Anda di halaman 1dari 7

Journal of Public Sector Innovations, Vol. 4, No.

2, Mei Tahun 2020, (84-90)

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL SEKTOR PUBLIK


Abdul Fatah Fanani
Prodi Administrasi Publik, STIA Panglima Sudirman,
fafan.fanani@gmail.com
Mahathir Muhammad Iqbal
Prodi Ilmu Pemerintahan, Universitas Islam Raden Rahmat Malang
iqbalz_mm@yahoo.com
Wahyu Astutik
Prodi Administrasi Bisnis, STIA Panglima Sudirman
aisya.adinda7@gmail.com
Yuni Lestari
Jurusan Administrasi Publik, Universitas Negeri Surabaya
yunilestari@uniesa.ac.id

Abstrak
Artikel ini mendeskripsikan tentang kebutuhan terhadap kepemimpinan transformasional di negara Indonesia. Hal
tersebut disebabkan oleh terjadinya degradasi moral bangsa yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Berkembangnya korupsi, kolusi, dan nepotisme sebagai bukti begitu parahnya degradasi moral bangsa
Indonesia, yang hampir menjerumuskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke dalam jurang kehancuran.
Hadirnya beberapa tokoh pemimpin yang reformis yang mencirikan kepemimpinan transformasional pada era roformasi
ini, khususnya di sektor publik memberi angin segar bagi permasalahan krisis kepemimpinan dan ketidakpercayaan
masyarakat (distrust) kepada pemimpinnya. Para pemimpin transformasional ini memiliki jiwa altruisme dan filantropi
yang tinggi. Mereka mampu menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat yang dipimpinnya, meskipun menghadapi
tantangan dan ancaman dari berbagai pihak yang berseberangan dengan haluan politiknya. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode library research. Materi yang digunakan dalam menyusun artikel ini menggunakan bahan-bahan
bacaan dan data skunder. Materi, data serta informasi yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis, sehingga
menghasilkan kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan. Dalam artikel ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa
kepemimpinan transformasional sector publik sangat dibutuhkan di Indonesia pada saat ini. Keteladanan dan keberhasilan
beberapa pemimpin transformasional yang telah ada menjadi panutan bagi pemimpin dan masyarakat. Keberanian dalam
mengambil kebijakan untuk kepentingan masyarakat banyak dan kemampuan merubah mind set masyarakat yang
dipimpinnya sehingga mendukung kebijakannya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemampuannya
pemimpin transformasional dalam mentransformasikan ide dan gagasan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
yang dipimpin menunjukkan keberhasilan yang signifikan.
Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Ide/Gagasan, Degradasi Moral Bangsa, Distrust, Reformis.

Abstract
This article describes the need for transformational leadership in Indonesia. This is caused by the moral degradation of the
nation which undermines the joints of the life of the nation and state. The development of corruption, collusion and
nepotism as evidence of the severity of the moral degradation of the Indonesian nation, which almost plunged the
Republic of Indonesia (NKRI) into the brink of collapse. The presence of a number of reformist leaders who
characterized transformational leadership in this reformation era, especially in the public sector gave a breath of fresh air
to the leadership crisis and distrust of the leaders. These transformational leaders have a high spirit of altruism and
philanthropy. They are able to show concern for the people they lead, despite facing challenges and threats from various
parties who are at odds with their political direction. In this study, researchers used the library research method. The
material used in preparing this article uses reading material and secondary data. The material, data and information
collected are then compiled and analyzed, so as to produce conclusions that can be accounted for. In this article produces
a conclusion that transformational leadership of the public sector is needed in Indonesia at this time. Exemplary and
success of several transformational leaders have become role models for leaders and the community. Courage in making
policies for the benefit of many people and the ability to change the mindset of the people they lead so that supporting
their policies can improve the welfare of the community. The ability of transformational leaders in transforming ideas for
the advancement and welfare of the people led shows significant success.
Keywords: Transformational Leadership, Ideas, Nation's Moral Degradation, Distrust, Reformers.

84
Abdul Fatah Fanani: Kepemimpinan Transformasional Sektor Publik
PENDAHULUAN organisasi publik juga akan bisa tercapai dengan baik,
Kepemimpinan merupakan salah satu unsur penentu sehingga mampu menciptakan kesejahteraan
dalam keberhasilan suatu organisasi. Sehingga masyarakat. Di satu sisi pegawai sebagai aparatur
kepemimpinan sektor publik juga tidak bisa dilepaskan organisasi publik memiliki kebanggaan dan termotivasi
dari proses berjalannya suatu organisasi publik. untuk menunjukkan kinerja yang baik.
Suryono (2011: 5). Fenomena kepemimpinan adalah Masalah public trust atau kepercayaan publik
sesuatu yang melekat pada keberadaan organisasi, sangat penting untuk keberhasilan kepemimpinan dan
bahkan bisa dianggap sebagai inti dari organisasi itu kepengikutan di sektor publik (Silalahi, 2011). Bahkan
sendiri. Sistem organisasi dapat berjalan dengan baik lebih jauh Silalahi (2011) menjelaskan bahwa
apabila ia dikendalikan oleh pemimpin yang memiliki kepercayaan publik kepada elit politik dan
komitmen untuk mengoptimalkan fungsi, peranan dan pemerintahan akan menjadi perekat dan pemelihara
tanggungjawabnya. integritas bangsa, negara dan masyarakat. Kepercayaan
Kenyataan yang terjadi di Indonesia sungguh dan saling percaya merupakan perekat emosi yang
memprihatinkan, karena banyak pemimpin sektor menyatukan pemimpin dan pengikut. Kepercayaan
publik yang terjerat kasus korupsi, kolusi dan pengikut (masyarakat atau warga) kepada pemimpin
nepotisme. Hal ini menyebabkan terjadinya (pejabat publik, baik politisi atau birokrat) bahkan
ketidakpercayaan (distrust) masyarakat kepada menjadi sebuah ukuran legitimasi kepemimpinan
pemimpinnya. Dan lebih parahnya lagi banyak publik.
masyarakat yang mulai berpikir pragmatis dengan Oleh karena itu pemimpin pada sektor publik harus
memilih calon pemimpin yang memberikan kontribusi mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi
berupa uang atau barang dalam kasus pemilihan terbangunnya kepercayaan warga kepada
pemimpin daerah maupun DPR/DPRD. kepemimpinan sektor publik. Kualitas pemimpin dan
Distrust dan pemikiran pragmatis masyarakat inilah kepemimpinan sektor publik menjadi kunci bagi
yang menyebabkan terjadinya degradasi moral bangsa keberhasilan sebuah organisasi publik. Kepemimpinan
yang tentu saja membahayakan keutuhan Negara sektor publik yang efektif akan memberikan kualitas
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh sebab itu yang lebih tinggi atas barang-barang dan jasa-jasa lebih
gerakan untuk merubah mind set masyarakat agar tidak efisien; dan itu juga memberikan satu perasaan
berpikir pragmatis dan upaya pencegahan terjadinya kohesivitas, pengembangan pribadi, dan level kepuasan
korupsi, kolusi dan nepotisme penting untuk dilakukan. pada tingkat yang lebih tinggi diantara orang yang
Munculnya beberapa pemimpin daerah maupun melakukan pekerjaan; dan hal itu memberikan suatu
nasional yang reformis yang berani mengambil arah dan visi, suatu penjajaran dengan lingkungan, satu
kebijakan yang tidak sesuai dengan budaya korupsi, mekanisme yang sehat untuk inovasi dan kreativitas,
kolusi, dan nepotisme (KKN) mampu membuka mata dan satu sumber yang menghidupkan kultur organisasi
masyarakat untuk tidak berpikir pragmatis dalam publik Wart (2003) dalam Silalahi (2011).
memilih calon pemimpin. Kemampuan pemimpin- Banyak organisasi publik berusaha melakukan
pemimpin reformis tersebut dalam mentransformasikan perubahan guna menyesaikan dengan lingkungan yang
ide yang anti KKN dan membuktikan berkembang pesat dan cepat di era globalisasi ini.
kepemimpinannya dalam mensejahterakan masyarakat Organisasi publik melalui pemimpin-pemimpinya yang
mampu membangun dukungan positif dari masyarakat. memiliki visi dan misi yang kuat berusaha membangun
Namun tipe kepemimpinan seperti apa yang cocok kepercayaan warganya. Lebih jauh Silalahi
untuk organisasi sektor publik bukanlah suatu hal yang menjelaskan bahwa krisis kepercayaan publik kepada
mudah untuk dijawab. Kepercayaan masyarakat pemerintahnya merupakan efek dari krisis
terhadap kepemimpinan sektor publik di Indonesia kepemimpinan publik.
sangat rendah. Hal tersebut dipicu oleh banyaknya Diantara tipe kepemimpinan yang memiliki visi dan
pemimpin sektor publik yang terjerat kasus korupsi. komitmen yang kuat adalah kepemimpinan
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, ada 343 transformasional.
kepala daerah yang berperkara hukum baik di
kejaksaan, kepolisian, mau pun Komisi Pemberantasan Konsep-konsep Dasar dan Teori-teori
Korupsi (KPK) (Sumber: Kompas.com 4 Februari Kepemimpinan Transformasional
2015). Sedangkan Komisi Pemberantasan (KPK), telah Konsep kepemimpinan telah banyak mengalami
mengungkap adanya 18 gubernur dan 343 bupati/wali perkembangan seiring berkembangnya ilmu
kota yang terjerat kasus korupsi (Sumber: Harian pengetahuan khususnya di bidang organisasi dan
Kompas Terbit 5 Agustus 2016). Oleh karena itu manajemen. Dewasa ini disiplin ilmu administrasi juga
dibutuhkan figur pemimpin yang memiliki visi yang mengalami perkembangan yang cukup signifikan yang
jelas, komitmen yang kuat dan berjuang untuk ikut terlibat dalam mewarnai kajian tentang
masyarakat yang dipimpin. kepemimpinan. Kepemimpinan biasanya juga berkaitan
dengan kekuasaan. Seseorang yang menjadi pemimpin
KERANGKA TEORI biasanya padanya melekat suatu kekuasaan. Dengan
Kepemimpinan Sektor Publik kekuasaan yang melekat padanya, pemimpin mampu
Dalam organisasi publik dibutuhkan kepemimpinan menggerakkan sumber daya yang ada untuk bersama-
sektor publik yang efektif. Dengan kepemimpinan yang sama mencapai tujuan. Namun demikian keberhasilan
efektif diharapkan organisasi publik bisa berjalan lebih seorang pemimpin tidak hanya tergantung kepada
optimal. Tujuan dan harapan masyarakat dalam kekuasaan yang melekat padanya, tetapi bisa juga

85
Journal of Public Sector Innovations, Vol. 4, No. 2, Mei Tahun 2020, (84-90)
disebabkan oleh sikap, perilaku, komitmen juga visi bertanggungjawab memimpin dan mengendalikan
yang ingin dicapai secara bersama-sama. organisasi. Usman (2009: 333) menyatakan bahwa
Lebih lanjut (Suryono, 2011) mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata
secara sederhana pemimpin dapat didefinisikan sebagai yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional
seseorang yang terus-menerus membuktikan bahwa ia (transformasional). Istilah transformasi berasal dari
mampu mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang kata to transform, yang artinya mentransformasikan
lain, lebih dari kemampuan orang lain untuk atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang
mempengaruhi dirinya. Dari pendapat tersebut jelas berbeda.
bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk Dalam konteks teori kepemimpinan kontemporer,
memotivasi dan mempengauhi orang lain sehingga mau menginformasikan kepemimpinan transformasional
berbuat melakukan sesuatu atau bersikap untuk memiliki karakteristik dari kepemimpinan
mencapai tujuan bersama melebihi orang-orang transaksional, kepemimpinan karismatik (charismatic
tersebut mempengaruhi dirinya. Kepemimpinan leadership) dan kepemimpinan visoner (visionary
merupakan seni dalam mempengarui orang lain atau leadership), bahkan kepemimpinan Ki Hajar
kelompok untuk bertindak sesuai dengan yang Dewantoro dan kepemimpinan hastabrata memiliki
diharapkan untuk mencapai tujuan organisasi. nilai universal dengan karakteristik serupa pada
Pada dasarnya terdapat dua pandangan utama dalam karakteristik dari kepemimpinan transformasional yang
teori kepemimpinan, yaitu teori sifat kepemimpinan secara umum telah terbukti memengaruhi kinerja, Bass
(traits theory) dan teori situasional (situational theory). (1990) dalam Nur (2017).
Teori sifat bertitik tolak dari asumsi bahwa Sehingga kepemimpinan transformasional dapat
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat- dimaknai sebagai kepemimpinan yang mampu
sifat seseorang, sedangkan teori situasional (situational mentransformasikan ide-ide perubahan yang visioner
theory) berpendapat bahwa situasilah yang kepada anggota organisasi yang dipimpinnya sehingga
menyebabkan keberhasilan kepemimpinan seseorang, diikuti dan dilaksanakan oleh anggotanya untuk menuju
bukan sifat-sifatnya (Indrawijaya, 2010: 135). suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Seorang
Sedangkan teori kepemimpinan transformasional pemimpin dalam kepemimpinan transformasional
merupakan bagian dati teori situasional. memiliki kemampuan dan kemauan yang cukup kuat
Teori kepemimpinan transformasional pertama kali dan tangguh untuk membawa suatu perubahan dalam
diperkenalkan oleh James Mc. Gregor Burn (1978), organisasi yang dipimpin. Kemampuan mentransfer
dikembangkan oleh Bernard Bass, didefinisikan nilai-nilai perubahan untuk menggeser nilai-nilai yang
sebagai kemampuan untuk mendorong pengikut sudah ada dan berlangsung di masyarakat yang dia
melakukan perubahan, meningkatkan kemampuan yang pimpin harus di miliki pemimpin transformasional.
dipimpin (Sedarmayanti, 2013: 188). Dari pemikiran Tanpa kemauan dan visi yang kuat untuk melakukan
Burns tersebut kemudian berkembang teori perubahan mustahil pemimpin transformasional mampu
kepemimpinan transformasional yang didasarkan pada membawa suatu perubahan. Disamping itu kemampuan
penelitian empiris seperti yang dikembangkan oleh untuk menginternalisasikan nilai-nilai perubahan juga
Bass (1985). Efektivitas kepemimpinan penting bagi pemimpin transformasional, sehingga
transformasional terjadi karena pemimpin melihat nilai-nilai baru yang dia bawa mampu menggantikan
dirinya sebagai agen perubahan (agent of change); nilai-nilai lama. Dengan kata lain pemimpin
pemimpin memiliki visi yang kuat (visionary) yang transformasional adalah pembaharu.
mempunyai level kepercayaan yang tinggi bagi
institusinya; pemimpin adalah pengambil resiko, tetapi Mengapa Kepemimpinan Transformasional Sektor
bukan orang yang sembrono; pemimpin kapabel Publik?
mengartikulasikan nilai-nilai inti yang cenderung untuk Ada dua model kepemimpinan sektor publik
memandu perilakunya; pemimpin memiliki menurut Silalahi (2011), yaitu kepemimpinan
keterampilan kognitif yang luar biasa dan keyakinan transaksional dan kepemimpinan transformasional.
dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil Lebih lanjut Silalahi (2011) menjelaskan bahwa
suatu tindakan; pemimpin percaya dengan orang dan kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas
menunjukkan sensitifitas terhadap kebutuhan orang; birokratis dan legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin
pemimpin fleksibel dan terbuka untuk belajar dari transaksional menekankan pada standar kerja,
pengalaman. penugasan dan tugas berorientasi tujuan, mereka juga
Kepemimpinan transformasional merupakan cenderung fokus pada penyelesaian tugas dan
kepemimpinan yang kuat, yaitu kepemimpinan yang pemenuhan pegawai dan sungguh mengandalkan pada
memiliki visi yang jelas (visioner). Visi atau vision imbalan dan hukuman organisasi untuk mempengaruhi
adalah mimpi masa depan yang menantang untuk kinerja organisasi. Kepemimpinan transaksional
diwujudkan. Kepemimpinan transformasional adalah merupakan proses transaksi atau pertukaran antara
kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan pemimpin dan pengikut. Oleh karena itu pada model
mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta kepemimpin transaksional pengendalian pekerjaan di
mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam lakukan dengan kontrol yang ketat (otokratis).
organisasi, memelopori perubahan dan memberikan Sedangkan kepemimpinan transformasional
motivasi dan inspirasi individu-individu dalam merupakan model kepemimpinan yang didasarkan atas
organisasi untuk kreatif dan inovatif, membawa saling percaya antara pemimpin dengan yang dipimpin.
pembaharuan dalam kinerja manajemen, berani dan Silalahi (2011) meyakini bahwa kepemimpinan

86
Abdul Fatah Fanani: Kepemimpinan Transformasional Sektor Publik
transformasional merupakan model kepemimpinan Beberapa contoh pemimpin yang dapat
yang memiliki keunggulan dalam memulihkan, dikategorikan sebagai pemimpin transformasional
memelihara dan membangun kepercayaan publik sektor publik diantaranya Ridwan Kamil wali kota
kepada pemerintah. Sehingga kepemimpinan Bandung, Tri Risma Harini wali kota Surabaya, Suyoto
transformasional lebih cocok bagi model Bupati Bojonegoro dan beberapa pemimpin yang lain
kepemimpinan sektor publik. dari beberapa daerah di Indonesia. Tokoh-tokoh
Pada era sekarang ini telah bermunculan pemimpin- tersebut memiliki visi yang jelas dan kuat, memiliki
pemimpin visioner dengan komitmen yang kuat untuk keyakinan yang kuat untuk melakukan perubahan,
melakukan perubahan. Kalau dipandang dari kacamata mementingkan kepentingan masyarakat yang dipimpin
teori kepemimpinan, perilaku pemimpin-pemimpin daripada kepentingan pribadinya. Dan perubahan yang
tersebut mencerminkan prinsip-prinsip kepemimpinan dihasilkan dari gaya kepemimpinannya sangat
transformasional. Oleh karena itu sangat menarik untuk signifikan. Masyarakat semakin percaya kepada
mengkaji teori kepemimpinan transformasional, dan pemimpin-pemimpin tersebut, serta timbul rasa cinta
menyandingkan teori tersebut dengan fenomena terhadap pemimpin. Sebagai contoh Tri Risma Harini
kepemimpinan yang ada dalam realita sekarang ini, wali kota Surabaya pada waktu dihembuskan isu untuk
kemudian melihat keunggulan atau kebaruan dari maju dalam PILKADA DKI banyak masyarakat
fenomena yang ada dengan teori. pendukungnya untuk meminta tetap memimpin kota
Perubahan yang besar yang terjadi di beberapa Surabaya. Dari kasus tersebut menunjukkan bahwa
daerah meskipun belum banyak, setelah dipimpin oleh kepercayaan (trust) masyarakat terhadap pemimpin
kepala daerah yang memiliki visi dan keyakinan kuat sudah terbangun.
untuk melakukan perubahan menjadi fenomena yang Para pemimpin yang dicontohkan di atas telah
menarik untuk dikaji. Setidaknya beberapa contoh melakukan perubahan yang cukup signifikan terhadap
pemimpin yang memiliki visi dan kemauan kuat untuk birokrasi dan perilaku masyarakat yang dipimpinnya.
melakukan perubahan di daerahnya tersebut bisa Inovasi dan komitmen dalam melakukan perubahan ke
menjadi contoh bagi masyarakat pada umumnya dan arah perbaikan khususnya dalam merubah pola pikir,
beberapa daerah yang lain khususnya. Sehingga dalam sikap, dan perilaku masyarakat melalui kebijakan
PILKADA berikutnya masyarakat bisa memilih publik dilakukan dengan ketegasan dan keyakinan yang
pemimpin yang memiliki visi dan kemauan kuat untuk tinggi sehingga mendapatkan apresiasi dari
melakukan perubahan, dan tentu saja dapat dipercaya. masyarakatnya. Dan tentu saja mendapatkan dukungan
Hal tersebut sekaligus menghilangkan rasa distrust yang luas dari masyarakat yang dipimpinnya.
masyarakat terhadap kepemimpinan yang ada, bahwa Komitmen untuk melakukan pelayanan kepada
ternyata masih ada pemimpin-pemimpin yang baik di masyarakat yang dipimpinnya dengan membangun
negeri ini. system birokrasi yang baik menimbulkan kepercayaan
dari masyarakat. Dia mampu membangun kepercayaan
PEMBAHASAN masyarakat kota Surabaya dan birokrasi yang
Aplikasi Kepemimpinan Transformasional Sektor dipimpinnya untuk menjalankan ide-ide perubahan dala
Publik dalam Praktik Kepemimpinan Sektor Publik kebijakannya. Dalam menggerakkan masyarakat dan
di Indonesia birokrasi pemerintahannya, dia tidak segan-segan untuk
Dari konstruksi teori tentang kepemimpinan turun langsung dalam kegiatan yang dilakukan
transformasional yang dipaparkan di atas, jelas bahwa masyarakat dan anak buahnya.
tipe kepemimpinan transformasional sangat dibutuhkan Contohnya perubahan besar yang di lakukan Tri
dan relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Risma Harini terhadap kota Surabaya. Ide perubahan
Kondisi masyarakat kita saat ini sedang krisis besar yang dilakukannya terhadap kota Surabaya
kepercayaan (distrust), terjadi degradasi moral bangsa, diantaranya adalah penataan sistem birokrasi
dibuktikan dengan masih cukup tingginya tingkat pemerintahan dan penataan lingkungan yang cukup
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta etika berpolitik fundamental di kota Surabaya. Upaya tersebut cukup
yang kurang baik yang berakibat semakin melemahnya signifikan dan Tri Risma Harini mampu meminimalisir
kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik. konflik yang muncul dari masyarakat. Meskipun di
Presiden Joko Widodo sejak awal menjabat sudah awal kepemimpinannya pertentangan cukup besar
bertekat melakukan revolusi mental, yang artinya muncul dari para politisi kota Surabaya, bahkan dari
bahwa diperlukan suatu perubahan besar dalam pola kalangan parta pengusungnya untuk maju menjadi wali
pikir, perilaku, sikap dan mental seluruh masyarakat kota. Namun pendiriannya yang kuat terhadap
Indonesia untuk melakukan suatu perubahan. perubahan bagi kota Surabaya tidak menyurutkan
Oleh sebab itu dibutuhkan pemimpin yang memiliki niatnya.
visi yang jelas dan kuat untuk melakukan perubahan Kebijakan besar yang dilakukannya diantaranya e-
kearah yang lebih baik, mampu membangun Government dengan melakukan pelayanan berbasis
kepercayaan diri pengikutnya, mampu menjadi online sehingga tidak perlu lagi membentuk satgas
tauladan bagi yang dipimpin, serta mampu mentransfer khusus utnuk memberantas pungli. Disamping itu
ide-ide perubahan kepada anggota organisasi yang sudah diterapkannya e-Performance bagi seluruh
dipimpinnya sehingga mau melakukan kegiatan untuk jajaran PNS di kota Surabaya yang dijadikan dasar bagi
mencapai visi tersebut. Untuk itu pemimpin pemberian remunerasi bagi PNS di kota Surabaya.
transformasional sangat relevan dan dibutuhkan dalam Dengan e-Performance seluruh PNS di jajaran
kondisi masyarakat dan bangsa kita pada saat ini. pemerintah kota Surabaya harus mengupload laporan

87
Journal of Public Sector Innovations, Vol. 4, No. 2, Mei Tahun 2020, (84-90)
kegiatan pekerjaannya setiap hari pada situs pribadi mewujudkan visinya mensejahterakan masyarakat kota
yang sudah disediakan dan terkoneksi online dengan Surabaya pantang mundur apalagi menyerah.
data base pemerintah kota Surabaya. Dengan pelayanan Ancaman impeachment dari DPRD kota Surabaya
berbasis online pemerintah kota Surabaya mampu atas kebijakan Risma menolak proyek TOL tengah kota
menghemat anggaran 30 miliar rupiah, pernyataan Tri merembet kepada pencemaran nama baik DPRD kota
Risma Harini di Tempo.co, pada kunjungannya ke Surabaya, kaena tuduhan Risma pada DPRD bahwa
Bengkulu (Sumber: tempo.co). Selanjutnya Risma setiap event di DPRD selalu meminta anggaran kepada
menyampaikan bahwa "Dana itulah yang saya gunakan pemerintah kota. Perseteruan tersebut berkembang atas
untuk membangun taman kota dan fasilitas umum upaya kriminalisasi kepada wali kota (Risma) atas
lainnya," (Sumber: tempo.co). terbitnya Perwali nomor 56 dan 57 tahun 2010 tentang
Kebijakan besar lainnya adalah penataan Reklame, yang oleh DPRD dianggap menyalahi aturan.
lingkungan di kota Surabaya. Penataan lingkungan Namun Risma tidak bergeming sedikitpun. Begitu juga
tersebut dilakukan melalui beberapa kegiatan kebijakannya tentang penutupan lokalisasi Doly,
diantaranya memperbanyak taman kota dan ruang meskipun mendapat pertentangan dari beberapa pihak
terbuka hijau di kota Surabaya. Program prokasih Risma tetap pada pendiriannya. Kebijakan tersebut
(program kali bersih) dan program Surabaya Green sudah beberapa kali dibatalkan, setelah mengetahui
and Clean dengan melibatkan kader lingkungan di dampak negatif dari keberadaan lokalisasi Doly dan
setiap kelurahan, program bulan bakti gotong-royong beberapa lokalisasi lainnya di Surabaya, maka
yang menjadi agenda rutin tahunan, program kebijakan tersebut pada tahun 2015 direalisasikan.
Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK), program Apa yang sudah dilakukan oleh Tri Risma Harini
Relokasi PKL, program pembinaan gelandangan dan sebagai wali kota Surabaya merupakan cerminan
anak jalanan di LIPONSOS, Penutupan lokalisasi Doly, seorang pemimpin transformasional. Risma
Bangun Asri, Kremil, dan Moroseneng, dan kebijakan karakteristik kepemimpinan transformasional yaitu
yang paling fundamental dan mendapat pertentangan memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasi
keras dari politisi PDIP pendukungnya pada waktu perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi
maju PILWALI adalah pemutusan kerjasama pihak perubahan tersebut ke dalam organisasi, memelopori
dengan ketiga dalam pengelolaan kebersihan kota perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi
Surabaya. Para kontraktor yang mengelola pasukan individu-individu dalam organisasi untuk kreatif dan
kuning dan pengerukan drainase yang sebelumnya inovatif, membawa pembaharuan dalam kinerja
mendapatkan kontrak kerja di putus digantikan dengan manajemen, berani dan bertanggungjawab memimpin
tenaga honorer yang langsung di kelola pemerintah dan mengendalikan organisasi.
kota Surabaya. Tenaga honorer tersebut mendapatkan Tri Risma Harini sebagai wali kota Surabaya
upah yang memadai sesuai UMK kota Surabaya dan memiliki keyakinan dan pendirian yang kuat untuk
mendapat jaminan kesehatan melalui BPJS Kesehatan. melakukan perubahan. Dia memiliki kemampuan untuk
Segala upaya yang dilakukan pemimpin mentransformasikan ide pembaharuannya kepada
transformasional sektor publik seperti dalam contoh di bawahannya dalam jajaran pemerintah kota Surabaya.
atas bukannya tanpa perlawanan dari beberapa elit dan Lebih jauh Risma juga memiliki kemampuan
golongan masyarakat tertentu di daerahnya. Koflik dan mentransfer ide pembaharuannya kepada masyarakat
tekanan dari beberapa pihak termasuk dengan politisi kota Surabaya, sehingga gerakan pembaharuannya
dari beberapa partai bahkan dari partai pendukungnya mendapatkan dukungan luas di masyarakat. Upaya
pada waktu PILKADA tidak menyurutkan niat para untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pemimpin tersebut untuk melakukan perubahan. mendapat dukungan luas, terbukti pada setiap kegiatan
Ancaman impeachment dari DPRD, ancaman yang melibatkan masyarakat melalui program-
keselamatan dari pihak-pihak yang dirugikan karena programnya selalu mendapat dikungan masyarakat.
kebijakan publiknya tidak menyurutkan niat baiknya Seperti dinyatakan oleh Usman (2009:328) bahwa
untuk melakukan perubahan. Hal tersebut yang Perilaku Kepemimpinan transformasional ialah
menjadikan pemimpin-pemimpin transformasional kepemimpinan yang memiliki kesadaran sendiri
sektor publik ini mendapatkan apresiasi dan dukungan tentang emosionalnya, kesadaran sosial dan manajemen
luas dari masyarakat. Pengorbanan dan penderitaan hubungan kerja. Pola perilaku kepemimpinan yang
karena tekanan dan ancaman dari beberapa pihak seperti ini diharapkan berpengaruh positif terhadap
menjadikan pemimpin-pemimpin tersebut memiliki bawahannya dalam bentuk nilai-nilai dan keyakinan
nilai lebih di mata masyarakatnya. untuk mencapai tujuan organisasi. Kepeduliannya
Kebijakan-kebijakan tersebut bukannya tidak kepada masyarakat khususnya masyarakat bawah
mendapatkan pertentangan. Banyak perlawanan dari diapresiasi banyak pihak, khususnya oleh masyarakat
beberapa elemen masyarakat dan politisi, namun semua sendiri. Upaya penertiban pedagang kaki lima (PKL)
mampu dikendalikan. Risma mampu meyakinkan bisa berjalan dengan mulus, karena menggunakan
sebagian besar elemen masyarakat untuk mendukung sentuhan kemanusiaan, tidak merugikan PKL bahkan
kebijakannya. Perseteruannya dengan DPRD kota menguntungkan dan dengan pendekatan dan
Surabaya di awal masa jabatanya sebagai wali kota perencanaan yang cukup baik dan matang. PKL yang
Surabaya merupakan tantangan dari kebijakannya yang ditertibkan dipindah di suatu tempat yang tidak jauh
tidak kenal kompromi, bahkan terhadap partai dari PKL beroperasi dengan dibangunkan sentra PKL.
pendukungnya PDIP sekalipun. Komitmennya untuk Dengan diberi tempat yang lebih bagus, nyaman dan
murah, PKL merasa terbantu dan lokasinya tidak jauh

88
Abdul Fatah Fanani: Kepemimpinan Transformasional Sektor Publik
dari lokasi biasa PKL berjualan sehingga tidak 2. Inspirational motivation, yang tercermin dalam
kehilangan pelanggan. Begitu juga dengan pengamen perilaku pemimpin dalam menginspirasi karyawan
jalanan maupun yang biasa mengamen di sekitar PKL, dan masyarakat yang dipimpin dengan
mereka diberi kesempatan secara bergiliran untuk memberikan pemahaman dan tantangan dalam
mengisi hiburan di sentra-sentra PKL dengan mencapai visi. Sehingga dapat meningkatkan
mengalokasikan anggaran dari dinas terkait. Pengamen semangat pegawai dan masyarakat dalam
tidak diperbolehkan meminta uang dari pelanggan melaksanakan pekerjaannya, diperlihatkan dari
PKL, tetapi disediakan tempat bagi pelanggan untuk antusiasme dan optimism yang tinggi. Tri Risma
memberi uang bagi yang bersedia. Harini dalam memimpin mampu menginspirasi
Begitu juga kebijakannya dalam penertiban bawahan dan masyarakat yang dipimpin. Dengan
penghuni liar di setren kali maupun tempat-tempat terlibat langsung, ikut kegiatan bersih-bersih kali,
lainnya yang tidak resmi dilakukan dengan pendekatan membantu masyarakat yang terkena masalah
kemanusiaan yang baik dan perencanaan yang matang. mampu menginspirasi masyarakat untuk ikut
Pemindahan ke rumah susun sewa maupun milik membantu sesama. Disamping itu juga mampu
(RUSUNAWA dan RUSUNAMI) dilakukan dengan memotivasi bawahannya untuk berbuat lebih
menyiapkan sarana dan prasarana pendukung dalam membantu masyarakat.
kehidupan sosialnya, termasuk tempat usaha bagi yang 3. Intellectual simulation, yang senantiasa menggali
sebelumnya memiliki usaha kecil, sehingga kepindahan ide-ide baru dan solusi yang kreatif dari orang-
mereka tidak mematikan sumber penghidupannya. orang yang dipimpinnya. Ia juga selalu mendorong
Inovasi-inovasi dan ketulusan hati dalam menjalankan pendekatan baru dalam melakukan pekerjaan.
tugas tanpa pamrih itulah yang mampu menarik simpati Peran pemimpin dalam inovasi untuk memacu
bawahan dan masyarakat kota Surabaya. karyawan untuk berkreatifitas. Ide-ide baru dalam
Program penanggulangan kemiskinan yang menyelesaikan masalah masyarakat muncul dari
dijalankan ada di setiap program di masing-masing kebijakannya, meskipun mendapatkan tantangan
dinas. Sehingga program penanggulangan kemiskinan dari tokoh masyarakat bahkan DPRD. Misalnya
yang dijalankan terpadu dan tidak parsial. Upaya untuk dalam kebijakan memutus semua rekanan dalam
melibatkan masyarakat juga cukup kreatif dan inovatif. pengelolaan kebersihan kota diganti dengan tenaga
Disamping Risma terjun langsung pada setiap kegiatan, honorer. Program Giat Pahlawan Ekonomi yang
upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat kecil diselenggarakan rutin setiap tahun untuk
juga cukup signifikan, seperti program pemberdayaan memotivasi usaha kecil dalam mengembangkan
keluarga miskin (gakin) perempuan melalui Badan usahanya.
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana 4. Individualized consideration, yaitu direfleksikan
(BAPEMAS & KB). Gakin-gakin perempuan di setiap dengan selalu mendengarkan dengan penuh
kelurahan di latih dan di damping Kader Pemberdayaan perhatian, dan memberikan perhatian khusus
Masyarakat (KPM) di masing-masing kelurahan. kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan diri
BAPEMAS dan KB memfasilitasi pelatihan dan orang-orang yang dipimpinnya. Melalui kebijakan
pendampingan, termasuk bekerja sama dengan MAL- e-performance didukung dengan remunerasinya
MAL yang ada di Surabaya untuk menyediakan stan mampu memberikan perhatian khusus atas
khusus untuk PKL. Tidak hanya sampai di situ, tetapi kebutuhan finansial karyawannya dan mampu
upaya untuk melegalisasi melalui ijin usaha, disain memotivasi kerja pegawai. Disamping itu perhatian
kemasan sampai mengcreate icon-icon kampong UKM terhadap prestasi kerja pegawai pemerintah kota
seperti kampung lontong, kampung batik, kampung juga sangat diperhatikan, namun sebaliknya
manik-manik dan lain-lain. Bahkan untuk kampong punishment terhadap pegawai yang melanggar juga
lontong di kelurahan Banyu Urip saja setiap hari sangat tegas, sehingga membuat dia disegani tetapi
mendatangkan satu (1) gerbong daun pisang dari juga di hormati.
lamongan dan dua (2) gerbong beras dari bojonegoro Karakteristik sebagai pemimpin transformasional
melalui kerjasama antar daerah. Inovasi kreatif yang sangat jelas tergambar pada diri Ir. Tri Risma Harini,
dia lakukan cukup signifikan dalam membangun MT dalam memimpin kota Surabaya. Pola
kepercayaan dan partisipasi masyarakat. kepemimpinannya memiliki pendirian dan visi yang
Apa yang dilakukan Tri Risma Harini sebagai wali jelas dan tegas, penuh inovasi, kreatif, dan inspiratif.
kota Surabaya sesuai dengan indikator kepemimpinan Sehingga sepak terjangnya tidak ada yang meragukan
transformasional menurut Bass dan Avolio (2002:4-5) lagi, kepercayaan masyarakat terbangun dan
yaitu: menginspirasi masyarakat untuk respect dan turut
“1. Idealized influence, yang dijelaskan sebagai berpartisipasi dalam mencapai visi.
perilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) Yang menarik dari kepemimpinan transformasional
dan rasa percaya diri (trust) dari orang-orang yang adalah adanya keyakinan bahwa pemimpin dapat
dipimpinnya. Apa yang dilakukan Tri Risma dilatih dan dibentuk. Artinya kepemimpinan
Harini dalam setiap kegiatan mampu membangun transformasional bisa dibentuk dengan proses
respect dan trust bagi masyarakat dan bawahannya, pembelajaran dan pelatihan, dan tentu saja didukung
karena dia ikut terlibat langsung dalam setiap oleh niat dan komitmen yang kuat dari pemimpin yang
kegiatan. bersangkutan. Sehingga siapapun dapat menjadi
pemimpin yang efektif, dan seseorang akan menjadi
pemimpin yang unggul jika menerapkan prinsip

89
Journal of Public Sector Innovations, Vol. 4, No. 2, Mei Tahun 2020, (84-90)
kepemimpinan transformasional. Jika seseorang sudah Bass, B. M., 1985. Leadership and performance beyond
memiliki bakat memimpin, maka kepemimpinannya expectations.New York: Free Press.
akan menjadi jauh lebih unggul dan efektif. Bass, Bernard M., Ronald E. Riggio, 2006.
Fenomena terkini tentang kepemimpinan Transformational Leadership, second edition,
transformasional adalah bahwa tidak jarang penerapan Lawrence Erlbaum Associates, Inc.,
kepemimpinan transformasional kadang juga sudah Publishers 10 Industrial Avenue Mahwah,
dipadukan dengan kepemimpinan transaksional (Two New Jersey 07430.
Factors Theory). Kepemimpinan yang efektif kadang Burns, James Mc. Gregor (1978). Leadership. New
menggunakan kombinasi kedua jenis kepemimpinan York: Harper.
tersebut. Sebagai contoh kepemimpinan Tri Risma Bush, Tony, Coleman, Marianne, 2012. “Manajemen
Harini dalam memimpin kota Surabaya disamping Mutu Kepemimpinan Pendidikan”, Jogjakarta:
menerapkan prinsip kepemimpinan transformasional IRCiSoD.
seperti diuraikan di atas dia juga menerapkan Darto, Mariman, 2013. Kepemimpinan
kepemimpinan transaksional. Kebijakan remunerasi, e- Transformasional dalam Konteks Perubahan
performance untuk mendukung remunerasi misalnya, Organisasi di Lembaga Administrasi Negara,
merupakan kebijakan yang cenderung transaksional. Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No.
Prestasi kerja pegawai yang terdokumentasi melalui e- 3 / 2013.
performance akan mendapatkan imbalan remunerasi, https://bacasebar.blogspot.com/2016/04/walikota-
sehingga efektifitas kerja pegawai lebih terpacu karena terbaik-di-dunia-adalah.html
ada imbalan atas prestasinya. https://nasional.kompas.com/read/2015/02/04/2111421
Kelebihan dan Kelemahan Kepemimpinan 1/Mendagri.343.Kepala.Daerah.Tersangkut.Ka
Transformasional Sektor Publik dalam Perspektif sus.Hukum
kajian ilmu Administrasi Publik https://nasional.tempo.co/read/806140/pakai-sistem-
Kepemimpinan merupakan salah satu kajian di elektronik-risma-pemerintah-hemat-rp-30-
dalam ilmu administrasi publik. Kepemimpinan miliar
dipandang penting dalam kajian ilmu administrasi https://nasional.tempo.co/read/808123/sistem-e-
publik, karena kepemimpinan yang baik dan efektif government-ala-risma-diadopsi-41-kepala-
akan meningkatkan kinerja organisasi sektor publik. daerah/full&view=ok
Sedangkan pemimpin yang baik menurut Vinot T. Indrawijaya, 2010. Teori, perilaku, dan budaya
Panikkan dalam Pasolong (2016: 116) adalah: (1) organisasi, Refika Aditama, Bandung.
Memberi tekanan/fokus pada masa depan, (2) Nur, Muhamad Ansar, 2017. Pengaruh Kepemimpinan
Menekankan atau fokus pada penentuan arah, (3) Transformasional Terhadap Kekompakan,
Pertanyaan selalu “apa yang akan terjadi”, (4) Memberi Keterlibatan Kerja Dan Kinerja Pegawai,
visi dan inspirasi, (5) Memimpin orang-orang, dan (6) Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari-
Mengutamakan hirarki, menyebar otoritas. Juni 2017 Vol 6, No. 1, ISSN 2541-178X.
Pasolong, Harbani, 2016. “Teori Administrasi Publik”,
KESIMPULAN Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan uraian teori, analisis dan pembahasan Sedarmayanti, Hj. Prof. Dr. M.Pd, APU, 2013.
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Reformasi Administrasi Publik, Reformasi
a. Untuk mengembalikan kepercayaan warga terhadap Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan,
organisasi sektor publik khususnya birokrasi publik Bandung: PT. Refika Aditama.
b. dibutuhkan pemimpin yang memenuhi kriteria Silalahi, Ulber, 2011. Reinventing Kepemimpinan di
sebagai pemimpin transformasional. Sektor Publik untuk Membangun Kepercayaan
c. Kepemimpinan transformasional memiliki visi Warga Kepada Pemerintah, Jurnal Ilmu
kolektif jelas, memiliki kemampuan Administrasi, Volume VIII, No. 3, Desember
mengkomunikasikan secara efektif terhadap seluruh 2011.
pegawai, melalui berbagai cara, antara lain memberi Suryono, Agus, Prof., Dr., SU., 2011. “Manajemen
contoh yang memberi inspirasi bahwa kepentingan Sumber Daya Manusia, Etika dan Standar
organisasi lebih dari kepentingan individual. Profesional Sektor Publik”, Malang: UB Press.
d. Dalam kepemimpinan transformasional, para Usman, Husaini. 2009. Manajemen: Teori, Praktek, dan
pengikut merasakan kepercayaan, kekaguman, Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
kesetiaan dan penghormatan terhadap pemimpin, Yukl, Gary, 2005. “Kepemimpinan Dalam Organisasi”,
dan mereka termotivasi untuk melakukan PT. Indeks, Jakarta.
pekearjaan lebih produktif dari yang direncanakan
diawal.

DAFTAR PUSTAKA
Avolio, Bruce J., Bernard M. Bass, 2002. Developing
Potential Across A Full Range of Leadership:
Cases on Transactional and Transformational
Leadership, Lawrence Erlbaum Associates,
Publishers Mahwah. New Jersey.

90

Anda mungkin juga menyukai