Anda di halaman 1dari 31

TINJAUAN TERKAIT KEWAJIBAN ASN YANG BERSEDIA DITEMPATKAN DI

SELURUH WILAYAH NKRI SEBAGAI BENTUK TANGGUNG JAWAB DALAM


PERSPEKTIF PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LAPORAN PENELITIAN
UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER
HUKUM KEPEGAWAIAN

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. I Made Arya Utama, S.H., M.Hum.

Disusun Oleh :
I Ketut Andika Wedananta. M
2004551235/21
Hukum Kepegawaian Kelas A/Reguler Pagi

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
ABSTRAK

Dewasa ini, mendapatkan satu pekerjaan tetap adalah satu hal yang bisa dikatakan sulit.

Banyak orang berlomba-lomba melamar pekerjaan, dan banyak juga di antaranya yang tidak

diterima. Berangkat dari permasalahan ini, belakangan ini mulai banyak masyarakat yang sadar

dan memilih untuk mendaftarkan diri sebagai seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) atau yang

biasa kita kenal sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dalam kajian ini, penulis menggunakan penelitian

yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan serta pendekatan kasus dalam hal

penempatan ASN terkhusus mengenai ASN yang meminta ijin pemindahan lokasi tugas ataupun

ASN yang tidak bersedia ditempatkan di lokasi tersentu. Setiap orang yang melamar menjadi

seorang ASN, harus siap ditempatkan di seluruh wilayah NKRI sesuai bunyi Pasal 23 poin H

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jika ada oknum ASN

yang melanggar ketentuan ini, ia akan dijatuhi sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-

perundangan yang berlaku yang diatur dalam PP Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021

Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Selain hukuman ini, seorang ASN juga dapat

mengajukan pengunduran diri jika memang tidak bersedia ditempatkan di seluruh wilayah.

Kata Kunci : Penempatan, ASN, Peraturan Perundang-Undangan

ii
ABSTRACT

These days, getting a steady job is one thing that can be said to be difficult. Many people

are competing to apply for jobs, and many of them are not accepted. Departing from this

problem, recently many people have become aware and choose to register themselves as an ASN

(State Civil Apparatus) or what we usually know as Civil Servants. In this study, the authors use

normative juridical research with a statutory approach as well as a case approach in terms of

the placement of ASN, especially regarding ASN who request permission to move their job

location or ASN who are not willing to be placed in certain locations. Everyone who applies to

become an ASN, must be ready to be placed throughout the territory of the Republic of Indonesia

in accordance with Article 23 point H of Law Number 5 of 2014 concerning State Civil

Apparatus. If there is an ASN person who violates this provision, he or she will be subject to

sanctions in accordance with the applicable laws and regulations as regulated in PP of the

Republic of Indonesia Number 94 of 2021 concerning Civil Servant Discipline. In addition to

this penalty, an ASN can also submit a resignation if it is not willing to be placed in all regions.

Keywords : Placement, ASN, Laws and Regulations

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i

ABSTRAK......................................................................................................................................ii

ABSTRACT..................................................................................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................5

1.3 Landasan Teoritis.......................................................................................................................5

1.4 Metode Penelitian......................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................7

2.1 Aparatur Sipil Negara Secara Umum........................................................................................7

2.1.1 Pengertian Aparatur Sipil Negara....................................................................................7

2.1.2 Pengertian Pegawai Negeri Sipil.....................................................................................7

2.1.3 Hak dan Kewajiban Aparatur Sipil Negara.....................................................................9

2.2 Proses Rekrutmen ASN...........................................................................................................12

2.3 Landasan Hukum terkait Penempatan ASN di Seluruh Wilayah Indonesia............................16

2.4 Akibat dan Upaya Hukum bagi ASN yang Tidak Bersedia Ditempatkan pada Wilayah

Tertentu di NKRI....................................................................................................................20

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................23

iv
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................23

3.2 Saran........................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, mendapatkan satu pekerjaan tetap adalah satu hal yang bisa dikatakan sulit.

Banyak orang berlomba-lomba melamar pekerjaan, dan banyak juga di antaranya yang tidak

diterima. Bukan tanpa alasan, hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya tingkat kelahiran

yang menyebabkan populasi semakin tinggi. Hal ini tidak diimbangi dengan jumlah lapangan

kerja yang memadai. Ini yang menyebabkan banyak masyarakat yang menganggur dan bingung

mencari pekerjaan yang bisa mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang

semakin hari semakin banyak.

Berangkat dari permasalahan ini, belakangan ini mulai banyak masyarakat yang sadar

dan memilih untuk mendaftarkan diri sebagai seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) atau yang

biasa kita kenal sebagai Pegawai Negeri Sipil. Masyarakat beranggapan jika mereka

mendaftarkan diri sebagai seorang ASN dan diterima, hidup mereka akan jauh lebih layak dan

berkecukupan. Masyarakat kini sudah sadar dengan tawaran dari ASN yang menggiurkan, mulai

dari gaji yang dibayar tetap setiap bulan, tunjangan, jaminan kesehatan, hari tua, kecelakaan

hingga jaminan kematian. Menjadi ASN juga tidak mengenal adanya situasi pandemi seperti saat

ini. ASN akan tetap mendapatkan gaji sesuai dengan pangkat dan golongannya tanpa ada

pengurangan sedikitpun. Yang kemungkinan besar terjadi hanya penundaan penerimaan gaji

dalam beberapa waktu, tetapi pasti akan dibayarkan nantinya.

Berbeda halnya dengan pekerjaan lain, seperti pengusaha, ketika menghadapi situasi

pandemi seperti saat ini, para pelaku usaha tersebut tentu harus berpikir lebih keras lagi demi

1
mempertahankan usaha mereka. Karena bagai perumpamaan, pekerjaan sebagai pengusaha

memiliki keran air yang sangat kencang ketika sedang jaya-jayanya, tetapi ketika menghadapi

situasi sulit dan krisis, krannya akan benar-benar mati dan pelaku usaha bisa bangkrut dan jatuh

miskin. Berbeda dengan ASN, dalam keadaan apapun, kran airnya akan tetap menyala walaupun

tidak terlalu kencang, tetapi konsisten dan terus menghidupi sehingga seorang ASN tetap dapat

bertahan hidup di kala krisis atau pandemi seperti saat ini.

Selain alasan di atas, sejak dahulu terdapat doktrin di kalangan masyarakat Indonesia

yang mengatakan bahwa menjadi seorang ASN adalah “primadona” tersendiri. Masih banyak

yang mengganggap bahwa seorang PNS memiliki status sosial yang lebih baik ketimbang profesi

lainnya. Dari anggapan ini, PNS seringkali dirasa lebih dihargai di lingkungan masyarakat.

Bukan hanya itu, PNS juga seringkali menjadi standar seseorang dalam hal mencari pasangan

impian.1 Hal ini pula yang menyebabkan orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang ASN.

Terlebih lagi, pada zaman dahulu sistem penerimaan ASN tidak sesulit saat ini, yang dimana

pada saat itu tidak adanya serangkaian tes seperti sekarang ini (Administrasi, SKD, SKB). Jadi,

akan terasa lebih mudah untuk diterima menjadi seorang ASN.

Seorang ASN juga sudah memiliki jadwal yang pasti dalam hidupnya. Jadwal yang

dimaksud disini adalah waktu kerja yang biasanya memiliki rentang waktu 8-9 jam setiap

harinya. Ditambah lagi seorang ASN sangat jarang melakukan kegiatan lembur. Hal ini

berbanding terbalik dengan pegawai swasta. Pegawai swasta pada umumnya memiliki jam kerja

yang lebih panjang. Pegawai swasta juga kerap kali melakukan lembur ketika ada pekerjaan yang

dikejar deadline. Selain jadwal kerja yang pasti, ASN juga memiliki banyak waktu luang. Dari

rentang waktu kerja 8-9 jam setiap hari, ASN tentu masih memiliki sisa waktu yang cukup

1
Blogunik. “1001 Alasan Kenapa Orang Berlomba Menjadi PNS”. https://blogunik.com/alasan-orang-berlomba-
jadipns/#:~:text=Selain%20mendapat%20dana%20pensiun%2C%20alasan,tingkat%20eselon%20tersebut
%20akan%20meningkat. Diakses pada tanggal 4 April 2022 Pukul 22.37 WITA

2
banyak tiap harinya. Hal ini pun banyak dimanfaatkan untuk menambah penghasilan di bidang

lain seperti menjadi wirausaha dan merintis pekerjaan atau usaha lain di luar pekerjaan utama

sebagai seorang ASN. .

Dan satu hal lagi yang menjadi alasan mengapa banyak orang yang mendaftar menjadi

ASN, adalah seorang ASN tidak akan di-PHK kecuali karena alasan tertentu. Berbeda halnya

dengan pekerja swasta yang dibayang-bayangi ancaman PHK setiap saat karena naik turunnya

keadaan perusahaan. Seorang ASN bergantung pada Negara, sehingga sangat kecil kemungkinan

untuk instansi tempat kerjanya mengalami kebangkrutan. Adapun alasan-alasan seorang ASN

bisa diberhentikan adalah ketika ia melakukan kejahatan seperti korupsi, mencuri, dan lain-lain.

Beberapa hal yang telah disebutkan di atas ialah alasan kuat bagi banyak orang saat ini

untuk mendaftar menjadi seorang ASN, baik itu ASN di bawah naungan Kementerian,

Kejaksaan, BKN, atau ASN yang dihasilkan dari lulusan Sekolah Kedinasan. Berdasarkan data

yang dihimpun oleh Badan Kepegawaian Negara, jumlah pendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil

atau CPNS 2021 atau Aparatur Sipil Negara (ASN) 2021 yang sudah mengisi formulir mencapai

4,54 juta dan dari jumlah itu, yang sudah submit ada 4.030.182 orang. Hal ini menunjukkan

bahwa animo masyarakat terhadap seleksi Penerimaan ASN sangat tinggi dan sebagian besar

dari mereka berharap bisa diterima menjadi seorang ASN dan mengabdi untuk Negara.

Akan tetapi, di balik animo masyarakat yang tinggi, tidak banyak juga yang mengetahui

apa saja syarat dan resiko yang harus mereka hadapi ketika terpilih menjadi seorang ASN. Salah

satu resiko besar yang sering terjadi dan kerap kali membuat para CPNS mengundurkan diri

adalah penempatan kerja yang tak sesuai harapan mereka (jauh dari rumah dan keluarga). Hal ini

seringkali terjadi ketika para calon pelamar tidak memperhatikan syarat yang dilampirkan oleh

instansi tempat mereka melamar. Sebagai contoh, calon ASN yang melamar di formasi

3
Kejaksaan, sudah pasti ketika lulus nanti penempatannya akan di sebar di seluruh Indonesia,

sesuai dengan Bagian Ketiga Pasal 7 Poin i Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :

Per-064/A/Ja/07/2007 yang berbunyi, “Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara

Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah.“ 2Begitu pula yang terjadi

dengan lulusan Sekolah Kedinasan, mereka akan ditempatkan di seluruh negeri dan mau tidak

mau harus siap merantau jauh dari keluarganya.

Hal ini yang terkadang menimbulkan permasalahan, dimana ketika para calon ASN

mendapatkan penempatan kerja yang tak sesuai keinginan, mereka memilih mengundurkan diri,

mangkir, atau melakukan hal lain di luar tanggung jawab dan kewajiban mereka sebagai seorang

ASN. Ini tentu bukanlah suatu hal yang baik, mengingat sangat banyak orang yang memiliki

keinginan untuk menjadi seorang ASN, jadi ketika ada orang yang membuang kesempatan ini

dan tidak melaksanakan kewajiban, pastinya akan menimbulkan kekecewaan bagi orang lain

yang belum memiliki kesempatan yang sama.

Berangkat dari permasalahan ini, penulis berinisiatif untuk membuat sebuah laporan

penelitian yang berjudul “Tinjauan Terkait Kewajiban ASN Yang Bersedia Ditempatkan di

Seluruh Wilayah NKRI Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Dalam Perspektif Peraturan

Perundang-Undangan”. Laporan penelitian ini ditulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai

peraturan perundang-undangan yang mengatur penempatan ASN ketika sudah diterima bekerja

dan hal-hal yang semestinya dilakukan. DIharapkan dengan ditulisnya laporan penelitian ini,

dapat menjadi suatu referensi di kemudian hari dan membuat masyarakat semakin sadar akan

pentingnya komitmen dan tanggung jawab sebagai seorang ASN untuk ditempatkan dan

mengabdi di seluruh wilayah negeri.

2
Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : Per-064/A/Ja/07/2007

4
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai

berikut.

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan ASN?

1.2.2 Bagaimanakah proses rekrutmen ASN?

1.2.3 Bagaimanakah landasan hukum terkait penempatan ASN di seluruh wilayah

Indonesia?

1.2.3 Bagaimanakah akibat dan upaya hukum bagi ASN yang tidak bersedia

ditempatkan pada wilayah tertentu di NKRI?

1.3 Landasan Teoritis

Landasan atau konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Konsep Penempatan

Menggunakan asas penempatan orang-orang yang tepat dan penempatan orang yang

tepat untuk jabatan yang tepat. Dalam hal ini konsep penempatan diperlukan untuk

meletakkan orang yang tepat dalam jabatan tertentu sehingga meskipun di tempatkan

di seluruh wilayah Republik Indonesia, kompetensi, semangat kerja, kewajiban, dan

tanggung jawab ASN tetap dijunjung tinggi.

2. Konsep Partisipasi Dalam Pembangunan

Konsep ini diperlukan sebab dalam hal tanggung jawab ASN sebagai pegawai

pemerintah maka berhak dan berkewajiban untuk melaksanakan pembangunan yang

adil dan merata. Sehingga dalam hal ini ASN berkewajiban untuk ditempatkan di

seluruh kawasan NKRI untuk mendorong pembangunan yang adil dan merata. Karena

5
sejatinya ASN sebagai pengayom rakyat dan mengatur arah dan tujuan gerak bangsa

menjadi lebih baik dengan satu visi dan misi.

1.4 Metode Penelitian

Dalam kajian ini, penulis menggunakan penelitian yuridis normatif dengan pendekatan

perundang-undangan serta pendekatan kasus dalam hal penempatan ASN terkhusus mengenai

ASN yang meminta ijin pemindahan lokasi tugas ataupun ASN yang tidak bersedia ditempatkan

di lokasi tersentu. Penelitian ini mengkaji dari perspektif peraturan perundang-undangan dengan

mengkaji aturan aturan yang berkaitan dengan penempatan ASN sebagai bahan hukum primer.

Selanjutnya sebagai bahan hukum sekunder, penulis emnggnakan pendapat ahli dan doktrin

hukum terkait dengan penelitian ini.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aparatur Sipil Negara Secara Umum

2.1.1 Pengertian Aparatur Sipil Negara

Aparatur Sipil Negara atau yang lumrah disebut ASN menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara merupakan profesi bagi Pegawai

Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan didasari perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

Pemerintah.3 Pegawai ASN adalah seorang pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah yang

memiliki perjanjian kerja, diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian, serta diberikan tugas dalam

suatu jabatan pemerintahan atau diberikan tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan

perundang-undangan.4 Sedangkan, Pegawai Negeri Sipil atau yang lebih dikenal dengan sebutan

PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat yang telah ditentukan, kemudian

diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian, dan menduduki

jabatan di struktur pemerintahan.5

2.1.2 Pengertian Pegawai Negeri Sipil

Beberapa ahli memberikan pendapatnya mengenai definisi Aparatur Sipil Negara atau

Pegawai Negeri Sipil. Menurut A.W.Widjaja, pegawai adalah tenaga kerja manusia jasmaniah

maupun rohaniah yang senantiasa dibutuhkan dan menjadi salah satu modal pokok dalam usaha

kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu. Selanjutnya, beliau juga berpendapat

bahwa Pegawai merupakan orang-orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik

lembaga-lembaga pemerintah maupun dalam badan-badan usaha.6


3
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
4
Ibid, Pasal 1 Angka 2
5
Ibid, Pasal 1 Angka 3
6
A. W. Widjaja, 2006, Administrasi Kepegawaian, Jakarta: Rajawali, hlm. 113

7
Musanaef juga memberikan pendapatnya mengenai pegawai. Menurut pendapat

Musanaef, pegawai adalah orang-orang yang mendapat imbalan berupa gaji dan tunjangan dari

pemerintah atau badan swasta dari hasil melakukan pekerjaan. Musanaef juga memberikan

definisi pegawai sebagai pekerja atau worker, yang dimaksud disini adalah mereka yang

langsung digerakkan oleh seorang manager untuk bertindak sebagai pelaksana yang

menghasilkan karya-karya yang diharapkan dalam usaha pencapaian tujuan bersama dalam suatu

organisasi.7

Seorang ahli bernama Logemann memberikan pengertian pegawai negeri sebagai setiap

pejabat yang mempunyai hubungan dinas dengan negara dengan menggunakan kriteria yang

bersifat materiil, mencermati hubungan antara Pegawai Negeri.8 Kemudian, Kamus Umum

Bahasa Indonesia merumuskan pengertian Pegawai Negeri Sipil, menurut suku katanya yakni

‘’Pegawai’’ yang berarti ‘’orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan, dsb.)” dan ‘’Negeri’

yang berarti negara atau pemerintah. Jadi, Pegawai Negeri Sipil menurut Kamus Umum Bahasa

Indonesia ialah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.9

Sedangkan, Mahfud MD dalam Buku Kepegawaiannya menjelaskan pengertian pegawai

negeri ke dalam dua pengertian, yakni pengertian secara stipulatif dan pengertian secara

ekstensif. Secara stipulatif, maksudnya adalah pengertian yang diberikan atau diatur di dalam

undang-undang10, dalam hal ini pengertian secara stipulatif mengenai pegawai negeri sipil adalah

yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 1

Angka 3 yang berbunyi, “Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat ASN adalah warga

negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap

7
Rosdakarya Musanef, 2007, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, hlm. 5
8
Muchsan, 1982, Hukum Kepegawaian, Bina Aksara, Jakarta, halaman 10
9
W.J,S Poerwadarminta, 1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, halaman 702
10
Sastra Djatmika dan Marsono, 1995, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta, hlm 95

8
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan di struktur pemerintahan.”

Pengertian Stipulatif ini berlaku dalam pelaksanaan semua peraturan mengenai kepegawaian,

dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua peraturan perundang-undangan, kecuali diberikan

definisi lain.

Kemudian, ada pengertian secara ekstensif. Pengertian ini berkaitan dengan pengertian

stipulatif, maksudnya disini adalah ada beberapa golongan yang sebenarnya bukan Pegawai

Negeri menurut Undang-undang Kepegawaian. Hal ini dalam hal tertentu diperlakukan sama

dengan Pegawai Negeri, maksudnya disamping pengertian stipulatif ini, terdapat pengertian yang

hanya berlaku pada hal tertentu. Kedua pengertian ini (stipulatif dan ekstensif) merupakan

penjabaran dari keberadaan PNS dalam perspektif hukum kepegawaian. Kedua pengertian ini

terbagi dalam bentuk dan format yang berbeda, namun pada akhirnya dapat menjelaskan maksud

pemerintah ketika memposisikan penyelenggara negara dalam sistem hukum yang ada. Karena,

jabatan negeri akan ssaling berkaitan dengan penyelenggara negara yang tidak lain adalah

Pegawai Negeri Sipil.

2.1.3 Hak dan Kewajiban Aparatur Sipil Negara

Seluruh Aparatur Sipil Negara memiliki hak dan kewajibannya yang diatur oleh undang-

undang. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian merumuskan hak setiap Pegawai

Negeri Sipil, antara lain:

a. Pasal 7 berbunyi, “Setiap PNS berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan

beban pekerjaan dan tanggung jawabnya, gaji yang diterima oleh pegawai negeri harus mampu

memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.”

9
b. Pasal 8 berbunyi, “Setiap PNS berhak atas cuti.”

c. Pasal 9 berbunyi, “Setiap PNS yang ditimpa oleh kecelakaan dalam dan karena menjalankan

tugas dan kewajibannya berhak memperoleh perawatan, PNS yang menderita cacat jasmani atau

rohani dalam dan kareana menjalankan tugasnya dalam kedinasan yang mengakibatkan tidak

dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga berhak memperoleh tunjangan, PNS yang tewas

keluarganya berhak memperoleh uang duka.”

d. Pasal 10 berbunyi, “Setiap PNS yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, berhak

atas pensiun.”

Sedangkan, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

Negara, hak PNS antara lain:

a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;

b. cuti;

c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d. perlindungan; dan

e. pengembangan kompetensi

Ketentuan lebih lanjut perihal Hak PNS tentang Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas diatur

dalam Pasal 79 dan Pasal 80 UU ASN. Kemudian, untuk Hak PNS tentang Jaminan Pensiun dan

Jaminan Hari tua diatur dalam Pasal 91, Sedangkan, perlindungan diatur dalam Pasal 92, dan

Pengembangan Kompetensi diatur dalam Pasal 69 UU ASN.

Selain hak-hak yang telah disebutkan di atas, seorang ASN juga memiliki kewajiban

yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Kewajiban PNS merupakan segala sesuatu yang wajib

10
dilakukan dan berdasarkan kepada peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika,

kewajiban pegawai negeri terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Kewajiban-kewajiban yang memiliki hubungan dengan suatu jabatan.

b. Kewajiban-kewajiban yang mana tidak langsung memiliki hubungan dengan suatu tugas

dalam jabatan.

c. Kewajiban-kewajiban lain.11

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian merumuskan kewajiban Pegawai

Negeri Sipil antara lain:12

a. Pasal 4 berbunyi, “Wajib setia, dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah,

serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.”

b. Pasal 5 berbunyi, “Wajib menaati segala peraturan perndangan-perundangan yang berlaku dan

melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian,

kesadaran, dan tanggung jawab.”

c. Pasal 6 berbunyi, “Wajib menyimpan rahasia jabatan dan hanya hanya dapat mengemukakan

rahasia jabatan kepada atas perintah pejabat yang berwajib atas kuasa undang-undang.”

Selain yang telah disebutkan di atas, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur

Sipil Negara juga merumuskan mengenai kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara yang

kemudian disebut Pegawai Negeri Sipil pada Pasal 23, yang isinya adalah sebagai berikut13:

a. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah yang sah.
11
Sastra Djatmika dan Marsono, 1995, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta, hal. 103.
12
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian
13
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

11
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang

d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan

e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung

jawab

f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada

setiap orang, baik didalam maupun diluar kedinasan

g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, dan

h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

2.2 Proses Rekrutmen ASN

Kegiatan rekrutmen PNS meliputi:

1) Perencanaan kebutuhan pegawai

Yang dimaksud dengan perencanaan kebutuhan pegawai adalah sebuah proses yang

sistematis, berkelanjutan, berfungsi untuk untuk menganalisis kebutuhan SDM bagi suatu

organisasi, dalam kondisi dan kebijakan personalia yang berkembang bagi efektivitas organisasi

jangka panjang.14 Perencanaan PNS dirasa perlu bagi suatu organisasi agar hambatan dalam

mencapai tujuan organisasi dalam rangka mengahadapi pengaruh perkembangan IPTEK dapat

diatasi.

2) Analisis Jabatan

14
Harbani Pasolong. 2002. Teori Administrasi Publik. Jakarta : Alfabeta, hlm. 154

12
Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang wajib dan selalu dilakukan dalam rangka

menyusun kebutuhan Manajemen PNS adalah definisi dari analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan

yang tepat dalam suatu instansi dapat mendukung terlaksananya Rencana Kebutuhan PNS

dengan tepat. Tugas dalam analisis pekerjaan antara lain:

1) Melakukan analisis pekerjaan

2) Membuat uraian dari pekerjaan

3) Menetapkan spesifikasi dari pegawai15

3) Formasi

Menurut Undang-Undang No 43 Tahun 1999 Pasal 15 ayat 1 dan 2, formasi adalah

penentuan jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang sangat diperlukan dalam

rangka menjalankan tugas pokok yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Menurut Miftah

Thoha, formasi merupakan jumlah serta susunan pangkat PNS yang diperlukan oleh suatu satuan

organisasi Negara agar dapat menjalankan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu, dan

ditetapkan oleh menteri yang bertanggungjawab dalam bidangnya, dalam hal ini adalah bidang

penertiban dan penyempurnaan aparatur Negara.16 Faktor-faktor yang mempengaruhi formasi,

yakni jenis, sifat dan beban kerja yang dibebankan kepada suatu organisasi, serta jenjang dan

jumlah pangkat/jabatan yang ada dalam suatu organisasi.17 Formasi PNS secara nasional menurut

pasal 2 PP No. 54 Tahun 2003 tentang perubahan atas PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang formasi

PNS, adalah sebagai berikut.

a) Formasi PNS pusat

b) Formasi PNS daerah18

15
Ibid, hlm. 158
16
Ibid, hlm. 160
17
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian
18
PP No. 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas PP Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi PNS

13
4) Pengadaan Pegawai

Ketentuan mengenai pengadaan CPNS diatur dalam PP Nomor 98 Tahun 2000 Tentang

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 11 Tahun 2002.

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil ini terdiri dari perencanaan, pengumuman, pelamaran,

penyaringan, pengangkatan CPNS sampai dengan pengangkatan menjadi PNS. Pengadaan PNS

adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang mampu untuk

melaksanakan pekerjaan yang sudah ditentukan sebelumnya, dan dilakukan oleh suatu

organisasi. Hal ini dimuat dalam PP Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas PP Nomor

98 tahun 2002 Tentang Pengadaan PNS. Pasal 58 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014

berbunyi, “Pengadaan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tahapan

perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, masa

percobaan, dan pengangkatan menjadi PNS”.

Rekrutmen ASN sesungguhnya melalui tahap-tahap, mulai dari tahap pengumuman

sampai dengan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut19:

a) Pengumuman

Pengumuman dilakukan melalui media massa atau media lain yang tersedia dan

disebarkan seluas-luasnya, dilakukan oleh pejabat berwenang atau pejabat yang ditunjuk, serta

dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal ditutupnya lamaran. Di

dalamnya tercantum sebagai berikut.

(1) Jumlah dan jenis lowongan

(2) Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar

19
Widjaja, Loc.cit

14
(3) Alamat tempat lamaran diajukan

(4) Batas waktu pengajuan surat lamaran

(5) Dan lain-lain yang dipandang perlu

b) Pelamar

Surat lamaran ditulis tangan dengan menggunakan huruf latin. Kemudian, surat lamaran

diajukan kepada instansi yang bersangkutan dan sudah dilengkapi lampiran yang sesuai dengan

syarat. Diajukan sebelum penutupan.

c) Penyaringan

Tahapan ini merupakan tahap administratif yakni meneliti surat lamaran yang masuk,

apakah telah sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam pengumuman. Pengumuman dilakukan

secara fungsional oleh pejabat yang diberikan wewenang terkait urusan kepegawaian. Kemudian,

semuanya disusun dan didaftar sehingga memudahkan proses pemanggilan.

d) Pengangkatan dan Penempatan

Tahapan ini meliputi tahap percobaan yang dalam waktu sekurang- kurangnya 1 tahun

dan paling lama 2 tahun. Kemudian, barulah CPNS yang baru diterima bisa diangkat menjadi

PNS.

2.3 Landasan Hukum terkait Penempatan ASN di Seluruh Wilayah Indonesia

Sebelum masuk ke landasan hukum, ada baiknya untuk menganalisis definisi penempatan

terlebih dahulu. Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai definisi

penempatan. Sjafri Mangkuprawira menjelaskan bahwa penempatan adalah penugasan atau

penugasan kembali dari seorang karyawan pada sebuah pekerjaan baru.20 Menurut Veithzal Rivai
20
Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Ghalia Indonesia,
Bogor , 2014, hlm.171

15
Zainal, penempatan ialah penugasan atau penugasan kembali seorang karyawan kepada

pekerjaan barunya.21 Danang Sunyoto mengemukakan pendapatnya mengenai penempatan. yakni

proses atau pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas atau jabatan baru atau

jabatan yang berbeda.22

Mathis dan Jackson sebagaimana dikutip oleh Hiskia Jonest Runtunuwu, et. al.,

memberikan definisi mengenai penempatan, yakni menempatkan posisi seseorang ke posisi

pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang pekerja cocok dengan pekerjaannya akan

mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan.23

Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

definisi penempatan adalah kebijaksanaan manajemen SDM untuk menentukan posisi/jabatan

seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat.

ASN merupakan sumber daya manusia yang bertugas dalam melayani kepentingan

publik. Oleh karena itu, ASN memiliki peranan penting untuk merealisasikan penyelenggaraan

tugas pemerintahan dan pembangunan nasional. Berhasil atau tidaknya pembangunan nasional

sangat tergantung pada kemampuan dan kesempurnaan aparatur negara yang dalam ini adalah

kesempurnaan pegawai negeri.24

Syarat utama dalam era globalisasi agar mampu bersaing dan mandiri adalah dengan

terlaksananya peningkatan mutu SDM yang strategis terhadap peningkatan keterampilan,

motivasi, pengembangan dan manajemen SDM. Sejalan dengan itu, ASN harus memiliki sifat

profesional, mampu bersaing, dan mengantisipasi perkembangan dunia yang pesat di berbagai

21
Veithzal Rivai Zainal, dkk., Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta, 2014,
hlm.155
22
Danang Sunyoto, Manajemen Sumber Daya Manusia, CAPS, Yogyakarta, 2012, hlm.122
23
Hiskia Jonest Runtunuwu, et. al., Pengaruh Disiplin, Penempatan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado, Jurnal EMBA,Vol. 3 No. 3, 2015, hlm.83
24
SF.Marbun, dan Moh.Mahfud MD, 1987, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Liberty, hlm
98.

16
bidang kehidupan sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan.25 Pembangunan SDM

merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara maju maupun negara

berkembang. Pelaksanaan hukum yang berperadaban modern, demokratis, adil, dan bermoral

tinggi, sangat diperlukan bagi ASN sebagai penyelenggara pelayanan yang adil dan merata,

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945.

ASN yang berprofesional, bertanggungjawab, jujur dan adil sangatlah diperlukan untuk

mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan, didasari dengan pembinaan

yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier. Hal ini menitikberatkan

pada sistem prestasi kerja. Yang dimaksud dengan sistem prestasi kerja sendiri ialah sistem

kinerja objektif ASN dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kompentensi yang dimiliki.

Dengan demikian, diperoleh penilaian yang objektif terhadap kinerjanya.26

Setiap orang yang melamar menjadi seorang ASN, harus siap ditempatkan di seluruh

wilayah NKRI jika seandainya lulus dalam rekrutmen ASN. Hal ini pun sudah sesuai dan tertera

dalam Pasal 23 poin H Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

yang berbunyi, “bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

UU ini sekaligus menjadi landasan hukum terkait penempatan ASN di seluruh wilayah

Indonesia. Selain Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,

landasan hukum lain yang menyangkut penempatan serta pengangkatan ASN di seluruh wilayah

negeri adalah PP Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Dan

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Bab II Pasal 2 ayat (1) poin A dan B PP Nomor 9 Tahun

25
Tim Peneliti Badan Kepegawaian Negara, 2003, Persepsi PNS Daerah Tentang Pengangkatan Dalam Jabatan
Struktural, Jakarta: Puslitbang BKN hlm. 10.
26
Hanitf Nurcholis, 2007, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Jakarta: PT. Grafindo, hlm 254

17
2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil

menyatakan bahwa, “(1) Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat menetapkan :

a. pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Pusat di lingkungannya; dan

b. pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Pusat di

lingkungannya, kecuali yang tewas atau cacat karena dinas.”

Dari sini dapat kita lihat bahwa seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kecuali

yang meninggal dunia atau cacat karena dinas, akan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil baik

di pusat maupun di lingkungannya. Yang dimaksud pusat dalam hal ini adalah mereka para

CPNS yang melamar di formasi pusat, seperti Kementerian dan Kejaksaan. Untuk formasi pusat

ini, penempatan dan penyebaran bagi seluruh CPNS akan dilaksanakan merata dan menyebar di

seluruh pelosok negeri. Sedangkan untuk formasi daerah, penempatannya akan disesuaikan

dengan daerah atau tempat melamarnya.

Deputi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

(Kemenpan-RB), Muhammad Yusuf Ateh, menyatakan bahwa penyebaran ASN di Tanah Air

belum merata dan banyak menumpuk di kota besar. 27 Beliau juga mengatakan, masih banyak

oknum PNS yang memiliki banyak akal. Mereka akan memilih daerah yang mencari formasi

PNS dengan jumlah tinggi, sedangkan peminatnya sedikit. Hal ini akan memudahkan jalan

mereka untuk lulus seleksi dan diterima menjadi seorang ASN. Saat pertama kali penempatan,

mereka akan mengatakan bersedia ditugaskan di daerah terpencil, tetapi setelah beberapa tahun

dinas, akhirnya mengajukan pindah ke kota atau ke daerah asalnya. Hal ini terjadi berulang kali

dan tidak hanya satu atau dua oknum, melainkan banyak oknum di seluruh negeri. Inilah yang

menyebabkan kebutuhan PNS di daerah terpencil selalu tidak terpenuhi, karena mendaftar di
27
Antara: Kantor Berita Indonesia. 2014. “Penyebaran PNS Belum
Merata.”.https://www.antaranews.com/berita/463031/penyebaran-pns-belum-merata Diakses pada Tanggal 5 April
2022 Pukul 20.17 WITA

18
daerah terpencil hanya dijadikan sebagai batu loncatan saja agar bisa diangkat menjadi ASN.

Menurut pandangan penulis, hal ini tidak sepatutnya dilakukan. Jika kita ingin melamar sebagai

seorang ASN, sebelumnya kita harus sudah memahami betul apa saja tugas, fungsi, dan

kewajiban seorang ASN. Dalam hal ini, mendapatkan penempatan kerja yang berada di pelosok

pun sudah menjadi resiko dan harus siap untuk dilaksanakan. Menjadi seorang ASN bukan hanya

perihal pekerjaan dan seragam semata, tetapi juga menyangkut pengabdian yang tulus kepada

bangsa demi kemajuan SDM dan aspek-aspek kehidupan lainnya.

Penyebaran penempatan bagi seorang ASN tidaklah buruk jika mampu kita pahami dan

ambil sisi baiknya. Jika seorang ASN ditugaskan jauh dari daerahnya, maka secara tidak

langsung mereka akan belajar menghargai daerah tempat kerja mereka yang baru, yang sudah

pasti berbeda dengan kebiasaan/tradisi dari daerahnya. Selain itu, mereka juga akan belajar

menjadi sosok yang lebih berkarakter, disiplin, dan mandiri, karena biasanya ketika ditugaskan

jauh dari daerah, mereka akan tinggal seorang diri dan tidak bisa bergantung kepada siapapun

termasuk keluarganya sendiri. Penempatan yang menyebar dan merata ini juga berdampak pada

kinerja ASN di setiap daerah. Diharapkan dengan adanya penyebaran ini, kinerja ASN di setiap

daerah mengalami peningkatan dan terjadi keseimbangan antar daerah, tidak ada ketimpangan

antara daerah satu dengan daerah lainnya. Satu hal lagi yang menjadi sisi positifnya, seorang

ASN akan bertemu dengan rekan kerja yang baru yang berasal dari daerah berbeda, memiliki

latar belakang yang berbeda. Hal ini akan mendorong peningkatan integrasi bangsa yang

belakangan ini semakin memudar. Tentu saja ini merupakan suatu hal yang baik dan perlu untuk

ditingkatkan demi memajukan bangsa Indonesia.

19
Jika memang tidak ada suatu hal yang darurat dan sangat memaksa untuk pindah tugas,

sudah sebaiknya seorang ASN tetap bekerja di daerah penempatannya, sampai menunggu Surat

Keputusan lain apakah ia akan dipindahtugaskan atau tetap bertugas di tempat tersebut.

2.4 Akibat dan Upaya Hukum bagi ASN yang Tidak Bersedia Ditempatkan pada Wilayah

Tertentu di NKRI

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara sudah jelas

diatur bahwa seorang ASN harus siap ditempatkan di seluruh wilayah NKRI. Jika ada oknum

ASN yang melanggar ketentuan ini, ia akan dijatuhi sanksi yang sesuai dengan peraturan

perundang-perundangan yang berlaku. Adapun peraturan yang berlaku terkait dengan Disiplin

seorang ASN adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 Tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam PP Nomor 94 Tahun 2021, disebutkan bahwa hukuman

disiplin bagi seorang ASN terbagi menjadi tiga tingkatan dan di tiap tingkatan kembali

dibedakan menjadi tiga jenis hukuman. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.

1) Hukuman Disiplin Ringan

Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas teguran lisan, teguran tertulis, dan pernyataan

tidak puas secara tertulis.

2) Hukuman Disiplin Sedang

Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas tigs jenis, yakni pemotongan tunjangan kinerja

sebesar 25% selama enam bulan, sembilan bulan, dan selama duabelas bulan.

3) Hukuman Disiplin Berat

20
Jenis hukuman disiplin berat terdiri atas penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama

duabelas bulan, pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama duabelas bulan,

dan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.28

Adapun jenis hukuman yang akan diterima oleh seorang oknum ASN yang tidak bersedia

ditempatkan di seluruh wilayah NKRI adalah hukuman disiplin ringan, sebagaimana tertuang

dalam Bagian Ketiga Pasal 9 Angka 1 poin f yang berbunyi, “Hukuman Disiplin ringan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap

kewajiban: bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit

Kerja.”

Selain hukuman ini, seorang ASN juga dapat mengajukan pengunduran diri jika memang

tidak bersedia ditempatkan di seluruh wilayah. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)

No. 17/2020 tentang Perubahan atas PP No. 11/2017 tentang Manajemen PNS. Seorang PNS

dapat mengajukan pengunduran diri secara terhormat apabila memenuhi syarat-syarat yang

sudah diatur dalam undang-undang. Proses pengunduran diri seorang PNS atas permintaan

sendiri harus melewati beberapa tahap. Hal ini diatur dalam pasal 261, dengan isi sebagai

berikut.

1. ASN mengajukan Permohonan berhenti sebagai PNS secara tertulis kepada Presiden atau PPK

(Pejabat Pembina Kepegawaian) melalui Pejabat yang Berwenang secara hierarki.

2. Permohonan pemberhentian ini dapat disetujui, ditunda, atau ditolak, diberikan setelah

mendapatkan rekomendasi dari Pejabat yang Berwenang.

3. Dalam hal permohonan berhenti yang ditunda atau ditolak, alasan penundaan atau penolakan

disampaikan oleh PPK kepada yang bersangkutan.


28
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

21
4. Keputusan terkait tindak lanjut permohonan pemberhentian atas permintaan sendiri ditetapkan

paling lama 14 (empat belas) hari kerja dihitung sejak permohonan diterima.

5. Sebelum keputusan ditetapkan, yang bersangkutan tetap dan wajib melaksanakan tugas dan

tanggung jawab sebagai seorang ASN.

6. Keputusan pemberhentian PNS ditetapkan oleh Presiden atau PPK sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Selain itu, menurut Pasal 238, PNS akan diberhentikan secara hormat jika pengunduran

diri ini diajukan atas permintaan sendiri.29

Mengajukan pindah tugas setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus seleksi juga

dianggap sebagai pengunduran diri. Hal ini memiliki kaitan dengan surat pernyataan bersedia

mengabdi pada instansi tempat CPNS mendaftar, dimana ketika menulis surat tersebut, calon

ASN sudah menyatakan diri bahwa siap mengabdi di instansi tempatnya bekerja. Setelah

dinyatakan lulus, seorang ASN setidaknya mengabdi dalam rentang waktu 5 - 10 tahun di daerah

penempatannya. Hal ini juga tertulis dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun 2019, jika peserta dinyatakan lulus dan mengajukan

pindah, maka yang bersangkutan dianggap telah mengundurkan diri.30

BAB III

PENUTUP

29
Peraturan Pemerintah (PP) No. 17/2020 tentang Manajemen PNS
30
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2019 Tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Dan Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai
Negeri Sipil Tahun 2019

22
3.1 Kesimpulan

a. Aparatur Sipil Negara atau yang lumrah disebut ASN menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara merupakan profesi bagi Pegawai

Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan didasari perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

Pemerintah

b. Seluruh Aparatur Sipil Negara memiliki hak dan kewajibannya yang diatur oleh undang-

undang.

c. Setiap orang yang melamar menjadi seorang ASN, harus siap ditempatkan di seluruh wilayah

NKRI jika lulus dalam rekrutmen ASN sesuai dengan Pasal 23 poin H Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

d. Selain Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, landasan hukum

lain yang menyangkut penempatan serta pengangkatan ASN di seluruh wilayah negeri adalah PP

Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Dan Pemberhentian

Pegawai Negeri Sipil

d. Penempatan yang menyebar dan merata ini berdampak pada kinerja ASN di setiap daerah.

Diharapkan dengan adanya penyebaran ini, kinerja ASN di setiap daerah mengalami peningkatan

dan terjadi keseimbangan antar daerah, tidak ada ketimpangan antara daerah satu dengan daerah

lainnya.

e. Jika ada oknum ASN yang tidak bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI, ia akan

dijatuhi sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-perundangan yang berlaku. Adapun

peraturan yang berlaku terkait dengan Disiplin seorang ASN adalah Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

f. Selain hukuman ini, seorang ASN juga dapat mengajukan pengunduran diri jika memang tidak

23
bersedia ditempatkan di seluruh wilayah. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.

17/2020 tentang Perubahan atas PP No. 11/2017 tentang Manajemen PNS.

3.2 Saran

a. Kepada masyarakat yang akan melamar menjadi calon ASN, diharapkan untuk memahami

syarat-syarat dan resiko yang harus dihadapi jika lulus menjadi seorang ASN.

b. Diharapkan untuk orang-orang yang lulus menjadi ASN, agar menjalankan tugas dengan baik

dan dapat mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan negara dengan sepenuh hati.

c. Kepada ASN yang mendapatkan tugas di luar daerah asal, agar dapat mengabdikan diri di

tempat tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, mengikuti semua peraturan, menjalankan

tugas dengan baik, dan senantiasa meningkatkan kinerja demi kepentingan bangsa dan negara.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

24
Djatmika dan Marsono. 1995. Hukum Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Djambatan

Mangkuprawira, Sjafri. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor: Ghalia

Indonesia

Marbun, dan Mahfud. 1987. Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Liberty.

Muchsan. 1982. Hukum Kepegawaian. Jakarta: Bina Aksara

Musanef, Rosdakarya. 2007. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Gunung Agung

Nurcholis, Hanitf. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT.

Grafindo

Pasolong, Harbani. 2002. Teori Administrasi Publik. Jakarta: Alfabeta

Poerwadarminta. 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS

Widjaja. 2006. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Rajawali

Zainal, dkk. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers

Jurnal

JR, Hiskia. 2015. Pengaruh Disiplin, Penempatan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja

Pegawai pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado. Jurnal EMBA Volume

3 Nomor 3

Tim Peneliti Badan Kepegawaian Negara. 2003. Persepsi PNS Daerah Tentang Pengangkatan

Dalam Jabatan Struktural. Jakarta: Puslitbang BKN

Website

25
Blogunik. “1001 Alasan Kenapa Orang Berlomba Menjadi PNS”. https://blogunik.com/alasan-

orang-berlomba-jadipns/#:~:text=Selain%20mendapat%20dana%20pensiun%2C

%20alasan,tingkat%20eselon%20tersebut%20akan%20meningkat Diakses pada tanggal 4

April 2022 Pukul 22.37 WITA

Antara Kantor Berita Indonesia. 2014. “Penyebaran PNS Belum Merata.”

https://www.antaranews.com/berita/463031/penyebaran-pns-belum-merata Diakses pada

Tanggal 5 April 2022 Pukul 20.17 WITA

Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : Per-064/A/Ja/07/2007

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2019 tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Dan

Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2019

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen PNS

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi PNS

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai

Negeri Sipil

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

26

Anda mungkin juga menyukai