Case 7
Kelompok 3:
B. Pernyataan Masalah
Baba Ramdev lahir dari keluarga petani miskin dan seorang anak yang sakit-sakitan.
Untuk mengatasi penyakitnya, ia mulai berlatih yoga secara teratur. Setelah berlatih yoga
secara intensif, ia sembuh dari penyakitnya. Hal ini memicu ketertarikannya pada yoga dan
ayurveda. Saat belajar yoga, ramdev menjadi seorang biksu dan tinggal di sebuah biara.
Sistem biara di India terorganisir dengan baik dengan melakukan berbagai fungsi yaitu
menjadi tempat penampungan bagi para pelancong, membantu pemerintah sipil pada saat
krisis alam dan memajukan penelitian dalam sistem pengobatan ayurveda. Kerangka kerja
biara memungkinkannya untuk memulai kamp-kamp yoga untuk para pengikut biara.
Ramdev menyederhanakan postur-postur yoga dan mulai mengajarkannya melalui televisi.
Beberapa klaim medisnya tidak ilmiah tetapi gaya komunikasinya yang memadukan kitab
suci agama, kebangaan nasional dan akal sehat yang menarik perhatian massa. Terlepas dari
beberapa kontroversi, ia menjadi semakin populer. Dalam sesi yoga, ia secara blak-blakan
menargetkan perusahaan multinasional (MNC) yang mengeksploitasi konsumen india dengan
produk-produk di bawah standar. Ia memiliki motivasi untuk kesejahteraan masyarakat dan
mendapatkan banyak kredibilitas dan legitimasi di India yang saat itu sedang mengalami
revolusi besar-besaran melawan skandal korupsi dan meningkatnya keresahan publik tentang
hubungan politik dan bisnis. Ramdev melakukan siaran langsung dari kamp-kamp dan tak
lama kemudian mulai berbicara tentang isu-isu nasional, khususnya masalah korupsi dan
ekonomi. Dia memulai sebuah latihan pendaftaran untuk gerakan nasional melawan korupsi
dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa sukarelawan menjadi karyawan dan distributor
Patanjali dan dengan ini ramdev memberikan sebuah seruan bahwa ia akan memulai sebuah
organisasi yang akan membebaskan masyarakat india dari eksploitasi ekonomi MNC.
Organisasi tersebut akan menyediakan produk yang berkualitas dengan harga murah dengan
prinsip pengobatan ayurveda. Semua keuntungan dari Patanjali akan digunakan untuk amal.
Ada tuduhan yang dibuat bahwa semua janji Baba ramdev tidak ditepati. Media dan para
analis akan setuju bahwa para bos perusahaan multinasional di India cenderung
membosankan. Gaya kepemimpinan Baba ramdev telah memungkinkan Patanjali menjadi
sebuah organisasi yang sangat dinamis. Hanya sedikit perusahaan rintisan yang mencoba
masuk ke dalam kategori FMCG. Yang mengejutkan adalah bahwa kepemimpinan organisasi
ini datang dari seseorang yang tidak memiliki pengetahuan bisnis yang sistematis.
C. Penyelesaian Masalah
1. About Patanjali
Baba Ramdev telah memperoleh reputasi yang kuat sebagai seorang tokoh
spiritual yang dapat dipercaya. Ia dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana dan
dedikasinya terhadap prinsip-prinsip kehidupan yang sehat. Kredibilitas ini telah
membantu memperoleh kepercayaan dari banyak orang, termasuk pengikut dan
pendukungnya. Baba Ramdev telah terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan
kemanusiaan. Melalui organisasinya, Patanjali Yogpeeth, ia telah memberikan
kontribusi dalam bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pembangunan desa.
Upaya ini telah membantu memperkuat citra Baba Ramdev sebagai pemimpin yang
peduli dan berdedikasi pada kesejahteraan masyarakat. Baba Ramdev telah
mendapatkan dukungan dari beberapa partai politik di India. Keterlibatannya dalam
isu-isu politik, terutama terkait kebijakan kesehatan dan gaya hidup, telah membantu
meningkatkan profilnya dan membuatnya dikenal sebagai pemimpin dalam ranah
politik.
3. View point
Kasus ini akan dibahas dan dilihat dari sudut CEO perusahaan yang melihat
keberhasilan Baba Ramdev dimana dengan posisinya sebagai seorang biksu yang
tidak memiliki pendidikan yang cukup memadai sebagai seorang pemimpin, Baba
Ramdev mampu menyuarakan opini dan keberaniannya menargetkan Perusahaan
Multinasional (MNC) yang mengeksploitasi konsumen India dengan produk-produk
di bawah standar dan keberanian Baba Ramdev dalam mengangkat dan menyuarakan
isu-isu nasional di India seperti korupsi dan ekonomi serta memulai sebuah organisasi
yang akan membebaskan masyarakat India dari eksploitasi ekonomi MNC. Dalam
mendukung misi nasional dan tujuan yang mulia, Patanjali memberikan permohonan
yang diajukan kepada pelamar dan menanyakan apakah pemohon telah menjadi
anggota keluarga Patanjali dengan menjadi sukarelawan di kamp-kamp yoga Baba
Ramdev.
4. SWOT Analysis
S W O T
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITIES THREAT
7. Conclusion
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan bercermin dengan suksesnya
patanjali adalah sebagai seorang pemimpin dalam perusahaan harus mampu
mendapatkan rasa kepercayaan dari karyawannya dengan berkomunikasi secara baik.
Untuk mendapatkan kepercayaan ini hal yang harus dimiliki sebagai seorang
pemimpin yang baik adalah Kualifikasi pendidikan yang baik, dimana pendidikan
merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
seperti yang dijelaskan dalam kasus ini dimana Baba Ramdev adalah seorang guru
yoga yang sangat terampil. Ia telah mengembangkan serangkaian latihan yoga dan
pranayama yang sederhana dan mudah dipahami, serta mengklaim dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Keahliannya dalam yoga dan kemampuannya
untuk mengajarkan teknik-teknik ini kepada orang-orang telah membantunya
memperoleh kepercayaan dan pengakuan yang besar. Kemudian sebagai seorang
pemimpin yang cerdas secara etis akan memiliki pengaturan pembagian keuntungan
yang adil dalam organisasinya. Paket kompensasi yang diberikan tidak boleh lebih
dari 50 kali gaji rata-rata. Dalam kerangka kerja organisasi khusus, hasil akhir harus
dilihat sebagai kumulatif dari kinerja individu. Secara umum sangat sulit untuk
membenarkan bahwa satu peran akan menarik kompensasi yang lebih besar dari 50
kali lipat dari gaji rata-rata dalam organisasi. Semakin besar kesenjangannya, semakin
besar pula kemungkinan akan menimbulkan perasaan tidak adil. Seperti yang
dilakukan Baba Ramdev yang tidak mengambil gaji dalam bisnisnya dimana ia tidak
akan menerima gaji atau membuat properti apapun dari Patanjali dan akan
menggunakan semua keuntungan Patanjali untuk menciptakan barang-barang publik.
Terakhir, perilaku pemimpin perlu mempertimbangkan aspek-aspek ini karena ia
dapat menggunakan isyarat sub-lingual untuk berkomunikasi dengan para
karyawannya. Pemimpin dapat berperilaku dengan cara yang selaras dengan
lingkungan makro organisasi. Hal ini dapat menyebabkan penerimaan yang lebih luas
terhadap gaya kepemimpinan mereka. Jika perilaku pemimpin dianggap positif, maka
pemimpin mungkin dapat menghasilkan lebih banyak kepercayaan dari para
karyawannya, seperti yang terjadi pada perusahaan Patanjali yang memiliki pemimpin
Baba Ramdev yang memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan
karyawannya sehingga ia mendapatkan kepercayaan penuh dari karyawannya.
8. Implementation programs
Implementasi Jangka Pendek
1. Komunikasi Terbuka
Penting untuk menciptakan saluran komunikasi yang terbuka antara
manajemen dan karyawan. Jelaskan dengan jelas visi, tujuan, dan rencana
perusahaan kepada karyawan. Berikan kesempatan bagi karyawan untuk
menyampaikan pendapat, masukan, dan keprihatinan mereka melalui
pertemuan tatap muka, surat kabar perusahaan, forum online, atau alat
komunikasi lainnya.
2. Transparansi Informasi
Bagikan informasi secara transparan kepada karyawan mengenai kebijakan
perusahaan, kinerja keuangan, perubahan organisasional, dan pengambilan
keputusan yang memengaruhi mereka. Ini membantu mengurangi
ketidakpastian dan menciptakan kepercayaan bahwa karyawan memiliki akses
ke informasi yang relevan.
3. Keterlibatan Karyawan
Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
mereka. Dengan melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan,
mereka merasa dihargai dan memiliki peran aktif dalam membentuk arah
perusahaan. Keterlibatan karyawan Ini dapat dilakukan melalui kelompok
kerja, komite karyawan, atau program "ide dan saran" yang mendorong
partisipasi aktif.
4. Berikan Dukungan dan Pengakuan
Berikan dukungan kepada karyawan dalam mencapai tujuan mereka dan
menghadapi tantangan. Berikan umpan balik yang konstruktif dan
terus-menerus, serta akui kontribusi mereka dengan cara yang sesuai, seperti
penghargaan, apresiasi publik, atau kesempatan pengembangan.
5. Pemimpin yang Teladan
Pemimpin perusahaan harus menjadi contoh yang baik dalam membangun
kepercayaan. Penting bagi pemimpin untuk berperilaku konsisten, jujur, adil,
dan transparan. Mereka harus mendengarkan dengan empati, mempraktikkan
komunikasi yang terbuka, dan menghormati kontribusi karyawan.
6. Pelatihan dan Pengembangan
Sediakan pelatihan dan pengembangan yang relevan untuk meningkatkan
keterampilan dan kompetensi karyawan. Ini membantu memperkuat
kepercayaan karyawan terhadap perusahaan dan menciptakan rasa percaya diri
dalam kemampuan mereka sendiri.
7. Tanggapi Masalah dengan Cepat
Tanggapi masalah atau keluhan karyawan dengan cepat dan tindak lanjuti
dengan solusi yang memadai. Jangan mengabaikan atau menunda menangani
masalah yang mungkin muncul. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
peduli dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik.
Implementasi Jangka Panjang
1. Budaya Perusahaan yang Terbuka dan Transparan
Ciptakan budaya perusahaan yang mendorong komunikasi terbuka dan
transparan. Fasilitasi saluran komunikasi yang mudah diakses, baik secara
formal maupun informal, sehingga karyawan merasa nyaman untuk
menyampaikan masukan, ide, atau keprihatinan mereka.
2. Membuat Kebijakan yang Adil dan Konsisten
Pastikan bahwa kebijakan perusahaan diterapkan dengan adil dan konsisten
untuk semua karyawan. Jaga agar keputusan-keputusan penting yang
mempengaruhi karyawan diambil berdasarkan prinsip keadilan dan
transparansi.
3. Keterlibatan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan
Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi mereka. Libatkan mereka dalam pembentukan strategi,
perencanaan, dan implementasi rencana perusahaan. Hal ini membantu
karyawan merasa memiliki peran aktif dalam perkembangan perusahaan dan
meningkatkan kepercayaan mereka.
4. Pemimpin yang Menjadi Teladan
Pemimpin perusahaan harus menjadi teladan dalam membangun kepercayaan.
Tunjukkan konsistensi, kejujuran, dan integritas dalam tindakan dan
komunikasi. Jalin hubungan yang kuat dengan karyawan dan berikan
dukungan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pengembangan mereka.
5. Pembangunan Keterampilan dan Pengembangan Karir
Berikan peluang untuk pengembangan keterampilan dan karir karyawan.
Dukung mereka dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mereka
melalui pelatihan, sertifikasi, atau program pengembangan. Ini menunjukkan
bahwa perusahaan peduli dengan pertumbuhan individual dan profesional
karyawan.
6. Pengakuan dan Penghargaan
Berikan pengakuan dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi dan
berkontribusi secara signifikan. Apresiasi publik, bonus, penghargaan
karyawan, atau program insentif lainnya dapat meningkatkan kepercayaan dan
motivasi karyawan.
7. Membangun Tim yang Solid
Fokus pada pembangunan tim yang solid dengan kerjasama, saling percaya,
dan dukungan antar anggota tim. Mendorong kolaborasi dan komunikasi yang
baik di antara tim, serta mendukung pengembangan hubungan kerja yang
positif.
8. Membangun Lingkungan Kerja yang Sehat
Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan dan keseimbangan
kehidupan kerja-keluarga bagi karyawan. Fasilitasi program kesejahteraan
karyawan, dukungan kesehatan mental, dan kebijakan yang mendukung
kehidupan kerja yang seimbang.
9. Future trends
1. Pertumbuhan Pasar Produk Organik dan Alami
Kesadaran konsumen tentang kesehatan dan keberlanjutan semakin
meningkat. Ini dapat mendorong permintaan yang lebih besar untuk produk
organik dan alami, seperti yang ditawarkan oleh Patanjali.
Perusahaan-perusahaan yang mampu menangkap tren ini dan menawarkan
produk yang sesuai dapat mengalami pertumbuhan yang signifikan.
2. Digitalisasi dan E-commerce
Perkembangan teknologi dan pertumbuhan e-commerce telah mengubah cara
orang berbelanja. Perusahaan harus mempertimbangkan strategi digital dan
menghadirkan produk mereka secara online untuk mencapai pasar yang lebih
luas. Memperkuat kehadiran online dan meningkatkan pengalaman pembelian
dapat menjadi faktor kunci dalam kesuksesan bisnis di masa depan.
3. Inovasi Produk dan Pengembangan Berkelanjutan
Tuntutan konsumen terus berkembang, dan perusahaan perlu terus berinovasi
dalam pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan aspek keberlanjutan dan
mengadopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan untuk menghadapi
tantangan perubahan iklim dan tuntutan konsumen yang semakin besar
terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.
4. Fokus pada Kesehatan dan Kebugaran
Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebugaran semakin tinggi di
kalangan konsumen. Produk-produk yang mengedepankan aspek kesehatan,
makanan fungsional, suplemen nutrisi, dan gaya hidup sehat akan terus
menjadi tren yang signifikan. Perusahaan dapat memanfaatkan tren ini dengan
mengembangkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan
kebugaran pelanggan.
5. Keterlibatan dan Transparansi Konsumen
Konsumen semakin menginginkan keterlibatan dalam proses pembelian dan
ingin tahu lebih banyak tentang asal-usul produk, bahan-bahan yang
digunakan, dan praktik produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Transparansi menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan
konsumen. Perusahaan harus menjaga komunikasi terbuka dengan pelanggan
dan memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang produk mereka.
6. Globalisasi dan Ekspansi Pasar
Perusahaan-perusahaan seperti Patanjali menunjukkan potensi ekspansi pasar
yang signifikan di luar negara asal mereka. Globalisasi akan terus menjadi
tren, dengan perusahaan mencari peluang di pasar internasional yang belum
terjelajahi. Ekspansi ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang
pasar yang dituju dan adaptasi strategi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan
lokal.
Reference
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.
Five Lesson
Sari Mardiani
1. Keberhasilan sebagai seorang pemimpin adalah harus mampu berkomunikasi dengan
baik dan mendapatkan kepercayaan dari karyawannya untuk membuat perusahaan
yang dipimpinnya berjalan dengan baik. seperti yang telah diterapkan oleh Baba
Ramdev yang berhasil membangun patanjali dan sukses, karena mendapatkan
kepercayaan dan dukungan dari karyawannya
2. Untuk menghadapi ancaman dari pesaing yang kuat, bisnis harus fokus pada inovasi
dan diferensiasi. Dalam kasus Patanjali, keberhasilan mereka didorong oleh
produk-produk yang berbeda dan penggunaan bahan-bahan alami. Bisnis harus terus
mencari cara untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan membedakan diri
dari pesaing.
3. Dalam kasus Patanjali juga dapat diambil pelajaran bahwa Tanggung jawab sosial
perusahaan dapat meningkatkan citra dan kepercayaan pelanggan. Baba Ramdev telah
terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Melalui organisasinya,
Patanjali Yogpeeth, ia telah memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan pembangunan desa. Upaya ini telah membantu memperkuat
citra Baba Ramdev sebagai pemimpin yang peduli dan berdedikasi pada kesejahteraan
masyarakat
4. Dalam kasus Patanjali ini juga dapat diambil pelajaran bahwa sebagai seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi dengan baik, seperti dalam kasus
ini dimana Baba Ramdev telah menggunakan media dengan efektif untuk
menyebarkan pesan-pesannya. Ia sering muncul di acara televisi, mengadakan kelas
dan seminar yoga di berbagai tempat, dan menggunakan platform digital untuk
mencapai audiens yang lebih luas. Keterampilannya dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan media telah membantu memperluas pengaruhnya.
5. Pelajaran penting juga dari kasus patanjali ini adalah pentingnya memahami dan
mengelola risiko dalam bisnis. Masuknya tiba-tiba pesaing kuat seperti Patanjali
mengganggu pasar dan memiliki dampak yang signifikan bagi para pemain yang
sudah mapan seperti Unilever dan P&G. Penting bagi bisnis untuk melakukan
analisis pasar yang mendalam dan penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan
mengatasi risiko yang ada.