Anda di halaman 1dari 19

Case Analysis

Case 7

Patanjali: The Black Swan

Kelompok 3:

Sari Mardiani 2120522056


Rahmi Putri Sari 2120522059
Indah Firva Wulandari 2120522065
Afifah Ammanda 2120522068

PROGRAM STUDI S2 MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
A. Latar Belakang
Patanjali adalah sebuah perusahaan rintisan yang didirikan oleh seorang biksu
legendaris India yang bernama Baba Ramdev pada tahun 2006. Perusahaan ini terkenal
karena memproduksi dan menjual berbagai produk kesehatan alami dan FMCG (Fast-Moving
Consumer Goods) yang berbasis pada prinsip-prinsip Ayurveda, yaitu sebuah sistem
pengobatan tradisional India. Produk Patanjali meliputi makanan, minuman, perawatan
pribadi, produk kebersihan, obat-obatan Ayurveda, dan suplemen nutrisi. Patanjali telah
tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 64,7% pada periode
2012-2015. Pertumbuhan ini didorong oleh produk penjualan terbesar perusahaan, yaitu Ghee
sapi (minyak nabati yang terbuat dari mentega yang dimurnikan), Dant kanti (pasta gigi
herbal) dan Kesh kanti (sampo dan perawatan rambut). Patanjali juga memiliki serangkaian
produk baru yang kuat yang akan membantu mencapai targetnya untuk menjadi perusahaan
senilai 1 miliar dolar AS pada tahun 2017. Perusahaan ini telah mencapai penjualan sebesar
Rs 5000 Cr pada tahun 2016 dan mencapai Rs 7000 Cr atau US $ 1 miliar pada tahun 2017.
Perusahaan ini lebih berfokus pada pertumbuhan penjualan daripada profitabilitas.
Ideologi bisnisnya terinspirasi oleh ideologi Swami Ramdev untuk menyentuh kehidupan
sehari-hari masyarakat melalui produk-produk Patanjali yang akan membantu konsumen dan
membantu Patanjali hadir di semua segmen dimana konsumen merasa bisa mendapatkan
produk yang lebih baik dengan harga yang lebih baik. Organisasi ini menjalankan bisnisnya
dengan tiga prinsip utama yaitu: (1) Menyediakan produk kelas dunia kepada konsumen
(perusahaan tidak menambahkan bahan pengawet kimia berbahaya atau menggunakan bahan
pengawet alami sejauh mungkin); (2) Memproduksi produk dengan cara yang paling hemat
biaya sehingga harga produk sangat terjangkau; dan (3) Berapapun keuntungan yang
diperoleh perusahaan akan dikembalikan ke dalam bisnis sehingga perusahaan dapat
menginvestasikan kembali keuntungan tersebut untuk peluncuran produk baru, efektivitas
biaya atau perluasan kapasitas lebih lanjut. Salah satu faktor yang membantu organisasi ini
mencapai tingkat yang lebih tinggi adalah kepemimpinan yang berani dan dinamis dari
pendirinya yaitu Baba Ramdev.
Kepemimpinan merupakan satu fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu
membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan semangat kerja, dan
memotivasi bawahan (Dessler, 1997:249). Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempengaruhi prestasi suatu organisasi karena kepemimpinan merupakan
kemampuan untuk mengkoordinir orang lain, memotivasi perilaku, serta proses
mempengaruhi dalam suatu kelompok untuk menentukan arah serta tujuan organisasi
tersebut. Kepemimpinan dalam konteks organisasi dapat dipandang sebagai interaksi antara
pemimpin dan pengikut. Premisnya adalah bahwa pemimpin dan pengikut saling bertukar
barang psikologis dan sosial tertentu. Ada pertukaran atau pengaruh saling antara pemimpin
dan pengikut dalam hal pikiran, emosi, dan sikap psikologis. Dalam konteks ini, pemimpin
dan pengikut saling mempengaruhi satu sama lain dalam hal persepsi, keyakinan, motivasi,
dan kesejahteraan mental. Pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi pengikutnya melalui
komunikasi, inspirasi, dan contoh yang diberikan. Mereka mungkin membagikan visi,
nilai-nilai, dan tujuan yang menginspirasi pengikut untuk berpartisipasi secara aktif dan
berkontribusi dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam kasus Patanjali, terdapat pola pilihan
komunikasi yang dilakukan oleh para pemimpin dalam membingkai organisasi bisnis mereka
dan terlibat dengan basis pelanggan yang lebih luas.
Ketika para pemimpin dan pengikut berkomunikasi secara efektif di antara mereka,
hal ini dapat mengarah pada pembentukan hubungan yang saling percaya. Hubungan inilah
yang menjadi dasar dari kepemimpinan yang efektif. Para pengikut mempercayai
kemampuan pemimpin untuk memimpin mereka. Para pemimpin yang efektif telah
menggunakan metode simbol dan sublingual untuk berkomunikasi dengan para pengikut
mereka. Penggunaan simbol menyederhanakan pesan inti dan tidak membebani waktu yang
terlalu banyak. Selain itu, kualifikasi pendidikan pemimpin adalah salah satu simbol yang
sangat kuat yang dapat digunakan oleh para pemimpin. Umumnya karyawan suatu organisasi
masuk ke dalam organisasi berdasarkan kualifikasi mereka. Oleh karena itu, mereka
cenderung menjunjung tinggi kualifikasi pendidikan. Jika pemimpin memiliki pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan karyawannya, maka hal ini akan membantu pemimpin untuk
mendapatkan kepercayaan dari para karyawan. Oleh karena itu, pendidikan tidak hanya
memberikan para pemimpin bisnis ke dalam intelektual tetapi juga legitimasi untuk
memegang posisi kepemimpinan. Simbol kunci lainnya adalah seorang pemimpin yang
cerdas akan memiliki pengaturan pembagian keuntungan yang adil dalam organisasinya.
Paket kompensasinya tidak boleh lebih dari 50 kali gaji rata-rata. Pemimpin perlu
memperhatikan aspek ini sehingga ia dapat menggunakan kompensasi sebagai simbol.
Pemimpin mungkin tidak dapat berbicara kepada setiap pengikutnya secara individual,
namun para pengikut mengenalinya dari tingkah laku dan gaya bicara pemimpin. Perilaku
pemimpin perlu mempertimbangkan aspek ini karena ia dapat menggunakan isyarat
sublingual untuk berkomunikasi dengan para pengikutnya. Jika perilaku pemimpin dianggap
positif, maka ia mungkin dapat menghasilkan lebih banyak kepercayaan dari para
pengikutnya

B. Pernyataan Masalah
Baba Ramdev lahir dari keluarga petani miskin dan seorang anak yang sakit-sakitan.
Untuk mengatasi penyakitnya, ia mulai berlatih yoga secara teratur. Setelah berlatih yoga
secara intensif, ia sembuh dari penyakitnya. Hal ini memicu ketertarikannya pada yoga dan
ayurveda. Saat belajar yoga, ramdev menjadi seorang biksu dan tinggal di sebuah biara.
Sistem biara di India terorganisir dengan baik dengan melakukan berbagai fungsi yaitu
menjadi tempat penampungan bagi para pelancong, membantu pemerintah sipil pada saat
krisis alam dan memajukan penelitian dalam sistem pengobatan ayurveda. Kerangka kerja
biara memungkinkannya untuk memulai kamp-kamp yoga untuk para pengikut biara.
Ramdev menyederhanakan postur-postur yoga dan mulai mengajarkannya melalui televisi.
Beberapa klaim medisnya tidak ilmiah tetapi gaya komunikasinya yang memadukan kitab
suci agama, kebangaan nasional dan akal sehat yang menarik perhatian massa. Terlepas dari
beberapa kontroversi, ia menjadi semakin populer. Dalam sesi yoga, ia secara blak-blakan
menargetkan perusahaan multinasional (MNC) yang mengeksploitasi konsumen india dengan
produk-produk di bawah standar. Ia memiliki motivasi untuk kesejahteraan masyarakat dan
mendapatkan banyak kredibilitas dan legitimasi di India yang saat itu sedang mengalami
revolusi besar-besaran melawan skandal korupsi dan meningkatnya keresahan publik tentang
hubungan politik dan bisnis. Ramdev melakukan siaran langsung dari kamp-kamp dan tak
lama kemudian mulai berbicara tentang isu-isu nasional, khususnya masalah korupsi dan
ekonomi. Dia memulai sebuah latihan pendaftaran untuk gerakan nasional melawan korupsi
dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa sukarelawan menjadi karyawan dan distributor
Patanjali dan dengan ini ramdev memberikan sebuah seruan bahwa ia akan memulai sebuah
organisasi yang akan membebaskan masyarakat india dari eksploitasi ekonomi MNC.
Organisasi tersebut akan menyediakan produk yang berkualitas dengan harga murah dengan
prinsip pengobatan ayurveda. Semua keuntungan dari Patanjali akan digunakan untuk amal.
Ada tuduhan yang dibuat bahwa semua janji Baba ramdev tidak ditepati. Media dan para
analis akan setuju bahwa para bos perusahaan multinasional di India cenderung
membosankan. Gaya kepemimpinan Baba ramdev telah memungkinkan Patanjali menjadi
sebuah organisasi yang sangat dinamis. Hanya sedikit perusahaan rintisan yang mencoba
masuk ke dalam kategori FMCG. Yang mengejutkan adalah bahwa kepemimpinan organisasi
ini datang dari seseorang yang tidak memiliki pengetahuan bisnis yang sistematis.
C. Penyelesaian Masalah

1. About Patanjali

2. Time Frame Analysis


Baba Ramdev lahir di sebuah keluarga petani miskin dan seorang anak yang
sakit-sakitan. Untuk mengatasi sakitnya, ia mulai berlatih Yoga secara teratur dan
sembuh dari penyakitnya sehingga memicu ketertarikan terhadap Yoga dan Ayurved.
Baba Ramdev meninggalkan rumahnya dan pergi ke Haridwar di kaki bukit Himalaya
untuk belajar Yoga dan menjadi seorang biksu. Sebagai seorang biksu, ia
meninggalkan keluarganya untuk tinggal di sebuah biara. Setelah terpapar dengan
sistem biara, Ramdev termotivasi untuk menggunakan pengetahuannya tentang yoga
dan menggunakannya untuk kesadaran kesehatan. Tahun 2003 Ramdev mendapatkan
slot pagi di saluran TV spiritual untuk mengajar yoga. Dalam sesi yoga ini, Ramdev
menargetkan Perusahaan Multinasional (MNC) yang mengeksploitasi konsumen India
dengan produk-produk di bawah standar. Setelah terkenal Ramdev mulai berbicara
mengenai isu-isu nasional seperti korupsi dan ekonomi serta memulai sebuah
organisasi yang akan membebaskan masyarakat India dari eksploitasi ekonomi MNC.
Ramdev membuat sebuah formulir aplikasi untuk menjadi distributor di Patanjali
dimana melalui formulir ini Patanjali mendaftarkan para distributornya untuk sebuah
misi nasional dan tujuan yang mulia

Upaya Baba Ramdev telah membuahkan hasil, Patanjali muncul sebagai


'Pemberi Kerja Pilihan' karena banyak profesional yang secara mandiri maju untuk
bekerja dengan perusahaan. Pertumbuhan penjualan yang sangat besar, peningkatan
jumlah karyawan, implementasi ERP menunjukkan bahwa pesannya telah mendapat
dukungan dari karyawan, distributor dan konsumen. Kepercayaan yang didapatkan
oleh Baba Ramdev ini, meskipun ia tidak mengadopsi simbol-simbol kepemimpinan
konvensional. Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan bagaimana ia
memperoleh popularitas dan mendapatkan pengikut yang luas. Dimana, Baba Ramdev
adalah seorang guru yoga yang sangat terampil. Ia telah mengembangkan serangkaian
latihan yoga dan pranayama yang sederhana dan mudah dipahami, serta mengklaim
dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Keahliannya dalam yoga dan
kemampuannya untuk mengajarkan teknik-teknik ini kepada orang-orang telah
membantunya memperoleh kepercayaan dan pengakuan yang besar. Ramdev
menyederhanakan postur-postur yoga dan mulai mengajarkannya melalui televisi.

Beberapa klaim medisnya tidak ilmiah, tetapi gaya komunikasinya yang


memadukan kitab suci agama, kebanggaan nasional, dan akal sehatlah yang menarik
perhatian massa. Dengan siaran langsung dari kamp-kamp tersebut, Ramdev menjadi
terkenal. Tak lama kemudian, Ramdev mulai berbicara tentang isu-isu nasional,
khususnya masalah korupsi dan ekonomi. Dia memulai sebuah latihan pendaftaran
untuk gerakan nasional melawan korupsi dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa
dari para sukarelawan ini menjadi karyawan dan distributor Patanjali di masa depan.
Ia menyatakan bahwa organisasinya akan menyediakan produk-produk berkualitas
dengan harga murah menggunakan prinsip-prinsip Pengobatan Ayurveda India. Hal
ini telah menjadi proposisi nilai inti dari strategi periklanan Patanjali dan semua
merek mereka menekankan manfaat dari formulasi herbal ini. Ramdev telah
menyatakan bahwa semua keuntungan dari Patanjali akan digunakan untuk amal. Ia
mengatakan bahwa karena ia adalah seorang bhikkhu, ia tidak akan menerima gaji
atau membuat properti apapun dan Patanjali akan menggunakan semua
keuntungannya untuk menciptakan barang-barang publik.

Baba Ramdev telah memperoleh reputasi yang kuat sebagai seorang tokoh
spiritual yang dapat dipercaya. Ia dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana dan
dedikasinya terhadap prinsip-prinsip kehidupan yang sehat. Kredibilitas ini telah
membantu memperoleh kepercayaan dari banyak orang, termasuk pengikut dan
pendukungnya. Baba Ramdev telah terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan
kemanusiaan. Melalui organisasinya, Patanjali Yogpeeth, ia telah memberikan
kontribusi dalam bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pembangunan desa.
Upaya ini telah membantu memperkuat citra Baba Ramdev sebagai pemimpin yang
peduli dan berdedikasi pada kesejahteraan masyarakat. Baba Ramdev telah
mendapatkan dukungan dari beberapa partai politik di India. Keterlibatannya dalam
isu-isu politik, terutama terkait kebijakan kesehatan dan gaya hidup, telah membantu
meningkatkan profilnya dan membuatnya dikenal sebagai pemimpin dalam ranah
politik.

3. View point

Kasus ini akan dibahas dan dilihat dari sudut CEO perusahaan yang melihat
keberhasilan Baba Ramdev dimana dengan posisinya sebagai seorang biksu yang
tidak memiliki pendidikan yang cukup memadai sebagai seorang pemimpin, Baba
Ramdev mampu menyuarakan opini dan keberaniannya menargetkan Perusahaan
Multinasional (MNC) yang mengeksploitasi konsumen India dengan produk-produk
di bawah standar dan keberanian Baba Ramdev dalam mengangkat dan menyuarakan
isu-isu nasional di India seperti korupsi dan ekonomi serta memulai sebuah organisasi
yang akan membebaskan masyarakat India dari eksploitasi ekonomi MNC. Dalam
mendukung misi nasional dan tujuan yang mulia, Patanjali memberikan permohonan
yang diajukan kepada pelamar dan menanyakan apakah pemohon telah menjadi
anggota keluarga Patanjali dengan menjadi sukarelawan di kamp-kamp yoga Baba
Ramdev.
4. SWOT Analysis

S W O T
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITIES THREAT

● Gaya komunikasi ● Baba Ramdev lebih ● Baba Ramdev ● Perusahaan


yang memadukan memfokuskan diri membangun Multinasional
kitab suci agama, pada keahliannya reputasinya dari (MNC) yang
kebanggaan dalam yoga dan kepercayaaan mengeksploitasi
nasional dan akal kredibilitas masyarakat konsumen India
sehat yang dapat spiritual daripada kepadanya karena dengan
menarik perhatian mengandalkan dirinya adalah produk-produk di
masyarakat. simbol-simbol seorang tokoh bawah standar.
● Keahliannya dalam kepemimpinan spiritual yang dapat ● India yang saat itu
yoga dan yang konvensional dipercaya. sedang mengalami
kemampuannya ● Simbol-simbol ● Baba Ramdev revolusi
untuk mengajarkan eksternal dianggap menggunakan besar-besaran
teknik-teknik kurang penting media dengan melawan skandal
kepada masyarakat karena efektif untuk korupsi dan
yang telah integritasnya pada menyebarkan meningkatnya
membantunya tindakan dan pesan-pesannya. keresahan publik
untuk mendapatkan prinsip-prinsip ● Keterampilan tentang hubungan
kepercayaan dan yang dipegang dalam politik dan bisnis.
pengakuan yang bukan pada berkomunikasi dan ● Kekecewaan
besar. tampilan atau berinteraksi dengan masyarakat India
● Baba Ramdev atribut fisik. media telah kepada para
terlibat dalam membantu dalam pemangku
kegiatan sosial dan memperluas kebijakan akibat
kemanusiaan, pengaruhnya. skandal korupsi
karena hal itu ● Keterlibatannya yang terjadi di
membantu terhadap isu-isu negara India
memperkuat cita politik, terkait ● Tuduhan kepada
Baba Ramdev kebijakan Baba Ramdev
sebagai pemimpin kesehatan dan gaya terkait janji-janji
yang peduli dan hidup yang mana yang diberikan
berdedikasi telah membantu kepada
terhadap dalam masyarakat yang
kesejahteraan meningkatkan tidak ditepatinya.
masyarakat. profilnya dan ● Adanya berita
● Baba Ramdev telah menjadikannya miring dari Media
menyatakan bahwa dikenal sebagai karena mencurigai
semua keuntungan pemimpin. Baba Ramdev yang
dari Patanjali akan ● Gerakan nasional tidak mengambil
digunakan untuk melawan korupsi gajinya tetapi tetap
amal, karena dan kesejahteraan memiliki
dirinya seorang masyarakat, kehidupan yang
biksu ia tidak akan beberapa dari mewah
menerima gaji atau sukarelawan adalah
membuat properti karyawan dan
apapun dan distributor patanjali
Patanjali akan yang menyatakan
menggunakan bahwa organisasi
semua akan menyediakan
keuntungannya produk-produk
untuk menciptakan berkualitas dengan
barang-barang harga murah
publik. menggunakan
● Melalui prinsip pengobatan
organisasinya Ayurveda India.
patanjali telah ● Baba Ramdev
memberikan membuat sebuah
kontribusi dalam formulir aplikasi
bidang pendidikan, untuk menjadi
pelayanan distributor di
kesehatan dan Patanjali dimana
pembangunan desa. melalui formulir ini
Untuk membantu Patanjali
memperkuat citra mendaftarkan para
Baba Ramdev distributornya
sebagai pemimpin untuk sebuah misi
yang peduli dan nasional dan tujuan
berdedikasi pada yang mulia.
kesejahteraan ● Para bos
masyarakat. perusahaan
multinasional
(MNC) yang ada di
India cenderung
membosankan
sehingga menjadi
peluang pasar bagi
perusahaan
Patanjali.

5. Basic root of problem


Inti permasalahan yang timbul disini adalah dimana kesuksesan Patanjali yang
pemimpin organisasinya datang dari seseorang yang tidak memiliki pengetahuan
bisnis yang terstruktur. Dimana Baba Ramdev yang hanya merupakan seorang Biksu,
tidak memiliki pendidikan formal, tetapi berhasil mendapatkan tingkat kepercayaan
penuh dari karyawannya sebagai seorang pemimpin.
6. Alternative courses of action
Dalam kasus ini, telah diberikan dan dijelaskan beberapa alternatif solusi
tentang suksesnya perusahaan patanjali yang dipimpin oleh Baba Ramdev yaitu:
● Kualifikasi pendidikan yang baik merupakan salah satu faktor penting yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, seperti yang dijelaskan dalam kasus ini
dimana Baba Ramdev adalah seorang guru yoga yang sangat terampil. Ia telah
mengembangkan serangkaian latihan yoga dan pranayama yang sederhana dan
mudah dipahami, serta mengklaim dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Keahliannya dalam yoga dan kemampuannya untuk mengajarkan
teknik-teknik ini kepada orang-orang telah membantunya memperoleh
kepercayaan dan pengakuan yang besar.
PRO:
1. Kualifikasi pendidikan yang baik memberikan pemimpin pengetahuan yang
substansial dalam bidang yang relevan. Dengan pemahaman yang mendalam
tentang subjek atau industri yang mereka pimpin, pemimpin dapat membuat
keputusan yang informan dan mengembangkan strategi yang efektif.
Pengetahuan yang kuat membantu pemimpin memahami isu-isu kompleks,
mengidentifikasi peluang, dan menghadapi tantangan dengan cara yang lebih
terinformasi.
2. Jika pemimpin memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
karyawannya, maka hal ini akan membantu pemimpin untuk mendapatkan
kepercayaan dari para karyawan.
3. Pendidikan tidak hanya memberikan para pemimpin bisnis kedalaman
intelektual tetapi juga legitimasi untuk memegang posisi kepemimpinan
4. Para pemimpin memiliki insentif untuk menggunakan pendidikan sebagai
simbol untuk berkomunikasi dengan para karyawan mereka. Para karyawan
cenderung mempercayai pemimpin yang mereka anggap kompeten
5. Pendidikan yang baik juga membantu pemimpin mengembangkan
keterampilan komunikasi yang efektif. Pemimpin yang dapat menyampaikan
gagasan mereka dengan jelas, mempengaruhi orang lain melalui komunikasi
yang persuasif, dan mendengarkan dengan baik dapat membangun hubungan
yang kuat dan menginspirasi pengikut. Keterampilan komunikasi yang baik
membantu pemimpin dalam memimpin, memotivasi, dan mempengaruhi
orang lain dengan cara yang positif.
KONTRA:
1. Pengalaman praktis dalam dunia nyata sering kali lebih berharga daripada
kualifikasi pendidikan formal. Seorang pemimpin yang memiliki pengalaman
kerja yang luas dan berhasil dalam situasi yang beragam dapat
mengembangkan keahlian praktis, pemahaman yang mendalam tentang
dinamika organisasi, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat.
Pengalaman ini dapat memberikan wawasan dan perspektif yang tidak dapat
diperoleh melalui pendidikan formal saja. Seperti yang dimiliki oleh Baba
Ramdev yang tidak memiliki kualifikasi pendidikan formal tetapi berdasarkan
pengalamannya sebagai seorang biksu yang berhasil membuat patanjali
menjadi sukses.
2. Konteks dan perubahan lingkungan yang cepat dapat mengubah kebutuhan
dan tuntutan pemimpin. Pendidikan formal mungkin tidak selalu mampu
mengikuti perubahan tersebut dengan cepat. Pemimpin yang lebih fleksibel
dan adaptif dapat memiliki keunggulan dalam menghadapi perubahan yang
tidak dapat diprediksi dengan akurat oleh pendidikan formal
3. Kepemimpinan yang efektif membutuhkan berbagai kualitas dan bakat yang
tidak selalu terkait dengan kualifikasi pendidikan. Misalnya, empati,
kepemimpinan yang inklusif, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan
beragam kelompok dapat menjadi faktor yang lebih penting dalam
membangun hubungan dan mempengaruhi pengikut. Kualifikasi pendidikan
yang baik tidak selalu menjamin pengembangan kualitas kepemimpinan ini.
● Seorang pemimpin yang cerdas secara etis akan memiliki pengaturan
pembagian keuntungan yang adil dalam organisasinya. Paket kompensasinya
tidak boleh lebih dari 50 kali gaji rata-rata. Dalam kerangka kerja organisasi
khusus, hasil akhir harus dilihat sebagai kumulatif dari kinerja individu.
Secara umum sangat sulit untuk membenarkan bahwa satu peran akan menarik
kompensasi yang lebih besar dari 50 kali lipat dari gaji rata-rata dalam
organisasi. Semakin besar kesenjangannya, semakin besar pula kemungkinan
akan menimbulkan perasaan tidak adil. Seperti yang dilakukan Baba Ramdev
yang tidak mengambil gaji dalam bisnisnya dimana ia tidak akan menerima
gaji atau membuat properti apapun dan Patanjali akan menggunakan semua
keuntungannya untuk menciptakan barang-barang publik.
PRO:
1. Jika pemimpin menegaskan hak vetonya dan kompensasinya dianggap tidak
adil, maka ia akan kehilangan modal etisnya. Oleh karena itu, pemimpin perlu
memperhatikan aspek ini sehingga ia dapat menggunakan kompensasi sebagai
simbol
2. Jika pemimpin dianggap beretika maka membentuk hubungan saling percaya
dengan karyawan dapat menjadi mudah.
3. Sebagian besar organisasi lain memiliki perbedaan yang sangat tajam antara
gaji rata-rata karyawan dan pemimpinnya. Hal ini telah menyebabkan krisis
kepemimpinan yang melanda perusahaan-perusahaan di berbagai sektor
industri
4. Memiliki pengaturan pembagian keuntungan yang adil membantu pemimpin
memelihara kepercayaan karyawan dan meningkatkan motivasi mereka.
Ketika karyawan merasa bahwa mereka diperlakukan dengan adil dan dihargai
atas kontribusi mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan
baik dan berkontribusi lebih untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Kebijakan pembagian keuntungan yang adil dapat membantu pemimpin
mempertahankan karyawan yang berkualitas dan menarik bakat baru untuk
bergabung dengan organisasi. Ketika organisasi dikenal memiliki kebijakan
pembagian keuntungan yang adil, ini menciptakan reputasi yang baik di
kalangan karyawan potensial.
KONTRA:
1. Keputusan tentang pembagian keuntungan tidak selalu sederhana dan dapat
melibatkan banyak faktor yang kompleks. Terdapat berbagai pertimbangan
yang harus diperhatikan, seperti kontribusi individual, kinerja, tanggung
jawab, investasi, dan risiko yang diambil. Terkadang, keputusan pembagian
keuntungan yang adil tidak dapat dipastikan dengan jelas, dan pemimpin harus
mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan situasi spesifik
organisasi dan pasar.
2. Ketika pemimpin fokus terlalu kuat pada pembagian keuntungan yang adil,
dapat terjadi konflik antara kesetaraan dan motivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerja. Jika pembagian keuntungan dilakukan secara merata
tanpa mempertimbangkan kinerja individu, ini dapat mengurangi insentif bagi
karyawan untuk bekerja lebih keras atau berinovasi. Dalam beberapa situasi,
penting bagi pemimpin untuk mengimplementasikan insentif dan penghargaan
yang berdasarkan kinerja untuk memotivasi pertumbuhan dan pencapaian
yang lebih baik.
3. Terkadang, pembagian keuntungan yang adil dalam jangka pendek mungkin
tidak sejalan dengan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang
organisasi. Untuk menginvestasikan kembali keuntungan ke dalam penelitian
dan pengembangan, ekspansi bisnis, atau pengembangan karyawan, pemimpin
mungkin perlu mengambil keputusan yang berbeda tentang pembagian
keuntungan. Penting bagi pemimpin untuk mempertimbangkan keberlanjutan
dan pertumbuhan jangka panjang

● Perilaku pemimpin perlu mempertimbangkan aspek-aspek ini karena ia dapat


menggunakan isyarat sub-lingual untuk berkomunikasi dengan para
karyawannya. Pemimpin dapat berperilaku dengan cara yang selaras dengan
lingkungan makro organisasi. Hal ini dapat menyebabkan penerimaan yang
lebih luas terhadap gaya kepemimpinan mereka. Jika perilaku pemimpin
dianggap positif, maka ia mungkin dapat menghasilkan lebih banyak
kepercayaan dari para karyawannya. seperti yang terjadi pada perusahaan
patanjali yang memiliki pemimpin Baba Ramdev yang memiliki sikap yang
baik dalam berkomunikasi dengan karyawannya. sehingga ia mendapatkan
kepercayaan penuh dari karyawannya.
PRO:
1. Ketika seorang pemimpin berperilaku dengan cara yang selaras dengan
nilai-nilai dan norma-norma organisasi, ini dapat meningkatkan keterlibatan
karyawan. Para karyawan merasa lebih terhubung dengan tujuan dan
nilai-nilai organisasi dan merasa bahwa pemimpin mereka memahami dan
mendukung visi tersebut. Ini dapat membantu menciptakan iklim kerja yang
positif, di mana karyawan merasa diberdayakan dan termotivasi untuk
berkontribusi secara maksimal
2. Pemimpin yang konsisten dalam perilaku mereka dengan nilai-nilai organisasi
dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas di antara karyawan. Ketika
pemimpin dilihat sebagai seseorang yang dapat diandalkan dan memiliki
integritas, karyawan akan lebih cenderung mempercayai dan mengikuti
arahnya. Kepercayaan yang kuat antara pemimpin dan karyawan adalah
fondasi yang penting untuk kolaborasi, komunikasi yang efektif, dan
pencapaian tujuan bersama.
3. Pemimpin yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai organisasi dapat
membantu membangun dan mempertahankan budaya organisasi yang positif.
Mereka menjadi contoh yang baik bagi karyawan lain dan dapat menginspirasi
orang lain untuk mengadopsi perilaku yang selaras dengan nilai-nilai tersebut.
Budaya organisasi yang positif menciptakan lingkungan yang
mempromosikan kerjasama, inovasi, dan kepemimpinan berdasarkan
nilai-nilai.
4. Pemimpin yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai organisasi dapat
meningkatkan retensi karyawan yang baik dan meningkatkan produktivitas
mereka. Karyawan cenderung tetap berada dalam organisasi ketika mereka
merasa terhubung dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi. Pemimpin yang
dapat membangun ikatan emosional dan memberikan arti pada pekerjaan
karyawan akan membantu meningkatkan loyalitas mereka dan mengurangi
tingkat pergantian karyawan. Selain itu, karyawan yang merasa terhubung
dengan nilai-nilai organisasi cenderung lebih termotivasi dan produktif dalam
pekerjaan mereka
5. Pemimpin yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai organisasi dapat
membantu membangun reputasi yang baik bagi organisasi di mata publik.
Ketika pemimpin mempraktikkan perilaku yang positif dan bertanggung
jawab, ini mencerminkan keseluruhan citra dan integritas organisasi. Reputasi
yang baik dapat mempengaruhi persepsi publik, menguntungkan dalam
menjalin hubungan dengan pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat umum
secara keseluruhan.
KONTRA:
1. Perilaku pemimpin yang selaras dengan lingkungan makro organisasi tidak
selalu menghasilkan penerimaan yang lebih luas jika ada ketidakselarasan atau
ketidakcocokan antara nilai-nilai individu dan nilai-nilai organisasi. Karyawan
memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang beragam, dan mereka mungkin
tidak sepenuhnya setuju atau mempercayai nilai-nilai yang diusung oleh
organisasi. Dalam situasi ini, pemimpin yang berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai organisasi mungkin tidak memperoleh kepercayaan penuh dari
semua karyawan
2. Faktor-faktor eksternal seperti budaya, norma, dan tuntutan bisnis dapat
mempengaruhi persepsi dan penerimaan terhadap perilaku pemimpin.
Meskipun pemimpin dapat berperilaku sesuai dengan lingkungan makro
organisasi, faktor-faktor eksternal yang tidak terkendali seperti kebiasaan
budaya yang berbeda atau persaingan yang intens dapat mengaburkan persepsi
dan mengurangi penerimaan terhadap pemimpin tersebut
3. Meskipun pemimpin berperilaku sesuai dengan lingkungan makro organisasi,
masih ada kemungkinan bahwa mereka memiliki kelemahan atau kekurangan
dalam aspek lain kepemimpinan. Pemimpin yang berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai organisasi tetapi memiliki keterampilan komunikasi yang buruk,
kurangnya kejelian dalam pengambilan keputusan, atau kurangnya
kemampuan untuk menginspirasi karyawan, mungkin tidak dapat mencapai
tingkat kepercayaan dan penerimaan yang diharapkan.
4. Persepsi terhadap perilaku pemimpin adalah subjektif dan dapat berbeda
antara individu dan kelompok. Meskipun perilaku pemimpin dianggap positif
oleh beberapa karyawan, tidak dapat dijamin bahwa persepsi tersebut akan
sama di antara semua anggota tim. Perbedaan persepsi dapat mempengaruhi
tingkat penerimaan dan kepercayaan terhadap pemimpin, meskipun mereka
berperilaku sesuai dengan lingkungan makro organisasi.

7. Conclusion
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan bercermin dengan suksesnya
patanjali adalah sebagai seorang pemimpin dalam perusahaan harus mampu
mendapatkan rasa kepercayaan dari karyawannya dengan berkomunikasi secara baik.
Untuk mendapatkan kepercayaan ini hal yang harus dimiliki sebagai seorang
pemimpin yang baik adalah Kualifikasi pendidikan yang baik, dimana pendidikan
merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
seperti yang dijelaskan dalam kasus ini dimana Baba Ramdev adalah seorang guru
yoga yang sangat terampil. Ia telah mengembangkan serangkaian latihan yoga dan
pranayama yang sederhana dan mudah dipahami, serta mengklaim dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Keahliannya dalam yoga dan kemampuannya
untuk mengajarkan teknik-teknik ini kepada orang-orang telah membantunya
memperoleh kepercayaan dan pengakuan yang besar. Kemudian sebagai seorang
pemimpin yang cerdas secara etis akan memiliki pengaturan pembagian keuntungan
yang adil dalam organisasinya. Paket kompensasi yang diberikan tidak boleh lebih
dari 50 kali gaji rata-rata. Dalam kerangka kerja organisasi khusus, hasil akhir harus
dilihat sebagai kumulatif dari kinerja individu. Secara umum sangat sulit untuk
membenarkan bahwa satu peran akan menarik kompensasi yang lebih besar dari 50
kali lipat dari gaji rata-rata dalam organisasi. Semakin besar kesenjangannya, semakin
besar pula kemungkinan akan menimbulkan perasaan tidak adil. Seperti yang
dilakukan Baba Ramdev yang tidak mengambil gaji dalam bisnisnya dimana ia tidak
akan menerima gaji atau membuat properti apapun dari Patanjali dan akan
menggunakan semua keuntungan Patanjali untuk menciptakan barang-barang publik.
Terakhir, perilaku pemimpin perlu mempertimbangkan aspek-aspek ini karena ia
dapat menggunakan isyarat sub-lingual untuk berkomunikasi dengan para
karyawannya. Pemimpin dapat berperilaku dengan cara yang selaras dengan
lingkungan makro organisasi. Hal ini dapat menyebabkan penerimaan yang lebih luas
terhadap gaya kepemimpinan mereka. Jika perilaku pemimpin dianggap positif, maka
pemimpin mungkin dapat menghasilkan lebih banyak kepercayaan dari para
karyawannya, seperti yang terjadi pada perusahaan Patanjali yang memiliki pemimpin
Baba Ramdev yang memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan
karyawannya sehingga ia mendapatkan kepercayaan penuh dari karyawannya.

8. Implementation programs
Implementasi Jangka Pendek
1. Komunikasi Terbuka
Penting untuk menciptakan saluran komunikasi yang terbuka antara
manajemen dan karyawan. Jelaskan dengan jelas visi, tujuan, dan rencana
perusahaan kepada karyawan. Berikan kesempatan bagi karyawan untuk
menyampaikan pendapat, masukan, dan keprihatinan mereka melalui
pertemuan tatap muka, surat kabar perusahaan, forum online, atau alat
komunikasi lainnya.
2. Transparansi Informasi
Bagikan informasi secara transparan kepada karyawan mengenai kebijakan
perusahaan, kinerja keuangan, perubahan organisasional, dan pengambilan
keputusan yang memengaruhi mereka. Ini membantu mengurangi
ketidakpastian dan menciptakan kepercayaan bahwa karyawan memiliki akses
ke informasi yang relevan.
3. Keterlibatan Karyawan
Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
mereka. Dengan melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan,
mereka merasa dihargai dan memiliki peran aktif dalam membentuk arah
perusahaan. Keterlibatan karyawan Ini dapat dilakukan melalui kelompok
kerja, komite karyawan, atau program "ide dan saran" yang mendorong
partisipasi aktif.
4. Berikan Dukungan dan Pengakuan
Berikan dukungan kepada karyawan dalam mencapai tujuan mereka dan
menghadapi tantangan. Berikan umpan balik yang konstruktif dan
terus-menerus, serta akui kontribusi mereka dengan cara yang sesuai, seperti
penghargaan, apresiasi publik, atau kesempatan pengembangan.
5. Pemimpin yang Teladan
Pemimpin perusahaan harus menjadi contoh yang baik dalam membangun
kepercayaan. Penting bagi pemimpin untuk berperilaku konsisten, jujur, adil,
dan transparan. Mereka harus mendengarkan dengan empati, mempraktikkan
komunikasi yang terbuka, dan menghormati kontribusi karyawan.
6. Pelatihan dan Pengembangan
Sediakan pelatihan dan pengembangan yang relevan untuk meningkatkan
keterampilan dan kompetensi karyawan. Ini membantu memperkuat
kepercayaan karyawan terhadap perusahaan dan menciptakan rasa percaya diri
dalam kemampuan mereka sendiri.
7. Tanggapi Masalah dengan Cepat
Tanggapi masalah atau keluhan karyawan dengan cepat dan tindak lanjuti
dengan solusi yang memadai. Jangan mengabaikan atau menunda menangani
masalah yang mungkin muncul. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
peduli dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik.
Implementasi Jangka Panjang
1. Budaya Perusahaan yang Terbuka dan Transparan
Ciptakan budaya perusahaan yang mendorong komunikasi terbuka dan
transparan. Fasilitasi saluran komunikasi yang mudah diakses, baik secara
formal maupun informal, sehingga karyawan merasa nyaman untuk
menyampaikan masukan, ide, atau keprihatinan mereka.
2. Membuat Kebijakan yang Adil dan Konsisten
Pastikan bahwa kebijakan perusahaan diterapkan dengan adil dan konsisten
untuk semua karyawan. Jaga agar keputusan-keputusan penting yang
mempengaruhi karyawan diambil berdasarkan prinsip keadilan dan
transparansi.
3. Keterlibatan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan
Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi mereka. Libatkan mereka dalam pembentukan strategi,
perencanaan, dan implementasi rencana perusahaan. Hal ini membantu
karyawan merasa memiliki peran aktif dalam perkembangan perusahaan dan
meningkatkan kepercayaan mereka.
4. Pemimpin yang Menjadi Teladan
Pemimpin perusahaan harus menjadi teladan dalam membangun kepercayaan.
Tunjukkan konsistensi, kejujuran, dan integritas dalam tindakan dan
komunikasi. Jalin hubungan yang kuat dengan karyawan dan berikan
dukungan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pengembangan mereka.
5. Pembangunan Keterampilan dan Pengembangan Karir
Berikan peluang untuk pengembangan keterampilan dan karir karyawan.
Dukung mereka dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mereka
melalui pelatihan, sertifikasi, atau program pengembangan. Ini menunjukkan
bahwa perusahaan peduli dengan pertumbuhan individual dan profesional
karyawan.
6. Pengakuan dan Penghargaan
Berikan pengakuan dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi dan
berkontribusi secara signifikan. Apresiasi publik, bonus, penghargaan
karyawan, atau program insentif lainnya dapat meningkatkan kepercayaan dan
motivasi karyawan.
7. Membangun Tim yang Solid
Fokus pada pembangunan tim yang solid dengan kerjasama, saling percaya,
dan dukungan antar anggota tim. Mendorong kolaborasi dan komunikasi yang
baik di antara tim, serta mendukung pengembangan hubungan kerja yang
positif.
8. Membangun Lingkungan Kerja yang Sehat
Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan dan keseimbangan
kehidupan kerja-keluarga bagi karyawan. Fasilitasi program kesejahteraan
karyawan, dukungan kesehatan mental, dan kebijakan yang mendukung
kehidupan kerja yang seimbang.
9. Future trends
1. Pertumbuhan Pasar Produk Organik dan Alami
Kesadaran konsumen tentang kesehatan dan keberlanjutan semakin
meningkat. Ini dapat mendorong permintaan yang lebih besar untuk produk
organik dan alami, seperti yang ditawarkan oleh Patanjali.
Perusahaan-perusahaan yang mampu menangkap tren ini dan menawarkan
produk yang sesuai dapat mengalami pertumbuhan yang signifikan.
2. Digitalisasi dan E-commerce
Perkembangan teknologi dan pertumbuhan e-commerce telah mengubah cara
orang berbelanja. Perusahaan harus mempertimbangkan strategi digital dan
menghadirkan produk mereka secara online untuk mencapai pasar yang lebih
luas. Memperkuat kehadiran online dan meningkatkan pengalaman pembelian
dapat menjadi faktor kunci dalam kesuksesan bisnis di masa depan.
3. Inovasi Produk dan Pengembangan Berkelanjutan
Tuntutan konsumen terus berkembang, dan perusahaan perlu terus berinovasi
dalam pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan aspek keberlanjutan dan
mengadopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan untuk menghadapi
tantangan perubahan iklim dan tuntutan konsumen yang semakin besar
terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.
4. Fokus pada Kesehatan dan Kebugaran
Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebugaran semakin tinggi di
kalangan konsumen. Produk-produk yang mengedepankan aspek kesehatan,
makanan fungsional, suplemen nutrisi, dan gaya hidup sehat akan terus
menjadi tren yang signifikan. Perusahaan dapat memanfaatkan tren ini dengan
mengembangkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan
kebugaran pelanggan.
5. Keterlibatan dan Transparansi Konsumen
Konsumen semakin menginginkan keterlibatan dalam proses pembelian dan
ingin tahu lebih banyak tentang asal-usul produk, bahan-bahan yang
digunakan, dan praktik produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Transparansi menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan
konsumen. Perusahaan harus menjaga komunikasi terbuka dengan pelanggan
dan memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang produk mereka.
6. Globalisasi dan Ekspansi Pasar
Perusahaan-perusahaan seperti Patanjali menunjukkan potensi ekspansi pasar
yang signifikan di luar negara asal mereka. Globalisasi akan terus menjadi
tren, dengan perusahaan mencari peluang di pasar internasional yang belum
terjelajahi. Ekspansi ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang
pasar yang dituju dan adaptasi strategi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan
lokal.

Reference

Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.
Five Lesson

Sari Mardiani
1. Keberhasilan sebagai seorang pemimpin adalah harus mampu berkomunikasi dengan
baik dan mendapatkan kepercayaan dari karyawannya untuk membuat perusahaan
yang dipimpinnya berjalan dengan baik. seperti yang telah diterapkan oleh Baba
Ramdev yang berhasil membangun patanjali dan sukses, karena mendapatkan
kepercayaan dan dukungan dari karyawannya
2. Untuk menghadapi ancaman dari pesaing yang kuat, bisnis harus fokus pada inovasi
dan diferensiasi. Dalam kasus Patanjali, keberhasilan mereka didorong oleh
produk-produk yang berbeda dan penggunaan bahan-bahan alami. Bisnis harus terus
mencari cara untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan membedakan diri
dari pesaing.
3. Dalam kasus Patanjali juga dapat diambil pelajaran bahwa Tanggung jawab sosial
perusahaan dapat meningkatkan citra dan kepercayaan pelanggan. Baba Ramdev telah
terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Melalui organisasinya,
Patanjali Yogpeeth, ia telah memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan pembangunan desa. Upaya ini telah membantu memperkuat
citra Baba Ramdev sebagai pemimpin yang peduli dan berdedikasi pada kesejahteraan
masyarakat
4. Dalam kasus Patanjali ini juga dapat diambil pelajaran bahwa sebagai seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi dengan baik, seperti dalam kasus
ini dimana Baba Ramdev telah menggunakan media dengan efektif untuk
menyebarkan pesan-pesannya. Ia sering muncul di acara televisi, mengadakan kelas
dan seminar yoga di berbagai tempat, dan menggunakan platform digital untuk
mencapai audiens yang lebih luas. Keterampilannya dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan media telah membantu memperluas pengaruhnya.
5. Pelajaran penting juga dari kasus patanjali ini adalah pentingnya memahami dan
mengelola risiko dalam bisnis. Masuknya tiba-tiba pesaing kuat seperti Patanjali
mengganggu pasar dan memiliki dampak yang signifikan bagi para pemain yang
sudah mapan seperti Unilever dan P&G. Penting bagi bisnis untuk melakukan
analisis pasar yang mendalam dan penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan
mengatasi risiko yang ada.

Rahmi Putri Sari


1. Membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim melalui empati dan
keterhubungan adalah kunci dalam kepemimpinan yang berhasil. Meskipun tidak
memiliki kemampuan yang diharapkan secara standar, pemimpin yang mampu
mendengarkan, memahami, dan menghargai kebutuhan dan perspektif anggota tim
dapat menciptakan ikatan yang kuat dan meningkatkan kepercayaan.
2. Pemimpin yang berhasil mampu memotivasi dan menginspirasi anggota tim untuk
mencapai hasil yang luar biasa. Walaupun mungkin tidak memiliki kemampuan teknis
yang tinggi, pemimpin yang mampu membangkitkan semangat dan memancarkan
energi positif dapat mempengaruhi kinerja tim secara positif.
3. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif sangat penting dalam kepemimpinan
yang berhasil. Pemimpin yang dapat menyampaikan visi dengan jelas, memotivasi
tim, dan menjalin komunikasi yang terbuka dapat membantu mengatasi kekurangan
lainnya dan membangun kepercayaan.
4. Transparansi dan Komunikasi Terbuka: Pemimpin yang berhasil dalam menjaga
kepercayaan karyawan adalah mereka yang menerapkan transparansi dan komunikasi
terbuka. Mereka secara jelas dan jujur menyampaikan informasi penting, kebijakan
perusahaan, dan pengambilan keputusan kepada karyawan. Dengan demikian,
karyawan merasa dihargai, diikutsertakan, dan memiliki pemahaman yang baik
tentang arah perusahaan.
5. Pemimpin yang berhasil dalam menjaga kepercayaan karyawan adalah mereka yang
membangun hubungan yang kuat dengan tim mereka. Mereka menunjukkan minat
dan perhatian terhadap karyawan, mendengarkan dengan empati, dan menciptakan
iklim kerja yang inklusif. Pemimpin juga mendorong keterlibatan karyawan dalam
pengambilan keputusan, memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat,
dan memberdayakan mereka untuk mengambil inisiatif. Dengan demikian, pemimpin
membangun kepercayaan dan rasa kepemilikan yang kuat di antara karyawan.
6. Pemimpin yang berhasil menjaga kepercayaan karyawan adalah mereka yang
memberikan kesempatan pengembangan karir kepada tim mereka. Mereka
memberikan dukungan dan sumber daya untuk pengembangan keterampilan dan
kemampuan profesional karyawan. Pemimpin membantu karyawan mencapai tujuan
karir mereka, baik melalui pelatihan, mentorship, atau promosi yang tepat. Dengan
memberikan kesempatan untuk pertumbuhan, pemimpin memperlihatkan komitmen
terhadap perkembangan karyawan dan membangun kepercayaan yang kokoh.

Indah Firva Wulandari

1. Komunikasi yang efektif dan membangun kepercayaan, kemampuan untuk


berkomunikasi dengan baik dan membangun kepercayaan dengan karyawan sangat
penting dalam kepemimpinan yang sukses. Hubungan yang didasarkan pada saling
percaya menjadi dasar yang kuat dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif
dan harmonis.
2. Kualifikasi pendidikan sebagai simbol penting, dapat menjadi simbol kuat yang
diperlukan untuk memperoleh kepercayaan dan penghargaan dari karyawan.
Meskipun pengalaman dan keterampilan juga penting, kualifikasi pendidikan dapat
memberikan legitimasi dan pengakuan bagi seorang pemimpin.
3. Kredibilitas dan reputasi, membangun reputasi yang kuat dan memiliki kredibilitas
yang tinggi merupakan aset berharga bagi seorang pemimpin. Melalui dedikasi pada
prinsip-prinsip yang benar dan tindakan yang konsisten, pemimpin dapat memperoleh
kepercayaan dan dukungan dari karyawan dan masyarakat luas.
4. Penggunaan media dengan efektif, kemampuan untuk menggunakan media dengan
efektif dapat membantu memperluas pengaruh dan mencapai audiens yang lebih luas.
Melalui media, seorang pemimpin dapat menyampaikan pesan-pesan mereka,
mempengaruhi persepsi publik, dan memperkuat citra kepemimpinan mereka.
5. Mengelola risiko dengan bijaksana, merupakan aspek penting dalam bisnis.
Pemasukan pesaing yang kuat dapat mengganggu pasar, dan pemimpin perlu
melakukan analisis pasar yang mendalam serta mengidentifikasi risiko yang ada.
Dengan pengelolaan risiko yang tepat, pemimpin dapat mengatasi tantangan yang
muncul dan mempertahankan keberhasilan bisnis.
Afifah Ammanda
1. Ketika para pemimpin dan pengikut berkomunikasi secara efektif di antara mereka,
hal ini dapat mengarah pada pembentukan hubungan yang saling percaya. Hubungan
inilah yang menjadi dasar dari kepemimpinan yang efektif.
2. Kualifikasi pendidikan pemimpin adalah salah satu simbol yang sangat kuat yang
dapat digunakan oleh para pemimpin. Umumnya karyawan suatu organisasi masuk ke
dalam organisasi berdasarkan kualifikasi mereka. Oleh karena itu, mereka cenderung
menjunjung tinggi kualifikasi pendidikan.
3. Baba Ramdev telah memperoleh reputasi yang kuat sebagai seorang tokoh spiritual
yang dapat dipercaya. Ia dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana dan
dedikasinya terhadap prinsip-prinsip kehidupan yang sehat. Kredibilitas ini telah
membantu memperoleh kepercayaan dari banyak orang, termasuk pengikut dan
pendukungnya.
4. Baba Ramdev menggunakan media dengan efektif untuk menyebarkan
pesan-pesannya. Ia sering muncul di acara televisi, mengadakan kelas dan seminar
yoga di berbagai tempat, dan menggunakan platform digital untuk mencapai audiens
yang lebih luas.
5. Gaya kepemimpinan Baba ramdev telah memungkinkan Patanjali menjadi sebuah
organisasi yang sangat dinamis. Hanya sedikit perusahaan rintisan yang mencoba
masuk ke dalam kategori FMCG. Yang mengejutkan adalah bahwa kepemimpinan
organisasi ini datang dari seseorang yang tidak memiliki pengetahuan bisnis yang
sistematis.

Anda mungkin juga menyukai