DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
Chaniago (2017) pemimpin memiliki peran. Pemimpin memiliki fungsi utama yang
berhubungan dengan tugas memecahkan masalah. Gaya kepemimpinan menggambarkan
tentang pola perilaku yang mempengaruhi bagaimana pekerjaan dilaksanakan oleh
bawahannya. Penelitian oleh Reza (2010) menegaskan terdapat pengaruh antara gaya
kepemimpinan dengan motivasi sebagai suatu reaksi sebab akibat. Gaya kepemimpinan
tertentu mengundang motivasi dari bawahannya. Akibatnya, tujuan organisasi maupun
lembaga dapat tercapai dengan lebih baik.
Menjadi seorang pemimpin yang baik pada generasi masyarakat milenial saat ini dan
kedepan menjadi satu tantangan yang kritis. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan karakter sejak lahir. Pada zaman ketika pemimpin dilahirkan dari
para raja-raja bisa dikatakan demikian karena yang mendapatkan ilmu-ilmu dan pengalaman
kepemimpinan hanya ada di lingkungan kerajaan.
Namun seiring perkembangan zaman, banyak pemimpin muncul akibat tuntutan dan
kondisi lingkungan pada saat itu. Pada zaman penjajahan, karakter para pemimpin terbentuk
dalam perjuangan melawan penjajah. Mereka pejuang yang terbentuk oleh intelektual dan
memiliki idealisme yang bisa menghasilkan rumusan ideologi bangsa yang menjadi dasar-
dasar dan pedoman perjalanan dan kehidupan bangsa kita. Namun mencari pemimpin yang
tepat untuk masa sekarang dan akan datang menjadi tantangan yang harus dipenuhi untuk
bangsa ini. Pemimpin harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Negara-negara
maju memiliki pemimpin yang berhasil memanfaatkan perkembangan teknologi yang
mengubah pola kehidupan manusia. Selain itu pemimpin juga harus memiliki empati yang
tinggi dan komitmen menolong sesama tanpa membedakan suku, agama maupun ras.
Dari penjabaran di atas, dapat diambil yang merujuk pada perumusan masalah sebagai
berikut :
Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat diketahui tujuan dari permasalahan ini adalah,
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui dan memahami hakikat kepemimpinan pada era generasi milenial.
2. Dapat mengetahui dan memahami tantangan kepemimpinan pada era generasi
milenial
3. Dapat mengetahui dan memahami gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
Tri RismaHarini sebagai Walikota Surabaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan merujuk pada generasi itu, gaya kepemimpinan yang dibangun pun perlu
beradaptasi dengan pola pikir dan gaya hidup mereka. Dan ketika kepemimpinan yang ada
hendak melakukan revolusi mental pada bangsa, generasi inilah yang menjadi target penting
untuk disasar. Beberapa karakter generasi milenial ini adalah :
1. Pertama, kemampuan mereka mengakses teknologi informasi yang lebih baik dari
generasi sebelumnya. Media sosial menjadi bagian kehidupan mereka sehari-hari.
Internet pun menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi mereka. Apa pun
kebutuhan informasi yang mereka perlukan, sebagian besar mereka peroleh dari
internet dan media sosial.
2. Kedua, generasi milenial lebih memiliki keberanian dalam berinovasi. Mereka lebih
termotivasi menciptakan startup atau merintis usaha dan bisnis baru. Karena itu
merupakan bagian dari tantangan yang membuat adrenalin mereka mengalir.
3. Ketiga, generasi milenial lebih menyukai independensi dan kemandirian.
Independensi ini merupakan kebutuhan yang lahir dari gaya hidup yang ingin lebih
bebas dan mandiri dalam melakukan sesuatu.
4. Keempat, generasi milenial lebih menyukai sesuatu yang instan. Mungkin ciri ini bisa
dipersepsikan secara positif atau negatif. Positifnya, generasi ini menyukai sesuatu
yang praktis dan simpel. Negatifnya, generasi ini mungkin memiliki daya tahan yang
lebih rendah terhadap tekanan dan stres karena terbiasa melakukan sesuatu dengan
cepat dan instan sehingga kurang sabar jika hasil yang diperoleh tidak muncul
seketika.
Dengan memahami karakter generasi milenial ini, kepemimpinan yang muncul pun
perlu menjadi bagian dari figur yang cocok dengan mereka. Penerjemahan tentang
kepemimpinan milenial ini pun fleksibel dan belum ada definisi mutlak dari para pakar
kepemimpinan.
Pada era generasi milenial saat ini pergolakan dan tantangan untuk memiliki pemimpin
yang sesuai dengan era saat ini sangatlah besar, tak terkecuali di Indonesia. Walaupun banyak
survei yang menyebutkan bangsa Indonesia sudah ada pada jalur yang benar namun survei-
survei tersebut belum menyentuh pada lapisan-lapisan pemimpin pada pemerintahan daerah.
Di mana banyak pemimpin-pemimpin yang muncul akibat politik praktis.
Akibat biaya politik yang mahal dan sistem politik partai yang mengharuskan
pemimpin dari partai yang berkuasa dan memiliki sumber daya yang besar mengakibatkan
banyak pemimpin-pemimpin daerah yang tergiur untuk menghalalkan praktik-praktik tidak
jujur untuk bisa mengembalikan apa yang telah mereka keluarkan untuk bisa masuk dalam
suatu jabatan. Walaupun masih banyak pemimpin-pemimpin daerah yang muncul dan
membanggakan dan mampu membawa perubahan pada daerah yang dipimpinnya.
Pada akhirnya pemerintahan yang efektif akan terwujud apabila para pemimpin di
republik ini memenuhi kualifikasi-kualifikasi sebagai pemimpin yang kredibel, mempunyai
kemampuan, intelektual, dan visi yang jauh kedepan. Namun pemimpin yang baik juga harus
memiliki integritas, kejujuran, kesetiaan pada kepentingan rakyat.
Seorang pemimpin harus selesai terhadap dirinya sendiri. Dia tidak boleh
mementingkan kepentingan pribadi, kelompok, maupun partai di atas kepentingan rakyat yang
dipimpinnya. Sistem perpolitikan di negara kita juga harus diperbaiki. Biaya politik yang mahal
menuntut seseorang yang akan maju menjadi pemimpin harus memiliki modal yang besar.
Masih banyak bibit-bibit pemimpin di negeri ini yang sulit mendapatkan kesempatan untuk
maju di pentas politik.
Banyak juga orang yang memiliki kualitas sebagai pemimpin namun enggan untuk
maju. Dorongan untuk mencapai pemerintahan yang efektif dalam kepemimpinan yang
bijaksana diharapkan akan membuat sistem yang baik untuk mencapai Indonesia menjadi
bangsa yang maju dari segala macam bidang, menjadi negara yang berdaulat, terciptanya
keadilan sehingga akhir yang bahagia adalah kesejahteraan rakyat yang mandiri akan tercapai.
Setelah memimpin menjadi walikota Surabaya beliau banyak diliput oleh media massa,
karena selama kepemimpinan nya beliau banyak membuat kebijakan yang populis dan beliau
sangat berani membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat walaupun sering kali di tentang.
Tentu dalam dinamika kepemimpinannya memiliki beragam nilai dan hikmah penting yang
menjadi intisari kepemimpinan bagi rakyat Indonesia.
Pemimpin yang ramah di sapa dengan nama Risma merupakan dibawah naungan Partai
Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP). Beliau sangat dikenal dengan sosok pemimpin
pemberani dalam setiap tugasnya harus dilaksanakan dengan tegas tanpa kompromi. Sehingga
dengan sikap tersebut tak jarang orang menyukainya bahkan pejabat DPRD hingga berusaha
menggeser jabatan beliau menjadi walikota surabaya pada tanggal 31 Januari 2021.
Karakteristik tersebut beliau dalam ketegasannya untuk dapat memberikan sebuah kebijakan
yang secara riil memberikan dampak baik dan bermanfaat bagi keberlangsungan rakyatnya.
Berdasarkan dari hasil riset, (Heryanto & Rosyidin, 2015) tujuan Risma sebagai
pemimpin adalah untuk mensejahterakan masyarakat Surabaya. Risma merupakan seorang
pemimpin yang mempunyai kepedulian semata bukan demi kepentingan dirinya sendiri tetapi
demi kepentingan masyarakat. Risma sadar atas hak dan tanggungjawabnya, dan menyadari
konsekuensinya menjadi pejabat publik. Salah satu fakta ketulusan Risma adalah dalam
mengurus pembangunan taman kota . Penerapan sifat pemimpin yang baik adalah jujur.
Kejujuran adalah kepribadian penting yang wajib dimiliki dalam memperoleh dukungan
masyarakat dengan adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan. Selanjutnya yaitu
memiliki sifat Inovatif, Tri Rismaharini melaksanakan banyak perubahan inovasi dalam
pemerintah dengan penggunaan teknologi komunikasi serta data handy talky.
Gaya kepemimpinan Risma dapat dianalisis melalui teori Robert Albanese dan David
D. Van Fleet bahwa gaya berdasarkan kepribadian kepemimpinan kharismatik mampu menarik
kepercayaan masyarakat, sehingga dipercaya masyarakat memimpin Kota Surabaya.
kepemimpinan demokratis memiliki Visi yang sanggup membangun serta memberikan
motivasi untuk perubahan pembangunan seperti merealisasikan pembangunan yang telah ada
seperti menyelesaikan Frontage Road (FR) tepat di jalan Ahmad Yani di sisi barat mulai dari
City Of Tomorrow sepanjang 5,9 kilometer sampai di FR wonokromo, banyak lagi sebagainya
pembangunan yang telah tuntas pada masa jabatan beliau. kepemimpinan, Risma sudah
melaksanakan banyak pergantian serta pencapaian yang luar biasa, terutama dalam tingkatan
pelayanan publik, khususnya pelayanan terkait dengan penyusunan ruang public ataupun
taman kota. kepemimpinan transformasional Tri Rismaharini memiliki keahlian pemimpin
untuk merubah lingkungan kerja, motivasi kerja, model kerja serta nilai-nilai kerja yang
dialami bawahan sehingga bisa lebih memaksimalkan kinerja yang akan dicapai sesuai dengan
tujuan organisasi.
Risma sukses dalam membangun Surabaya lewat 3 program yakni; penyediaan taman,
pembangunan infrastruktur serta penanganan terhadap banjir. Penyediaan taman dianggap
sangat sukses kota Surabaya menjadi bertambah hijau dan asri serta juga kota ramah
lingkungan. Tri RismaHarini adalah sosok Kepala Daerah yang memimpin secara demokratis
serta mempunyai empati pada masyarakatnya(Tuti & Adawiyah, 2020). Selama masa jabatan
beliau Kota Surabaya meraih penghargaan adipura sebagai kategori kota metropolitan sejak
tahun 2011-2014 dalam waktu 4 tahun selama berturut-turut. Hal tersebut dibuktikan begitu
banyak nya ruang terbuka hijau pada setiap tempat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari pemaparan yang telah dijelaskan berdasarkan pembahasan dan telah ditarik
kesimpulan, maka terdapat beberapa saran dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Sebagai seorang pemimpin baik pemimpin daerah atau negara, hendaknya dapat
mengikuti perkembangan dan kemajuan dalam negara.
2. Sebagai seorang pemimpin perlu adanya metode, inovasi, dan gaya kepemimpinan
yang dapat memajukan daerah.
3. Seorang pemimpin diharuskan dapat tegas dan tanggap terhadap berbagai masalah
pada daerah kekuasaanya, kemudian bisa mengelola masalah tersebut dengan solusi
yang dapat diterima masyarakat.
4. Sebagai seorang pemimpin mampu melakukan pembangunan infrastruktur dengan
kerjasama pemerintah kota pusat dalam melakukan pembangunan-pembangunan di
daerah.
5. Sebagai seorang pemimpin hendaknya dapat menjadi pemimpin daerah seperti
Walikota Surabaya Tri Rismaharini dengan gaya kepemimpinannya yang terbaik
untuk masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ferunika, A., & Putri, T. (2021). Menelisik Dinamika Dan Gaya Kepemimpinan Tri Risma
Harini. June, 0–13.
Maulana, & Cahya, A. (2020). Kepemimpinan Tri RismaHarini Sebagai Walikota Surabaya
Sampai Menjadi Menteri Sosial Republik Indonesia. 1–15.
Marwiyah, Siti. Rika N.A., Mega D.S. (2022). Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Daerah
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Jurnal Sosial Politik Integratif, 2(4). 205-217.
Peramesti, Ni Putu Depi Yulia, Dedi K. (2018). KEPEMIMPINAN IDEAL PADA ERA
GENERASI MILENIAL. JURNAL MANAJEMEN PEMERINTAHAN, 10(1). 73-84.