Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Anggraini

Delegasi : Pikom IMM Prodi Keperawatan

Judul : Kepemimpinan Perempuan Di Era 5.0

A. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah organisasi mahasiswa Islam dan


organisasi otonomi Muhammadiyah yang bergerak di bidang agama, kemahasiswaan,
dan kemasyarakatan. IMM didirikan pada tanggal 14 Maret 1964 di Yogyakarta.
IMM sendiri bertujuan untuk “berusaha melatih para ulama yang berakhlak mulia
untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.” Identitas IMM sebagai organisasi
pergerakan mahasiswa memungkinkannya menjadi wadah bagi mahasiswa untuk
menyalurkan ide-ide reformasi dan pembangunan.
B. Kepemimpinan
- Kepemimpinan adalah kekuatan untuk mempengaruhi seseorang, baik mereka
melakukan sesuatu atau tidak. Bawahan dibimbing tanpa harus sekedar memerintah
atau mengikuti (Syarifudin, 2019). Salah satu isu yang muncul ketika membahas
peran kepemimpinan adalah hubungan organisasi dan aturan yang disepakati antar
pemimpin.
- Sebagai seorang pemimpin, harus bertindak untuk melayani bawahan , bukan
dilayani oleh bawahan. Pemimpin harus menyeimbangkan kebutuhan bawahannya
dengan kebutuhan organisasi dan masyarakat secara keseluruhan. Pemimpin
dikatakan mempunyai pengikut atau bawahan dari batas-batas kepemimpinan yang
telah dijelaskan di atas. Sublevel ini mungkin diperlukan atau tidak diperlukan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.
- Seorang pemimpin yang baik membutuhkan keterampilan manajerial dan teknis.
Semakin rendah posisi manajer teknis dalam organisasi, semakin banyak
keterampilan teknis yang diperoleh dibandingkan dengan keterampilan manajerial.
Hal ini disebabkan oleh kegiatan operasional. Posisi kepemimpinan atas,
keterampilan manajemen utama, dan aktivitas dalam suatu organisasi merupakan
aktivitas konseptual.
C. Kepemimpinan perempuan
- Isu kepemimpinan perempuan dalam perspektif Islam merupakan isu yang unik,
mendesak diperdebatkan, dan memang terus menerus diperdebatkan. Sebab,
kepemimpinan mempunyai tugas yang sangat kompleks bagi mereka yang sebagai
abdi ummat harus mampu mewujudkan rasa keadilan, menciptakan rasa aman, dan
menjaga rasa disintegrasi sampai pada kemampuan mendaptakan Negara Baldatun
Thaiyibatun Warabbun Ghafur.
- Mengidentifikasi perempuan sebagai pemimpin adalah sesuatu yang jarang
dilakukan. Sebab, fokus peran perempuan pada umumnya adalah menyelesaikan
pekerjaan rumah tangga, artinya pekerjaan utama perempuan hanya bertumpu pada
rumah dan perlengkapannya. Dengan pesatnya perkembangan zaman dan teknologi,
isu kepemimpinan menjadi sangat mendesak dalam diskusi. Nilai kepemimpinan
tidak lagi ditentukan oleh bakat alamiah, namun oleh kemampuan mengerahkan
banyak orang untuk bekerja sama mencapai tujuan yang disepakati bersama.
D. Kepemimpinan era 5.0
Road map menuju Society 5.0 dimulai dengan Society 1.0. dicirikan oleh
masyarakat yang hidup dengan berburu dan meramu untuk dikonsumsi tanpa
melakukan upaya apa pun untuk membudidayakan hewan dan tumbuhan liar
(masyarakat pemburu-pengumpul). Kemudian, Society 2.0 mulai mengenal cara
bercocok tanam dan dikenal dengan masyarakat agraris. Di era Society 3.0,
masyarakat mulai menyadari bahwa industri dapat mengatasi beberapa tantangan
(masyarakat industri). Dan pada era 4.0, teknologi mulai digunakan di masyarakat.
Era Society 5.0 menggambarkan evolusi industri hingga tahun 2030 dengan
mengidentifikasi tantangan transformasi digital di masyarakat dan menemukan cara
untuk mengatasinya. Artinya, segala teknologi, robot, dan cloud storage akan
menjawab permasalahan yang muncul di masyarakat. hidup kita. Era ini diluncurkan
pada tahun 2019 oleh Sakuraland (Jepang) dengan tujuan menuju Revolusi Industri
4.0. Ada tiga keterampilan yang dibutuhkan masyarakat di era Society 5.0, problem
solving, critical thinking,and creativity. Seorang pemimpin harus mampu
mengantisipasi tantangan masa depan agar dirinya dan organisasi yang dipimpinnya
dapat bertahan di masa depan. Dunia berkembang begitu pesat sehingga para
pemimpin dan berbagai organisasi juga harus bersiap menghadapi berbagai
perubahan global. Sumber daya manusia yang berkiprah di era Society 5.0
memerlukan empat kompetensi berikut, Leadership, Language skills, IT Literacy, dan
Writing skills.
Pengelolaan masyarakat ini memerlukan hal yang berbeda dengan pengelolaan
masyarakat jaman dahulu. Di era masyarakat 5.0 sebaiknya menggunakan gaya
kepemimpinan demokratis yang dipadukan dengan gaya kepemimpinan laissez-faire.
Sebab di masyarakat 5.0, mereka sudah mempunyai pengetahuan dan pendidikan,
tidak seperti masyarakat yang kurang berpendidikan dulu. Mereka menggunakan
gaya kepemimpinan otoriter atau otoriter karena belum tentu memikirkan dan
memahami situasi atau permasalahan. Namun di Society 5.0, mereka terdidik dan
mampu menganalisis permasalahan dan situasi yang muncul.

Oleh karena itu, gunakanlah gaya manajemen demokratis yang dipadukan


dengan laissez-faire, libatkan anggota dalam menyelesaikan masalah, dan
mengharuskan anggota untuk mengambil keputusan sendiri karena mereka juga tidak
selalu ada. Komunikasi adalah kunci sentral dalam gaya kepemimpinan apa pun,
terutama gaya kepemimpinan ini.

Nama : Putri Anggraini


Tempat tanggal lahir : Makassar, 15 Januari 2005
Pimpinan komisariat : Keperawatan
Amanah : Sekretaris Umum
Universitas/Prodi : Universitas Muhammadiyah Makassar/Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai