TEORI KUALIFIKASI
1. Lex Cause
bahwa kualifikasi atas lex cause artinya hukum yang dipakai yang dikehendaki para pihak
didasarkan pada system hukum darimana berasal. bahwa darimana perkara itu diajukan atau
hukum mana yang terkait. sudah disebutkan didalam hpi terdapat lebih dari satu hukum
misalnya hukum benda menggunakan ialah hukum misalnya di Indonesia menggunakan asas
Tetapi jika dilex cause hukum yang dipkai adalah hukum yang dikehendaki oleh para pihak. lalu bagaimana
mengetahui prsoes pembentukan hukumitu ? di dasarkan pada sitemhukumdarimana berasal dan diajukan untuk
menentuan hukum’ mana yang terkait, di dalamHPI pasti lebih dari 1 sistemhukum. M
ISALNYA:
Jadi dari sekian hukum itu berbicra mana yang dikehendaki para pihak. Untuk
menentukannya,maka hakim dimana perkara diajukan menggunakan kaidah-kaidah hukumnya yang dimana perkara itu
diajukan misalnya jika diindonesia menggunakan asas asas hpi yang ada 3 pasal AB itu yang dipakai hukum mana
dimana benda itu berada atau berbicara tentang dimana pejanjian itu berada.
Oleh karena itu,beda dengan lex fori, jadi lex cause dianggap lebih baik daripada lex fori karena memberikan
keadilan sesuai dengan keinginan dengan kebutuhan hukumpara [ihak, jika lex fori tidak, karna didasarkan pada
2. Kualifikasi bertahap
Kemudian yang ketiga berikutnya teori kualifikasi bertahap artinya bahwa di dalam melakukan
kualifikasi menggunakan tahapan karna teori ini mengendaki bagaimana teori itu terjadi atau
hukum yang di pakai atau dipilih berarti harus mengetahui proses pemilihan hukum itu.
Ex : didalam suatu permasalahan tau hukumnya tetapi tidak tau mengetahui cara menentukan hukum itu maka teori
kualifikasi bertahap ini dituliskan bahwa kualifikasi tidak mungkin didasarkan pada lex cause.
Untuk menentukn lex cause lebih dhulu harus didasarkan lek fori . Jadi yang harus dilakuan
oleh hakim oleh karena itu ada dua tahapan unutk menentukan seharusnya hukum yang berlaku
yaitu :
M
engkualifikasi fakta misalnya ada perkawinan antara jeber dan painem faktanya
bahwa jeber arab dan painem Indonesia jadi berarrti hukum negara yang tersangkut.
kemudian perkawinan dilakukan di arab, jadi hukum perkwinan arab Saudi juga terkait.
fakta fakta ini berbicara tentang apakah fakta HPI atau tidak. Artinya adakah unsur
asing antara kedua tersebut adanya hukum asing berarti ada HPI jadi setelah mengetahui
itu HPI itu melakukan kualifikasi lex fori menerjemahkan fakta2 yang kedalam
menggunakan asas dan kaidah HPI hukum yang dikaitkan dengan pasal 18 AB jadi ini
tahap pertama hakim Indonesia memilih hukum arab berdasarkan fakta fakta yang ada
oleh karea itu dalam tahap 1 kalifikasi dengan titik primer yaitu titik taut pembeda
tersebut yaitu hukum arab karna perkawinan itu dilakukukan di arab sehingga
kesimpulannya untuk mennetukan hukum mana yang berlaku harus diketahui bagiaman
pemilhan prosedur menentukan hukum itu. (jika ada pertanyaan mengapa kualifikasi
berthap itu menggunakan tahapan yang ada dua tahap itu karena didalam meyeleaikan
p rim er y an g tertu lis y an g d id asark an lex fo ri d an k aid ak lex firi h aru s d iten tu k an b erd asark an
kualifikasi yang menentukan hakim dimana perkara itu diajukan sehingga dengan demikian lex
k u aifik asi sek u n d er d id asark an lex cau se.(mengapa di dalam kualifikasi bertahap menggunakan
3. Kualifikasi analitik
p alin g id eal k arn a tid ak m en g ed ep an k an h u k u m d ari salah satu p ih ak .Jad i d alam k u alifiasi
otonom yang dipakai bukan hukum salah satu pihak tetapi membandingkan dari hukum2 yang
terkait itu kemudian membuatlah hukum yang aru dengan metode komeprasi caranya dengan
Hakim harus memahami system hukum yang terkait itu ini bukan pekerjaan yang mudah
dimana hakim harus menguasai hukum2 yang ada di dunia. kemudia dari system yang terikait
itu diambil pengertian yang universal yang khusus dipaki untuk meyelesaikan perkara.oleh
karena itu teori kualifikasinya adalah teori yang menceritakan hukum . jadi setiap ada perkara
HPI hakim pasti membuat produk hukum yang baru kecusali jika hukumnya sama dengan yang
lalu hakim hanya tinggal menerapkan hukum sebelumnya (yurispridensi). Oleh karena itu
1. h ak im h aru s p ah am o leh h u k u m y an g ad a d u n ia
2 kendala ini yang mengakibatkan kualifikasi otonom ini jarang digunakan atau dipakai jadi
(jika ada pertanyaan teori kualifikasi mana yang yang tidak sering dipakai ) karne aterlalu
rumit sehingga yang sederhana adalah lex cause jadi para phak proses selesainya tidak ig in
tahu bagmana prosedur untuk menentukan hukum mana yang dpilih yang sederhana adalah lex
cause (sederhana dan seing dpakai) oleh Karen itu jika ada kasus jadi menyelesaiikan kasus
dengan teori kualfikasi ynag telah dijelaskan apakah teori kualifikasi bertahap atau teori lex
cause.
Renvoi
Peninjukan kembali
Status personal
Pak Dhar
Dalam menentukan status personal para pihak, pasti menggunakan kualifikasi dan titik taut .
Sehingga dengan kualifikasi yang telah disampaikan dan titik taut untut menentukan hukum
perdata atau hukum perdata internasional . Atau Yang kedua untuk menentukan hukum system
hukum apa yang akan di pilih ( primer dan sekunder ) itulah yang merupakan gambaran
1. penunjukan Kembali
Artinya guguatan di ajukan pada pengadilan, dimana pengadilan melihat warga negara atau
status personal dari para pihak. jika status personal para pihak itu adalah orang asing maka
hakim dimana perkara itu di ajukan ( lex fori ) menunjuk pada hukum asing.
Hukum asing kemudian melihat dimana para pihak berada atau apa yang dilakukan. Jika
melihat apa yang dilakukan itu berada di mana gugatan itu diajukan maka dia menunjuk
K em b ali.
Artinya , si hukum asing mengatakan “ betul ini warga negara saya “ karena ada status personal
itu kan ada dua nasionalitas dan teritorial ( domisili ). Maka itu dikatakan menunjuk kembali
ajukan ) tapi menunjuk hukum lain. Artinya atau dasarnya bahwa benda atau objek perjanjian
karena dia berada di Indonesia, A dan B melakukan perjanjian jual beli di Indonesia. B
menggunakan status personal para pihak. karena A orang asing ( orang inggris ) maka
menunjuklah hukum asing ( hk. Inggris ) yang di pakai melakukan kualifikasi HPI
Indonesia. Kemudian hukum aisng mengatakan bahwa memang A warga negara inggris
tapi perjanjian dilakukan di Indonesia maka dengan demikaan maka hukum yang
berlaku adalah hukum Indonesia karena hukum asing menunjuk hukum Indonesia.
Jadi dalam penunjukan Kembali ada 2 tahap dimana tahap pertama menunjuk dan tahan kedua
menunjuk Kembali .
T ah ap p en u n ju k an leb ih lan ju t :
Artinya, sama gugatan diajukan di Indonesia maka hakim di Indonesia menunjuk hukum
inggris karena A adalah warga negara Inggris. Tetapi berbeda dengan penujukan Kembali,
hukum inggris tidak menunjukan Kembali ke hukum Indonesia tetapi penunjukan lebih lanjut
karena dalam kasus ini onjek perjanjian berada di Australia. Maka yang di tunjuk adalah
hukum Australia. Siapa yang menunjuk ? yaitu hukum inggris dengan kaidah – kaidah HPI
yang dimiliki hukum inggris. Hanya saja yang melakukan peradilan adalah teteap hakim
Indonesia ( tempat dimana perkara di ajukan ) dengan syarat bahwa hakim tersebut menguasai
hukum asing.
B. HukumAsing+Kaidah HPI M
enunjuk Lebih Lanjut Ke HukumLain.
T id ak setu ju ( m en o lak )
1. T id ak lo g is
Yang menolak ini sangat berkaitan dnegan teori klasifikasi lex fori, hal ini karena pada
dimana perkara itu diajukan. Oleh karena itu tidak logis, jika suatu perkara telah di
Dengan memberlakukan hukum asing, missal nya memberlakukan hukum Australia karena objeknya ada di
Australia maka berarti dianggap menyerahkan kedaulatan negara. Hal ini dikarenakan,
siapun yang berada di suatu negara maka akan berlaku hukum negara tersebut . Sehingga
apabila berlaku hukum lain maka akan menyerahkan kedaulatan negara tersebut . Itulah
3. M eb aw a k etid ak p astian
Artinya, para pihak belum tau mana hukum yang berlaku. Apakah hukum Indonesia atau hukum lain. Padahal
Setuju renvoi
Alasan yang setuju ini adalah alasan yang sesuai dengan teori lex cause ( hukum apa yang harusnya berlaku )
Artinya jika telah menyerahkan suatu perkara ke suatu negara misalnya Indonesia maka harus percaya
Artinya memang kalua hukum itu penerapannya berbada pasti hasil atau putusannya berbeda. Tinggal
persoalannya hukummana yang berlaku, hukummana yang akan di pilih ( ini mementingkan keadilan )
Artinya hakim lex fori tidak bertidak sebagai hakim lex fori tetapi bertindak sebagai hakim asing atau hukum
asing
Jadi mau nunjuk ke lex fori karena mungkin perjanjiannya disana atau menunjuk hukum lain karena obyeknya di
Jadi jika ada pertanyaan apa bedanya renvoi dengan fct ? renvoi dilakukan di negara eropa continental dan fct
anglo saxon.
Pak Bebeto
M asalah p o k o k h p i ad a 3 y aitu :
1. Yuridiksi
Yurisdiksi pengadilan
Yurisdiksi : kewenangan mengadili ( ex : kewenangan absolut merupakan kewenangan
pengadilan sesuai dengan fungsi pengadilannya misal perceraian muslim di pengadilan agama
Ex : a menggugat b di Indonesia, b orang singapure. Maka jika dilihat dari sini pengadilan Indonesia
tidak berhak.
singapure ( Indonesia bisa mengadili, karena obyek sengketanya ada yaaitu tanah itu
tadi . Kenapa Indonesia berhak karena masih memiliki keterkaitan dengan si penggugat
Bentuk yurisdiksi
Terbit karena :
Tempat kediaman : kalo orang itu tinggal disitu berarti yuridiksinya pengadilan wiliyah itu
Penundukan sukarela
In i terjad i k aren a 2 h al
1. K aren a m en g aju k an g u g atan d i w ilay ah lain , m ak a d ap at d ik atak an si
mengajukan gugatan
2. Terkait dengan tergugat yang telah menjawab gugatan di pengadilan yang bukan
pengadilan domisilinya. M
aka si tergugat telah menundukan dirinya secara
sukarela .
Pertautan minimum
Cat :
K alo p erjan jian , d iliat d ari o b jek p erjan jian n y a k rn tid ak d iatu r scr k h u su s y u rid ik sin y a
M in g g u d ep an :
Ketertiban umum Merupakan doktrin yang berkaitan dengan hukum asing dan nasional. Ketertiban umum ini
merupakan doktrin Dimana berlakunya hukum asing di tolak oleh hukum nasional. Hal ini
dikarenakan jika hukum asing itu di berlakukan mengganggu ketertiban umum atau ketertiban
Hukum memaksa merupakan doktrin yang berkaitan dengan dimana hukum asing yang akan
berlaku atau yang akan diberlakukan itu tidak semuanya di akui tapi dibatasi.
Hak – hak yang diperoleh merupakan doktrin Pengakuan hukum asing, hukum asing berlaku
sepenuhnya.
kaitannya dengan hukum apa yang seharusnya berlaku ( lex cause ). Maka karena tentang “
hukum apa yang seharusnya berlaku “ maka berbenturan dnegan hukum nasional. Karena
berbenturan dengan nasional ini maka digunakan 3 doktrin untuk menyelesaikan yaitu
1. Ketertiban umum
kontinental dan sistem hukum anglo amerika. Jika sistem eropa kontinental dengan civil
law nya pengertian ketertiban umum itu diartikan suatu doktrin dimana bertentangan
dengan dengan ketertiban masyarakat atau peraturan undang – undangan, jadi karena
Sedangkan didalam negara anglo saxon ketertiban umum diartikan sebagai bertentangan
dengan yurisprudensi. Hal ini karena sumber hukum dari ngera yang menganut system
anglo saxon adalah putusan pengadilan. Jadi putusan – putusan pengadilan yang
setelahnya harus tunduk kepada putusan pengadilan yang sebelumnya yang serupa.
Maka didalam pengertian ini, Pengadilan tidak mengakui dan melaksanakan hukum asing atau putusan
asing, artinya pengadilan yang disini merupakan pengadilan lex fori yaitu pengadilan
Indonesia, hukum Indonesia menganut lex cause bukan lex fori. Dengan menganut
system lex cause maka hukum yang berlaku bari pihak adalah hukum yang seharusnya
berlaku dan untuk menentukan itu harus berdasarkan kaidah – kaidah HPI indoesia.
Persoalannya adalah jika hakim Indonesia akan memberlakukan hukum asing karena hukum yang seharusnya
berlaku bagi para pihak maka hukum asing ini bertentangan tidak dengan hukum
Indonesia, karena jika bertentangan dengan hukum indonesaia maka bertentangan
dengan undang – undangan atau indentik dengan bertentangan dengan ketertiban. Jika
perjanjian antara A ( wna ) dan B ( wni ), perjanjian jual beli narkoba. Dalam jual beli
narkoba maka B wanpretasi artinya tidak membayar narkoba yang telah di berikan.
Kemudian perjanjian dilakukan di inggris dan barangnya juga ada di inggris tapi
gugatannya dilakukan di Indonesia. Artinya hukum yang berlaku bagi suatu perjanjian
itu adalah hukum mana yang seharusnya berlaku, hukum Indonesia kah ? dimana
gugatan di ajukan atau hukum inggris dimana barang atau obyek itu berada. Dengan lex
cause yang berlaku di Indonesia maka hukum yang berlaku adalah hukum inggris
karena narkoba nya atau objeknya berada di inggris. Berarti artinya hakim Indonesia
adalah, narkoba dilarang di Indonesia berarti perjanjian dan segala sesuatu yang
ketertiban umum. Hakim Indonesia tidak mengakui atau di monalak hukum inggris
Jadi pengadilan dan mengesampingkan berlakunya hukum asing jika bertentangan dengan ketertiban umum
yang jika di Indonesia bertentangan dengan undang – undang karena Indonesia menganut systemhukum
Pengertian berikutnya, ketertiban umum dapat ditemukan dalam konstitusi, artinya pengertian
ketertiban umum ini diartikan identic dengan bertentangan dengan peraturan perundang
– undangan. Jika hukum asing ditolak berdasarkan kepenting umum maka mestinya hal
tersebut bertentangan dengan nilai – nilai keadilan. Asas moral yang baik dan tradisi
Jadi pandangan dari pakar hpi, ketertiban umum ini adalah sebenarnya merupakan hal yamg penting dalam
menyelesaikan masalah HPI tapi juga merupakan sisi gelap dalam HPI. Kenapa kok di
katakan penting tapi gelap ? artinya jika sering menolak berlakunya hukum asing karena
bertentangan dengan ketertiban umum atau bertentangan dengan peraturan perundang –
undangan maka berarti perkebangan HPi di negara yang menolak berlakunya hukum
asing itu adalah mengalami suatu kendala atau perkembangan yang tidak wajar . Kenapa
? karena jika dtolak berarti tidak memenuhi rasa keadilan. Kenapa kok tidak memenuhi
rasa keadilan karena hukum yang dipilih dan dikehendaki adalah hukum asing tapi
karena bertentangan maka tidak diberlakukan. Dengan ditolak nya hukum asing yang
dikehendaki oleh para pihak dimana benda aitu berada berarti putusan pengadilan nanti
nya akan tidak memenuhi rasa keadilan. Ini yang dimaksud sisi gelap jika terlalu sering
Seorang WNI sudah menikah berada di jerman untuk sekolah. Kemudia dia akan kawin
dengan gadis jerman. Menurut hukum Indonesia yang beragama islam dapat kawin
dengan mendasarkan ijin istri. Artinya menganut asas monogami. Tetapi di jerman
monogami mutlak hanya 1 istri. Sehingga jika perkawinan ini dilaksanakan di jerman
hal ini tidak diperbolehkan maka dengan demikian jerman menolak perkawinan ini
karena bertentangan dengan ketertiban umum yang melanggar uu perkawinan jerman
Kaidah hukum memaksa memiliki artinya hukum asing yang berlaku itu diberlakukan
dapat diartikan sebagai aturan-aturan hukum tertulis yang tidak dapat dikesampingkan
oleh para pihak melalui kesepakatan. Hukum yang tertulis disini adalah hukum nasional,
M isaln y a :
Ada perjanjian kerja perusahaan asing yang ada di Indonesia dengan karyawannya yang
menyangkut kesepakatan kerja Bersama. Disitu ditulis atau disepakati bahwa upah
buruh adalah 5jt. Padahal di Indonesia talh ditetapkan UMR yang dimana seluruh
perusahaan yang ada di Indonesai harus tunduk dengan UMR tidak kecuali perusahaan
asing yang ada di Indonesia. Tetapi dengan adanya perjanjian yang dibuat oleh
perjanjian asing dan karyawan itu, maka berbeda. Maka hukum asing ini berlaku tapi
dibatasi. Jadi kesepakatan itu berlaku tetapi dibatasi dimana harus sesuai dengan UMR
Indonesia.
W
alaupun itu kesepakatan para pihak tetapi karena itu menyangkut hubungan industrial
Artinya hukum asing yang akan diberlakukan diakui oleh hukum nasional.
Misalnya :
maka mobil diakui menjadi miliknya jika dia membeli mobil singapure secara sah.
Berarti ini merupakan pengakuan hukum asing, karena dia beli mobil tersebut
Indonesia tidak mungkin terjadi . Lalu misalnya di australi pernikahan yang sah tidak
melihat agama, yang penting ada suatu pencatatan kepada Lembaga terkait . Oleh
karena itu jika ada pasangan wni yang berbeda agama ingin menikah maka tidak
M
aka akta perkawinan yang dibuat oleh Australia diakui oleh Indonesia sebagai bukti perkawinan
yang sah, sehingga akta perkawinan itu harus dicatatkan di catatan sipil pusat yang
Oleh karena itulah yang disebut dengan doktrin hak – hak yang diperoleh. Jadi
persoalan yang dicakup oleh hak – hak yang diperoleh atau berkaitan dengan hak
dan kewajiban yang dimiliki seeseorang berdasarkan kaidah hukum asing tertentu
Persoalan pendahuluan
Ini artinya, suatu masalah hukum yang harus dipecahkan terlebih dahulu sebelum putusan akhir
suatu perkara hpi. Persoalan pendahuluan timbul apabila putusan suatu persoalan hukum
bergantung pada sah tidaknya suatu hubungan hukum atau persoalan hukum lain.
isalnya, A( W
M NA) melakukan perjanjian jual beli kuurma dengan B ( W
NI ). Bdigugat oleh Akarena tidak
bayar ( wanprestasi ) gugatan di ajukan di pengadilan Indonesia oleh A. A mengajukan ugatan untuk minta ganti
oleh A kepada B di Indonesia itu sah atau tidak ? dikabulkan atau tidak ?
Untuk melihat dikabulkan atau tidak maka harus dilihat dulu perkara sebelumnya. Apa itu kasus sebelumnya ?
yaitu “ perjanjian “ perjanjian antara A dan B sah atau tidak ? nah perjanjian kedua belah pihak
itulah yang disebut persoalan atau perkara pendahuluan. Dimana perkara pendahuluan atau
persoalan pendahuluan mempengaruhi perkara pokoknya. Apa perkara pokok nya ? ya gugatan
tadi . M
enagapa bisa terpengaruh ? karena misalkan perjanjian itu tidak sah berarti gugatan juga
oleh A atau B sah atau tidak, darimana kita melihat sah tidaknya perjanjian ? ya dari hukum
yang berlaku ( karena Indonesia menganut system lex cause ) maka hukum yang berlaku
seharusnya adalah, kurma nya berada di arab maka hukum yang berlaku adalah hukum arab.
Jika dilihat dari hukum arab sah tidak perjanjian antara A dan B. D Jika sah maka barulah hakim Indonesia
menggunakan hukum dimana tempat objek berada yaitu di arab. Sehingga menggunakan
hakumarab.
Oleh karena ini ada 3 teori yang berkaitan dengan permasalahan pokok
1. L ex cau se teo ri
2. Absorbsi
3. L ex co ri
inggu Ke – 14 ( 3 juni 2020 )
M
Pak Bebeto
K o n trak D alam H P I
2. H u k u m m an a y an g d ib erlak u k an
mana yang mendasari dan hukum mana yang digunakan ketika ada sengketa. Dalam praktek
ada yang disebut dengan …… yaitu dalam 1 kontark ada lebih dari 1 sistem hukum yang
berlaku.
1. Asas utama HPI dalam hukum kontrak yaitu choise of law. ( Ada juga Namanya model
law ) yang menjadi masalah adalah ketika choise of law ini tidak tertera dalam
perjanjian. Jika ini terjadi maka harus melihat lagi pada asas2
Asas ini jarang digunakan karena sudah tidak efektif karena sekarang perjanjian bisa
enurut asas ini hukumyang berlaku adalah hukumtempat pelaksanaan kontrak tersebut . Tetapi saat ini
M
suatu kontrak bisa dilaksanakan di beberapa tempat bukan hanya 1 tempat saja
Choise of law berawal dari party autonomy atau kebebasan berkontrak, ini berarti dari
asas kebebasan berkontrak timbulah choise of law. Dengan kita bebas menentukan
kontrak kita maka para pihak dalam kontrak bebas pula memilih hukum mana yang
5. Teori the most characteristic connection ( hukum dari tempat yang memimiliki kaitan yang paling nyata
6.