NIM : 11820712414
Lokal : HTN-D
1. ( Jawaban )
a. Perkara HATAH adalah perkara yang melibatkan person secara global atau
internasional dalam penyelesaian perkaranya, misalnya perkara mengenai kasus
hak asuh anak-anak yang orang tuanya beda kewarganegaran. Sedangkan
perkara perdata biasa tidak melibatkan internasional dalam perkaranya,
misalnya perkara memperebutkan hak harta warisan.
b. HATAH terbagi menjadi dua yakni intern dan ekstern. Intern terbagi menjadi
tiga bagian yaitu HAT, HAW, dan HAG. Hukum anatar waktu ialah
keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang menunjukan stetsel hokum
mana yang berlaku atau apakah yang merupakan hokum jika hubungan
/peristiwa antar Negara memperlihatkan tali pertaliannya dengan stelsel hokum
dan kaedah hukum yang berbeda dalam kekuasaan waktu yang berbeda. Contoh
dari HAW ialah Tahun 1964 ada UU lalu lintas desvisa yang melarang warga
Indonesia menggunakan alat pembayaran luar negeri. HAT ialah keseluruhan
peraturan yang menunjukan stelsel hokum mana yang berlaku. Misalnya ketika
ada pasangan suami istri yang suaminya dari jawa dan istrinya dari minang.
Sedangkan HAG menguraikan tentang hokum antar warga Negara yang
memiliki perbedaan agama maupun kepentingan namun berlaku jika terjadi
hubungan Negara, waktu dan tempat. Contoh dari HAG adalah pada zaman
belanda terjadi perbedaan hokum antara golongan belanda dan pribumi.
HATAH EXTERN adalah keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang
menunjukan stelsel hukum mana yang berlaku atau apa yang merupakan hokum
jika hubungan dan peristiwa antar Negara pada waktu tertentu. Misalnya jika
ada Bandar narkoba yang tertangkap di pulau Sumatra maka hukum yang
berlaku adalah hukum yang ada di Sumatra itu sendiri.
2. ( Jawaban )
a. Peran dari titik pertalian primer yaitu untuk mengetahui titik taut pembeda,
masuk ke dalam hatah atau tidak. Dalam titik taut ini tidak ditemukan suatu
peristiwa hukum. Macam-macam dari titik taut primer ini yakni
kewarganegaraan, bendera kapal, domisili, tempat kediaman, tempat kedudukan
dan pilihan hukum. Dengan adanya titik taut primer ini memudahkan dalam
mencari kasus hokum antar tata hokum dengan melihat kewarganegaraan dan
jenis lainnya dalam titik taut primer
b. Fungsi dari titik pertalian sekunder yaitu menentukan hokum mana yang dalam
suatu hubungan hokum perdata internasional, titik pertalian sekunder ini
sifatnya menentukan hukum yang harus diperlakukan dan diusulkan. Hukum
mana yang berlaku dalam kasus hokum antar tata hukum. Titik pertalian
sekunder ini meliputi :
i. Kewarganegaraan perkawinan suami maupun kewarganegaraan istri
menentukan syarat-syarat formal untuk melangsungkan perkawinan,
maka baik kewarganegaraan suami maupun kewarganegaraan istri
merupakan titik taut penentu.
ii. Bendera kapal Bendera kapal dan pesawat udara menunjuk kepada
tempat dimana suatu kapal atau pesawat udara didaftarkan untuk
memperoleh kebangsaan dan menetapkan hokum mana yang
menguasai kapal atau pesawat udara itu. Hukum bendera kapal atau
pesawat udara itu menunjukkan kebangsaan kapal atau pesawat udara
itu. Kebangsaan kapal atau pesawat udara ditentukan berdasarkan di
Negara mana kapal atau pesawat udara itu didaftarkan.
iii. Domisili Titik taut penentu apabila negara yang menganut system
domisili mengatur bahwa hukum yang seharusnya berlaku adalah
hukum di mana para pihak atau badan hokum tersebut berdomisili.
iv. Tempat kediaman sehari-hari yang bersangkutan mempunyai
kediaman, dimana ada rumah, dimana ia bekerja sehari-hari di situ
ada residence dari orang itu
v. Tempat kedudukan Badan-badan hukum yang bersangkutan dalam
suatu peristiwa hokum tertentu berkedudukan di luar negeri. Karena
factor tempat turut berbicara pada ”tempat kedudukan” ini maka titik
pertalian ini bersifat terotorial
vi. Letak dari benda Untuk benda tetap berlaku ketentuan, bahwa hokum
dari tempat letaknya benda tersebut adalah hukum yang berlaku bagi
hubungan-hubungan hukum yang menyangkut benda
vii. Tempat ditandatangani kontrak Titik penentu hokum mana yang akan
berlaku dalam penyelesaian perkara HPI.
viii. Tempat pelaksanaan perjanjian Tempat perjanjian itu dilaksanakan
(locus solutionis) dapat ikut menentukan hukum yang berlaku
ix. Tempat perbuatan melanggar hokum Perjanjian ekspor impor antara 2
WNI yang pihak satu berkantor di Indonesia sedang pihak lain
berkantor di London. Jika perjanjian itu ditandatangani di Jakarta, ada
kemungkinan hukum Indonesia yang berlaku, sebagai lex loci actus.
Lex Loci Celebration isa dalah asas HPI yang menyatakan bahwa
hukum yang berlaku adalah hokum tempat di mana perkawinan
diresmikan
x. Pilihan hukum yang ditentukan oleh kedua belah pihak dalam
perjanjian. Kecuali, bila pilihan hokum itu melanggar kepentingan
umum (Order Public), maka hakim dapat menyimpang dari pilihan
hokum tersebut
xi. Tempat perbuatan resmi yang penting Pendaftaran tanah, tempat izin
diperoleh untuk mendirikan suatu badan hukum, tempat diajukan
suatu perkara dapat merupakan titik taut penentu, karena hokum acara
ditentukan oleh lexfori yang bersangkutan