21 - I Ketut Andika Wedananta. M - 2004551235 (JURNAL PERTAMA)
21 - I Ketut Andika Wedananta. M - 2004551235 (JURNAL PERTAMA)
LAPORAN PENELITIAN
UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER
HUKUM KEPEGAWAIAN
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. I Made Arya Utama, S.H., M.Hum.
Disusun Oleh :
I Ketut Andika Wedananta. M
2004551235/21
Hukum Kepegawaian Kelas A/Reguler Pagi
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
ABSTRAK
Dewasa ini, mendapatkan satu pekerjaan tetap adalah satu hal yang bisa dikatakan sulit.
Banyak orang berlomba-lomba melamar pekerjaan, dan banyak juga di antaranya yang tidak
diterima. Berangkat dari permasalahan ini, belakangan ini mulai banyak masyarakat yang sadar
dan memilih untuk mendaftarkan diri sebagai seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) atau yang
biasa kita kenal sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dalam kajian ini, penulis menggunakan penelitian
yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan serta pendekatan kasus dalam hal
penempatan ASN terkhusus mengenai ASN yang meminta ijin pemindahan lokasi tugas ataupun
ASN yang tidak bersedia ditempatkan di lokasi tersentu. Setiap orang yang melamar menjadi
seorang ASN, harus siap ditempatkan di seluruh wilayah NKRI sesuai bunyi Pasal 23 poin H
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jika ada oknum ASN
yang melanggar ketentuan ini, ia akan dijatuhi sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-
perundangan yang berlaku yang diatur dalam PP Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Selain hukuman ini, seorang ASN juga dapat
mengajukan pengunduran diri jika memang tidak bersedia ditempatkan di seluruh wilayah.
ii
ABSTRACT
These days, getting a steady job is one thing that can be said to be difficult. Many people
are competing to apply for jobs, and many of them are not accepted. Departing from this
problem, recently many people have become aware and choose to register themselves as an ASN
(State Civil Apparatus) or what we usually know as Civil Servants. In this study, the authors use
normative juridical research with a statutory approach as well as a case approach in terms of
the placement of ASN, especially regarding ASN who request permission to move their job
location or ASN who are not willing to be placed in certain locations. Everyone who applies to
become an ASN, must be ready to be placed throughout the territory of the Republic of Indonesia
in accordance with Article 23 point H of Law Number 5 of 2014 concerning State Civil
Apparatus. If there is an ASN person who violates this provision, he or she will be subject to
sanctions in accordance with the applicable laws and regulations as regulated in PP of the
this penalty, an ASN can also submit a resignation if it is not willing to be placed in all regions.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iv
2.3 Landasan Hukum terkait Penempatan ASN di Seluruh Wilayah Indonesia ........................... 16
2.4 Akibat dan Upaya Hukum bagi ASN yang Tidak Bersedia Ditempatkan pada Wilayah
iv
BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 23
v
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, mendapatkan satu pekerjaan tetap adalah satu hal yang bisa dikatakan sulit.
Banyak orang berlomba-lomba melamar pekerjaan, dan banyak juga di antaranya yang tidak
diterima. Bukan tanpa alasan, hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya tingkat kelahiran
yang menyebabkan populasi semakin tinggi. Hal ini tidak diimbangi dengan jumlah lapangan
kerja yang memadai. Ini yang menyebabkan banyak masyarakat yang menganggur dan bingung
mencari pekerjaan yang bisa mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
Berangkat dari permasalahan ini, belakangan ini mulai banyak masyarakat yang sadar
dan memilih untuk mendaftarkan diri sebagai seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) atau yang
biasa kita kenal sebagai Pegawai Negeri Sipil. Masyarakat beranggapan jika mereka
mendaftarkan diri sebagai seorang ASN dan diterima, hidup mereka akan jauh lebih layak dan
berkecukupan. Masyarakat kini sudah sadar dengan tawaran dari ASN yang menggiurkan, mulai
dari gaji yang dibayar tetap setiap bulan, tunjangan, jaminan kesehatan, hari tua, kecelakaan
hingga jaminan kematian. Menjadi ASN juga tidak mengenal adanya situasi pandemi seperti saat
ini. ASN akan tetap mendapatkan gaji sesuai dengan pangkat dan golongannya tanpa ada
pengurangan sedikitpun. Yang kemungkinan besar terjadi hanya penundaan penerimaan gaji
Berbeda halnya dengan pekerjaan lain, seperti pengusaha, ketika menghadapi situasi
pandemi seperti saat ini, para pelaku usaha tersebut tentu harus berpikir lebih keras lagi demi
1
mempertahankan usaha mereka. Karena bagai perumpamaan, pekerjaan sebagai pengusaha
memiliki keran air yang sangat kencang ketika sedang jaya-jayanya, tetapi ketika menghadapi
situasi sulit dan krisis, krannya akan benar-benar mati dan pelaku usaha bisa bangkrut dan jatuh
miskin. Berbeda dengan ASN, dalam keadaan apapun, kran airnya akan tetap menyala walaupun
tidak terlalu kencang, tetapi konsisten dan terus menghidupi sehingga seorang ASN tetap dapat
Selain alasan di atas, sejak dahulu terdapat doktrin di kalangan masyarakat Indonesia
yang mengatakan bahwa menjadi seorang ASN adalah “primadona” tersendiri. Masih banyak
yang mengganggap bahwa seorang PNS memiliki status sosial yang lebih baik ketimbang profesi
lainnya. Dari anggapan ini, PNS seringkali dirasa lebih dihargai di lingkungan masyarakat.
Bukan hanya itu, PNS juga seringkali menjadi standar seseorang dalam hal mencari pasangan
impian.1 Hal ini pula yang menyebabkan orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang ASN.
Terlebih lagi, pada zaman dahulu sistem penerimaan ASN tidak sesulit saat ini, yang dimana
pada saat itu tidak adanya serangkaian tes seperti sekarang ini (Administrasi, SKD, SKB). Jadi,
Seorang ASN juga sudah memiliki jadwal yang pasti dalam hidupnya. Jadwal yang
dimaksud disini adalah waktu kerja yang biasanya memiliki rentang waktu 8-9 jam setiap
harinya. Ditambah lagi seorang ASN sangat jarang melakukan kegiatan lembur. Hal ini
berbanding terbalik dengan pegawai swasta. Pegawai swasta pada umumnya memiliki jam kerja
yang lebih panjang. Pegawai swasta juga kerap kali melakukan lembur ketika ada pekerjaan yang
dikejar deadline. Selain jadwal kerja yang pasti, ASN juga memiliki banyak waktu luang. Dari
rentang waktu kerja 8-9 jam setiap hari, ASN tentu masih memiliki sisa waktu yang cukup
1
Blogunik. “1001 Alasan Kenapa Orang Berlomba Menjadi PNS”. https://blogunik.com/alasan-orang-berlomba-
jadipns/#:~:text=Selain%20mendapat%20dana%20pensiun%2C%20alasan,tingkat%20eselon%20tersebut%20aka
n%20meningkat. Diakses pada tanggal 4 April 2022 Pukul 22.37 WITA
2
banyak tiap harinya. Hal ini pun banyak dimanfaatkan untuk menambah penghasilan di bidang
lain seperti menjadi wirausaha dan merintis pekerjaan atau usaha lain di luar pekerjaan utama
Dan satu hal lagi yang menjadi alasan mengapa banyak orang yang mendaftar menjadi
ASN, adalah seorang ASN tidak akan di-PHK kecuali karena alasan tertentu. Berbeda halnya
dengan pekerja swasta yang dibayang-bayangi ancaman PHK setiap saat karena naik turunnya
keadaan perusahaan. Seorang ASN bergantung pada Negara, sehingga sangat kecil kemungkinan
untuk instansi tempat kerjanya mengalami kebangkrutan. Adapun alasan-alasan seorang ASN
bisa diberhentikan adalah ketika ia melakukan kejahatan seperti korupsi, mencuri, dan lain-lain.
Beberapa hal yang telah disebutkan di atas ialah alasan kuat bagi banyak orang saat ini
untuk mendaftar menjadi seorang ASN, baik itu ASN di bawah naungan Kementerian,
Kejaksaan, BKN, atau ASN yang dihasilkan dari lulusan Sekolah Kedinasan. Berdasarkan data
yang dihimpun oleh Badan Kepegawaian Negara, jumlah pendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil
atau CPNS 2021 atau Aparatur Sipil Negara (ASN) 2021 yang sudah mengisi formulir mencapai
4,54 juta dan dari jumlah itu, yang sudah submit ada 4.030.182 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa animo masyarakat terhadap seleksi Penerimaan ASN sangat tinggi dan sebagian besar
dari mereka berharap bisa diterima menjadi seorang ASN dan mengabdi untuk Negara.
Akan tetapi, di balik animo masyarakat yang tinggi, tidak banyak juga yang mengetahui
apa saja syarat dan resiko yang harus mereka hadapi ketika terpilih menjadi seorang ASN. Salah
satu resiko besar yang sering terjadi dan kerap kali membuat para CPNS mengundurkan diri
adalah penempatan kerja yang tak sesuai harapan mereka (jauh dari rumah dan keluarga). Hal ini
seringkali terjadi ketika para calon pelamar tidak memperhatikan syarat yang dilampirkan oleh
instansi tempat mereka melamar. Sebagai contoh, calon ASN yang melamar di formasi
3
Kejaksaan, sudah pasti ketika lulus nanti penempatannya akan di sebar di seluruh Indonesia,
sesuai dengan Bagian Ketiga Pasal 7 Poin i Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :
Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah.“ 2Begitu pula yang terjadi
dengan lulusan Sekolah Kedinasan, mereka akan ditempatkan di seluruh negeri dan mau tidak
Hal ini yang terkadang menimbulkan permasalahan, dimana ketika para calon ASN
mendapatkan penempatan kerja yang tak sesuai keinginan, mereka memilih mengundurkan diri,
mangkir, atau melakukan hal lain di luar tanggung jawab dan kewajiban mereka sebagai seorang
ASN. Ini tentu bukanlah suatu hal yang baik, mengingat sangat banyak orang yang memiliki
keinginan untuk menjadi seorang ASN, jadi ketika ada orang yang membuang kesempatan ini
dan tidak melaksanakan kewajiban, pastinya akan menimbulkan kekecewaan bagi orang lain
Berangkat dari permasalahan ini, penulis berinisiatif untuk membuat sebuah laporan
penelitian yang berjudul “Tinjauan Terkait Kewajiban ASN Yang Bersedia Ditempatkan di
Seluruh Wilayah NKRI Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Dalam Perspektif Peraturan
Perundang-Undangan”. Laporan penelitian ini ditulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai
peraturan perundang-undangan yang mengatur penempatan ASN ketika sudah diterima bekerja
dan hal-hal yang semestinya dilakukan. DIharapkan dengan ditulisnya laporan penelitian ini,
dapat menjadi suatu referensi di kemudian hari dan membuat masyarakat semakin sadar akan
pentingnya komitmen dan tanggung jawab sebagai seorang ASN untuk ditempatkan dan
2
Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : Per-064/A/Ja/07/2007
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut.
Indonesia?
1.2.3 Bagaimanakah akibat dan upaya hukum bagi ASN yang tidak bersedia
Landasan atau konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Konsep Penempatan
Menggunakan asas penempatan orang-orang yang tepat dan penempatan orang yang
tepat untuk jabatan yang tepat. Dalam hal ini konsep penempatan diperlukan untuk
meletakkan orang yang tepat dalam jabatan tertentu sehingga meskipun di tempatkan
Konsep ini diperlukan sebab dalam hal tanggung jawab ASN sebagai pegawai
adil dan merata. Sehingga dalam hal ini ASN berkewajiban untuk ditempatkan di
seluruh kawasan NKRI untuk mendorong pembangunan yang adil dan merata. Karena
5
sejatinya ASN sebagai pengayom rakyat dan mengatur arah dan tujuan gerak bangsa
Dalam kajian ini, penulis menggunakan penelitian yuridis normatif dengan pendekatan
perundang-undangan serta pendekatan kasus dalam hal penempatan ASN terkhusus mengenai
ASN yang meminta ijin pemindahan lokasi tugas ataupun ASN yang tidak bersedia ditempatkan
di lokasi tersentu. Penelitian ini mengkaji dari perspektif peraturan perundang-undangan dengan
mengkaji aturan aturan yang berkaitan dengan penempatan ASN sebagai bahan hukum primer.
Selanjutnya sebagai bahan hukum sekunder, penulis emnggnakan pendapat ahli dan doktrin
6
BAB II
PEMBAHASAN
Aparatur Sipil Negara atau yang lumrah disebut ASN menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara merupakan profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan didasari perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
Pemerintah.3 Pegawai ASN adalah seorang pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah yang
memiliki perjanjian kerja, diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian, serta diberikan tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diberikan tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.4 Sedangkan, Pegawai Negeri Sipil atau yang lebih dikenal dengan sebutan
PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat yang telah ditentukan, kemudian
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian, dan menduduki
Beberapa ahli memberikan pendapatnya mengenai definisi Aparatur Sipil Negara atau
Pegawai Negeri Sipil. Menurut A.W.Widjaja, pegawai adalah tenaga kerja manusia jasmaniah
maupun rohaniah yang senantiasa dibutuhkan dan menjadi salah satu modal pokok dalam usaha
kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu. Selanjutnya, beliau juga berpendapat
3
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
4
Ibid, Pasal 1 Angka 2
5
Ibid, Pasal 1 Angka 3
7
bahwa Pegawai merupakan orang-orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik
Musanaef, pegawai adalah orang-orang yang mendapat imbalan berupa gaji dan tunjangan dari
pemerintah atau badan swasta dari hasil melakukan pekerjaan. Musanaef juga memberikan
definisi pegawai sebagai pekerja atau worker, yang dimaksud disini adalah mereka yang
langsung digerakkan oleh seorang manager untuk bertindak sebagai pelaksana yang
menghasilkan karya-karya yang diharapkan dalam usaha pencapaian tujuan bersama dalam suatu
organisasi.7
Seorang ahli bernama Logemann memberikan pengertian pegawai negeri sebagai setiap
pejabat yang mempunyai hubungan dinas dengan negara dengan menggunakan kriteria yang
bersifat materiil, mencermati hubungan antara Pegawai Negeri.8 Kemudian, Kamus Umum
Bahasa Indonesia merumuskan pengertian Pegawai Negeri Sipil, menurut suku katanya yakni
„‟Pegawai‟‟ yang berarti „‟orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan, dsb.)” dan „‟Negeri‟
yang berarti negara atau pemerintah. Jadi, Pegawai Negeri Sipil menurut Kamus Umum Bahasa
negeri ke dalam dua pengertian, yakni pengertian secara stipulatif dan pengertian secara
ekstensif. Secara stipulatif, maksudnya adalah pengertian yang diberikan atau diatur di dalam
undang-undang10, dalam hal ini pengertian secara stipulatif mengenai pegawai negeri sipil adalah
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 1
6
A. W. Widjaja, 2006, Administrasi Kepegawaian, Jakarta: Rajawali, hlm. 113
7
Rosdakarya Musanef, 2007, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, hlm. 5
8
Muchsan, 1982, Hukum Kepegawaian, Bina Aksara, Jakarta, halaman 10
9
W.J,S Poerwadarminta, 1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, halaman 702
10
Sastra Djatmika dan Marsono, 1995, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta, hlm 95
8
Angka 3 yang berbunyi, “Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat ASN adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap
Pengertian Stipulatif ini berlaku dalam pelaksanaan semua peraturan mengenai kepegawaian,
dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua peraturan perundang-undangan, kecuali diberikan
definisi lain.
Kemudian, ada pengertian secara ekstensif. Pengertian ini berkaitan dengan pengertian
stipulatif, maksudnya disini adalah ada beberapa golongan yang sebenarnya bukan Pegawai
Negeri menurut Undang-undang Kepegawaian. Hal ini dalam hal tertentu diperlakukan sama
dengan Pegawai Negeri, maksudnya disamping pengertian stipulatif ini, terdapat pengertian yang
hanya berlaku pada hal tertentu. Kedua pengertian ini (stipulatif dan ekstensif) merupakan
penjabaran dari keberadaan PNS dalam perspektif hukum kepegawaian. Kedua pengertian ini
terbagi dalam bentuk dan format yang berbeda, namun pada akhirnya dapat menjelaskan maksud
pemerintah ketika memposisikan penyelenggara negara dalam sistem hukum yang ada. Karena,
jabatan negeri akan ssaling berkaitan dengan penyelenggara negara yang tidak lain adalah
Seluruh Aparatur Sipil Negara memiliki hak dan kewajibannya yang diatur oleh undang-
Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian merumuskan hak setiap Pegawai
9
a. Pasal 7 berbunyi, “Setiap PNS berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan
beban pekerjaan dan tanggung jawabnya, gaji yang diterima oleh pegawai negeri harus mampu
c. Pasal 9 berbunyi, “Setiap PNS yang ditimpa oleh kecelakaan dalam dan karena menjalankan
tugas dan kewajibannya berhak memperoleh perawatan, PNS yang menderita cacat jasmani atau
rohani dalam dan kareana menjalankan tugasnya dalam kedinasan yang mengakibatkan tidak
dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga berhak memperoleh tunjangan, PNS yang tewas
d. Pasal 10 berbunyi, “Setiap PNS yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, berhak
atas pensiun.”
b. cuti;
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi
Ketentuan lebih lanjut perihal Hak PNS tentang Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas diatur
dalam Pasal 79 dan Pasal 80 UU ASN. Kemudian, untuk Hak PNS tentang Jaminan Pensiun dan
Jaminan Hari tua diatur dalam Pasal 91, Sedangkan, perlindungan diatur dalam Pasal 92, dan
10
Selain hak-hak yang telah disebutkan di atas, seorang ASN juga memiliki kewajiban
yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Kewajiban PNS merupakan segala sesuatu yang wajib
b. Kewajiban-kewajiban yang mana tidak langsung memiliki hubungan dengan suatu tugas
dalam jabatan.
c. Kewajiban-kewajiban lain.11
a. Pasal 4 berbunyi, “Wajib setia, dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah,
serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.”
b. Pasal 5 berbunyi, “Wajib menaati segala peraturan perndangan-perundangan yang berlaku dan
c. Pasal 6 berbunyi, “Wajib menyimpan rahasia jabatan dan hanya hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan kepada atas perintah pejabat yang berwajib atas kuasa undang-undang.”
11
Sastra Djatmika dan Marsono, 1995, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta, hal. 103.
12
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian
11
Selain yang telah disebutkan di atas, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara juga merumuskan mengenai kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara
yang kemudian disebut Pegawai Negeri Sipil pada Pasal 23, yang isinya adalah sebagai berikut13:
a. Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah yang sah.
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
Yang dimaksud dengan perencanaan kebutuhan pegawai adalah sebuah proses yang
sistematis, berkelanjutan, berfungsi untuk untuk menganalisis kebutuhan SDM bagi suatu
organisasi, dalam kondisi dan kebijakan personalia yang berkembang bagi efektivitas organisasi
13
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
12
jangka panjang.14 Perencanaan PNS dirasa perlu bagi suatu organisasi agar hambatan dalam
mencapai tujuan organisasi dalam rangka mengahadapi pengaruh perkembangan IPTEK dapat
diatasi.
2) Analisis Jabatan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang wajib dan selalu dilakukan dalam rangka
menyusun kebutuhan Manajemen PNS adalah definisi dari analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan
yang tepat dalam suatu instansi dapat mendukung terlaksananya Rencana Kebutuhan PNS
3) Formasi
penentuan jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang sangat diperlukan dalam
rangka menjalankan tugas pokok yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Menurut Miftah
Thoha, formasi merupakan jumlah serta susunan pangkat PNS yang diperlukan oleh suatu satuan
organisasi Negara agar dapat menjalankan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu, dan
ditetapkan oleh menteri yang bertanggungjawab dalam bidangnya, dalam hal ini adalah bidang
yakni jenis, sifat dan beban kerja yang dibebankan kepada suatu organisasi, serta jenjang dan
14
Harbani Pasolong. 2002. Teori Administrasi Publik. Jakarta : Alfabeta, hlm. 154
15
Ibid, hlm. 158
16
Ibid, hlm. 160
13
jumlah pangkat/jabatan yang ada dalam suatu organisasi.17 Formasi PNS secara nasional menurut
pasal 2 PP No. 54 Tahun 2003 tentang perubahan atas PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang formasi
4) Pengadaan Pegawai
Ketentuan mengenai pengadaan CPNS diatur dalam PP Nomor 98 Tahun 2000 Tentang
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 11 Tahun 2002.
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil ini terdiri dari perencanaan, pengumuman, pelamaran,
penyaringan, pengangkatan CPNS sampai dengan pengangkatan menjadi PNS. Pengadaan PNS
adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang mampu untuk
melaksanakan pekerjaan yang sudah ditentukan sebelumnya, dan dilakukan oleh suatu
organisasi. Hal ini dimuat dalam PP Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas PP Nomor
98 tahun 2002 Tentang Pengadaan PNS. Pasal 58 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014
berbunyi, “Pengadaan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tahapan
17
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian
18
PP No. 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas PP Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi PNS
19
Widjaja, Loc.cit
14
a) Pengumuman
Pengumuman dilakukan melalui media massa atau media lain yang tersedia dan
disebarkan seluas-luasnya, dilakukan oleh pejabat berwenang atau pejabat yang ditunjuk, serta
b) Pelamar
Surat lamaran ditulis tangan dengan menggunakan huruf latin. Kemudian, surat lamaran
diajukan kepada instansi yang bersangkutan dan sudah dilengkapi lampiran yang sesuai dengan
c) Penyaringan
Tahapan ini merupakan tahap administratif yakni meneliti surat lamaran yang masuk,
apakah telah sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam pengumuman. Pengumuman dilakukan
secara fungsional oleh pejabat yang diberikan wewenang terkait urusan kepegawaian. Kemudian,
Tahapan ini meliputi tahap percobaan yang dalam waktu sekurang- kurangnya 1 tahun
dan paling lama 2 tahun. Kemudian, barulah CPNS yang baru diterima bisa diangkat menjadi
PNS.
15
2.3 Landasan Hukum terkait Penempatan ASN di Seluruh Wilayah Indonesia
Sebelum masuk ke landasan hukum, ada baiknya untuk menganalisis definisi penempatan
terlebih dahulu. Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai definisi
penugasan kembali dari seorang karyawan pada sebuah pekerjaan baru.20 Menurut Veithzal Rivai
Zainal, penempatan ialah penugasan atau penugasan kembali seorang karyawan kepada
yakni proses atau pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas atau jabatan
Mathis dan Jackson sebagaimana dikutip oleh Hiskia Jonest Runtunuwu, et. al.,
pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang pekerja cocok dengan pekerjaannya akan
ASN merupakan sumber daya manusia yang bertugas dalam melayani kepentingan
publik. Oleh karena itu, ASN memiliki peranan penting untuk merealisasikan penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan pembangunan nasional. Berhasil atau tidaknya pembangunan nasional
20
Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Ghalia Indonesia,
Bogor , 2014, hlm.171
21
Veithzal Rivai Zainal, dkk., Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta, 2014,
hlm.155
22
Danang Sunyoto, Manajemen Sumber Daya Manusia, CAPS, Yogyakarta, 2012, hlm.122
23
Hiskia Jonest Runtunuwu, et. al., Pengaruh Disiplin, Penempatan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado, Jurnal EMBA,Vol. 3 No. 3, 2015, hlm.83
16
sangat tergantung pada kemampuan dan kesempurnaan aparatur negara yang dalam ini adalah
Syarat utama dalam era globalisasi agar mampu bersaing dan mandiri adalah dengan
motivasi, pengembangan dan manajemen SDM. Sejalan dengan itu, ASN harus memiliki sifat
profesional, mampu bersaing, dan mengantisipasi perkembangan dunia yang pesat di berbagai
merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara maju maupun negara
berkembang. Pelaksanaan hukum yang berperadaban modern, demokratis, adil, dan bermoral
tinggi, sangat diperlukan bagi ASN sebagai penyelenggara pelayanan yang adil dan merata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-
ASN yang berprofesional, bertanggungjawab, jujur dan adil sangatlah diperlukan untuk
yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier. Hal ini menitikberatkan
pada sistem prestasi kerja. Yang dimaksud dengan sistem prestasi kerja sendiri ialah sistem
kinerja objektif ASN dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kompentensi yang dimiliki.
Setiap orang yang melamar menjadi seorang ASN, harus siap ditempatkan di seluruh
wilayah NKRI jika seandainya lulus dalam rekrutmen ASN. Hal ini pun sudah sesuai dan tertera
dalam Pasal 23 poin H Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
24
SF.Marbun, dan Moh.Mahfud MD, 1987, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Liberty, hlm
98.
25
Tim Peneliti Badan Kepegawaian Negara, 2003, Persepsi PNS Daerah Tentang Pengangkatan Dalam Jabatan
Struktural, Jakarta: Puslitbang BKN hlm. 10.
26
Hanitf Nurcholis, 2007, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Jakarta: PT. Grafindo, hlm 254
17
yang berbunyi, “bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
UU ini sekaligus menjadi landasan hukum terkait penempatan ASN di seluruh wilayah
Indonesia. Selain Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
landasan hukum lain yang menyangkut penempatan serta pengangkatan ASN di seluruh wilayah
negeri adalah PP Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Bab II Pasal 2 ayat (1) poin A dan B PP Nomor 9 Tahun
2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
b. pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Pusat di
Dari sini dapat kita lihat bahwa seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kecuali
yang meninggal dunia atau cacat karena dinas, akan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil baik
di pusat maupun di lingkungannya. Yang dimaksud pusat dalam hal ini adalah mereka para
CPNS yang melamar di formasi pusat, seperti Kementerian dan Kejaksaan. Untuk formasi pusat
ini, penempatan dan penyebaran bagi seluruh CPNS akan dilaksanakan merata dan menyebar di
seluruh pelosok negeri. Sedangkan untuk formasi daerah, penempatannya akan disesuaikan
(Kemenpan-RB), Muhammad Yusuf Ateh, menyatakan bahwa penyebaran ASN di Tanah Air
belum merata dan banyak menumpuk di kota besar.27 Beliau juga mengatakan, masih banyak
27
Antara: Kantor Berita Indonesia. 2014. “Penyebaran PNS Belum
Merata.”.https://www.antaranews.com/berita/463031/penyebaran-pns-belum-merata Diakses pada Tanggal 5 April
2022 Pukul 20.17 WITA
18
oknum PNS yang memiliki banyak akal. Mereka akan memilih daerah yang mencari formasi
PNS dengan jumlah tinggi, sedangkan peminatnya sedikit. Hal ini akan memudahkan jalan
mereka untuk lulus seleksi dan diterima menjadi seorang ASN. Saat pertama kali penempatan,
mereka akan mengatakan bersedia ditugaskan di daerah terpencil, tetapi setelah beberapa tahun
dinas, akhirnya mengajukan pindah ke kota atau ke daerah asalnya. Hal ini terjadi berulang kali
dan tidak hanya satu atau dua oknum, melainkan banyak oknum di seluruh negeri. Inilah yang
menyebabkan kebutuhan PNS di daerah terpencil selalu tidak terpenuhi, karena mendaftar di
daerah terpencil hanya dijadikan sebagai batu loncatan saja agar bisa diangkat menjadi ASN.
Menurut pandangan penulis, hal ini tidak sepatutnya dilakukan. Jika kita ingin melamar sebagai
seorang ASN, sebelumnya kita harus sudah memahami betul apa saja tugas, fungsi, dan
kewajiban seorang ASN. Dalam hal ini, mendapatkan penempatan kerja yang berada di pelosok
pun sudah menjadi resiko dan harus siap untuk dilaksanakan. Menjadi seorang ASN bukan hanya
perihal pekerjaan dan seragam semata, tetapi juga menyangkut pengabdian yang tulus kepada
Penyebaran penempatan bagi seorang ASN tidaklah buruk jika mampu kita pahami dan
ambil sisi baiknya. Jika seorang ASN ditugaskan jauh dari daerahnya, maka secara tidak
langsung mereka akan belajar menghargai daerah tempat kerja mereka yang baru, yang sudah
pasti berbeda dengan kebiasaan/tradisi dari daerahnya. Selain itu, mereka juga akan belajar
menjadi sosok yang lebih berkarakter, disiplin, dan mandiri, karena biasanya ketika ditugaskan
jauh dari daerah, mereka akan tinggal seorang diri dan tidak bisa bergantung kepada siapapun
termasuk keluarganya sendiri. Penempatan yang menyebar dan merata ini juga berdampak pada
kinerja ASN di setiap daerah. Diharapkan dengan adanya penyebaran ini, kinerja ASN di setiap
daerah mengalami peningkatan dan terjadi keseimbangan antar daerah, tidak ada ketimpangan
19
antara daerah satu dengan daerah lainnya. Satu hal lagi yang menjadi sisi positifnya, seorang
ASN akan bertemu dengan rekan kerja yang baru yang berasal dari daerah berbeda, memiliki
latar belakang yang berbeda. Hal ini akan mendorong peningkatan integrasi bangsa yang
belakangan ini semakin memudar. Tentu saja ini merupakan suatu hal yang baik dan perlu untuk
Jika memang tidak ada suatu hal yang darurat dan sangat memaksa untuk pindah tugas,
sudah sebaiknya seorang ASN tetap bekerja di daerah penempatannya, sampai menunggu Surat
Keputusan lain apakah ia akan dipindahtugaskan atau tetap bertugas di tempat tersebut.
2.4 Akibat dan Upaya Hukum bagi ASN yang Tidak Bersedia Ditempatkan pada Wilayah
Tertentu di NKRI
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara sudah jelas
diatur bahwa seorang ASN harus siap ditempatkan di seluruh wilayah NKRI. Jika ada oknum
ASN yang melanggar ketentuan ini, ia akan dijatuhi sanksi yang sesuai dengan peraturan
perundang-perundangan yang berlaku. Adapun peraturan yang berlaku terkait dengan Disiplin
seorang ASN adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam PP Nomor 94 Tahun 2021, disebutkan bahwa hukuman
disiplin bagi seorang ASN terbagi menjadi tiga tingkatan dan di tiap tingkatan kembali
dibedakan menjadi tiga jenis hukuman. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas teguran lisan, teguran tertulis, dan pernyataan
20
2) Hukuman Disiplin Sedang
Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas tigs jenis, yakni pemotongan tunjangan kinerja
sebesar 25% selama enam bulan, sembilan bulan, dan selama duabelas bulan.
Jenis hukuman disiplin berat terdiri atas penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama
duabelas bulan, pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama duabelas bulan,
dan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS. 28
Adapun jenis hukuman yang akan diterima oleh seorang oknum ASN yang tidak bersedia
ditempatkan di seluruh wilayah NKRI adalah hukuman disiplin ringan, sebagaimana tertuang
dalam Bagian Ketiga Pasal 9 Angka 1 poin f yang berbunyi, “Hukuman Disiplin ringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h, apabila pelanggaran berdampak negatif pada Unit
Kerja.”
Selain hukuman ini, seorang ASN juga dapat mengajukan pengunduran diri jika memang
tidak bersedia ditempatkan di seluruh wilayah. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)
No. 17/2020 tentang Perubahan atas PP No. 11/2017 tentang Manajemen PNS. Seorang PNS
dapat mengajukan pengunduran diri secara terhormat apabila memenuhi syarat-syarat yang
sudah diatur dalam undang-undang. Proses pengunduran diri seorang PNS atas permintaan
sendiri harus melewati beberapa tahap. Hal ini diatur dalam pasal 261, dengan isi sebagai
berikut.
1. ASN mengajukan Permohonan berhenti sebagai PNS secara tertulis kepada Presiden atau PPK
21
2. Permohonan pemberhentian ini dapat disetujui, ditunda, atau ditolak, diberikan setelah
3. Dalam hal permohonan berhenti yang ditunda atau ditolak, alasan penundaan atau penolakan
4. Keputusan terkait tindak lanjut permohonan pemberhentian atas permintaan sendiri ditetapkan
paling lama 14 (empat belas) hari kerja dihitung sejak permohonan diterima.
5. Sebelum keputusan ditetapkan, yang bersangkutan tetap dan wajib melaksanakan tugas dan
6. Keputusan pemberhentian PNS ditetapkan oleh Presiden atau PPK sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Selain itu, menurut Pasal 238, PNS akan diberhentikan secara hormat jika pengunduran
Mengajukan pindah tugas setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus seleksi juga
dianggap sebagai pengunduran diri. Hal ini memiliki kaitan dengan surat pernyataan bersedia
mengabdi pada instansi tempat CPNS mendaftar, dimana ketika menulis surat tersebut, calon
ASN sudah menyatakan diri bahwa siap mengabdi di instansi tempatnya bekerja. Setelah
dinyatakan lulus, seorang ASN setidaknya mengabdi dalam rentang waktu 5 - 10 tahun di daerah
penempatannya. Hal ini juga tertulis dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun 2019, jika peserta dinyatakan lulus dan mengajukan
29
Peraturan Pemerintah (PP) No. 17/2020 tentang Manajemen PNS
30
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2019 Tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Dan Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai
Negeri Sipil Tahun 2019
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Aparatur Sipil Negara atau yang lumrah disebut ASN menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara merupakan profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan didasari perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
Pemerintah
b. Seluruh Aparatur Sipil Negara memiliki hak dan kewajibannya yang diatur oleh undang-
undang.
c. Setiap orang yang melamar menjadi seorang ASN, harus siap ditempatkan di seluruh wilayah
NKRI jika lulus dalam rekrutmen ASN sesuai dengan Pasal 23 poin H Undang-Undang Nomor 5
d. Selain Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, landasan hukum
lain yang menyangkut penempatan serta pengangkatan ASN di seluruh wilayah negeri adalah PP
d. Penempatan yang menyebar dan merata ini berdampak pada kinerja ASN di setiap daerah.
Diharapkan dengan adanya penyebaran ini, kinerja ASN di setiap daerah mengalami peningkatan
dan terjadi keseimbangan antar daerah, tidak ada ketimpangan antara daerah satu dengan daerah
lainnya.
e. Jika ada oknum ASN yang tidak bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI, ia akan
dijatuhi sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-perundangan yang berlaku. Adapun
23
peraturan yang berlaku terkait dengan Disiplin seorang ASN adalah Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
f. Selain hukuman ini, seorang ASN juga dapat mengajukan pengunduran diri jika memang tidak
bersedia ditempatkan di seluruh wilayah. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.
3.2 Saran
a. Kepada masyarakat yang akan melamar menjadi calon ASN, diharapkan untuk memahami
syarat-syarat dan resiko yang harus dihadapi jika lulus menjadi seorang ASN.
b. Diharapkan untuk orang-orang yang lulus menjadi ASN, agar menjalankan tugas dengan baik
dan dapat mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan negara dengan sepenuh hati.
c. Kepada ASN yang mendapatkan tugas di luar daerah asal, agar dapat mengabdikan diri di
tempat tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, mengikuti semua peraturan, menjalankan
tugas dengan baik, dan senantiasa meningkatkan kinerja demi kepentingan bangsa dan negara.
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Mangkuprawira, Sjafri. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor: Ghalia
Indonesia
Marbun, dan Mahfud. 1987. Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Liberty.
Nurcholis, Hanitf. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT.
Grafindo
Zainal, dkk. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers
Jurnal
JR, Hiskia. 2015. Pengaruh Disiplin, Penempatan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado. Jurnal EMBA Volume
3 Nomor 3
Tim Peneliti Badan Kepegawaian Negara. 2003. Persepsi PNS Daerah Tentang Pengangkatan
25
Website
orang-berlomba-
jadipns/#:~:text=Selain%20mendapat%20dana%20pensiun%2C%20alasan,tingkat%20esel
WITA
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2019 tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Dan
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
26