Anda di halaman 1dari 6

PEMIMPIN IDEAL ERA MILLENNIAL

Era millennial secara harfiah adalah sebuah zaman yang dimana golongan produktifnya
diisi oleh masyarakat pada generasi millennial. Generasi millennial, secara demografis,
digolongkan oleh para pakar sebagai generasi Y, generasi yang lahir pada 1977-1994. Akan
tetapi, kenyataannya pada era millennial ini, gen Z (kelahiran 1995-2012) sudah dapat
dikategorikan sebagai masyarakat pada era millennial. Mengingat penggunaan Internet pada
masyarakat kini semakin marak pada berbagai usia. Pada era millennial, perkembangan
teknologi informasi berjalan sangat cepat. Sehingga, era millennial dapat disimpulkan sebagai
era digital.

Pada era ini menghadirkan beragam fenomena. Misalnya Revolusi Industri 4.0, dimana
para korporasi mulai menggunakan teknologi siber, atau Go-Jek Effect, yang melahirkan banyak
kejadian seperti kemacetan, lapangan kerja baru, bahkan hingga mempengaruhi kebijakan
nasional. Ini menandakan bahwa pada era ini, segalanya berjalan dengan sangat cepat. Zaman
serba cepat ini menyebabkan gerak ekonomi mengalami ‘turbulensi’, atau lebih tepatnya dalam
fisika diartikan gerak yang tidak teratur. Pada era turbulensi ini, segala sesuatu dapat berubah
kondisi seketika. Usaha yang laris tiba-tiba jadi mandek, dan sebaliknya. Sebagai contoh, Go-Jek
yang pada 2010 masih dalam startup “Cockroach” pada 2016 menjadi startup “Unicorn”.
Tokobagus (yang kemudian diambil alih OLX) yang dulu sempat populer, namanya meredup
setelah muncul berbagai market place baru yakni Tokopedia dan Bukalapak. Ini semakin
memperjelas bahwa ‘turbulensi’ merupakan gejala pada era millennial.

Kepemimpinan memiliki definisi yang luas . Hadari Nawawi dalam bukunya


“Kepemimpinan yang Efektif” mendefinisikan bahwa pemimpin (leader) adalah seseorang yang
menduduki posisi tertinggi dalam suatu organisasi dan mengemban tugas kepemimpinan. Dan
‘kepemimpinan’ berarti suatu ilmu/kemampuan dalam memimpin. Sedangkan Ary Ginanjar
Agustian memaknai kepemimpinan kepada hal yang esensial, bahwa pemimpin bukan hanya
pemegang jabatan tertinggi, melainkan setiap individu adalah pemimpin bagi individu itu
sendiri.. Dari sini akan dibahas mengenai kriteria pemimpin ada era millennial.

Melalui tiga paragraf diatas dapat dilihat bahwa kriteria pemimpin pada era millennial
adalah 1) adaptif, 2) rendah hati, 3) visioner, 4) Mampu memaksimalkan kesempatan yang
didapatnya sebaik mungkin 5) Pandai berkomunikasi. Setiap poin kepemimpian akan dibahas
pada paragraf dibawah.

Yang pertama adalah rendah hati. Rendah hati artinya tidak sombong atau tidak angkuh.
Rendah hati pada kepemimpinan sebuah organisasi tidak hanya mengacu pada sikap tidak
angkuh. Sikap rendah hati pada pemimpin dikembangkan menjadi kesadaran akan pertanda
bahwa organisasi yang dipimpin bisa bubar seketika. Ini akan menyebabkan pemimpin akan
menjadi seorang pekerja keras untuk terus memperbaiki organisasinya. Bukan hanya itu, sikap
rendah hati yang seperti ini melahirkan semangat untuk terus berinovasi pada pekerjaannya.
Sebagai contoh, misalnya pada Google. Google yang awalnya hanya sebuah mesin pencari,
kemudian berubah menjadi berbagai platform seperti gmail, Google Maps, Google Assistant,
YouTube bahkan hingga Google Playstore. Bukan hanya itu, pada mesin pencarinya google
mempermudah sistem pencariannya sehingga berselancar di Google menjadi lebih mudah dan
akurat. Hal ini didasari atas kerendah hatian untuk terus berinovasi. Seandainya Larry Page dan
Sergey Brin (Para Pendiri Google) puas mengeruk keuntungan melalui ‘Search Engine’ saja,
maka bisa saja Google bangkrut akibat kekeringan inovasi setelah beberapa tahun berdiri.

Poin kedua adalah adaptif. Adaptif diartikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi
terhadap lingkungan/keadaan. Seorang pemimpin haruslah adaptif terhadap kondisi di
sekitarnya. Apabila kemampuan adaptasi dari seorang pemimpin kurang, maka organisasi yang
diembannya dapat mengalami keterpurukan. Ibaratnya dalam ilmu biologi tentang seleksi alam,
Maka hewan yang bertahan bukanlah hewan yang terkuat, melainkan hewan yang paling adaptif.
Hal ini juga berlaku pada organisasi. Sedang gerak organisasi ditentukan oleh pemimpinnya.
Maka, pemimpin haruslah adaptif dalam menghadapi turbulensi ekonomi seperti sekarang ini.
Sebagai contoh, tabloid BOLA yang tutup pada 2018. Tabloid ini tutup karena kalah bersaing
dengan media informasi sepakbola berbasis digital seperti Goal, Bola.net, bola.com, dll. Karena
penggunaan internet pada masyarakat sangat meningkat. Maka orang sudah tidak lagi
menggunakan media cetak sebagai sumber informasi.

Poin ketiga adalah visioner. Visioner berarti memiliki pandangan ke depan. Visi yang
baik pada seorang pemimpin dapat memajukan organsisasinya, begitu pula visi yang buruk bisa
saja menjadikan kehancuran pada organisasi. Semisal pada apa yang terjadi dengan Kodak.
Perusahaan yang dibangun pada 1892 ini, pernah menjadi ‘Raja Fotografi’. Namun sayangnya
mengalami kemunduran sejak kemunculan kamera digital. Yang menarik ialah, kamera digital
itu merupakan hasil inovasi insinyurnya sendiri. Namun jajaran petinggi Kodak tidak mau
menerimanya. Alhasil, penemuan itu akhirnya membuat Kodak mengalami keterpurukan akibat
kamera-kamera digital mengalahkan bisnis mereka. Akhirnya, pada 2012 setelah lebih dari 100
tahun berdiri, Kodak dinyatakan bangkrut.

Keempat, kriteria pemimpin di era millennial adalah mampu melihat dan memaksimalkan
peluang sebaik baiknya. Apabila pemimpin itu tidak cermat dalam melihat peluang, maka
organisasi (terutama yang bergerak di bidang bisnis) akan mengalami kemunduran. Chairul
Tanjung adalah contoh kecil bahwa kemampuan melihat peluang dan memaksimalkan peluang
menjadi salah satu kunci suksesnya. Ketika beliau menjadi mahasiswa, beliau melihat peluang
dari harga fotokopi yang mahal (Rp. 25 per lembar) di dekat kampusnya, lalu oleh beliau
dijadikan saranan meraup untung dengan mengadakan fotokopi dengan harga yang lebih murah
(Rp 20 per lembar). Bukan hanya itu, beliau juga pernah berjualan alat-alat kedokteran dengan
memanfaatkan koneksi ayah temannya yang bekerja di ABRI. Awalnya beliau melihat harga alat
kedokteran yang mahal di toko dimana beliau tidak punya uang untuk membayarnya. Kemudian
beliau mencari cara agar bisa mendapat alat kedokteran dengan harga rendah melalui ayah
temannya yang merupakan seorang ABRI. Dari situ, beliau malah membeli dalam jumlah besar,
lalu dijual dengan harga lebih murah dari toko. Melalui kekurangannya, beliau mampu
memaksimalkan sebagai sebuah peluang bisnis.

Terakhir, kriteria pemimpin ideal adalah pandai berkomunikasi. Pandai berkomunikasi


bukan berarti pemimpin haruslah menjadi orator handal seperti Bung Karno. Komunikasi disini
memiliki makna untuk mempengaruhi dan untuk memotivasi. Setiap orang bisa berbicara, akan
tetapi tidak semua pembicaraan seseorang dapat berkesan di hati lawan bicaranya. Dalam
kepemimpinan, komunikasi penting untuk membangun pengaruh antara pemimpin dan orang-
orang yang dipimpin. Bukan hanya itu, komunikasi yang baik menghasilkan hubungan yang baik
antara pemimpin dan anggotanya. Oleh sebab itu, aspek komunikasi sangat penting karena
hubungan antar manusia (Internal Relationship) sangat diperlukan untuk menjaga keharmonisan
organisasi.

Dari uraian diatas perlu diketahui bahwa semua aspek tersebut sangatlah penting. Kelima
poin tersebut tidak mungkin berdiri sendiri. Setiap poin memiliki sinergisitas pada poin-poin
yang lain. Karena akan sulit anggota bisa membangung komunikasi yang baik dengan pemimpin
apabila pemimpinnya angkuh. Dan untuk menjadi orang yang adaptif dibutuhkan pemikiran yang
visioner. Selain itu, orang yang visioner akan mampu melihat peluang dan memaksimalkan
peluang dengan baik. Maka dari itu, pada era digital yang bergerak secara turbulen, kelima poin
tersebut penting untuk menjaga stabilitas suatu organisasi yang diembannya. Jika tidak, suatu
saat organisasi yang dipimpin dapat mengalami kemunduran.
REFERENSI

Sumber website :

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8566/mengenal-generasi-millennial/0/sorotan_media
diakses pada 30 Maret pukul 10.35 WIB

https://www.cermati.com/artikel/kenali-perbedaan-generasi-x-y-dan-z-dalam-berbelanja diakses
pada 30 Maret pukul 10.43 WIB

https://www.maxmanroe.com/revolusi-industri-4-0.html diakses pada 30 Maret pukul 10.53 WIB

https://tirto.id/selamat-tinggal-generasi-milenial-selamat-datang-generasi-z-cnzX diakses pada


30 Maret pukul 10.55 WIB

https://www.insideindonesia.org/the-go-jek-effect diakses pada 30 Maret pukul 11.11 WIB

https://tirto.id/melihat-perjalanan-4-startup-unicorn-asal-indonesia-cAdQ diakses pada 30 Maret


pukul 12.42 WIB

https://www.liputan6.com/tekno/read/373621/penyebab-kodak-bangkrut diakses pada 30 Maret


pukul 14.04 WIB

https://tirto.id/tabloid-bola-tutup-dan-sandaran-baru-bisnis-kompas-gramedia-group-c7GE
diakses pada 30 Maret pukul 14.12 WIB

https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/01/19/ly1nbd-mantan-raja-fotografi-
kodak-resmi-bangkrut diakses pada 30 Maret pukul 13.51 WIB

https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/12/01/21/ly4vh6-mengapa-kodak-bangkrut-
ikon-inovasi-tapi-lamban-bergerak diakses pada 30 Maret pukul 13.52 WIB

http://www.plimbi.com/news/135971/sejarah-google diakses pada 30 Maret pukul 17.51 WIB

Sumber Buku :

Nawawi, Hadari; Hadari, M Martini. 1992. Kepemimpinan yang Efektif. Pontianak : Gadjah
Mada University Press.

Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual,
ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Jakarta : Penerbit Arga.

Tanjung, Chairul. 2012. Chairul Tanjung si Anak Singkong. Jakarta : Kompas


BIODATA PENULIS

NAMA : Garin Pramadhan Heryantara

ALAMAT : Jl. Kaliurang Km 4,5 gang Kenari 1 Caturtunggal, Depok,


Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

NO. HP & WHATSAPP : 082297591930

EMAIL : garinphy@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai