrastruktur dan kemitraan pemuda;
5. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemberdayaan pemuda,
pengembangan pemuda, serta infrastruktur dan kemitraan pemuda;
6. Pelaksanaan administrasi bidang kepemudaan;
7. Pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait bidang tugasnya;
8. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

SUB MATERI II
PEMBERDAYAAN PEMUDA
Secara teoritikal, pemberdayaan (empowerment) adalah ragam pendekatan dan
aplikasi konstruktif yang bersifat multi-level, sebagai hasil dari interaksi individual,
sosial dan kolektif. Dalam arti yang luas, pemberdayaan mengacu pada ragam
indikator, yaitu : Individu, keluarga, organisasi dan komunitas, yang mendapatkan
akses sekaligus kontrol dalam konteks sosial, ekonomi dan politik, yang bertujuan
untuk meningkatkan keadilan sosial dan kualitas (equity and quality) hidup.

ORDER MATERI SKB WA 082293762803 | 1


Berdasarkan pada indikator-indikator tersebut, berbagai program pemberdayaan
(pemuda) memiliki dua fungsi utama : Pertama, program ini berfokus untuk
merubah dalam level individu, khususnya dalam hal pemberdayaan psikologi dalam
pembangunan kapasitas pribadi (capacity-building), kedua, mengintegrasikan
persepsi-persepsi kontrol dan kendalinya, pendekatan yang proaktif dalam
kehidupan, dan ketiga, pemahaman yang kritikal dalam lingkungan sosial dan
politik.

Sedangkan pemberdayaan dalam level kolektif berlaku atau terjadi di dalam


keluarga, organisasi, dan komunitas, dimana melibatkan proses dan sistem yang
dapat meningkatkan keahlian atau kemampuan anggota-anggotanya, memfasilitasi
mereka dalam upaya-upaya perubahan, meningkatkan kesejahteraan kolektif
mereka, dan memperkuat jaringan intra serta ekstra-organisasi untuk memperkuat
kualitas dari intregrasi kolektif tersebut.

Ada beberapa Model Pemberdayaan Pemuda diantaranya :


1. AEC (Adolescent Empowerment Model) oleh Chinman & Linney (1998) yang
berbasis pada disiplin ilmu psikologi tentang perkembangan remaja dan
pemuda. Model pemberdayaan ini menyebutkan bahwa pengakuan positif dari
masyarakat akan meningkatkan kedewasaan, harga diri, menghindarkan
mereka dari masa krisis identitas dan perasaan tak berguna serta memacu
perkembangan pola pikir yang positif. Kematangan mental ini berguna terutama
dalam pengembangan jiwa kepemimpinan, penguasaan ketrampilan, dan
bekerjasama dalam aksi-aksi sosial.

2. YD & E (Youth Development and Empowerment Program Model) oleh Kim &
Colleagues (1998) : Tujuan Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda (YD
& E) ini adalah dalam rangka pencegahan dari penyalahgunaan obat terlarang
dan perilaku yang beresiko, agar pemuda melakukan hal yang bermakna dalam
proyek pelayanan masyarakat. Kunci YD & E adalah peningkatan hubungan
sosial yang positif dan persiapan untuk partisipasi dan keterlibatan pemuda
dalam komunitas di bidang sosio-ekonomi dan publik. Prinsip utama dari YD
& E adalah pengakuan bahwa kaum muda adalah aset dan sumber daya harus
dipanggil untuk berpartisipasi dalam komunitas dan juga isu-isu keuangan.

ORDER MATERI SKB WA 082293762803 | 2


Dalam proyek pelayanan masyarakat, menjadi peluang yang signifikan bagi
pemuda untuk belajar keterampilan untuk bekerja, termasuk melibatkan
proses konsultasi, pertanggungjawaban, dan kemampuan dalam memecahkan
masalah yang ada di masyarakat.

3. (TP) The Transactional Partnering Model oleh Cargo et al (2003). Model ini
dikonseptualisasikan sebagai proses transaksional kemitraan bersama antara
masyarakat dan pemuda. Kuncinya di tangan masyarakat untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif dan memfasilitasi pemuda untuk berkarya. Namun,
pemuda juga mesti memiliki kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk berpartisipasi dalam perubahan di komunitas. Pemuda ikut memetakaan
isu, membentuk rencana aksi dan solusi implementasi. Pemuda diharapkan dari
pengalamannya mendapatkan hasil dalam bentuk kepercayaan diri,
kompetensi, kualitas pribadi, mental kepemimpinan dan juga kemampuan
bekerjasama melalui partisipasinya. Namun hal ini tidak hanya berorientasi
pada hasil, apa aktivitas atau proyek apa yang dilakukan pemuda, namun
proses yang men-support pemberdayaan pemuda tersebut yang ditekankan,
“A healthful adaptation of youth to confronting challenges associated with
directing a youth-defined agenda”.

4. EE (The Empowerment Education Model) oleh Freire (1970). Premis utama


dari model ini ialah pendidikan yang mencerahkan dan membebaskan. Sebuah
proses yang melibatkan dialog dan diskusi yang terbuka dan kritis, berikut aksi
yang reflektif. Dalam mengembangkan program pemberdayaan pemuda,
Wallerstein, Sanchez-Merki, dan Velarde (2005) menghubungkan konsep
Freire tersebut dalam konsep dan praktiknya dengan teori protection-motivation
behavior change. Hasil dari EE ini meningkatkan keahlian atau skill dan
pengetahuan yang men-support usaha-usaha pemuda menuju aksi menuju
perubahan sosial, utamanya dimulai dari pemberdayaan diri pribadi ke dalam
pengorganisiran masyarakat atau komunitas.

Sedangkan dari perspektif Kritis Pemberdayaan Pemuda sendiri, ada enam dimensi
yang menjadi syarat dari berhasilnya proses pemberdayaan pemuda yaitu :
1. Lingkungan yang ramah dan aman;
2. Keterlibatan dan komitmen;
3. Distribusi kuasa yang adil (tidak membeda-bedakan);

ORDER MATERI SKB WA 082293762803 | 3


4. Keterlibatan terhadap refleksi kritis dalam proses interpersonal dan sosial politik;
5. Keterlibatan secara sosial politik untuk melakukan perubahan; dan
6. Terintegrasi dalam pemberdayaan di level individual dan masyarakat.

SUB MATERI III


PERAN PEMUDA DALAM MEMAJUKAN BANGSA DI ERA MILENIAL
Banyak dari sebagian pemuda kita tidak menyadari bahkan mengetahui apa peran
mereka. Padahal, mereka memiliki peranan yang sangat penting, sehingga hanya
merekalah yang bisa menentukkan masa depan dari bangsa.

Dunia saat ini sudah move on dari zaman kuno, dan memasuki era milenial, di
mana era ini disebut sebagai masa di mana teknologi berkembang dengan pesat
dan menjadi sebuah gaya hidup bagi para generasi di dalamnya.

Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin
tinggi sehingga menuntut kualitas dan kinerja manusianya untuk lebih ditingkatkan.
Pemuda harus mampu beradaptasi dengan cepat, belajar, dan menjadi lebih baik
serta melakukan navigasi yang lincah dan tepat agar dapat memecahkan setiap
masalah. Sehingga saat ini pemuda merupakan agen perubahan (agent of change)
yang diharapkan dapat membuat perubahan yang baik kedepannya.

Jika kita membicarakan peran pemuda, sebenarnya sudah menonjol sejak zaman
penjajahan. Bagaimana tidak, karena pemuda turut mengambil andil dalam
kemerdekaan. Peran pemuda kala itu adalah bertempur melawan penjajah dengan
cucuran keringat dan darah. Kekuatan mereka dibutuhkan untuk merebut NKRI dari
tangan penjajah. Perjalanan panjang negara hingga saat ini tidak lepas dari warna-
warni yang diberikan pemuda yang peduli pada bangsa dan negaranya. Seperti
pidato Ir. Soekarno “Beri Aku Sepuluh Pemuda Maka Akan Ku Goncangkan Dunia”
menyiratkan pesan yang sangat mendalam bahwa pemuda bisa membuat
perubahan.

Perubahan sosial erat kaitannya dengan pembangunan baik individu maupun


kelompok. Hal ini sejalan dengan peran pemuda sebagai agent of change masa
depan bangsa menuju perubahan, pembangunan, dan kemajuan peradapan.
Perbedaan yang menjadi ciri khas pemuda di era milenial dengan pemuda
sebelumnya adalah perkembangan teknologi sekarang ini yang telah menjadikan
para pemuda milenial masuk dalam dunia digital.

ORDER MATERI SKB WA 082293762803 | 4


Inilah salah satu letak perubahan tantangan generasi muda. 'Zaman now' adalah
sebutan bagi kaum milenial untuk menggambarkan masa kini. Itulah yang
seharusnya kita jadikan patokan atau acuan bahwa kita sebagai pemuda harus bisa
merubah keadaan bangsa dalam berbagai bidang sektor, terutama sektor politik.

Berbicara tentang politik, secara umum di dalamnya ada tanggung jawab.


Keberagaman harus dimaknai dengan kekayaan bukan untuk dipertentangkan.
Namun segelintir orang telah menyalahgunakan sehingga yang terjadi tidak sesuai
dengan ekspektasi atau harapan. Yang mana katanya aktifitas 'politik' identik
dengan orang-orang yang merebut kekuasaan demi jabatan dan uang. Tak ayal
kebanyakan dari pemuda menghindari dunia politik karena dianggap sebagai
sarangnya kejahatan. Tanpa kita sadari inilah yang memperparah keadaan poitik
kita, baik dari kemampuan maupun integritas yang menjadi berkurang.

Bahkan ironisnya ini sudah dianggap hal yang lumrah. Karena masalah politik
sudah menjadi rahasia umum, dimana para pemangku kekuasaan adalah orang-
orang yang mementingkan kepentingannya diatas kepentingan rakyat. Banyak
sekali contoh masalah yang berkaitan dengan politik yang sering terjadi di
Indonesia salah satunya adalah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang
sampai sekarang tidak menemukan titik terang untuk pencegahannya. Walaupun
pada dasarnya, sudah ada hukum yang mengatur tentang KKN ini. Namun,
mereka seperti orang yang buta dan tuli akan hukum. Padahal mereka adalah
orang-orang yang pakar dalam bidang hukum.

Sudah saatnya bagi para pemuda melaksanakan perannya sebagai agent of


change yaitu mendorong terjadinya inovasi bangsa kearah yang lebih baik
termasuk dalam politiknya. Kita para pemuda harus peduli dan optimis untuk
menciptakan kualitas politik yang baik di negara yang tercinta ini. Karena perbaikan
politik hanya akan terjadi apabila ada orang yang baik, professional, dan
berintegritas masuk kedalamnya.

Politik di negara kita sudah lama dipegang oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab, yang hanya karena jabatan dan uang semata mereka
menghalalkan segala cara. Hal inilah yang membuat politik kita menjadi kotor.
Apabila politik digunakan sebagaimana mestinya akan mampu mensejahterakan
rakyat, memajukan pembangunan dan membawa negara Indonesia menjadi negara
yang maju.

ORDER MATERI SKB WA 082293762803 | 5


Ada lima karakteristik pemimpin yang baik sebagai agent of change. Pertama,
memiliki visi yang jernih. Sebagai seorang pemimpin kita itu harus memiliki target
yang jelas sehingga sistem kerja dapat disusun dengan baik dan dengan tahapan
yang berkesinambungan. Kedua, memiliki kegigihan untuk mencapai target.
Ketiga, bersikap kritis dan analistis. Mengapa harus demikian? Karena sebagai
seorang pemimpin yang baik, kita harus menggunakan akal sehat untuk berfikir,
sehingga tidak ada hal yang langsung ditelan mentah-mentah. Keempat, sarat
akan pengetahuan dan memimpin dengan memberikan contoh bukan hanya
dengan intruksi. Kelima, membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang
sekitarnya. Dengan kata lain, kita sebagai pemimpin harus memiliki integritas agar
dapat dipercaya.

Jadi kunci kesuksesan negara ini ada di tangan pemuda-pemudi Indonesia, maka
sadar untuk tingkatkan peranmu dan ketahui fungsimu di bangsa ini. Lalu
terapkanlah sebagai mana mestinya. Sudah waktunya pergerakan-pergerakan
pemuda Indonesia kembali bangkit. Kita adalah pemegang tumpuk perjuangan.
Berjuanglah untuk mengembalikan rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

ORDER MATERI SKB WA 082293762803 | 6


ORDER MATERI SKB WA 082293762803 | 7

Anda mungkin juga menyukai