Anda di halaman 1dari 88

BERDASARKAN TEORI STATUTA,

DIKEMBANGKAN METODE BERPIKIR HPI:

1) Bila misal HPI yg dihadapi ternyata


menyangkut persoalan status suatu benda,
maka KDD hukum benda tsb harus diatur
berdasarkan status realita dari tempat
dimana
benda
berada.
Dlm
perkembangannya, cara berfikir realita
seperti ini hanya belku untuk benda-benda
tetap saja, benda bergerak tunduk pada
asas Mobilia Sequntur Personam. Misal jual
beli antara A dari Milan dg B dari Venensia,
yg objeknya adlh sebidang tanah di Genoa.
Status peralihan hak & status pemilikan
tanah itu harus diatur berdasarkan kaidahkaidah realita dari Genoa.

2). Bila misal yg dihadapi ternyata menyangkut


persoalan status personal seseorang, maka
status personal orang itu harus diatur
brdsrkn status personalia dari tempat
dimana orang tesebut berkediaman tetap
(Lex Domicillii). Misal A berasal dari kota
Milan. Dimana ia dianggap sebagai orang
yang mampu untuk melakukan perb hukum
diatur dengan cara yang berbeda. Ttpi krn
ia berkediaman tetap di Milan maka yg
harus dilakukan untuk menilai kemampuan
A adlh Statute Personalia Milan.

3.)

Bila misal HPI yg dihadapi ternyata


berkenaan dg bentuk & atau akibat dari
suatu perbuatan hukum, maka bentuk &
akibat dari perbuatan itu hrs tunduk pd
kaidah mixta dari tempat dimana perbuatan
hukum itu dilakukan. Misal A dari kota
Florence melakukan perbuatan yg B warga
kota Roma, perbuatan dilakukan di kota
Roma. Penetapan bentuk perbuatan si A
serta akibat2nya trhdp hak B utk menuntut
ganti rugi harus ditentukan berdasarkan hak
kota Roma sebagai hukum dari tempat
dimana perbuatan dilakukan.

4). Penafsiran Gramatikal Dari Bartolus


Statuta Realita bila dalam rumusan statuta itu
disebut istilah benda terlebih dahulu.
Statuta Personalia ditandai oleh perumusan yg
diawali oleh istilah/penyebutan ttg orang.

5). Teori Statuta di Perancis


Tokoh2nya Dumoulin (1500-1566)
Dargentre (1523-1603)
Dumoulin Bhw pengertian statuta personalia hrs
di perluas ruang lingkupnya. hukum yg
seharusnya mengatur suatu perjanjian
adl hukum yg dikehendaki oleh pihak
lingkup
statuta
personalia,
krn
kebebasan untuk memilih hukum adlh
semacam status perorangan.

Bartolus masuk statuta realita


Dargentre yg hrs diperluas ruang lingkupnya adl
pengertian statuta realita, bkn otonomi para pihak
yg harus diutamakan, melainkan otonomi propinsi.
6). Teori Statuta di Negeri Belanda (abad ke 1718)
Tokoh2nya Ulrik Huber (1636-1694) dan
Johannes Voet (1647-1714)
Prinsip dasar yg dipakai kedaulatan
eksekutif
Negara.

Menurut Ulrik Hubes ada 3 prinsip dasar yang dapat


digunakan untuk menyelesaikan misal-misal
perselisihan/perkara HPI:
1) hukum dari suatu Negara mempunyai daya berlaku yang
mutlak hany di dalam batas-batas wilayah kedaulatannya
saja.
2) Semua orang baik yang tetap/sementara, berada di dalam
wilyah suatu Negara yang berdaulat harus sebagai subjek
hukum dari Negara itu & terikat pada hukum Negara itu.
3) Berdasarkan alas an sopan santun antara Negara (asas
komitas-comity), diakui bahwa setiap Negara yang
berdaulat mengakui bahwa hak yang sudah berlaku di
Negara asalnya, akan tetap memiliki kekuatan berlaku
dimana2 sejauh tdk bertentangan dengan kepentingan
subjek hukum dari Negara yang memberikan pengakuan
tersebut.

Penegasan lebih lanjut oleh Huber


a)Semua perbuatan/transaksi yuridik yang
dianggap sah berdasarkan hak dari suatu
tempat ttt, akan diakui sah pula ditempat
lain yang sebenarnya system haknya
mengangap perbuatan/transaksi semacam
itu batal.
b)Ttp perb/transaksi yang dilaksanakan di
suatu tempat ttt yang system haknya
menganggapnya batal demi hak, juga harus
dianggap batal dimanapun juga.

Kesimpulan walaupun setiap bangsa bebas


untuk menetapkan kaidah2 HPI-nya
sendiri, namun dalam kenyataan ia
tidak
bebas
sepenuhnya,
krn
berdasarkan asas comitas gentium
(sopan santun antar bangsa) ia
harus mengizinkan pelaksanaan
suatu hak yang telah diperoleh
secara sah di Negara lain.

Johannes Voet tidak ada Negara yang wajib


menyatakan bahwa suatu kaidah
hukum asing hanya berlaku di
dalam
yurusdiksinya.
Apabila
dalam
kenyataan
ada
suatu
Negara yang mengakui kaidah
hukum asing, maka hal itu
dilakukan demi sopan santun
pergaulan antar bangsa/comitas
gentium. Oleh karena itu tidak ada
hak pd suatu Negara asing untuk
menuntuk pemberlakuan kaidah2
hukum-nya di wil satu Negara lain.
Locus Regit Actum adl salah satu asas yg
didasarkan pd suatu teori comitas.

7). Teori HPI universal (abad 19)


Tokoh2nya Friedich Carl Von Savigny
Dilandasi oleh pemikir hukum jerman yaitu cg. Von
Wacher. Dia mengkritik teori statuta krn ketidak pastian
hukum yg ditimbulkannya dia menolak adanya Sf
Ekstrateritorialitas suatu aturan krn asumsi teori
statuta bahwa daya berlaku suatu perak hukum local
dapat menimbulkan kewajiban hukum di Negara asing.
Von wachter menyatakan bahwa forumlah yang
menyediakan kaidah PH (Choice Of Law Rule) dengan
asumsi bahwa hukum intern forum hanya bisa
diterapkan pada kasus2 lokal saja.
Titik tolak harus dimulai dari lex fori, krn disinilah
kedudukan hukum (Legal Seat) dari hub hukum itu
dimulai.

Von Savigny Lebih Bersikap Universalistic.


Bhw seandainya dari suatu hub hukum timbuk suatu perkara
hukum, maka org harus mencari aturan hukum yg berlaku
terhadapnya utk dapat memutuskan perkara tsb. oleh
karena itu tugas utama hakim menetapkan system hukum
mana yg mpr tempat kedudukan dari hub hukum itu, sesuai
dg hakikatnya.
Ajaran von savigny ini sebenarnya menjadi dasar dari
seluruh system HPI eropa continental. Focus HPI eropa
continental menjadi hub hukum ttt yg dg bantuan titik2 taut
dpt dilokasikan tempat kdd hukum-nya.
Niat Von Savigny menentukan system hukum, bukan
memilih aturan hukum substabtif utk memutuskan perkara.

SUMBER-SUMBER HPI
HPI adl bagian dr hukum nasional, jadi
sumber2nya
juga
nasional,
spt
sumber2 hukum materiil intern. Hanya
saja hub antara sumber yg satu dg yg
lain agak lain di bidang HPI.

hukum Materiil Intern


Per-uu-an (hak tertulis)

HPI
Kebiadaan&yurisppundensi
, hukum tertulis sedikit
sekali
yaitu
per-uuan&traktat

Oleh karena itu hakim sering menghadapi kekosongan hukum


dlm kett hukum tertulis di bidang HPI, di satu sisi hakim
dituntut utk mengadili
Di bid HPI terikat pd Psl 22 AB yg menentukan :
Bhw hakim yg menolak mengadili dg alasan tidak ada
uu/aturan2 tdk jelas, dpt dituntut apalagi per-uu-an yg sangat
sedikit jumlahnya, ternyata rumusanpun bersifat umum,
samar2&sangat luas, shg membutuhukuman pengolahan
lebih lanjut dlm praktek.

Konsekuensi lebih lanjut batas-batas nya pun samarsamar juga


Contoh : 3 ketentuan penunjuk pokok
Ps 16 AB apa yg dimaksud status & wewenang
Ps 17 AB apa benda tetap
Ps 18 AB apa bentuk tindakan hukumm

Ketiga contoh itu tdk mrp perintah yg jelas/tegas, lebih2 mrp


prinsip/pedoman. Shg diperlakukan penafsiran/pengolahan
lebih lanjut dari sang hakim/pelaksana hukum lainnya.
Apabila kita lihat historis dari ketiga pasal tsb, Ps 16,17,18 ab
berasal&mrp jiplakan dari pasal 6&7 AB Nederland &
bersumber pula dari pasal 3 perancis. Memang pasal 6&7 ab
Nederland ini isinya sejiwa dg pasal 3 UU perancis
Menurut penjelasan Pasal 3 UU Perancis
Memang berisi dasar2 prinsipal yg dikenal sebagai status
personil & status riil. Jadi krn memang mrp prinsip2 saja,
maka jelas masih memerlukan pengolahan lebih lanjut.
Perbedaan kett penunjuk dg kett mandiri
Kett Mandiri dibina utk keadaan2 yg kongkrit, khusus
Kett penunjuk dimaksudkan sbg tolak pangkal saja bagi org
yg akan menerapkannya. oleh karena itu mengenai
penafsiran2 kett penunjuk ini sangat penting peranan
yurisprudensi dan literatur, juga sejarah & tradisi.

Dalam bidang HPI di atas dikatakan sering terjadi kevacuman


hukum, di bidang hukum materiil pun kadang2 terdapat
kekosongan hukum hal ini bisa dimengerti, krn perbuatan
uu tidak mungkin membuat kett yg lengkap, sempurna yg
mencangkup segala2nya.
Bagaimana kalau terdapat kekosongan hukum dalam hukum
tertulis, bagaimana menentukan hukum-nya???
CARANYA hakim mencari di dlm kebiasaan, kalau tdk ada,
maka ia harus memutuskan berdasarkan suatu ketentuan yg
akan diciptakannya (menciptakan/membuat hukum/uu sendiri)
Pendapat ini sejalan dg bw Swiss Pasal 1. Apabila terdapat
kekosongan dlm per-UU-an, hakim mancari dlm kebiasaan.
Apabila dlm kebiasaan tdk ditemukan, maka mencari
pendapat2 doktrin. Apabila tdk ada, selanjutnya hakim
menghayalkan/menciptakan aturan sendiri sebagai pembuat
UU.

Hal seperti ini telah dibicarakan dimuka


pd Pasal 38 mahkamah internasional
The Court Shall Apply :
International Conventions
International Custom
General Principles Of Law
Judicial Decisions and The Teaching
of The Most Highly Qualified
Publicists.

Dalam Keadaan Vakum Ada Hal Yang


Lebih Menguntungkan Di Bidang HPI
Krn
persoalan2
HPI
dimana2
banyak
persamaan, maka hakim di bidang HPI dapat
menentukan bahan2 bagi putusannya di dlm
yurisprudensi setiap Negara & did lm literatur
asing.
Dlm keadaan seperti ini sangat berguna
pengetahuan ttg sejarah pertumbuhan HPI,
mungkin dg suatu gagasan yg dioper
MIS : Nederland sebelum AB lahir memakai
prinsip domisili dlm menentukan status &
wewenang seseorang, kemudian mengubah dg
prinsip nasionalitas.

Dalam keadaaan vacum, hakim di bidang HPI dapat


menciptakan sendiri ketentuan penunjuk tdk tertulis
Contoh perb X hukum, maka hukum yg berlaku di
tempat terjadinya perb (Lex Loci Delixti) itulah yg
diterapkan.
Kelemahan Asas Lex Loci Delicti
MIS :
1) Ada seseorang mengirimakaan surat dari Negara
X kepada org lain di Negara Y, yg penuh berisi
hinaan, dimanakah tempat terjadinya penghinaan
tsb???
2) Makanan beracun dikirim dari Negara X ke Negara
Y, kemudian dimakan oleh A dan meninggal, ttp
meninggalnya di Negara P dimana locus
delictinya???

Seperti halnya asas lex loci contractus (hukum di


tempat pembuatan kontrak) dan asas lex loci
solusionis (hukum di tempat pelaksanaan kontrak)
dlm bidang hukum perjanjian, maka di bidang
onrechtmatigedaad timbul gagasan2 baru, krn di
bidang ini sangat luas, maka persoalan2 ditinjau
keseluruhannya, variasinya, heterogenitas kehidupan
yg semuanya itu tdk mungkin dicangkup dlm satu
kett saja, seperti dlm lex loci delicti tsb
Hakim dapat, bahukuman sering menciptakan sendiri
kett penunjuk yg tdk tertulis.
Bolehukumah hakim menciptakan sendiri kett
mandiri. Secara teoritis hal ini mungkin saja. Ttp
kiranya tdk akan sering terjadi hal ini akan terjadi
apabila penerapan hukum asing atau hukum nasional
sendiri tdk akan memecahukuman masalah (tdk akan
memajukan kepastian hukum)

Mnrt
van
brekel
usaha
utk
mencapai
kesatuan/kepastian hukum
ini dpt ditempuh dengan 3 jalan : :
1) Diusahakan mencapai kesatuan kett2 HPI
negara2 traktat tanpa mencampuri hukum
materiil masing2 negara tsb.
2) Membina ketentuan madiri yg dapat diterima
oleh setiap Negara traktat.
3) Traktat di bidang materi yg berkenaan dg hak
milik kerohanian; miss : hak pengarang, hak
merk dagang.

Daya Mengikatnya Traktat


Apakah wn terikat langsung oleh traktat/hanya
pemerintah saja yang terikat ????
Pemerintah yg terikat, tdk langsung WN-nya.
Agar wn-nya juga terikat langsung oleh
traktat, maka pemerintah harus memasukan
isi traktat itu di dlm hukum materiilnya (UU).
Kalau dihubungkan dg system hukum ind,
ternyata setiap traktat di undangkan wn
sedikit banyak juga terikat secara langsung.
Harus di bedakan antara jenis traktat yg satu
dg traktat yg lain.

Titik-Titik Pertalian
(Aanknopingspunten)
Macam2 istilah ttp dalam HPI:
Aanknopingspunten
Points de rattachement
Ankniipfungspunkte
Momenti di collogamento
Connecting factor
Point of contact
Tes factor
Localizator
Element of introduction

TTP Primer
Pembagian TTP
TTP Sekunder

Pengertian TTP Primer


Hal2 & kead2 yg melahirkan/menciptakan hub HPI.
Apbl tdk ada ttp primer, maka hub hukum tdk ada,
hanya hub intern biasa saja.
Oleh karena itu TTP primer mrp alat pertama bagi
hakim apakah sesuatu perselisihan hukum mrp
soal hatah
TTP primer disebut juga titik2 taut pembeda.

TTP Primer :
Kewaganegaraan
Bendera Kapal
Domisili
T. Kediaman
Pilihan hukum dlm hub intern
TTP Primer :
1. Kewarganegaraan
Contoh :
+
WNI
WNA
Krn perbedaan ke-WN-an menimb hub HPI ada 2
stelsel hukum yg bertemu ingat pd hatah intern (keWN-an) bisa disamakan dg gol rakyat/keturunan
daripada para pihak. Ke-wn-an ini dpt dimasukan
dlm ttp yg didasarkan pd prinsip personil.

2. Bendera Kapal
Bendera dari suatu kapal yg berbeda dapat
menimbulkan hub HPI.
Contoh : sebuah kapal berbendera panama,
pemiliknya
berke-WN-an
Inggris
&
berkedudukan sebagai badan hukum di
Hongkong, sedangkan kapalnya berlayar di
perairan indo dg mengangkut wn Indonesia.
Disini bendera kapal menautkan kpd stelsel
hukum tertentu, krn itu timbul hub HPI.
3. Domisili
Domisili seseorang dapat menimbulkan hub HPI
Contoh seorang warga inggris A yg mempunyai
domisili di Negara Y, melangsungkan perkawinan
dg warga inggris B yg berdomisili di Negara X.
Contoh lain 2 orang indo yg kebetulan sedang
studi di Jerman Barat melansungkan perkawinanperkawinan disana

4. Tempat kediaman (residence)


Sebagai pengganti apabila belum
mempunyai domisili
Tempat berada (Place Of Sojourn) de facto
seseorang. Contoh 2 org WN Malaysia yg
berkediaman di indo utk sementara waktu
telah melangsungkan perkawinan
5. Tempat kedudukan (seat)
Adlh penting utk suatu badan hukum (Legal
person
corporation).
Untuk

dpt
menimbulkan hub HPI
Contoh di indo banyak badan hukum
didirikan ttp mempunyai tk di ln berkenaan
dg devisen & dlm rangka pelaks UUPA Th
1960.

Ps 36 (1) sub B dinyatakan:


Bhw hanya badan hukum yg mempunyai tempat
kedudukan di Indonesia yg diperbolehukuman utk
mempunyai hgb, bagi badan hukum yg tdk
memenuhi dlm waktu 1 thn sejak mulai berlakunya
UUPA.
6. PH Dalam Hub Intern
Ph = Pechtskeuze, Autonomie Van Partijen/dg
phk yg dilakukan dlm hub intern terciptalah suatu
hub HPI.
Contoh 2 org pengusaha WNI di Jakarta
mengadakan
transaksi
jual
beli
berupa
barang/bahan pabrik yg penyerahannya memakan
waktu lama & barangnya di import dari Inggris.
Dalam kontrak disebutkan bhw perjanjian itu
dipilih hukum Inggris darimana barang2 yg dijual
berasal.

Titik-Titik Pertalian Sekunder


hukum mana yg harus diberlakukan (choice of
law) atau hukum yg harus dipergunakan =
Rechts to
Passings Recht. Psl ini memberi
bantuan kpd pelaksana hukum utk menentukan
hukum mana yg hrs diberlakukan
PP memberikan kontak pertama
TS memberikan ekstra kontak
Ditemukan bhw ada faktor2 & hal2 yg sekaligus dpt
mrp TTP maupun sekunder.
KE-WN-AN dpt menimbulkan hub HPI & juga dpt
mrp factor yg menentukan hukum yg hrs
diberlakukan.
Contoh seorg WNI di ln akan menikah. Oleh karena
itu syarat2 materiil yg harus dipenuhi adl
hukum nasional menurut HPI indo syarat
utk dapat menikah termasuk dlm status
personal seseorang (Ps 16 AB)

Beberapa contoh yurisprudensi


DIK : Fumie Jamada menentukan hukum yg hrs
berlaku baginya berkenaan dg kemampuan utk
bertindak ia dipandang berhak utk meminta
palisemen tanpa bantuan suami (K. Shiraishi) krn
palisemen ini ia telah terlepas penyanderaan
(gijzeling) yg diadakan atas permintaan Veerappa
Chetty merek nana moena ana
misal : kemampuan bertindak dlm hukum
PENYEL : dikabulkan krn hukum nasional dia
membolehukuman
Hukum Perkawinan
Dik :
- Dji Djin Sioe laki2 tionghoa
- Menikah secara adat di tanjung balai dg
perempuan chin tang lan (dilahirkan dari pria
batak rendok dengan tjin toek njan)
- Th 1923 menikah lagi dji djin sioe dg chin A kim
dan membawa pulang ke tanjung balai.

- Memilih dlm perkawinan 1 adlh hukum tionghoa sesuai


ke-wn-an dia utk diberlakukan.
misal : Chin Tang Lan menuntut cerai, krn suami bhw yg
mulia berlaku sejak 1 Mei 1919.
Penyel : RVJ Medan memutuskan, krn Dji adalah warga
Tiongkok, bukan Kaula Negara Belanda, maka hukum
Tiongkoklah yg berlaku. Hukum ini membolehukuman
utk emnikah lagi. oleh karena itu perkaw II bukan
perizinaan ttpi sah.

Contoh lain harap baca sendiri


hukum harta benda perkawinan
Sitaan marital
Perwalian anak setelah bercerai
Hik kekeluargaan ditentukan oleh hukum
nasional
Pembatalan perkawinan
Pangakuan anak
Syarat2 perkawinan

b). Bandera kapal


Contoh seorang nahukumoda kapal
berkebangsaan
polandian
&
kapal
yg
dikemudukannya berbendera Indonesia serta
dimiliki oleh wni. Segala sesuatu yg berhub dg
kapal & nahukumoda ditentukan dg hukum ind.
c). Domisili mnrt HPI inggris, orang inggris yg
akan menikah dan melakukan kontrak jual beli
ditentukan oleh hukum dimana dia berdomisili
d). Tempat kediaman
Contoh mnrt HPI ind pegawai ditentukan
oleh hukum nasional dari si pewaris.

e)
f)
g)

h)
i)

j)
k)

Tempat kedudukan
Letakanya benda (lex rei sitae)
Tempat dilangsungkannya perbuatan
hukum
Tempat dilaksanakannya perjanjian
Tempat terjadinya perbuatan melanggar
hukum
Maksud para pihak tegas
Tempat diajukannya proses perkara.

Disamping TPP & TPS masih ada titik pertalian yg lain,


yaitu :
1). Titik pertalian kumulatif
Terdapat suatu kumulatif (penumpukan) daripada
titik2 pertalian
contoh perceraian org asing di Negara Swiss.
Perceraian org asing di Negara swiss harus
dilangsungkan mnr dasar2 cerai yg dikenal, baik dlm
hukum nasional para pihak maupun mnr hukum
swiss (Ps 7H NAG)
Contoh lain keputusan PN Jakarta 5 Desember
1953
Perceraian WN RRC yg berada di ind hanya dapat
diterima
jika
memenuhi
persysratan
hukum
perkawinan RRC maupun bw ind mskipun hakim
memakai pertimbangan order public

2). Titik pertalian alternative


Terdapat beberapa titik pertalian &
dapat dipilih salah satu diantaranya utk
menentukan hukum yg berlaku.
Contoh HPI Inggris
Berkanaan dg kemampuan utk menutup
kontrak2
dagang,
HPI
inggris
menentukan bahwa hal ini diatur secara
altrnatif atau oleh hukum domisili para
pihak atau oleh lex loci contractus
Kemampuan/kecakapan bertindak
Di Swiss
20 tahun
Di Hungaria 24 tahun
Di Inggris
21 tahun
Belanda
21 tahun

3.). Titik Pertalian Pangganti


Titik2 pertalian yg diberlakukan apabila titik taut yg
seharusnya dipergunakan tidak ada.
Misal : berkenaan dg titik2 pertalian yg paling utama yaitu
ke-wn-an / domisili. Sering kali terjadi bahwa titik penentu
yg harus dipergunakan ini tidak terdapat dlm kasus posisi
ttt.
Misal : dlm negara2 yg mengunakan prinsip nasionalitet
utk status personil pihak ybs, dlm persoalan HPI terdapat
seseorang yg tdk berke-wn-an (apatride) yg ke-wn-annya
tdk dpt dipastikan.
Demikian pula apabila digunakan asas domisili, ttp ybs
ternyata tdk mempunyai domisili. Dalam hal semacam ini
perlu ada jalan keluar yaitu dg titik taut penentu
subsidier/pengganti. Mis : dlm hal apatried, dipergunakan
hukum domisili. Dalam hal domisili tdk diketahui dipakai
tempat kediaman (residence)

4.). Titik Taut Tambahan


Terjadi apabila titik taut penentu yg harus
berlaku tdk mencukupi. Di perlukan adanya titik
pertalian tambahan.
Mis : HPI in dada org mempunyai dwi ke-wn-an,
ind & rrc. Utk menyelesaikan misal ini tdk cukup
hanya menunjuk ke-wn-an saja, tapi diperlukan
juga factor lain yg menetukan hukum yg harus
diberlakukan titik taut tambahannya adalah
domisili.
5.). Titik Pertalian Accesoir
Penempatan suatu hub hukum di bawah satu
stelse hukum sudah berlaku utk lain hub hukum
yg lebih utama.
Misal : jaminan kredit ditentukan oleh hukum yg
sama seperti yg berlaku utk utang tsb.

Perbedaan titik taut subsidair dan alternative


Titik taut pengganti dapat pula mrp titik taut
alternative.
Titik Taut Pengganti
Ditentukan salah satu factor penentu, mis ke-wn-an,
apabila tdk ada sicari penggantinya, mis domisili.
Alternative
Pada saat yg bersamaan, kemungkinan beberapa
factor bersamaan berlaku. Maka harus dipilih antara
titik2 taut tersebut mana yg paling disukai.

STATUS PERSONAL
A.

Pengertian Status Personal

Adl kondisi/keadaan suatu pribadi dalam hukum yg


diberikan/diakui oleh Negara utk mengamankan &
melindungi lembaga2nya.
Status Personal
- Hak dan kewajiban
- Kemampuan & ketdk mampuan bertindak di bidang
hukum, yg unsur2 nya tdk dpt berubah atas
kemauan
pemiliknya.
Kesim SP adl kdd hukum seseorang yg umumnya
ditentukan oleh hukum dari Negara ia dianggap
terikat secara permanen.

B. Ruang Lingkup Status Personal

1. Konsepsi Luas
Status personal meliputi berbagai hak2 hukum pada
umunya,
termasuk
permulaan
(lahirnya)
dan
terhentinya kepribadian, kemampuan utk melakukan
perbuatan hukum, perlindungan kepentingan pribadi,
persoalan yg berkaitan dg hukum keluarga & waris.
2. Konsepsi Yang Agak Sempt
Konsepsi ini dianut oleh perancis, ini tidak menganggap
sebagai status personal : hak harta perkawinan,
pewarisan dan, ketidakmampuan bertindak dibidang
hukum dalam hal khusus.
Misal : dokter tidak
diperkenankan memperoleh suatu hak yg timbul dr
pasiennya
3. Konsepsi yg lebih sempit
Konsepsi ini sama sekali tdk memasukan hukum keluarga
& pewaris dlm jangkauan status personal.

C.

Cara Menentukan status personal


Persoalan hukum manakah yg hrs dipergunakan
utk menent status personal seseorang mrp salah
satu persoalan fundamental dlm ajaran2 HPI

Dua asas/aliran dlm menentukan status personal


1.
Aliran nasionalitas/ke-wn-an (lex patriae) Yg
mengkaitkan status personal seseorang kpd
hukum nasionalnya, dkl utk menentukan status
personal suatu pribadi di blk hukum nasionalnya.
Misal : perancis, belanda.
2.
Aliran teritorialitas/domisili (lex domicili). yg
memakai hukum domisili sbg titik tautnya. Hokum
dimana ia berdomisili. Misal: inggris

Perbedaan kedua asas tsb diatas pd


pokoknya
dpt
dikembalikan
pd
perbedaan diletakkannya titik berat atas
segi personalitas/territorial hukum.
Titik taut dlm HPI negara2 eropa
continental lebih menekankan segi
personalitas hokum. Sebaliknya titik taut
dalam HPI negara2 angulo saxon lebih
menekankan segi teritorial hukum.

D. Kewarganegaraan

1. Pengertian
Setiap Negara merdeka & berdaulat hrs memiliki WN.
Mnr ilmu Negara, suatu Negara hrs memiliki/memenuhi
3 unsur pokok, yaitu:
- Harus memiliki wilayah tertentu.
- Harus memiliki organisasi tertentu.
- Harus memiliki anggota kelompok tertentu.
2. Prinsip-prinsip Umum Kewarganegaraan
Kebebasan suatu Negara utk menentukan siapa yg mjd
WN dibatasi oleh prinsip2 umu (gengral principle) hi
mengenai ke-wn-an.

Pembatasan
thd
kebebasan
dlm
menentukan WN.
- Orang2 yg tdk mempunyai hub apapun dg
suatu
Negara tdk boleh dimasuki
sbg WN dr Neg ybs.
- Suatu neg tdk boleh menentukan siapa2 yg
mrp
WN suatu neg lainnya.

3). Cara menetukan kewarganegaraan


- Asas tempat kelahiran (ius soli).
Co : bds tempat kelahirannya.
Seseorang yg lahir di neg X, maka
ia diakui neg X tsb.
- Asas keturunan (ius sanguinis).
Co: ke-wn-an seseorang ditent bds
keturunan seseorang yg lahir dib ld
dari
kedua
orang
tua
yg
mempunyai
ke-wn-an/lebih
(bipatride,
multipadtride)/
bahukuman tdk mempunyai ke-wnan (apatride).

E. Domisili (domicile)
1. Pengertian
Pengertian & pengaturan hukum yg berlaku di beberapa
Negara
tidaklah
sama,
ttp
mempirlihatkan
keanekaragaman.
Pandangan Umum
Domisili adl neg/tempat menetap yg mnr hukum
dianggap sbg pusat kehidupan seserg (centre of his life).
Criteria/ukuran utk menent tempat manakah yg mrp pusat
kehidupan itu dari Negara yg satu dg yg lain berbeda.
2. Konsepsi Domisili di Inggris
Dlm system hukum inggris dikenal ada 3 macam domisili:

Domicile of origin.
Domicile of choice.
Domicile by operation of the law.

a. Domicile Of Origin

Setiap org memperoleh domicile of origin pd waktu


kelahirannya.
Bagi anak sah domicile of originnya adl neg dimana
ayahnya berdomisili pd saat ia (sang anak) dilahirkan.
Bagi anak tdk sah domisili ibunyalah yg menentukan
Domiili sang ayah tsb dpt berupa domicile of
choice/domicile of origin. Dlm hal sang ayah memiliki
domicile of choice, maka domisili tsb mrp domicile of origin
sang anak. Jk sang ayah tidak pernah memperoleh domicile
of choice, maka domicile of origin ayahlah yg menentukan.
Konsepsi domicile of origin yg dianut di inggris dlm
memberlakukan hukum bagi status personal, ternyata
hamper menyerupai konsepsi ke-wn-an, krn dimanapun
seseorang berada, hukum yg berlaku bgnya adl hukum dari
neg ia berasal.

b. Domicile Of Choice

Dapat diperoleh dg persyaratan ;


1). Kemapuan (capacity)
2). Tempat kediaman (residence)
3.) Hasrat (intension)

Tdk mampu bertindak dlm hukum (anak dibwh umur, orang


yg berada dlm pengampunan) tdk memperoleh domicile of
choice tersendiri.
Syarat2 utk memeperoleh domicile of choice

Mempunyai kemampuan
Mempunyai tempat tt sbg kediaman sehari2
(habitual residence).
Permanen residence (utk tepat tinggal)

Kesimpulan :
Berdasarkan uraian tsb, pengertian domisili hukum perancis (& neg
eropa continental lainnya) tdk sama pengertiannya dg domisili mnr
hukum inggris.
Perancis & Negara eropa continental.
Domicile kemampuan & tempat kediaman & habitual residence
dlm hukum inggris
STM hukumm Inggris habitual residence bisa mjd domicile of
choice apbl diiringi dg hasrat utk menetap di tempat yg baru itu

c). Domicile By Operation Of The Law


Adl domisili yg dimiliki org2 yg tergantung pada domisili org lain
(dependent) misal: anak di bawah umur, org yg berada dlm
pengampunan, wanita yg berada dlm perkawinan.

Anak dibwh umur domisili ayahnya.


Dibwh pengampunan domisili pengampu
Wanita dlm perkawinan domisili suami.

Doctrine of Continuance of Domicile (AS).


Domisili yg semula berlangsung hingga
ybs memperoleh domisili memperoleh
domisili lain.
4. Beberapa kett lain dlm konsepsi domisili
Inggris

Setiap org hrs memp suatu domisili


Setiap org hanya memp satu domisili
Persolan apakah seseorg memep domisili mnr
HPI inggris ditent oleh hukum inggris

Alasan-alasan pendukung prinsip kewan.


Prinsip ini paling coco utk perasaan hukum seseorg
Lebih permanen dr hukum domisili, krn tdak begitu mudah utk
ubah.
Lebih banyak membawa kepastian
Alasan pendukung prinsip domisili.
hukum dom adl hukum dimana ybs sesungguhnya hidup shg
sudah sewajarnya jk hukum dari tempat itulah yg dipakai utk
menentukan status personalnya.
Prinsip ke-wn-an seringkali memerlukan bantuan dom.
hukum domisili seringkali = hukum sang hakim
Cocok utk negara2 yg mengenal pluralism hukum. hukum
domisili yg satunya yg dapat dipergunakan dengan baik dlm
neg2 yg struktur hukumnya tdk mengenal unif. hukum
Domisili menolong bilamana prinsip ke-wn-an tdak dilaksanakan.
Demi kepent adaptasi & assimilasi para imigran.

Ps 16 AB Menganut prinsip kewnan/nasionalitas.


Contoh :
- WNI yg berada di ln utk masalah2 ybs dg st. pek tetap
dibwh hukum ind.
- Bagi org asing yg berada di ind utk masalah2 ybs dg st.
pek juga akan tetap dibwh hukum nas. Sendiri.

Menurut Sudargo Gautama


Tdk mungkin diperoleh kata sepakat mengenai apa yg lebih baik utk
stelsel2 HPI ybs di antara kedua prinsip tersebut di atas. Indonesia
sebaiknya/lebih cenderung menyatakan/menganut prinsip domisili.

Alasan !!!!!!!
1. Diperkecil berlakunya hukum asing
2. Masih kurang bhn bacaan mengenai sb hukum asing
3. Ind terletak dlm lingkungan neg2 pemakai prinsip ]
domisili

KETERTIBAN UMUM DAN HAKHAK YANG TELAH DIPEROLEH


A.

Istilah ketertiban umum

B.

Perancis ordre public


Belanda openbare orde
Jerman vorbehact klausel
Italia ordine publicio
Spanyol orde publicio

Arti penting dan fungsi ku dalam HPI


KU mrp misal yg penting dlm HPI (kollewijn).
Niboyet memang ku mrp misal yg penting ttp
mrp misal tergelap dlm HPI.

Tugas/fungsi HPI :Adl mencari hukum pdt ttt yg


diberlakukan bilamana hub2 pdt memperlihatkan unsur2
asing (foreign element).
Oleh krn adanya unsur asing, maka HPI adl bid hukum
yg
pokok
permasalahannya
berkisar
kemungk
diberlakukannya hukum asing.
Brds kaidah HPI apakah forum hrs selalu memberlakukan
hukum asing dlm yurisdiksinya? Tdk hrs apbl berttgan
dg sendi2 pokok hukum neg ybs (lex fori).
Prinsipnya:
Jika pemberlakuan hukum asing dpt menimbulkan
pelangg/bttgn dgn sendi2 pokok hukum setempat (lex
fori), maka hukum asing dpt dikesampingkan atas dsr
demi kepent Umum/KU.
Kesimpulan KU memiliki sbg pembatas / pencegah
berlakunya hukum asing.

C. Luas Lingkup KU
- KU internasional
- KU intern
KU internasional kaidah2 yg hanya melind kesej
neg& perind bagi masy
Mis sah/tidaknya suatu perjj internsional
KU intern kaidah2 yg hanya membatasi
kebebasan perseorangan.
Misal kaidah2 dlm UU perkaw yg berkenaan dg
batas usia utk menikah
D. Pemakaian KU
- Hrs dipakai seminimal mungkin
- Pertimbangan politis
- Sbg rem darurat pd ka, yg hrs dipergunakan apbl
diperlukan.

F. KU dlm RUU HPI Indonesia

Ps 3 rUU HPI : bhw kaidah2 hukum asg yg


sebenarnya hrs diberlakukan mnr ket2 HPI
tdk akan dipergunakan blmn bttgn dg ku &
kesusilaan yg baik.
Dg diterimanya konsepsi ku yg sll
dipergunakan sbg rem darurat, maka dlm
hal2 pengec hukum asing yg seyogyanya
hrs dipergunakan mnr kett HPI sendiri akan
dikesampingkan&diganti
dg
pemakaian
hukum nas intern ind.

HAK-HAK YANG DIPEROLEH


Istilah
- Belanda veekregen rechten
- Perancis droit acquis
- Inggris vested rigts, Acuaired rigts,
Rigts and obligation,
Created abroad
- Jerman wonlerworworbenen rechte

Wiyono pelanjutan keadaan hokum


Sunaryatih apakah hak2 & kewajiban yg dimiliki
seseorg brdsk kaidah2 hukum asing ttt perlu
diakui/tidak oleh lex fori
Sudargo misal hak2 yg telah diperoleh dlm HPI,
bhw perub thd fakta2 tdk akan mempengaruhi blk nya
kaidah2 hukum yg semula digunakan.
Contoh : mnrt Kett dari suatu neg X A adl dewasa .
lalu pindah ke neg Y mnjd WN Y dmn menentukan
kedewasaan yg berbeda.
Jika diterima kett sekali dws tetap dws maka mnr HPI
neg Y, A tetap dws (diterima prinsip hak2 yg
diperoleh)

Penyelundupan hukum
(Penghindaran Pelaksanaan
hukum)

Istilah
Belanda westondukiking
Perancis fraude a la coi
Latin fraus legis
Jerman gesetzesumgehung, das handeln
in fraudem lagis.
Inggris fraudlent creation of point of
contract
Itali frode alla legge

Contoh :
Kasus imme marcos dan tomi manotop
Kasus carlo ponti dan Sophia loren
Perush berbadan hukum asing berada di Indonesia
Utk
mendapatkan
kewarganegaraan
Indonesia
perempuan asing menikah dg pria wni.
Tujuan adanya penyelundupan hukum
Utk menghindari akibat hukum yg tdk dikehendaki/utk
mewujutkan suatu akibat hukum yg dikehendaki.
Pengert penyelundupan hukum
Penyel hukum tjd apbl ada seseorang utk mendapatkan
blk nya hukum asg, ttp melakukan suatu cara yg tdk
wajar, dg maksud utk menghindari pemakaian hukum nas

Akibat penyel hukum apakah perb itu sah/batal


Ada dua pendapat :
- Perb menjadi batal
Dasarnya: adagium fraus omnia corrumpit (penyelundupan
hukum
mengakibatkan
batanya
perb
itu
secara
keseluruhan)
- Perb menjdi sah
Dasnya: bhw orang yg melakukan penyel hukum tdk
melakukan sesuatu yg tdk pantas, shg ia tdk dpt
dipersalahukuman telah melakukan suatu perb melanggar
hukum
Contoh dalam praktek di Indonesia :
Org asing sering datang ke bali (ind) & ingin memiliki tanah
di bali tsb. Bagaimana caranya????
Berdsr suatu aturan, orang asing tdk dapat memiliki tanah
di Indonesia
Meminjam nama temannya yg ada si Bali. Lalu dibuat perjj
pinjam meminjam uang di hadapan notaries bhw tanah itu
digadaikan kpd pihak asing.
Dg jalan sewa menyewa utk jangka waktu yg tdk terbatas.

PERSOALAN PENDAHULUAN
Istilah

Inggris

Incidental
Question,
Preliminary Question

Belanda Voorvraag

Jerman Inident Frage

Perancis Question Preamble, Incidente


Ou Prejudiciele

Pengertian :
Suatu
persoalan/permisalan
hukum
yg
hrs
dipecahukuman/ditetapkan terlebih dahulu seblm
putusan akhir atas suatu pkr HPI yg dihadapi hakim
dijatuhukuman/ditetapkan.
PP timbul : apabila put suatu pp bergantung kpd
kett sah/tdknya suatu hub hukum/persoalan hukum
lain
Contoh2 :
1). Dlm kasus warisan (persoalan pokok). maka
ppnya
sebelumnya hrs ditentukan dulu apk perkaw dr si
pewaris sah/tdk.
2). Dlm kasus perkaw (persoalan pokok)
Apabila salah seorang/ke-2 mempelai pernah
melakukan perkaw sebelumnya, maka perlu
diselidiki dulu apk perceraiannya sah/tidak (pp).

Persyaratan PP:
1)
misal utama bdsr kaidah HPI lex fori swhrsnya diatur
berdsrkan hukum asing.
2)
Dlm pkr harus ada misal pendahuluan yg menyangkut
unsur asing, yg sebenarnya dpt timbul scr terpisah&dpt
diatur oleh kaidah HPI lain secara independen.
3)
Kaidah HPI yg diperunrukan bagi misal pendahuluan akan
menghasilkan kesimpulan yg berbeda dr kesimp yg akan
dicapai, seadainya hukum yg mengatur misal utama yg
digunakan.
Cara menyelesaikan PP:
1)
Berdasarkan lex ausae/absorption.
2)
Setelah lex causae utk menyel misal pkk ditetapkan
bdsrk hukum yg sama dg lex causae tadi.
3)
Bdsr lex fori/repartition.
4)
Yaitu hukum mengabaikan system hukum apa yg mrp lex
causae utk menyel misal utama, hukum akan
menggunakan kaidah-kaidah HPI lex fori.
5)
Hrs ditetapkan scr kasuistik.
6)
Yaitu
dg
memperhatikan
hakekat
pkr/kebijakan/kepentingan forum yg mengadili perkara.

KUALIFIKASI DI DALAM HPI


A. Istilah2 kualifikasi

Qualifikation (Perancis)

Characterisiterung (Jerman)

Characterization (Inggris)

Qualificatie (Belanda)

Setiap proses pengambilan keputusan yuridis,


tindakan kualifikasi praktis selalu dilakukan.
Mengapa? Dg kualifikasi org mencoba menata
sekumpulan
fakta
yg
dihadapi,
mendefinisikannya, & menempatkannya ked
lm suatu kategori hukum tertentu,
DKL kualifikasi dpt dikatakan sbg
penerjemahan fakta sehari2 ke dlm kategori
hukum tertentu, shg dpt diketahui arti
yuridisnya.

B. Macam Kualifikasi
1. Kualifikasi fakta (classification of facts)
Adl kualifikasi yg dilakukan thd sekumpulan fakta dlm
suatu peristiwa hukum utk ditetapkan mnd satu/lebih
peristiwa hukum, berdsrkan kategori hukum & kaidah2
hukum dari system hukum yg dianggap sehrsnya berlaku.
2. Kualifikasi hukum (classification of law)
Adl penggolongan/pembagian seluruh kaidah hukum
kedlm pengelompokan. Pembidangan kategori hukum ttt
yg telah ditetapkan sebelumnya.
Proses kul dlm HPI mencangkup langkah2 sbb:
1. Kual sekump fakta ked lm suatu pkr kedlm kategori yg
ada,
2.
Kual sekump fakta tsb kedlm kaidah2 ket hukum yg
sehrsnya berlaku (lex causae)

C. Arti Pentingnya Kualifikasi Bagi HPI


Krn dlm suatu pkr HPI selalu tjd kemungkinan
pemberlakuan lebih dr satu stm hukum utk
mengatur sekump fakta ttt, kenyataan ini
menimbulkan masalah utama, yaitu dlm
suatu perkara HPI, tindakan kualifikasi hrs
dilakukan bds system hukum man/apa
diantara stm hukum2 mana yg relevan.
Misal : kualifikasi dlm HPI mjd lebih rumit
dibandingkan
dg
proses
kual
dlm
persoalan2 hukum intern nas lainnya;

Karena :
1.
Berbagai st hukum sering menggunakan terminology yg
serupa/sama. Ttp utk menyatakan hal yg berbeda.
Misal : istilah dom system hukum indo berarti tempat
kediaman tetap (habitual residence), sedang dlm hukum
inggris dom dpt berarti dom of origin/dom of choice/dom
by operation of the law.
2.
Berbagai system hukum mengenai konsep/lembaga
hukum ttt, yg ternyata tidak dikenal dlm system hukum
lain. Misal : lembaga pengangkatan anak (ha).
3.
Berbagai siste;m hukum menyelesaikan perkara2 hukum
yg secara factual pada dasarnya sama, ttp dg
menggunakan kategori hukum yg berbeda. Misal : seorg
janda yg menuntut hasil dr sebidang tanah warisan
suaminya. Mnrt hukum perancis dianggap sbg masalah
pewarisan, sedang di inggris dianggap sbg hak janda utk
menuntut bagian dr harta perkawinan.

4.

Berbagai system hukum mensyaratkan sekumpulan


fakta yg berbeda utk menetapkan adanya suatu
peristiwa hukum yg pada dsrnya sama. Misal :
masalah peralihan hak milik yg berbeda antara
hukum perancis & hukum bld
5. Berbagai system hukum menempuh proses/prosedur
yg berbeda utk mewujudkan/menerbitkan hasil/
status hukum yg pd dsrnya sama. Misal : misal
suatu perjanjian baru mengikat, apbl sibuat secara
bilateral (inggris)/ dimungkinkan adanya perjanjian
sepihak (ind).

Kesimp masalah2 yg dijumpai dlm kualifikasi HPI

Kesulitan utk menentukan ke dlm kategori


sekumpulan
fakta
dlm
perkara
hrs
digolongkan.

Apa yg hrs dlkk bila dlm suatu pkr tersangkut


lebih dari satu system hukum & masing2
menetapkan cara kual yg berbeda, shg
timbul konflik kual. Contoh prekara anton
lawan bartolo (1889) (the maltest mariage
case).

Peristiwanya :

Sepasang suami isteri, pd saat menikah


(1870) berdomisili di malta (jajahan inggris)

Setelah menikah pindah & berdomisili di


aljazair (jajahan perancis) & memperoleh
kewnan perancis.

Membeli sebidang tanah di aljazair.

Setelah suami meninggal, isteri menuntut


bgn dr hasil tanah.

Pkr diajukan di pengadilan prancis (aljazair).

Penyelesaian : dari sekumpulan fakta diatas Nampak


beberapa titik taut:
- Inggris (malta) adl locus celebrationist
- Perancis (aljazair) adl domisili, nasionalitas situs benda
& locus forum. oleh karena itu, hukum perancis relevan
sbg lex domicile, lex patriae, lex situs, lex forum
Antara HPI inggris & perancis terdapat kesamaan, al:
- Masalah pewarisan tanah hrs diatur oleh hukum dr
tempat dimana tanah itu berada/terletak (asaslex
reisitae).
- Hak2 seorg janda yg terbit krn perkawinan hrs diatur
bdsk tempat para pihak berdomisili pd saat perkaw
diresmikan (asas lex locus celebrationist)
- Mis bagi hukum intern perancis (code civil)
dikualifikasikan sgb misal pewarisan tanah bagi inggris
sbg misal hak janda atas harta perkawinan.

Inilah yg dinamakan konflik kualifikasi.


oleh karena itu apbl fakta akan dikualifikasi
mnr lex fori maka tuntutan sang janda akan
ditolak mnr hukum perancis janda tidak
berhak mewarisi harta peninggalan suami.
Apbl dikual mnr hukum inggris (lex
celebrationis) maka tuntutan janda akan
dikabulkan sbg bagian dr harta
perkawinan.
Keputusan sbg harta perkawinan, yg mjd
pil hukum

TEORI KUALIFIKASI
Mnrt Lex Fori
Mnrt Lex Causae
Dilakukan Secara Otonom (Met
perbend hukumm)

1.

Kualifikasi Menurut Lex Fori

Teori (franz khan = jerman )+ bartin


(perancis).

KUAL hrs dilakukan mnr hukum materiil


subyek hukum (lex fori).
Kecuali :

Ke-wn-an
Benda bergerak dan tidak bergerak
Kontrak yg ada phnya
Konvensi2 internasional
Perbandingan hukumm
Pengertian yg digunakan oleh mahukumamah
int.

Segi Positif kaidah2 hukum lex fori


lebih dikenal hukum perkara yg ada
relative lebih mudah diselesaikan.
Segi Negatif adakalanya dpt
menimbulkan ketidakadilan

Contoh Kasus Ogden V Ogden (1908).

A berdomisili di perancis berusia 19 tahun

A menikah dg B (wanita wn inggris). Pernikahann


dilakukan di inggris

A+B tanpa izin ortu A (diwajibkan olleh ps 148 code


civil perancis).

Di perancis A mengajukan permohonan pembatalan


perkaw dg dasar tidak seizing ortu. Permohonan
dikabulkan oleh pengad peramcis.

Kemudian B menikah dg C (wn inggris) di inggris

C menyadari bhw B masih terikat perkaw dg A (krn


perkaw blm dibubarkan), maka C mengajukan
permohonan pembatalan prekaw dg B (poliandri)

Permohonan C diajukan di pengadilan inggris.

Penyelesaian : apakah perkawinan A+B sah ?


TT
hukum inggris (peristiwa di inggris &
perancis) (A wn perancis)
Kaidah HPI menyatakan
Persy essential perkaw, kecakapan seorang pria
utk menikah (perancis) lex domicile.
Persy formal lex loci celebrationis (h inggris). HPI
perancis tdk ada ijin ortu yg blm berusia 25
th/hrs ijin, sehrsnya menyebabkan batalnya
perkawinan.

hukumm Inggris memutuskan :

Perkawinan A+B sah Sebab ijin ortu (lex


foci inggris) dianggap persy formal saja& scr
hukum sah telah memenuhi kett essential
hukum inggris (lex loci celebrationis)

Perkawinan B+C tdk sah (poligam) dan batal


Kesimpulan hukum inggris mengkual ijin
ortu bds hukumnya sendiri saja (lex loci).
Ps 148 code civil perancis sbg lex causae
dikualifikasikan berdasarkan lex fori

2. Kualifikasi Menurut Lex Causae


Ditemukan oleh Despagnet

Diperjuangkan oleh Martin Wolff dan


Chesire.

Kualifikasi hrs dilakukan sesuai dg


system serta uk dr keseluruhan hukum
yubs dg perkara.

Maksud KUAL menent kaidah HPI mana


dr lex fori yg erat kaitannya dg hukum
asing yg sehrsnya berlaku

Contoh : Kasus Nicols V Nicols (1900)


Peristiwa hukumm :

Sepasang suami isteri WN perancis.

Perkawinan dilakukan di prancis tempat


perjanjian harta perkawinan (1854).

Suami istri itu pindah ke inggris. Suami


meninggal
di
inggris,
dg
meninggalkan
testamen yg isinya mengabaikan semua hak
istri atas harta yg isinya mengabaikan semua
hak istri atas harta perkaw.

Istri mengajukan gugatan di pengad inggris utk


menuntut haknya atas harta bersama.

Penyelesaian:
H Inggris hak milik atas benda2 bergerak suami
istri hrs diatur dg sebuah kontrak (tegas/diam2) apbl
kontrak tdk ada, maka hukum yg berlaku adl hukum
tempat
perkaw
dilangsungkan
(Lex
Loci
Celebrationis) hukum perancis
H perancis harta yg ada dlm perkaw mjd harta
bersama apbl tdk ditent lain
hukumm hrs menetapkan lebih dahulu apakah
akan dikual sbg misal pewarisan/kontraktual.
H Intern Inggris mengkual sbg misal pewarisan (krn
tdk ada kontrak yg dibuat mengenai harta bersama)
HPI
Inggris menunjukan kea rah lex loci
celebrationis (hukum perancis).
Dlm keputnya hukum menganggap communalite
des biens dr hukum perancis dpt dianggap sbg
kontrak yg diam2.

Kesimpulan hukumm :

Harta perkaw itu adl harta bersama (perancis).

Walaupun tdk ada kontrak mengenai status harta


perkawinan, ttp krn harta perkawinan itu mrp
harta bersama maka hal itu dpt dianggap sbg
suatu kontrak diam2 yg dibuat para phukum.
Putusan hukumm :

Testamen sang suami yg mengabaikan hak2 istri


atas harta bersama dianggap batal.

Suami hanya berhak bag dari harta kekayaan

Janda berhak bag dari harta kekayaan.

Permohonan dikabulkan.

3. Kualifikasi Otonom
Dikemukakan oleh ernstkabel dan beckett.
Menggunakan metode perbandingan hukum utk
membangun suatu stm kual yg berlaku secara universal
terlepas dari salah satu stm hukum ttt.

Artinya : dlm HPI hrsnya ada pengert hukum yg khas &


blk umu serta memp makna yg sama dimanapun.
Tetapi dalam praktek sukar dilaksanakan, sebab :
1)
Menemukan & menetapkan pengertian2 hukum yg
dapat dianggap berlaku umum adl pekerjaan yg sulit.
2)
hukum yg akan menggunakan kualifikasi yg demikian
ini hrslah mengenal semua system hukum di dunia ini
agar ia dpt menemukan konsep2 yg memang diakui si
seluruh dunia.

Proses Kualifikasi
1. Kualifikasi tahap I (kual primer) = qualification ersten
grades = primary classification = qualification in de
eerstegraad.

Menemukan hukum yg hrs dipergunakan (lex causae)

Hrs dilakukan kualifikasi bdsrk lex fori.

Kaidah2 HPI lex fori hrs dikualifikasikan mnr hukum


material sang hakim.
Tahap ini meliputi:

Pengert2 hukum dom, perwarisan tempat dilaksanakan


kontrak, semua ini hrs disndarkan pd pengert lex fori.

Akhirnya ditemukan lex causae. Lex causa yg


diutemukan itu bisa berupa hukum asing dan jug lex fori
itu sendiri.

2. Kualifikasi tahap ke- 2 kualifikasi sekunder =


qualification zweiten grades = secondary
classification = qualifrate in de tweede grad.
Apbila sudah diketahui hukum yg sehrsnya
diberlakukan itu adl asing, maka diperlukan kual lebih
jauh mnrt hukum asing yg sudah ditemukan itu.

Tahap II semua fakta dlm perkara hrs dikualifikasikan


kembali bdsrk system kualifikasi yg ada pd lex causae.
Mis : A meninggal, dg meninggalkan sejumlah hp, baik
tetap/bergerak di berbagai neg. A adl wn swiss, dom
terakhir di inggris & meninggal di inggris pkr diajukan di
pengad swiss.
misal : bdsrk hukum mana proses pewarisan itu hrs
diatur?

Penyel tahap I

Mendasarkan pd hukum intern swiss, hakim terlebih


dahulu akan menent kategori hukum dr sekump fakta
yg dihapapinya. Kual didasarkan ps lex fori.

Apbl peristiwa hukum tsb dikual sbg misal pewarisan


selanjutnya menetapkan kaidah HPI apa dari lex fori utk
menetapkan lex causae dlm proses pewarisan tsb.

Kaidah HPI swiss mengatur pewarisan diatur oleh


hukum dr tempat tinggal terakhir pewaris hukum
inggris

Tahap kedua.

Mendasarkan diri pd kaidah2 HPI dlm hukum


inggris (lex causae)
- Menetapkan mana dr harta peninggalan sbg
benda
tetap/tidak.

hukum mana yg hrs berlaku utk mengatur


pewarisan.
- Utk bd bergerak
Pd saat pewaris meninggal dunia. (dom)
(hukum inggris)
- Benda tetap (lex rei sitae) hukum perancis.

Anda mungkin juga menyukai