Anda di halaman 1dari 12

PERAN KEPEMIMPINAN PADA PENINGKATAN KUALITAS DI

DAERAH
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai bangsa yang besar dan semakin diperhitungkan di kancah internasional,


Indonesia memiliki banyak tantangan yang harus diselesaikan. Membangun Indonesia berarti
membangun mental rakyatnya sehingga gagasan revolusi mental pun lahir dan dicetuskan
pemerintah sebagai gerakan yang masif. Untuk proses perubahan besar itu, kepemimpinan
model lama pun tidak akan cocok lagi dan oleh karena itu harus dikoreksi atau dikembangkan.
Dengan generasi muda di Indonesia yang tumbuh begitu pesat, maka gaya kepemimpinan yang
muncul pun harus menyesuaikan ritme dan polanya. Generasi milenial yang saat ini
memengaruhi banyak hal juga harus dipimpin dengan gaya kepemimpinan milenial.

Chaniago (2017) pemimpin memiliki peran. Pemimpin memiliki fungsi utama yang
berhubungan dengan tugas memecahkan masalah. Gaya kepemimpinan menggambarkan
tentang pola perilaku yang mempengaruhi bagaimana pekerjaan dilaksanakan oleh
bawahannya. Penelitian oleh Reza (2010) menegaskan terdapat pengaruh antara gaya
kepemimpinan dengan motivasi sebagai suatu reaksi sebab akibat. Gaya kepemimpinan
tertentu mengundang motivasi dari bawahannya. Akibatnya, tujuan organisasi maupun
lembaga dapat tercapai dengan lebih baik.

Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi masyarakat milenial saat ini dan
kedepan menjadi satu tantangan yang kritis. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan karakter sejak lahir. Pada zaman ketika pemimpin dilahirkan dari
para raja-raja bisa dikatakan demikian karena yang mendapatkan ilmu-ilmu dan pengalaman
kepemimpinan hanya ada di lingkungan kerajaan.

Namun seiring perkembangan zaman, banyak pemimpin muncul akibat tuntutan dan
kondisi lingkungan pada saat itu. Pada zaman penjajahan, karakter para pemimpin terbentuk
dalam perjuangan melawan penjajah. Mereka pejuang yang terbentuk oleh intelektual dan
memiliki idealisme yang bisa menghasilkan rumusan ideologi bangsa yang menjadi dasar-
dasar dan pedoman perjalanan dan kehidupan bangsa kita. Namun mencari pemimpin yang
tepat untuk masa sekarang dan akan datang menjadi tantangan yang harus dipenuhi untuk
bangsa ini. Pemimpin harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Negara-negara
maju memiliki pemimpin yang berhasil memanfaatkan perkembangan teknologi yang
mengubah pola kehidupan manusia. Selain itu pemimpin juga harus memiliki empati yang
tinggi dan komitmen menolong sesama tanpa membedakan suku, agama maupun ras.

Di tengah-tengah gejolak keresahan masyarakat akan semakin buruknya pelayanan


yang diterima dari oknum pemerintahan, beberapa nama Kepala Daerah yang berhasil
mewujudkan daerah yang dipimpinnya dengan berbagai kemajuan dan inovasi mulai mencuat
ke permukaan. Hal ini memunculkan sebuah harapan baru dari masyarakat Indonesia dalam
wacana keberhasilan reformasi birokrasi. Berbagai berita mengenai kemajuan daerah yang
mereka pimpin semakin sering diekspose di berbagai media massa. Sebut saja seperti Ridwan
Kamil (Walikota Bandung) dan Tri Rismaharini (Walikota Surabaya) yang sering disebut-sebut
namanya menjadi tokoh di balik keberhasilan daerah yang dipimpinnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjabaran di atas, dapat diambil yang merujuk pada perumusan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana hakikat kepemimpinan pada era generasi milenial?


2. Apa saja tantangan kepemimpinan pada era generasi milenial?
3. Bagaimana kepemimpinan birokrasi Tri Rismaharini yang dijadikan inspiratif bagi
pemimpin lainnya?
1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat diketahui tujuan dari permasalahan ini adalah,
sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui dan memahami hakikat kepemimpinan pada era generasi milenial.
2. Dapat mengetahui dan memahami tantangan kepemimpinan pada era generasi
milenial
3. Dapat mengetahui dan memahami gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
Tri RismaHarini sebagai Walikota Surabaya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Kepemimpinan Pada Era Generasi Milenial

Kepemimpinan milenial diterjemahkan sebagai kepemimpinan masa kini yang


menyesuaikan dengan gaya generasi baru yang lahir pada era 1980-an. Pola kepemimpinan
milenial tidak sama dengan pola kepemimpinan lama dari generasi sebelumnya. Tahun
kelahiran 1980-an memegang peran penting karena generasi tersebut saat ini memasuki masa
paling produktif. Di usia 30- an tahun, generasi inilah yang menggerakkan dunia kerja, dunia
kreativitas, dunia inovasi, dan memengaruhi pasar dan industri global yang ada sekarang dan
sedang menggelinding di lapangan kompetisi dunia kerja, dunia kreativitas, dan dunia inovasi.
Karena itu pula, generasi yang lahir pada era 1980-an ke atas biasa disebut generasi milenial.

Dengan merujuk pada generasi itu, gaya kepemimpinan yang dibangun pun perlu
beradaptasi dengan pola pikir dan gaya hidup mereka. Dan ketika kepemimpinan yang ada
hendak melakukan revolusi mental pada bangsa, generasi inilah yang menjadi target penting
untuk disasar. Beberapa karakter generasi milenial ini adalah :

1. Pertama, kemampuan mereka mengakses teknologi informasi yang lebih baik dari
generasi sebelumnya. Media sosial menjadi bagian kehidupan mereka sehari-hari.
Internet pun menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi mereka. Apa pun
kebutuhan informasi yang mereka perlukan, sebagian besar mereka peroleh dari
internet dan media sosial.
2. Kedua, generasi milenial lebih memiliki keberanian dalam berinovasi. Mereka lebih
termotivasi menciptakan startup atau merintis usaha dan bisnis baru. Karena itu
merupakan bagian dari tantangan yang membuat adrenalin mereka mengalir.
3. Ketiga, generasi milenial lebih menyukai independensi dan kemandirian.
Independensi ini merupakan kebutuhan yang lahir dari gaya hidup yang ingin lebih
bebas dan mandiri dalam melakukan sesuatu.
4. Keempat, generasi milenial lebih menyukai sesuatu yang instan. Mungkin ciri ini bisa
dipersepsikan secara positif atau negatif. Positifnya, generasi ini menyukai sesuatu
yang praktis dan simpel. Negatifnya, generasi ini mungkin memiliki daya tahan yang
lebih rendah terhadap tekanan dan stres karena terbiasa melakukan sesuatu dengan
cepat dan instan sehingga kurang sabar jika hasil yang diperoleh tidak muncul
seketika.
Dengan memahami karakter generasi milenial ini, kepemimpinan yang muncul pun
perlu menjadi bagian dari figur yang cocok dengan mereka. Penerjemahan tentang
kepemimpinan milenial ini pun fleksibel dan belum ada definisi mutlak dari para pakar
kepemimpinan.

2.2 Tantangan Kepemimpinan pada Era Generasi Milenial

Pada era generasi milenial saat ini pergolakan dan tantangan untuk memiliki pemimpin
yang sesuai dengan era saat ini sangatlah besar, tak terkecuali di Indonesia. Walaupun banyak
survei yang menyebutkan bangsa Indonesia sudah ada pada jalur yang benar namun survei-
survei tersebut belum menyentuh pada lapisan-lapisan pemimpin pada pemerintahan daerah.
Di mana banyak pemimpin-pemimpin yang muncul akibat politik praktis.

Akibat biaya politik yang mahal dan sistem politik partai yang mengharuskan
pemimpin dari partai yang berkuasa dan memiliki sumber daya yang besar mengakibatkan
banyak pemimpin-pemimpin daerah yang tergiur untuk menghalalkan praktik-praktik tidak
jujur untuk bisa mengembalikan apa yang telah mereka keluarkan untuk bisa masuk dalam
suatu jabatan. Walaupun masih banyak pemimpin-pemimpin daerah yang muncul dan
membanggakan dan mampu membawa perubahan pada daerah yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin dalam pemerintahan merupakan abdi rakyat walaupun dalam


konotasi “pemerintah” diartikan sebagai “perintah penguasa” yang rata-rata dialami oleh
bangsa yang terjajah. Berbeda dengan istilah “government” yang berindikasi “mengelola
kesejahteraan umum”. Indikasi ini mengingatkan orang yang sedang berkuasa agar mengayomi
rakyat. Dia sekaligus merupakan abdi rakyat dan abdi negara.

Pada akhirnya pemerintahan yang efektif akan terwujud apabila para pemimpin di
republik ini memenuhi kualifikasi-kualifikasi sebagai pemimpin yang kredibel, mempunyai
kemampuan, intelektual, dan visi yang jauh kedepan. Namun pemimpin yang baik juga harus
memiliki integritas, kejujuran, kesetiaan pada kepentingan rakyat.

Seorang pemimpin harus selesai terhadap dirinya sendiri. Dia tidak boleh
mementingkan kepentingan pribadi, kelompok, maupun partai di atas kepentingan rakyat yang
dipimpinnya. Sistem perpolitikan di negara kita juga harus diperbaiki. Biaya politik yang mahal
menuntut seseorang yang akan maju menjadi pemimpin harus memiliki modal yang besar.
Masih banyak bibit-bibit pemimpin di negeri ini yang sulit mendapatkan kesempatan untuk
maju di pentas politik.
Banyak juga orang yang memiliki kualitas sebagai pemimpin namun enggan untuk
maju. Dorongan untuk mencapai pemerintahan yang efektif dalam kepemimpinan yang
bijaksana diharapkan akan membuat sistem yang baik untuk mencapai Indonesia menjadi
bangsa yang maju dari segala macam bidang, menjadi negara yang berdaulat, terciptanya
keadilan sehingga akhir yang bahagia adalah kesejahteraan rakyat yang mandiri akan tercapai.

2.3 Gaya Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan Tri Rismaharini


Sebagai Walikota Surabaya

Kepemimpinan kepala daerah yang mampu membuat perubahan pembangunan menjadi


lebih maju dan berkembang dan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yaitu
mantan Walikota Surabaya Tri Rismaharini sebagai Walikota pertama di Kota Surabaya Yang
menjabat selama periode yaitu tahun 2010-2015 setelah habis masa jabatan yang pertama
beliau dipercaya masyarakat menjabat untuk yang kedua kali tahun 2016-2021. Sebelum beliau
berkedudukan menjadi walikota yaitu menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan menjadi
menduduki kewenangan sebagai Kepala Dinas dan Kebersihan Dan Pertamanan (DKP) selama
beliau menjabat menjadi kepala DKP sampai menjadi walikota mewujudkan Kota Surabaya
menjadi kota bersih dan asri. Bahkan sebutan kota pahlawan meraih gelar adipura tahun 2021
sebagai Kota Metropolitan dan piala tersebut terjadi selama 4 tahun berturut-turut.

Setelah memimpin menjadi walikota Surabaya beliau banyak diliput oleh media massa,
karena selama kepemimpinan nya beliau banyak membuat kebijakan yang populis dan beliau
sangat berani membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat walaupun sering kali di tentang.
Tentu dalam dinamika kepemimpinannya memiliki beragam nilai dan hikmah penting yang
menjadi intisari kepemimpinan bagi rakyat Indonesia.

Pemimpin yang ramah di sapa dengan nama Risma merupakan dibawah naungan Partai
Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP). Beliau sangat dikenal dengan sosok pemimpin
pemberani dalam setiap tugasnya harus dilaksanakan dengan tegas tanpa kompromi. Sehingga
dengan sikap tersebut tak jarang orang menyukainya bahkan pejabat DPRD hingga berusaha
menggeser jabatan beliau menjadi walikota surabaya pada tanggal 31 Januari 2021.
Karakteristik tersebut beliau dalam ketegasannya untuk dapat memberikan sebuah kebijakan
yang secara riil memberikan dampak baik dan bermanfaat bagi keberlangsungan rakyatnya.

Kedudukan seorang kepala daerah merupakan selaku pemimpin karena kepemimpinan


ialah sifat dan karakteristik yang membedakan pemimpin dengan pengikutnya. Suatu
kepemimpinan yang efisien adalah kombinasi serta persamaan yang pas antara suasana yang
menggembirakan dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan seorang perempuan
kepala daerah sangatlah bernilai sebagai pelaku utama dalam komunikasi politik, komunikator
politik akan berjalan efisien jika didukung oleh beberapa faktor yakni kinerja serta perilaku
dari komunikator itu sendiri. Tri RismaHarini merupakan jenis kepemimpinan pengusaha
birokrasi yang bisa dipandang dari berbagai macam prestasi yang sudah diraih Risma selama
memimpin Surabaya. Tugas dari seorang bureaucratic entrepreneur(pengusaha birokrasi)
mampu menentukan apa yang hendak dicapai yang bersumber pada 3 nilai yakni values, belief
serta pengalaman hidup.

Berdasarkan dari hasil riset, (Heryanto & Rosyidin, 2015) tujuan Risma sebagai
pemimpin adalah untuk mensejahterakan masyarakat Surabaya. Risma merupakan seorang
pemimpin yang mempunyai kepedulian semata bukan demi kepentingan dirinya sendiri tetapi
demi kepentingan masyarakat. Risma sadar atas hak dan tanggungjawabnya, dan menyadari
konsekuensinya menjadi pejabat publik. Salah satu fakta ketulusan Risma adalah dalam
mengurus pembangunan taman kota . Penerapan sifat pemimpin yang baik adalah jujur.
Kejujuran adalah kepribadian penting yang wajib dimiliki dalam memperoleh dukungan
masyarakat dengan adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan. Selanjutnya yaitu
memiliki sifat Inovatif, Tri Rismaharini melaksanakan banyak perubahan inovasi dalam
pemerintah dengan penggunaan teknologi komunikasi serta data handy talky.

Pemanfaatan teknologi informasi juga dilaksanakan dalam surat menyurat memakai


email. Tidak hanya itu pendidikan gratis untuk siswa SD sampai SMA. Gaya kepemimpinan
Risma ialah gaya kepemimpinan transformasional, dimana kepribadian inovatif memotivasi
Risma untuk melaksanakan banyak perubahan pada birokrasi pemerintahan Kota Surabaya.
Melihat sepintas contoh langkah kebijakan yang telah diambil oleh Tri RismaHarini, maka
menjadi sebuah potret baru untuk para generasi bangsa dalam menjadikan role model dalam
memimpin bangsa. Dalam rangka mengulas dan membedah bagaimana gaya kepemimpinan
Tri Rismaharini maka dapat menjadi suatu ihwal penting untuk dapat membangun semangat
kepemimpinan dan mengabdi untuk bangsa dengan menjadikan Tri RismaHarini sebagai potret
kepemimpinan dengan karakteristik pemimpin yang terdapat dalam sosok Tri RismahHarini
(Ferunika & Putri, 2021).

Berdasarkan pada penjelasan tersebut terdapat analisis gaya kepemimpinan Tri


RismaHarini bahwa selama beliau menjabat selalu memunculkan inovasi pembangunan dan
hasilnya dibuat kagum oleh masyarakat. Menurut robbins dan judge(2018) bahwa sejatinya
sampai saat ini sumber kekuasaan yang efisien bukan berasal dari jabatan pemimpin, melainkan
dari diri pemimpin itu sendiri, yaitu referent power yang muncul dari perasaan kekaguman,
serta sumber kekuatan pemimpin untuk tingkatkan kepuasan pegawai terhadap komitmen
organisasi, menjadi upaya untuk pengaruhi orang lain tidaklah hal yang tepat dalam
menyelesaikan permasalahan serta berakibat bagi seorang pegawai(Ravanelli, 2020).

Ciri-ciri yang mempengaruhi gaya kepemimpinan Walikota Surabaya

Gaya kepemimpinan Risma dapat dianalisis melalui teori Robert Albanese dan David
D. Van Fleet bahwa gaya berdasarkan kepribadian kepemimpinan kharismatik mampu menarik
kepercayaan masyarakat, sehingga dipercaya masyarakat memimpin Kota Surabaya.
kepemimpinan demokratis memiliki Visi yang sanggup membangun serta memberikan
motivasi untuk perubahan pembangunan seperti merealisasikan pembangunan yang telah ada
seperti menyelesaikan Frontage Road (FR) tepat di jalan Ahmad Yani di sisi barat mulai dari
City Of Tomorrow sepanjang 5,9 kilometer sampai di FR wonokromo, banyak lagi sebagainya
pembangunan yang telah tuntas pada masa jabatan beliau. kepemimpinan, Risma sudah
melaksanakan banyak pergantian serta pencapaian yang luar biasa, terutama dalam tingkatan
pelayanan publik, khususnya pelayanan terkait dengan penyusunan ruang public ataupun
taman kota. kepemimpinan transformasional Tri Rismaharini memiliki keahlian pemimpin
untuk merubah lingkungan kerja, motivasi kerja, model kerja serta nilai-nilai kerja yang
dialami bawahan sehingga bisa lebih memaksimalkan kinerja yang akan dicapai sesuai dengan
tujuan organisasi.

Kepribadian kepemimpinan Risma merupakan awal, kepribadian tulus ataupun ingin‘


membantu’ orang lain. Risma ialah pemimpin yang mempunyai kepedulian sekedar bukan
demi kepentingan dirinya namun demi kepentingan warga. Kedua, jujur. Kejujuran adalah
kepribadian berarti yang wajib dipenuhi dalam memperoleh sokongan warga dengan
terdapatnya transparansi dalam pengelolaan keuangan (Tuti & Adawiyah, 2020).

Risma sukses dalam membangun Surabaya lewat 3 program yakni; penyediaan taman,
pembangunan infrastruktur serta penanganan terhadap banjir. Penyediaan taman dianggap
sangat sukses kota Surabaya menjadi bertambah hijau dan asri serta juga kota ramah
lingkungan. Tri RismaHarini adalah sosok Kepala Daerah yang memimpin secara demokratis
serta mempunyai empati pada masyarakatnya(Tuti & Adawiyah, 2020). Selama masa jabatan
beliau Kota Surabaya meraih penghargaan adipura sebagai kategori kota metropolitan sejak
tahun 2011-2014 dalam waktu 4 tahun selama berturut-turut. Hal tersebut dibuktikan begitu
banyak nya ruang terbuka hijau pada setiap tempat.

Kemudian selama masa kepemimpinan beliau mampu melakukan pembangunan


infrastruktur dengan kerjasama pemerintah kota pusat dalam melakukan pembangunan saluran
air dan jalan trotoar. Pembangunan tersebut dilakukan perbaikan agar tidak terjadi kemacetan
setiap harinya. Selanjutnya keputusan yang dibuat selama kepemimpinan beliau yaitu untuk
mengurangi banjir dengan melakukan perbaikan pada saluran air agar tidak timbul genangan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan seorang


pemimpin untuk mempengaruhi serta memotivasi seorang pegawai atau bawahan agar
memiliki tanggung jawab serta kemauan mewujudkan suatu tujuan bersama yang telah
ditetapkan. kepala daerah Tri RismaHarini sebagai walikota wanita pertama di Kota Surabaya
Yang menjabat selama periode yaitu tahun 2010-2015 setelah habis masa jabatan yang pertama
beliau dipercaya masyarakat menjabat untuk yang kedua kali tahun 2016-2021. Gaya
kepemimpinan seorang perempuan kepala daerah sangatlah bernilai sebagai pelaku utama
dalam komunikasi politik, komunikator politik akan berjalan efisien jika didukung oleh
beberapa faktor yakni kinerja serta perilaku dari komunikator itu sendiri.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin.


Karena seorang pemimpin Allah yang dapat menentukan suatu keputusan yang harus
dilaksanakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, kesuksesan suatu pembangunan
tergantung bagaimana seorang pemimpin membuat keputusan dengan benar. Kepemimpinan
dalam sebuah organisasi merupakan isu terpenting yang harus dimiliki seorang pemimpin
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik. Dalam hal ini kepemimpinan tidak menutup
kemungkinan menghadapi hambatan dalam menciptakan sebuah inovasi pemerintahan daerah.
Akibatnya adanya kasus konflik di lingkup politik praktis, maka dengan demikian
pemimpinlah yang harus membuat suatu kebijakan agar tetap stabil. Gaya kepemimpinan
Risma hendak dipaparkan lewat 5 ciri gaya kepemimpinan yang dituangkan Petterson yaitu
cinta kasih, visi, melayani, memberdayakan pihak lain, serta altruisme dalam
kepemimpinannya.

3.2 Saran

Dari pemaparan yang telah dijelaskan berdasarkan pembahasan dan telah ditarik
kesimpulan, maka terdapat beberapa saran dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Sebagai seorang pemimpin baik pemimpin daerah atau negara, hendaknya dapat
mengikuti perkembangan dan kemajuan dalam negara.
2. Sebagai seorang pemimpin perlu adanya metode, inovasi, dan gaya kepemimpinan
yang dapat memajukan daerah.
3. Seorang pemimpin diharuskan dapat tegas dan tanggap terhadap berbagai masalah
pada daerah kekuasaanya, kemudian bisa mengelola masalah tersebut dengan solusi
yang dapat diterima masyarakat.
4. Sebagai seorang pemimpin mampu melakukan pembangunan infrastruktur dengan
kerjasama pemerintah kota pusat dalam melakukan pembangunan-pembangunan di
daerah.
5. Sebagai seorang pemimpin hendaknya dapat menjadi pemimpin daerah seperti
Walikota Surabaya Tri Rismaharini dengan gaya kepemimpinannya yang terbaik
untuk masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ferunika, A., & Putri, T. (2021). Menelisik Dinamika Dan Gaya Kepemimpinan Tri Risma
Harini. June, 0–13.

Maulana, & Cahya, A. (2020). Kepemimpinan Tri RismaHarini Sebagai Walikota Surabaya
Sampai Menjadi Menteri Sosial Republik Indonesia. 1–15.

Marwiyah, Siti. Rika N.A., Mega D.S. (2022). Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Daerah
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Jurnal Sosial Politik Integratif, 2(4). 205-217.

Mugiraharjo, Aditya M. (2021). Analisis Perkembangan Bentuk Kota Surabaya: Evaluasi


Kepemimpinan Wali Kota 2010–2020. Jurnal PolGov, 3(2).

Peramesti, Ni Putu Depi Yulia, Dedi K. (2018). KEPEMIMPINAN IDEAL PADA ERA
GENERASI MILENIAL. JURNAL MANAJEMEN PEMERINTAHAN, 10(1). 73-84.

Anda mungkin juga menyukai