Oleh :
Kelas D1
Kelompok 1
PENDAHULUAN
Teknologi industri berkembang sudah sejak awal keberadaan manusia, pada zaman
purbakala di mana teknologi masih bisa dikatakan sangat minim dan mengandalkan kekuatan
alam seperti berburu serta memanfaatkan hal apapun untuk kemudian dijadikan sebagai
pendukung kehidupan dimasa itu. Namun, seiring berjalannya waktu teknologi industri tentunya
perkembangan yang terjadi dimasanya. Diyakini pada masa itulah dimulai pola Society 1.0
(looking society). Lalu, seiring dengan meningkatnya keilmuan manusia mulai dikenal revolusi
Society 2.0 (agricultural society), cara mendapatkan makanan berubah dari mengumpulkan
menjadi memproduksi (bercocok tanam) dan tatanan sosial mulai dikenal. Berikutnya, revolusi
Society 3.0 (commercial society) pola kerja beralih dari tenaga manusia menjadi menggunakan
mesin sehingga produksi massal dapat dilakukan. Saat ini, revolusi Society 4.0 (records society)
tengah dijalankan di seluruh dunia. Teknologi informasi, jaringan internet, dan kecerdasan
buatan (synthetic intelligence) merupakan sederet teknologi yang menjadi sendi kehidupan dalam
teknologi revolusi Industri 4.0. Lalu munculah Society 5.0 sebagai perkembangan dari revolusi
Industri sebelumnya. Konsep ini memungkinkan kita untuk menggunakan ilmu pengetahuan
zaman. Dalam menghadapi era society ada dua hal yang harus dilakukan yaitu adaptasi dan
kompetensi. Perubahan dan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini menuntut kita untuk
ikut meningkatkan pola pikir dan menyesuaikan diri dengan jaman. Khususnya bagi seorang
pemimpin, perubahan yang ada membuat pemimpin harus selalu menyesuaikan diri agat mampu
Pemimpin memegang peranan penting dalam suatu organisasi. Jika organisasi diibaratkan
sebuah pesawat terbang maka pilot merupakan pemimpinnya. Tanpa memiliki kecakapan yang
baik seorang pilot tidak akan dapat menerbangkan pesawatnya dengan baik. Begitu pula halnya
dengan organisasi, tanpa pemimpin yang baik organisasi akan kehilangan arah dan menemui
banyak kendala dalam pencapaian tujuannya. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan atau leadership secara umum merupakan perilaku yang mempengaruhi manusia
baik perorangan maupun kelompok, untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
sebaik–baiknya serta dituntut untuk kerjasama yang baik sehingga dapat mencapai tujuan
organisasi yang diinginkan. Seorang pemimpin harus bisa memberikan inspirator perubahan
danvisioner yang memiliki visi yang jelas dan kemana organisasi akan di tuju. Dalam
memotivasi kinerja dari perusahaan atau organisasi sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan
dari seorang pemimpin. Kepemimpinan pada dasarnya merupakan kajian tentang individu yang
memiliki karakteristik fisik, mental, dan kedudukan yang dipandang lebih daripada individu lain
dalam suatu kelompok sehingga individu yang bersangkutan dapat mempengaruhi individu lain
dalam kelompok tersebut untuk bertindak ke arah pencapaian suatu tujuan. Kepemimpinan
merupakan suatu proses sosial yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga yang meliputi segala
tindakan yang dilakukannya dapat menyebabkan gerak dari warganya atau bawahannya. Dalam
proses kepemimpinan dalam organisasi tidak semuanya berjalan lancar. Biasanya ada saja
Salah satu sifat seorang pemimpin adalah berani, kreatif, dan inovatif. Tiga sifat ini akan
selalu diperlukan di manapun dan dalam perubahan zaman apapun itu. Karena dengan orang
berani, orang tersebut akan berani dalam mengambil resiko dan menjawab tantangan yang ada.
Kemudian orang yang kreatif dan inovatif jika terdapat perubahan akan dengan mudah
mendapatkan hal hal baru yang sesuai dengan perubahan yang terjadi di saat itu. Maka pemimpin
yang berani, kreatif, dan inovatif pada saat bertemu dengan tantangan perubahan zaman akan
menjawab tantangan tersebut dengan program yang kreatif dan inovatif sesuai dengan zamannya.
Hal–hal tersebut merupakan harapan dari setiap pemimpin pendidikan di Indonesia, tetapi jika
pemimpinnya telah mengalami perubahan sedangkan para bawahannya tidak mau mengikuti itu
adalah suatu tantangan juga. Ada beberapa perubahan mungkin yang harus dilakukan dalam
memimpin masyarakat yang hidup di era Society 5.0 mengingat pada saat ini mungkin semua hal
akan berbasis dengan teknologi. Untuk itu, penulis membuat makalah ini untuk menganalisis
apa saja konsep model kepemimpinan yang ada dan relevan di era 5.0 ini.
1.2.3 Bagaimana konsep model kepemimpinan Pamong Praja Muda di Era 5.0?
1.2.4 Bagaimana cara pelaksanaan model kepemimpinan Pamong Praja Muda di Era 5.0?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.3 Untuk mengetahui konsep model kepemimpinan Pamong Praja Muda di Era 5.0
1.3.4 Untuk mengetahui cara pelaksanaan model kepemimpinan Pamong Praja Muda di
Era 5.0
Dalam kajian ini, penulis menggunakan metode penulisan normatif dengan menganalisis
model kepemimpinan Pamong Praja Muda di era Society 5.0. Penulisan normatif adalah metode
penulisan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder belaka.
Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode kualitatif, yang lebih
menekankan kepada pemaparan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap
tentang keadaan tertentu, pada suatu tempat tertentu dan pada saat tertentu. Sumber data dan
pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, yaitu mendapatkan data melalui bahan-
bahan kepustakaan yang dilakukan dengan cara membaca dan menelaah bukubuku literatur .
Penelitian ini menggunakan pendapat para ahli sebagai bahan hukum primer. Sedangkan untuk
bahan hukum sekunder, penulis mengutip dari berbagai sumber seperti jurnal, makalah, dan
Tahapan analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman
yaitu mengadakan kegiatan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi
data (Sugiyono, 2019). Tahap reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan
cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Hasil reduksi data dalam penelitian ini kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi-deskripsi
yang mengerucut kepada pemecahan masalah yang akan dibahas. Tahap terakhir dari analisis
adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan yang muncul dari data yang disajikan kemudian diuji
kesimpulan akhir yang ditemukan diverifikasi kembali dengan sumber-sumber literatur yang
TINJAUAN PUSTAKA
Pamong praja (sebelumnya disebut pangreh praja sampai awal kemerdekaan) dalam
sejarah pemerintahan daerah di Indonesia memiliki peran yang sangat strategis, karena pamong
praja tidak saja memainkan peran sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang
menyelenggarakan pelayanan masyarakat tapi juga peran strategis dalam menjaga keutuhan
Negara Republik Indonesia. Pamong praja berperan dalam mengelola berbagai keragaman dan
mengukuhkan keutuhan Negara. Ndaraha (2009) mengatakan pamong praja adalah mereka yang
mengelola kebhinekaan dan mengukuhkan ketunggalikaan. Kalau pamong praja diartikan secara
etimologis sebagai aparat atau pejabat pemerintahan yang bertugas “mengemong” dan menjadi
abdi Negara atau abdi masyarakat. Dengan demikian, pamong praja adalah semua aparat yang
Pamong praja adalah mencakup pejabat pusat yang ada di pusat, pejabat pusat yang ada di daerah
Era Society 5.0 merupakan gambaran evolusi industri hingga tahun 2030 dengan
mengidentifikasi dan menemukan cara untuk mengatasi tantangan transformasi digital dalam
masyarakat yang artinya seluruh teknologi, robot, serta penyimpangan awan (cloud storage),
menjadi jawaban atas permasalahan dalam kehidupan kita. Era ini diperkenalkan oleh Negara
sakura (Jepang) pada tahun 2019 yang dicetuskan sebagai antisipasi revolusi industri 4.0. Road
map menuju society 5.0 dimulai dari society 1.0 yang ditandai dengan masyarakat yang bertahan
hidup dengan berburu dan mengumpulkan hewan dan tumbuhan liar untuk dikonsumsi tanpa
adanya usaha untuk membudidayakan (huntergatherer society). Kemudian Society 2.0 yang
mulai mengetahui cara menanam, atau disebut masyarakat agraris (agrarian society). Di era
society 3.0 merupakan masyarakat yang mulai mengenal industri untuk mengatasi beberapa
masalah (industrial society). Kemudian pada 4.0 mulai digunakan teknologi dalam masyarakat.
Saat ini, negara–negara di dunia termasuk Indonesia sedang bersiap menghadapi society 5.0 yang
merupakan era penerapan teknologi yang bertitik pusat pada kehidupan manusia sebagai lanjutan
teknologi yang ada di masyarakat 4.0. Salah satu gambaran society 5.0 di mulau dengan adanya
robot yang memiliki kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan tujuan membantu
manusia, tetapi apabila teknologi ini tidak disikapi dengan baik tentunya akan menjadi dampak
Disinilah peran pendidikan ini diperlukan untuk memberikan edukasi terkait teknologi dan
penggunaannya dalam kehidupan agar tidak semakin di salah gunakan. Konsep ini
memungkinkan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis modern (AI,
robot, IoT, dsb) untuk melayani kebutuhan manusia. Tujuan dari konsep ini sendiri adalah
dan merasa nyaman. Society 5.0 sendiri baru diresmikan pada 21 Januari 2019 dan dibuat
sebagai solusi atas Revolusi Industri 4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi umat manusia.
Sebenarnya konsep revolusi 4.0 dan Society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Hanya saja
konsep Society 5.0 lebih memfokuskan konteks terhadap manusia. Jika Revolusi industry 4.0
menggunakan AI, dan kecerdasan buatan yang merupakan komponen utama dalam membuat
perubahan di masa yang akan datang. Sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern
hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya. Society 5.0 adalah era dimana
semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sekedar untuk
berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Dalam Society 5.0, nilai baru yang
manusia dan masalah ekonomi pada kemudian hari. Dalam masyarakat informasi (Society 4.0),
berbagi pengetahuan dan informasi lintas bagian tidak cukup, dan kerja sama itu sulit. Maka
tahapan meningkat pada Society 5.0 yang mencapai tingkat konvergensi yang tinggi antara ruang
maya (ruang virtual) dan ruang fisik (ruang nyata). Kalau dalam Society 4.0, orang akan
mengakses layanan cloud (basis data) di dunia maya melalui Internet, maka pada Society 5.0,
sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya. Di dunia maya,
data besar ini dianalisis dengan kecerdasan buatan (AI), dan hasil analisis diumpankan kembali
Goals dari masyarakat 5.0 adalah untuk menciptakan masyarakat yang mana baik dalam
pembangunan ekonomi dan resolusi dari tantangan sosial tercapai, sehingga masyarakat dapat
menikmati kualitas hidup yang tinggi. Hal tersebut sepenuhnya aktif dan nyaman, serta hadir
dalam berbagai kebutuhan tanpa memandang usia, wilayah, jenis kelamin, bahasa, dsb. Misalkan
saja peningkatan dalam masyarakat 5.0 dalam bidang kesehatan, orang – orang dengan usia
lansia menurut WHO yakni pada 60->90 th yang pasti mengalami proses generatif dan
kebanyakan membawa berbagai permasalahan dalam segi kesehatan, atau beberapa fungsi dari
tubuhnya tidak berjalan sesuai dengan manusia pada usia anak–anak hingga pertengahan 13
Dalam hal ini dalam masyarakat 5.0 berusaha untuk memberikan kenyamanan hidup pada orang
– orang lansia dengan mencipatakan berbagai teknologi robot yang dapat digunakan sebagai alat
bantu kesehatan dalam kehidupan sehari – hari. Seperti mobil kemudi otomatis yang dapat
mendeteksi kejanggalan kesehatan penggunanya, kesehata, perawatan medis secara mudah dan
otomatis.
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal
untuk menyelesaikan tugas. Kepemimpinan atau leadership secara umum merupakan perilaku
yang mempengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok, untuk dapat melaksanakan
tugas dan kewajibannya dengan sebaik–baiknya serta dituntut untuk kerjasama yang baik
sehingga dapat mencapai tujuan organisasi yang diinginkan. Seorang pemimpin harus bisa
memberikan inspirator perubahan danvisioner yang memiliki visi yang jelas dan kemana
organisasi akan di tuju. Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan
sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
menyediakan fasilitasnya.
b. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
Dalam menyongsong era 5.0, ada beberapa konsep kepemimpinan yang harus dimiliki oleh
pamong praja. Salah satu prinsip yang terpenting adalah prinsip kepemimpinan yang dikenal
dengan nama Hasta Brata. Nama atau kata Astabrata berasal dari dua kata, yakni asta dan brata.
Kata astha merupakan kosa kata dalam bahasa Jawa kuno atau Sanskerta. Kata astha berarti
“delapan.” Sementara itu kata brata merupakan kosa kata Jawa baru yang berasal dari kosa kata
Jawa kuno. Kata brata berarti “laku”. Kata “laku” dapat juga disejajarkan dengan sikap,
tindakan, atau sejenisnya. Kata laku dapat juga disejajarkan dengan kata watak atau sifat.
Dengan demikian Astabrata dapat dimaknai “delapan laku” atau “delapan watak” atau “delapan
sifat”. Kata asta juga dekat dengan kata astha yang berarti membawa atau memegang. Dari kata
asta dapat dibentuk menjadi ngasta artinya memegang. Jika dihubungkan denganmakna
Astabrata, nama Astabrata dapat berarti tindakan atau laku memegang; dan yang dipegang
adalah negara. Jadi Astabrata dapat diartikan sebagai delapan syarat dalam memegang negara
atau pemerintahan. Berdasarkan definisi filsafat kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas,
ajaran Astabrata bisa dikategorikan sebagai suatu kontek filsafat kepemimpinan, berdasarkan
pemaparan di atas bahwa filsafat kepemimpinan juga bisa berasal dari perspektif keyakinan
a. Surya Brata
Surya Brata, yaitu para pemimpin hendaknya mampu memberikan penerangan secara
benar, adil dan merata kepada seluruh warga negaranya. Dalam hubungan ini pula hendaknya
para pemimpin selalu berhati-hati dalam mengeluarkan keputusan, seperti layaknya matahari
yang sangat berhati-hati dalam menyerap air yang ada di muka bumi ini. Pemimpin hendaknya
pula dapat meniru prilaku matahari yang terus bekerja setiap hari yang selalu menerangi jagad
raya walaupun gumpalan embun mengalangi sinarnya, matahari selalu terbit dengan berjalan dari
timur ke arah barat menuju peraduannya. Matahari pun tidak pernah mengharapkan balasan akan
kerja kerasnya (tanpa keterikatan). Adapun penerangan yang dimaksud dalam hal ini yaitu,
pemimpin hendaknya selalu memberikan informasi yang benar kepada rakyatnya mengenai
jalannya kepemimpinan yang di pimpinnya tanpa menutupi hal apapun. Pemimpin juga
b. Candra Brata
Candra Brata yaitu para pemimpin hendaknya selalu dapat memperlihatkan wajah yang
tenang dan berseri-seri dalam tugasnya sehari-hari, sehingga dengan demikian rakyat yang
dipimpinnya merasa yakin akan kebesaran jiwa pemimpinnya serta simpati dan penuh rasa
hormat. Disamping itu juga, para pemimpin hendaknya dapat menyebarkan keindahan dan
berusaha memberikan kebahagiaan kepada setiap orang dengan jalan memberantas segala hal-hal
negatif yang menyelimuti jiwanya. Seperti bulan yang berlahan-lahan membebaskan diri dari
kabut malam yang menyelimutinya. Pemimpin juga diharapkan dapat menyejukan rakyat
(peneduh) laksana bulan, maksudnya yaitu menampung segala aspirasi yang diberikan oleh
rakyat dan bawahannya. Apalagi pendapat yang diberikan oleh rakyat merupakan hal yang
c. Yama Brata
Yama Brata, yaitu para pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Yama. Dalam
hubungan ini para pemimpin diharapkan menegakkan hukum secara benar dan adil, yang
bersalah menurut hukum, harus dihukum dan yang tidak bersalah harus dilindungi. Hendaklah
para pemimpin tidak memiliki sifat pilih kasih dalam menegakkan hukum, karena hal itu akan
dapat merugikan masyarakat dan Negara yang dipimpinnya. Dalam menegakkan hukum kepada
rakyat yang bersalah hendaknya para pemimpin harus tegas dan konsekuen serta tidak
memandang status maupun kedudukan sosial. Sehingga ketertiban dan keamanan di masyarakat
dapat ditegakkan. Ajaran Yama Brata ini juga diharapkan agar pemimpin mengajak seluruh
rakyatnya untuk selalu mematuhi hukum yang berlaku sehingga ketertiban dan keamanan dapat
d. Indra Brata
Indra Brata, yaitu cara kepemimpinan yang mengikuti sifat Dewa Indra sebagai Dewa
hujan. Dalam hubungan ini hendaknya para pemimpin seperti air yang berasal dari bawah terus
menguap dan turun kembali menjadi hujan untuk memberi hidup semua makhluk di dunia ini.
Makna yang terkandung dari pernyataan ini ialah bahwa seorang pemimpin hendaknya jangan
lupa pada rakyat yang di pimpinnya. Hendaklah mereka selalu memperjuangkan rakyat untuk
bebas dari penderitaan dan bahagia lahir batin. Seorang pemimpin hendaklah mengikuti ajaran
Indra Brata, karena Indra Brata memberikan ketauladan sifat yang baik seorang pemimpin untuk
dapat memberikan bimbingan kepada masyarakat, bawahannya serta untuk dirinya agar selalu
e. Vayu Brata
Bayu Brata yaitu para pemimpin hendaknya selalu mengetahui keadaan dan kemauan
rakyat yang paling bawah dan menderita. Dalam hubungan ini dilukiskan para pemimpin sebagai
Dewa Angin atau Dewa Bayu yang selalu berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah. Para pemimpin hendaknya selalu berada di tengah-tengah
masyarakat yang dipimpinnya untuk memantau kehidupan rakyatnya. Untuk keadaan dan
kehendak rakyatnya, hendaknya pemimpin dapat menampakkan senyum dan sapa yang manis
serta dapat mengetahui motif kesenangan masyarakat sehingga mudah menyelami jiwanya.
Dalam Bayu Brata juga diajarkan agar para pemimpin memiliki daya adaptasi yang tinggi,
merakyat dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang semua rakyatnya. Sehingga para
pemimpin tidak terkesan sebagai orang yang gila akan kedudukan dimana jika sudah berada di
tempat yang tinggi maka akan enggan untuk berkunjung kebawah lagi. Adapun maksud dari
pada pemimpin harus mempunyai daya adaptasi yang tinggi yaitu ketika menjalankan tugasnya
dari suatu daerah ke daerah lain yang menjadi wilayah kekuasaannya, hendaknya para pemimpin
yang baik tanpa harus membanding-bandingkan daerah yang satu dengan daerah yang lain serta
f. Varuna Brata
Baruna Brata yaitu para pemimpin hendaknya memiliki wawasan yang luas, dan sanggup
mengatasi setiap gejolak dengan penuh kearifan. Para pemimpin hendaknya mampu mengatasi
berbagai macam hambatan seperti kekacauan ekonomi, politik, pengangguran, demo dan
sejenisnya. Pemimpin hendaknya pula pandai mencari solusi terhadap berbagai masalah yang
terjadi di masyarakatnya, dengan dibantu oleh para pendampingnya (para menteri) sehingga
masalah tersebut cepat terselesaikan. Merupakan suatu kewajiban bagi pemimpin untuk memiliki
g. Agni Brata
Agni Brata yaitu para pemimpin hendaknya memiliki sifat pemberani dan memiliki
dedikasi yang tinggi dalam mengatasi suatu masalah yang menimpa masyarakatnya. Diibaratkan
sebagai Dewa Agni (Api) yang tidak pernah berhenti membakar benda yang dibakar sehingga
menjadi abu. Para pemimpin juga diharapkan agar meniru sifat api yang selalu berkobar
memiliki semangat yang berkobar-kobar seperti api dan tidak pernah putus asa dalam
menyelesaikan semua perkara yang terjadi dalam kepemimpinannya. Agni Brata juga
h. Kuwera Brata
Kuwera Brata yaitu para pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat bijaksana dalam
mempergunakan dana, sehingga pembangunan masyarakat yang adil dan makmur dapat terwujud
mungkin, tanpa ada pemborosan, sehingga dengan demikian semua rencana dapat terwujud.
Selain hal tersebut, pemimpin hendaknya pandai dalam menggali potensi wilayah yang
dipimpinnya sehingga dapat menghasilkan dana untuk kelangsungan dan kemakmuran hidup
rakyat yang dipimpinnya. Hal ini sangatlah penting, apalagi seperti zaman sekarang dimana
teknologi sudah maju pesat. Berbagai zat yang terdapat di alam dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan dana yang diperlukan dalam segala bidang pembangunan. Namun, disamping itu
para pemimpin tidak boleh lupa untuk melestarikan kembali apa yang telah diambilnya dari alam
sehingga tercipta suatu keseimbangan diantara kehidupan manusia dengan alamnya. Yang mana
jika hal tersebut terwujud maka akan tercipta kehidupan masyarakat yang makmur dengan di
Society 5.0 merupakan sebuah masa di mana masyarakat berpusat sistem yang
pertumbuhan ekonomi. Ada tiga skill yang harus dimiliki seseorang khususnya seorang
pemimpin untuk menghadapi era society 5.0, yaitu problem solving, critical thinking, and
creativity. Seorang pemimpin harus mampu memprediksi tantangan di masa depan, sehingga
mereka dan organisasi yang dipimpinnya dapat bertahan untuk masa depannya. Selain konsep
kepemimpinan Hasta Brata, pemimpin yang unggul di era Society 5.0 harus memiliki 4
kompetensi yaitu Leadership, Language skills, IT Literacy, dan Writing skills. Keempat
2. Language skills, yaitu kompetensi kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris.
3. IT Literacy, yaitu kompetensi penguasaan teknologi informasi dan computer menjadi ciri
4. Writing skills, yaitu kompetensi menulis untuk menuangkan ide dan gagasan yang kita miliki
dan pemikiran maupun inovasi baru dapat ditularkan kepada Society 5.0. Sehingga gerakan
Masyarakat 5.0 akan lebih sering melakukan segala seguatu hal dengan teknologi karena
seperti yang telah di jelaskan sebelumnya pemakaian teknologi akan menjadi poros utama dalam
kehidupan di masyarakat 5.0 yang mengakibatkan mereka dapat melakukan berbagai hal yang
awalnya hanya dapat dilakukan di tempat tertentu dapat dilakukan di mana saja serta dapat
melakukan berbagai hal yang sebelumnya menurut kita sangat tidak mungkin dilakukan
zaman dahulu. Pada era society 5.0 ini sebaiknya menggunakan gaya kepemimpinan demokratis
yang dipadukan denga gaya kepemimpinan laissez faire. Hal ini dikarenakan dalam masyarakat
society 5.0 mereka telah memiliki pengetahuan dan pendidikan bukan seperti masyarakat pada
zaman dahulu yang berpendidikan rendah yang lebih baik menggunakan gaya kepemimpinan
autoritarian atau otoriter karena mereka belum tentu memikirkan dan memahami situasi dan
permasalahan. Akan tetapi, dalam masyarakat 5.0 mereka telah berpendidikan dan dapat
menganalisis mengenai permasalahan dan kondisi yang terjadi sehingga akan lebih baik
2.4 Cara Pelaksanaan Model Kepemimpinan Pamong Praja Muda di Era 5.0
Seorang kepala sekolah yang tidak pernah peduli dengan kondisi guru-guru dan
pegawainya, hanya berprinsip yang penting pekerjaan selesai, tidak peduli dengan kepentingan
bawahannya (sudah makan atau belum, kondisi sehat atau sakit, dan sebagainya). Hal ini akan
memicu terjadinya konflik misalnya ketidakpuasan guru dan pegawai mengakibatkan tugastugas
dikerjakan dengan setengah hati sehingga hasilnya tidak maksimal. Oleh karena itu, dalam kasus
ini diperlukan sikap seorang kepala sekolah seperti Dewa Indra yaitu seorang pemimpin dalam
hal ini peduli dan memperjuangkan rakyatnya, jadi seorang kepala sekolah hendaknya selalu
memperhatikan kondisi guru dan pegawainya serta memperjuangkan hakhak mereka sehingga
Konflik yang terjadi di sekolah seperti misalnya ketidakadilan pembagian jumlah jam
mengajar guru, akan terkesan terjadi ketidakadilan atau pilih kasih. Dalam kasus ini seorang
kepala sekolah harus mampu bersikap seperti Dewa Yama yaitu adil dengan memberikan
pengertian kepada guru-guru atau alasan yang masuk akal kenapa terdapat perbedaan jumlah jam
mengajar, sehingga konflik yang terjadi dapat dikelola dengan baik dan guru-guru dapat
Konflik yang terjadi di sekolah terkait penggunaan anggaran ataupun dana bantuan. Dalam
hal ini seorang kepala sekolah harus mempunyai sifat seperti Dewa Surya bersikap terbuka dan
transparan memberikan informasi yang benar terkait penggunaan anggaran tersebut sehingga
konflik ataupun rumor yang terjadi bisa diselesaikan dan tidak ada lagi keragu-raguan dalam
bekerja.
Ketidakramahan seorang kepala sekolah kepada guru-guru, pegawai dan siswa juga dapat
menjadi pemicu konflik seperti komunikasi yang sering terganggu yang dapat mengakibatkan
kesalahpahaman akan menghambat kinerja organisasi. Dalam kasus ini seorang kepala sekolah
hendaknya berlaku seperti Dewa Candra (bulan) yaitu selalu dapat memperlihatkan wajah yang
tenang dan berseri-seri dalam tugasnya sehari-hari, sehingga dengan demikian guru, pegawai,
siswa yang dipimpinnya merasa yakin akan kebesaran jiwa pemimpinnya serta simpati dan
Terjadi ketidakcocokan antara guru satu dengan guru yang lainnya karena suka
dibandingbandingkan prestasinya. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik antar guru tersebut.
Disinilah peran kepala sekolah untuk menerapkan Bayu Brata dengan menjalin komunikasi
melalui pertemuan formal (rapat) maupun informal dengan guru-guru dan pegawai. Hal-hal yang
dibicarakan tidak hanya masalah pekerjaan tetapi seorang kepala sekolah perlu berada di tengah-
tengah guru dan pegawainya untuk mengetahui keadaan atau kemauan dari bawahannya dengan
Terjadinya konflik di sekolah antara kepala sekolah dengan komite sekolah terkait
penggunaan dana pembangunan gedung baru sekolah yang kurang dari anggaran semula. Untuk
mencegah masalah ini kepala sekolah harus bertindak sesuai ajaran Kuwera Brata yaitu
mungkin, tanpa ada pemborosan, sehingga dengan demikian semua rencana pembangunan
Terjadinya konflik antar guru maupun siswa karena pemahaman yang kurang dari guru
terkait dengan prinsip pembelajaran dalam jaringan (Daring). Ada guru yang hanya memberikan
banyak tugas saja kepada siswanya, ada guru yang tetap ketat memberikan batas waktu terkait
pengumpulan tugas/ujian, ada guru yang tiap pertemuannya selalu mengadakan tatap muka
virtual. Hal ini tentunya akan membebani siswa dalam belajar, mengingat kemampuan siswa
berbeda beda dalam ketersediaan sarana teknologi pembelajaran daring. Oleh karena itu
diperlukan penerapan Baruna Brata oleh seorang kepala sekolah untuk memberikan
wawasan/pengetahuan yang lebih luas dan mendalam terkait konsep pelaksanaan pembelajaran
daring yang baik dan benar sehingga tidak memberatkan siswa dalam belajar.
Permasalahan yang terjadi ketika guru-guru di sekolah malas untuk mengurus kenaikan
pangkatnya, hal ini akan berimbas pada kesejahteraan guru dan peringkat sekolah. Dalam kasus
ini seorang kepala sekolah dapat menerapkan ajaran Agni Brata yaitu harus mampu memberikan
mempercepat proses kenaikan pangkat sehingga para guru termotivasi untuk mengurus kenaikan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pamong praja diartikan secara etimologis sebagai aparat atau pejabat pemerintahan yang
bertugas “mengemong” dan menjadi abdi Negara atau abdi masyarakat. Dengan demikian,
pamong praja adalah semua aparat yang melakukan aktivitas melayani, mengayomi,
mendampingi serta memberdayakan masyarakat, Pamong praja adalah mencakup pejabat pusat
yang ada di pusat, pejabat pusat yang ada di daerah maupun pejabat daerah yang ada di daerah.
b. Dalam menyongsong era 5.0, ada beberapa konsep kepemimpinan yang harus dimiliki oleh
pamong praja. Salah satu prinsip yang terpenting adalah prinsip kepemimpinan yang dikenal
dengan nama Hasta Brata. “Hasta” berarti delapan dan “Brata” yang artinya pegangan atau
pedoman. Selain konsep kepemimpinan Hasta Brata, pemimpin yang unggul di era Society 5.0
harus memiliki 4 kompetensi yaitu Leadership, Language skills, IT Literacy, dan Writing skills.
3.2 Saran
a. DIharapkan bagi setiap insan harus memiliki dan mengamalkan konsep kepemimpinan karena
konsep ini tidak hanya berlaku ketika kita memimpin orang lain, tetapi juga berlaku untuk diri
sendiri.
b. Bagi seluruh Praja IPDN yang merupakan kader pamong praja, diharapkan untuk selalu
Aryawan, Wayan. 2021. ”Penerapan Kepemimpinan Asta Brata dalam Pendidikan dari Sudut
Pandang Teori Konflik.” Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Universitas Dwijendra. Volume 7
Nomor 1
Fakhriyah Imtinan, Nurhana. 2021. “Gaya Kepemimpinan Dalam Menghadapi Era Society 5.0”.
Jurnal Kependidikan Islam. Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Purbha Sakti, Bayu. 2021. Indikator Pemahaman E-Portfolio Dalam Blended Learning Untuk
Menghadapi Era Society 5.0
Soerdjono dan Sri. 1994. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.