Hukum Perdata Internasional adalah seperangkat kaidah-kaidah, asas-asas, dan atau aturan-
aturan hukum nasional yang dibuat untuk mengatur peristiwa atau hubungan yang
melintasi batas negara atau bersifat internasional.
Pengertan lain Keseluruhan kaidah atau asas asas atau aturan aturan hukum nasional yang
mengatur hubungan keperdataan yang melintas batas negera.
2. Status personiil seseorang pada prinsip kewarganegaraan dan prinsip domisili dalam Hukum
Perdata Internasional diatur dalam pasal 16 AB (Algemene Bepalingen).
SP pada prinsip kewarganegaraan ialah Status personal seseorang diatur menurut
kewarganegaraannya/nasional nya.
SP pada prinsip domisili(territorial) ialah status personal seseorang mengikuti hukum dimana ia
berdomisili.
3. Titik pertalian pembeda dan Titik pertalian penentu dalam HPI
Titik petalian pembeda atau Titik Pertalian primer HPI antara lain sebagai berikut :
a. Kewarganegaraan
b. Bendera kapal dan pesawat udara
c. Domisili
d. Tempat kediaman
e. Tempat kedudukan atau kebangsaan badan hukum
f. Pilihan Hukum dalam hubungan intern
6. Pilihan hukum adalah Para pihak dalam suatu kontrak bebas untuk melakukan pilihan,
mereka dapat memilih sendiri hokum yang harus dipakai untuk kontrak mereka. Para pihak
dapat memilih hokum tertentu. Mereka hanya bebas untuk memilih ,tetapi mereka tidak
bebas untuk menentukan sendiri perundang-undangan nya.
Pilihan hukum dalam intern ialah Pilihan hukum yang dianggap artinya Sang hakim menerima
telah terjadi suatu pilihan hukum berdasarkan dugaan-dugaan hukum belaka.
Dalam HATAH intern, dikenal pula lembaga penundukkan hukum secara dianggap ini. Berkenaan
dengan lembaga penundukkan sukarela kepada hukum perdata Eropa S. 1917 no.12. menurut
peraturan tersebut ada 4 macam penundukkan secara sukarela:
(I) seluruhnya, (II) untuk sebagian, (III) untuk perbuatan tertentu, (IV) penundukkan secara
dianggap.
7. Perbedaaan sebelum dan sesudah
Sebelum (Perkawinan campuran menurut S. 1898/158) Pasal 1 nya menyebutkan:
Perkawinan campuran adalah perkawinan antara orang-orang di Indonesia tunduk kepada
hokum-hukum yang berlainan.
Contohnya:
seorang wanita warga Negara Indonesia kawin dengan seorang laki-laki warga Negara
asing atau sebaliknya atau seorang wanita beragama islam kawin dengan seorang laki-
laki beragama selain islam.
Sesudah
Menurut Pasal 57 UU No. I/1974 pengertian perkawinan campuran adalah:
Perkawinan antara dua orang yang ada di Indonesia tunduk pada hokum yang berlainan
karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.
Contoh: seorang wanita warga Negara Indonesia kawin dengan seorang laki-laki warga Negara
asing atau sebaliknya.
perkawinan campuran menurut pasal 57 UU No. I/1974 ruang lingkupnya lebih sempit
karena hanya berbeda kewarganegaraan dan salah satu pihaknya harus warga Negara
Indonesia.
Perkawinan campuran menurut S. 1898/158 ruang lingkupnya lebih luas karena selain
berbeda kewarganegaraan juga perkawinan dapat dilakukan karena perbedaan
agama, tempat, dan golongan.