Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Ketut Andika Wedananta.

NIM : 2004551235

Kelas : D/Reguler Pagi

Mata Kuliah : Hukum Perdata Internasional

Bedah Kasus Imajiner

1. Kasus imajiner 2 yaitu De Nicols vs Curller. Pertanyaannya :


a) Teori kualifikasi apakah yang digunakan pada masing-masing kasus di atas?
b) Apakah yang menjadi kelebihan dan kelemahan penggunaan masing-masing
teori tersebut?
a. Kasus tersebut menggunakan Teori Kualifikasi Lex Causae (Lex Fori yang diperluas)
yang dimana menentukan kaidah HPI mana dari lex fori yang paling erat kaitannya
dengan kaidah hukum asing yang mungkin diberlakukan. Penentuan ini dilakukan
dengan mendasarkan diri pada kualifikasi yang telah dilakukan berdasarkan sistem
hukum asing yang bersangkutan. Dilihat dari proses penyelesaian perkara kasus diatas,
teori kualifikasi yang digunakan adalah Teori Kualifikasi Lex Causae (Lex Fori yang
diperluas) karena dilakukan kualifikasi mengenai sistem hukum asing yang bersangkutan
dan diperoleh kesimpulan bahwa hakim melihat kearah Code Civil Prancis.

b. Kelebihan dari teori kualifikasi Lex Causae atau teori kualifikasi Lex Fori yang
diperluas yaitu dalam teori ini proses kualifikasinya berjalan sesuai dengan sistem serta
ukuran-ukuran dari keseluruhan sistem hukum yang berkaitan dengan perkara.
Kelemahan dari teori ini adalah kesulitan mungkin akan timbul jika sistem hukum asing
tertentu ternyata tidak memiliki sistem kualifikasi yang cukup lengkap atau bahkan tidak
mengenal klasifikasi lembaga hukum yang sedang dihadapi dalam perkara.
2) Kasus imajiner 3. Pertanyaannya :
a) Teori kualifikasi apakah yang digunakan pada masing-masing kasus di atas?
b) Apakah yang menjadi kelebihan dan kelemahan penggunaan masing-masing teori
tersebut?
a. Kasus tersebut menggunakan Teori Kualifikasi Bertahap dimana menetapkan kaidah hukum
intern Lex Causae yang akan digunakan untuk menyelesaikan perkara melalui dua tahap, yakni:

1. Kualifikasi tahap pertama, yaitu dengan dicari kepastian mengenai pengertian-pengertian


hukum, seperti domisili, pewarisan, tempat dilaksanakannya kontrak. Semua itu harus
disandarkan pada pengertian- pengertian dari lex fori. Berdasarkan kualifikasi demikian inilah
akan ditemukan hukum yang seharusnya dipergunakan (lex causae).

2. Kualifikasi tahap kedua pada tahap kualifikasi ini, jika telah diketahui hukum yang
seharusnya digunakan (lex causae), maka dilakukan kualifikasi lebih jauh menurut hukum asing
yang ditemukan tersebut. semua fakta dalam perkara harus dikualifikasikan berdasarkan sistem
kualifikasi yang ada pada lex causae. Dalam kasus imajiner 3 yang telah disebutkan tadi, bahwa
dilakukan kualifikasi lebih jauh mengenai peninggalan harta baik yang bergerak maupun tidak
bergerak. Berdasarkan Hukum Inggris, untuk harta peninggalan yang bergerak, didasarkan pada
hukum dari domisili terakhir si pewaris yaitu hukum Inggris. Sedangkan, untuk harta
peninggalan yang tidak bergerak, jika berdasarkan hukum Inggris, diberlakukan hukum dari
tempat dimana benda tersebut berada.

b. Kelebihan dari teori kualifikasi bertahap, yaitu hakim dapat menetapkan kaidah hukum
intern lex causae yang digunakan untuk menyelesaikan perkara. Kelemahannya adalah proses
kualifikasi harus melewati dua tahap yang mungkin akan memakan waktu dan tenaga lebih.

Anda mungkin juga menyukai