Anda di halaman 1dari 24

TITIK TAUT

TITIK PERTALIAN
RITA FAURA, SH.MH
PERISTILAHAN
CONNECTING FACTORS
POINTS OF CONTACT
AANKNOPINGSPUTEN
AANKNUPFUNGSPUNKTE
POINTS DE RATTACHEMEN
PENGERTIAN
Faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang
menciptakan bahwa suatu hubungan atau
persoalan merupakan persoalan perdata
internasional

Faktor-faktor yang membedakan apakah


suatu peristiwa hukum perdata termasuk
dalam bidang HPI atau tidak
MACAMT-MACAM TITIK TAU
1. Titik-titik taut primer/titik taut pembeda/primary
points of contract, yaitu unsur-unsur dalam
sekumpulan fakta yang menunjukkan bahwa suatu
peristiwa hukum merupakan peristiwa HPI 
(dilihat dari lex fori)
2. titik-titik taut sekunder /Titik taut penentu (secondary
points of contact) yaitu unsur-unsur dalam
sekumpulan fakta yang mengatur peristiwa HPI
yang bersangkutan/faktor-faktor dan keadaan-
keadaan yang mennetukan hukum yang akan
berlaku.
Jenis-Jenis Titik Taut
Kewarganegaraan
Domisili, tempat tinggal atau tempat asal orang atau badan
hukum
Tempat (situs) suatu benda tetap
Bendera kapal
Tempat perbuatan hukum dilakukan (locus Actus)
Tempat timbulnya akibat perbuatan hukum/tempat pelaksanaan
perjanjian (Locus Solutionis)
Tempat pelaksanaan perbuatan-perbuatan hukum resmi (Locus
celebritionis)
Tempat perkara/gugatan diajukan (Locus Forum)
Pilihan hukum
KEWARGANEGARAAN/NATIONALITY

Kewarganegaraan ini menunjukkan adanya


keterikatan dan kesetiaan dari anggota
s’masyarakat pol dimana mereka memiliki hak
civil dan hak pol nya.

Nationallity berbeda dari citizenship


(Negara Eropa Kontinental)
negara dengan prinsip nasionalitas :
 Perancis
 Italia
 Belgia
 Belanda
 Indonesia, dll

AlASAN PRO PRINSIP KEWARGANEGARAAN :


 Cocok dengan perasaan hk seseorang
 Lebih permanen
 Kepastian lebih banyak
DOMISILI
PENGERTIAN DOMISILI :
tempat diam seseorang secara sesungguhnya,
menetap, terus menerus dan apabila dia tidak
berada di tempat itu, dia mempunyai niat untuk
kembali  Anglo Saxon

Domisili dapat berupa:


 Tempat tinggal
 Tempat asal
 Tempat kedudukan badan hukum
Prinsip umum tentang domisili :
1. Tidak ada seorang pun tanpa domisili
2. Tidak ada seorang pun dapat mempunyai lebih dari
satu domisili pada saat yang sama.
3. Domisili seseorang adalah tetap sampai ditetapkan
dimisili baru
4. Setiap orang bebas untuk memilih domisili
 Inggris mengenal 3 macam domisili
1. domicili of origin
2. Domicili of choice (berdasarkan kenyataan dan
kehendak)
3. Domicili of dependent
Konsep Anglo Saxon tentang Dosili of choice,
syarat, al:
- kediaman permanen di suatu tempat
- tidak ada maksud kembali

Tetapi jika niat untuk kembali ke negara asal,


maka domisli of origin dianggap hdp kembali
 Doctrine of revival
TEMPAT SUATU BENDA TETAP/SITUS
BENDA YANG TIDAK DAPAT
BERGERAK/TIDAK DAPAT DIPINDAH
 berlaku hukum dari tempat benda berada,
seperti tanah, rumah, kapal dengan bobot
tertentu (min 30 ton)

Kadang-kadang benda bergerak juga berlaku lex


rei sitae, mis : Kasus Bremen
(Pemerintah Indonesia vs De Verenigde Deli
Maatschapjen)
BENDERA KAPAL
 Dianggap
menunjukkankewarganegaraan kapal

TEMPAT PERBUATAN HUKUM


DILAKUKAN
 Locus actus/locus contractus
LOCUS SOLUTIONIS/LOCUS EXECUTIONIS

Tempat timbulnya akibat dari sutau perbuatan


hukum
Locus solutionis/locus executionis hanya dapat
dipertanggungjawabkan jika tempat
pelaksanaan ini essensil untuk hubungan
hukum yang bersangkutan

Mis. WNI dan WN Jerman buat kontrak di


Jerman tentang pembangunan hotel di Jakarta
LOCUS CELEBRITIONIS
Lex loci celebritionis
Seperti : - pendaftaran tanah
- izin pendirian suatu badan hukum

LOCUS FORUM
 Pada pengadilan dimana para pihak
mengajukan perkaranya
PILIHAN HUKUM
Yaitu hukum yang dipilih para pihak di dalam
kontraknya untuk menyelesaikan perkara mereka

apabila tidak diadakan pilihan hukum secara


tegas, maka maksud para pihak harus ditafsirkan
oleh hakim degan memperhatikan :
- bahasa yang digunakan dalam kontrak
- bentuk perjanjian
faktor lain yang berhubungan dengan perjanjian
CONTOH : - P (Jerman)
- domisili : Inggris
- meninggal : Perancis
- warisan (benda tetap) di Inggris, Jerman
dan Italia
- testamen : Perancis
Perkara diajukan di Jerman
Titik taut lainnya :
 Tempat terjadinya perbuatan melanggar hukum
(locus delicti/tatort)
 lex loci delicti commisi
TITIK TAUT SEKUNDER
Merupakan faktor yang menentukan hukum
manakah yang harus digunakan dalan
menyelesaikan s’ perkara HPI

1. Status personil seseorang ditentukan oleh


hukum nasionalnya (berdasarkan
personalistis)/ adanya ikatan yang erat antara
orang dan hukum asalnya Lex patriae
2. Hubungan hukum berkenaan dengan status personil
ditentukan oleh domisilinya (berdasarkan teritorialitas)
semua orang yang berada dalam wilayah suatu negara
tunduk pada hukum negra tersebut
 Lex domicili

3. Benda tetap  berlaku hukum dari tempat benda berada


 Lex rei sitae

4. Bendera kapal akan mennetukan hukum yang berlaku


untuk kapal tersebut
5. Locus contractus/tempat suatu perbuatan hukum
dilakukan akan menentukan hukum yang akan berlaku
terhadap perbuatan hukum tersebut  lex loci contractus

6. Locus solutionis/locus executionis/dimana timbulnya


akibat dari suatu perbuatan terjadi akan menentukan
hukum yang akan berlaku terhadap perbuatan tersebut 
lex loci solutionis/Lex loci executionis

7. Locus celebritionis akan berlaku hukum dimana


perbuatan resmi tersebut dilakukan  Lex loci
celebritionis
8. Locus forum, kana berlaku hukum dari
forum/pengadilan tersebut  lex fori

9. Pilihan hukum  bila para pihak sudah


menetapkan hukum yang dipilihnya untuk
menyelesaikan perkara diantara mereka/para
pihak
Tahap penyelesaian Perkara HPI
(titik taut Tradisional)
Tentukan titk-titik taut primer dalam
suatu perkara

Lakukan kualifikasi fakta yang dilakukan


berdasrakan lex Fori dalam rangka
penetapan kategori yuridik dari perkara
tersebut
Penentuan kaidah HPI mana dari lex fori yang
harus digunakan untuk menentukan Lex causae .
Pada tahap ini digunakan titik taut sekunder ada
yang bersifat menentukan (decisive) berdasarkan
kaidah Lex fori

Dengan menggunkan titik-titik taut yang dikenal


di dalam lex causae, hakim berusaha menetapkan
akidah-kaidah hukum internal apa yang akan
digunakan untuk menyelesaikan petkara
Contoh :
A (Inggris) menabrak B (WNI) di Jakarta
Titik taut primer : kewarganegaraan
Diajukan di Indonesioa, pengdl negri sebagai
lex fori
Perbuatannya adalah melawan hukum
Tittik taut sekundernya : tempat terjadinya
yaitu Jakarta
Lex causaw : Hukum Indonesia
BUKU
 Pengantar HPI Indonesia, BPHN= Dept.
Kehakiman, Sudargo Gautaman, 1999

 Bayu Selo Hardjowahono.S.H.LL.M.< Dasar-


Dasar Hukum Perdata Int., Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2006

 Purnadi Purbacaraka, SH. Dan Agus


Brotosusilo, SH., Sendi-sendi HPI suatu
Orientasi, rajawali pers, Jakarta, 1991

Anda mungkin juga menyukai