Anda di halaman 1dari 24

KESIAPAN GENERASI MILENIAL

MENGHADAPI ERA 4.0

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :
SHINTA MARIANA

SMA SWASTA LPM LAMBUR

i
RINGKASAN
Generasi milenial saat ini sangat berperan bagi perkembangan teknologi
sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Mereka piawai menyesuaikan diri dan selalu
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berubah sangat
cepat. Sebaliknya, teknologi Informasi dan komunikasi menjadi hambatan bagi
generasi muda karena tidak semua dapat dikuasainya ada juga beberapa kalangan
yang tidak memahami terlebih di daerah terpencil. Kehadiran dan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi diakui secara fundamental diberbagai aspek
kehidupan, pendidikan, sosial maupun politik, yang masif diberbagai kehidupan ini
menjadi tantangan sekaligus hambatan bagi semua orang dibelahan dunia manapun.
Tantangan, karena semua orang harus siap setiap saat untuk berubah dan mengikuti
perkembangan yang terjadi disekitarnya.
Sumber daya manusia yang dibutuhkan di era saat ini adalah generasi muda.
Di Era Revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia
untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.
Untuk itu, diperlukan pelaksanaan program peningkatan keterampilan atau
pembaharuan keterampilan para sumber daya manusia. Salah satu kompetensi yang
harus dimiliki generasi millenial saat ini adalah talent. Dikarenakan talent menjadi
kunci atau faktor penting untuk kesuksesan, bukan kaum millenial namanya kalau
menyerah begitu saja. Anak anak millenial sangat kreatif, mereka mampu
menciptakan sumber penghasilan baru. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda
harus mempunyai semangat yang tinggi, tekad serta mempunyai tujuan agar
nantinya mampu membawa dampak positif bagi nusa dan bangsa.

ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Kesiapan Generasi Muda Milenial Menghadapi Era 4.0. Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini bertujuan untuk mengikuti salah satu Lomba Karya Tulis Ilmiah yang
diadakan di Provinsi Jambi. Selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
banyak mendapatkan bimbingan, bantuan dan juga motivasi dari berbagai pihak
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Atas kritik dan saran yang diberikan, penulis
ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Lambur, 25 September 2019


Penulis

iii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
RINGKASAN ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ...........................................................................................2
1.3 Pembatasan Masalah ..........................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah ..............................................................................................3
1.5 Tujuan Pembahasan ...........................................................................................3
1.6 Manfaat ..............................................................................................................3
1.6.1 Manfaat Teoritis ..............................................................................................4
1.6.2 Manfaat Praktis ...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Generasi Milenial ...............................................................................................5
2.1.1 Pengaruh Globalisasi terhadapatKehidupan ...................................................5
2.2 Menghadapi Era 4.0 ...........................................................................................6
BAB III METODOLOGI
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................................7
3.2 Populasi dan Sampel ..........................................................................................7
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................7
3.4 Teknik Analisis Data ..........................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tantangan dan Kompetensi yang Harus Dihadapi dan dimiliki oleh Generasi
Milenial dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 ..........................................9
4.1.1Kemampuan dan Sikap Apakah yang Paling Penting Dipersiapkan Pada Era
Revolusi Industri 4.0? ............................................................................................13

iv
4.1.2 Kolaborasi Generasi Millenial Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4. 13
4.2 Solusi yang Harus Dilakukan Generasi Milenial dalam Mewujudkan Making
Indonesia 4.0 ..........................................................................................................14
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generasi milenial merupakan generasi yang ditumbuhkan oleh anak bangsa.
Selain itu, kaum milenial menganggap kehidupan sosial sebagai aspek yang
penting. Berbagai kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga
terbiasa dengan segala hal yang serba isntan, fleksible dan lebih bebas berekpresi.
Di tengah perkembangan teknologi, termasuk teknologi industri, generasi milenial
ini juga dapat berperan aktif dan sangat berpengaruh. Fenomena ini dianggap
sebagai dampak dari arus globalisasi yang sudah tidak dapat dibendung lagi.
Globalisasi yang sering dimaknai yaitu sebagai proses mendunianya sistem sosial,
ekonomi, politik dan budaya, sehingga dunia terkesan tanpa batas.
Generasi milenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0 atau
Revolusi Industri generasi ke empat. Dimana revolusi ini menitik beratkan pola
digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia. Banyak pihak yang
belum menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama dikalangan pendidikan,
padahal semua itu merupakan tantangan generasi muda atau generasi milenial saat
ini. Salah satu perubahan yang signifikan dengan melahirkannya generasi gadged,
istilah yang sering digunakan untuk menandakan lahirnya generasi milenial. Pada
dasarnya, gadged lebih tepat disebut dengan peralatan, sehingga generasi gadged
dimaksudkan dengan generasi yang dalam kehidupannya tidak terlepas dari gadged
tersebut. Ini saling berkesinambungan antara teknologi dan informasi.
Pengaruh dari perkembangan teknologi akan berdampak terhadap suatu
generasi. Dari dampak tersebut akan muncul sebuah karakteristik atau identitas
sosial yang melekat pada generasi milenial. Generasi tersebut mempunyai karakter
yang terhubung antara satu orang dengan yang lainnya melalui gadged atau media
sosial. Sedangkan kreatifitas generasi tersebut diantaranya adalah keluar dari
kebiasaan-kebiasaan lama dan cenderung inovatif. Harapan dan peluang kemajuan
masyarakat terkait dengan generasi milenial sangat besar, Selain peluang yang
besar pada era revolusi 4.0 tantangan yang dihadapi oleh generasi milenial dalam
era ini juga cukup besar.

1
2

Peran milenial sangat berpengaruh pada penerapan konsep (Sociopreneur)


yaitu usaha yang tidak bertujuan untuk memperkaya diri sendiri melainkan untuk
kesejahtraan bersama. Di dalam generasi milenial ini seharusnya kita sebagai
generasi milenial mampu merubah kebiasaan buruk sehingga mampu beradaptasi
dan dapat menggunakan teknologi digital dengan tepat. Di era milenial seperti saat
ini, kebutuhan informasi di masyarakat sangat penting dan bersifat vital dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat memudahkan manusia untuk
berkomunikasi dan mendapatkan informasi tanpa dibatasi waktu dan jarak. Tetapi
hal tersebut tidak lagi menjadi penting dikalangan milenial seperti saat ini, karena
banyaknya pengaruh yang tidak baik untuk diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan paparan dari latar belakang di atas. Maka penulis berkeinginan
untuk menjadikan tulisan ini sebagai Karya Tulis Ilmiah dalam rangka lomba yang
diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Oleh karena itu, penulis memilih
salah satu dari beberapa tema yang sudah ditentukan, dan penulis tertarik untuk
memilih tema yang berjudul “Kesiapan Generasi Milenial Menghadapi Era 4.0.”
1.2 Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas teridentifikasi bahwa kajian ini
cukup luas. Maka penulis mengidentifikasi persoalan utama yang perlu dijelaskan
bahwa generasi milenial itu mencakup beberapa hal yaitu:
1. Generasi milenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi
Industri generasi ke empat. Dimana revolusi ini menitik beratkan pola digitalisasi
dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia.
2. Pengaruh dari perkembangan teknologi akan berdampak terhadap suatu generasi.
Dari dampak tersebut akan muncul sebuah karakteristik atau identitas sosial yang
melekat pada generasi milenial.
1.3 Pembatasan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi di atas merupakan
hal-hal yang sangat penting untuk pembuatan karya tulis ilmiah ini karena
merupakan masalah-masalah yang sering dihadapi masyarakat umum. Namun,
tidak semua akan dibahas dalam pembahasan ini karena mengingat keterbatasan
waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah ini.
Maka penulis membatasi masalah yaitu hanya membahas tentang bagaimana
3

Kesiapan Generasi Milenial Menghadapi Era revolusi 4.0 di dalam mewujudkan


Indonesia lebih baik lagi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat di tarik sebuah kesimpulan
bahwa rumusan masalah dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:
1. Tantangan dan kompetensi apa yang harus dihadapi serta dimiliki generasi milenial
dalam era revolusi 4.0?
2. Langkah apa saja saja yang harus dilakukan generasi milenial dalam mewujudkan
making Indonesia 4.0?
1.5 Tujuan Pembahasan
Tujuan ini merupakan sasaran yang hendak dicapai dalam sebuah penulisan
Karya Tulis Ilmiah. Sebelum pembahasan dilakukan hendaknya tentukan terlebih
dahulu tujuan yang akan dicapai. Sesuai dengan pertanyaan atau rumusan masalah
di atas, maka tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:
1. Untuk mencari tahu tantangan dan kompetensi apa yang harus dihadapi serta
dimiliki generasi milenial dalam era revolusi 4.0.
2. Untuk mencari solusi langkah apa saja saja yang harus dilakukan generasi milenial
dalam mewujudkan making Indonesia 4.0.
1.6 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi siapa
saja baik bagi peneliti maupun bembacanya. Di dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini terdapat dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
menambah masukkan dan pemikiran yang positif mengenai Kesiapan Generasi
Milenial Menghadapi Era 4.0.
1.6.2 Manfaat Praktis
Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk berbagai pihak, diantaranya:
1. Bagi sekolah dapat memberikan sumbangan pemikiran positif yang berarti untuk
pembelajaran tentang bagaimana Kesiapan Generasi Milenial Menghadapi Era 4.0.
4

2. Bagi pendidik diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan alternatif untuk
pembelajaran agar selalu mendorong dan memberi masukan positif ke peserta didik
agar berada pada jalur yang semestinya dan menjalankan tanggung jawabnya
sebagai pelajar.
3. Bagi siswa diharapkan setelah membuat ataupun membaca karya tulis ini dapat
memahami inti dari semua pembahasan tentang Kesiapan Generasi Milenial
Menghadapi Era 4.0 dan nantinya bisa mengintropeksi diri agar menjadi generasi
penerus yang berguna bagi orang banyak.
4. Bagi penulis sendiri dapat memberikan wawasan atau pengalaman yang berarti
serta bekal untuk mengubah hal-hal yang tidak semestinya dilakukan dalam dunia
pendidikan dan menghindari hal yang tidak semestinya dilakukan terkhusus ke arah
negatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Generasi Milenial


Generasi milenial merupakan generasi yang lahir dari generasi baby
boomers dan gen X yang tua. Istilah generasi milenial memang sedang akrab
dikenal. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar
sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa
bukunya. Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me
atau echo boomers.
Produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat milenial sebab
pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi dan arus globalisasi.
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa generasi milenial pada era
globalisasi ini banyak mengikuti perubahan dari zaman ke zaman dapat berdampak
serta berpengaruh pada generasi muda saat ini.
Menurut pendapat dari beberapa pakar tentang globalisasi, antara lain dari
Lodge (dalam Budi Winarno: 2004) yang menjelaskan bahwa globalisasi sebagai
suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bila menjangkau serta dengan
yang lain atau saling berhubungan dalam semua aspek kehidupan mereka, baik
dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan. Dengan pengertian
tersebut globalisasi telah menetapkan bahwa masyarakat dunia hidup dalam suatu
era di mana sebagian besar kehidupan mereka sangat ditentukan oleh proses-proses
global.
2.1.1 Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan
Jika kita kaji perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi yang
cepat dan murah merupakan salah satu faktor pendorong bagi globalisasi.
Globalisasi mempunyai ciri-ciri yaitu integrasi, jaringan, dan interdependensi. Jadi,
dengan karakteristik yang demikian itu globalisasi menentukan dunia menjadi
tempat untuk menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan perusahaan,
perusahaan dengan Negara, Negara dengan Negara, maupun antar individu.
Pengaruh globalisasi terhadap kehidupan generasi milenial salah satunya
adalah perkembangan teknologi yang terjadi dengan sangat cepat. Masyarakat

5
6

Indonesia terutama generasi milenial saat ini adalah penggemar fanatik gadged
sehingga tidak mengherankan apabila kita melihat seseorang membawa gadged
dengan harga belasan juta. Fanatisme inilah yang mendorong berbagai perusahaan
gadged asing gencar memasarkan produk mereka di Indonesia. Inilah salah satu
gambaran terhadap pengaruh globalisasi yang sangat pesat sehingga generasi
milenial banyak terpengaruh oleh teknologi saat ini.
2.2 Menghadapi Era 4.0
Saat ini, kita berada dizaman di mana revolusi industri 4.0 baru saja dimulai.
Lalu seperti apa sebenarnya revolusi industry 4.0? Revolusi industri 4.0
menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan
tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Di mana hal tersebut merupakan hal vital
yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan
biaya. Penerapan revolusi industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan
istilah smart factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun pertukaran data
juga dapat dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga
proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh
pihak berkepentingan kapan saja dan di mana saja selama terhubung dengan
internet.
Bila kita melihat kembali revolusi industri 3.0 di mana merupakan titik awal
dari era digital revolution yang memadukan inovasi dibidang elektronik dan
teknologi informasi. Ada perdebatan apakah revolusi industri 4.0 cocok disebut
sebagai sebuah revolusi industri atau hanya sebuah perluasan atau pengembangan
dari revolusi industri 3.0. Namun nyatanya, perkembangan revolusi industri 3.0 ke
revolusi industri 4.0 sangat signifikan, hal baru yang sebelumnya tidak pernah ada
direvolusi industri 3.0 mulai ditemukan. Para ahli meyakini era ini merupakan era
dari revolusi industri 4.0 dikarenakan terdapat banyak inovasi baru di industri 4.0,
diantaranya internet of things, big data, percetakan 3D, artifical intelligence,
kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan mesin pintar.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian


Untuk memecahkan suatu masalah, peneliti harus mengetahui terlebih
dahulu jenis penelitian apa yang akan digunakan di dalam sebuah penelitian.
Menurut Siswantoro (2010: 55) “Jenis penelitian berarti cara yang dipergunakan
seorang peneliti di dalam usaha memecahkan masalah yang diteliti”. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. “Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta yang ada berupa perian bahasa tanpa
mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa oleh penuturnya”
(Sudaryanto, 1992: 62). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, mengkaji
bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan persamaan dan perbedaan
fenomena, tidak melakukan manipulasi, hanya menggambarkan suatu kondisi apa
adanya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian deskriptif adalah jenis
penelitian yang dilakukan berdasarkan kenyataan dan menggambarkan fenomena
yang ada. Dalam objek pembahasan dan tujuan yang ingin dicapai yaitu maka
penulis ingin Mendeskripsikan Kesiapan Generasi Muda Milenial Menghadapi Era
4.0.
3.2 Populasi dan Sampel
Sebuah penelitian yang ada kaitannya dengan data adalah menyangkut
sumber data, yang di dalamnya terdapat masalah yang berhubungan dengan
populasi dan sampel sebagai abstraksi dari kegiatan menentukan data penelitian.
Populasi bukan hanya sekedar masalah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari. Tetapi, meliputi semua karakteristik dan sifat-sifat yang dimiliki oleh
objek atau subjek tersebut.

7
8

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data sebagai faktor penting dalam penelitian, maka
dari itu penulis perlu menggunakan teknik yang tepat. Teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan perlu memilih teknik dan alat
pengumpulan data yang relevan sehingga memungkinkan diperoleh data yang
objektif. Sebuah data tidak akan diperoleh tanpa adanya teknik pengumpulan data.
“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan” (Sugiyono, 2016: 62). Jadi,
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa seorang peneliti harus mengetahui teknik
apa yang akan digunakan untuk mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitiannya adalah
sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku referensi, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Studi
kepustakaan merupakan langkah penulis untuk mengumpulkan dokumen yang
dapat berupa tulisan (teori-teori), artikel dari internet dan sumber-sumber yang ada
hubungannya dengan penelitian.
Bila semua data sudah terkumpul atau didapatkan, maka penulis
menggunakan metode catat. Dalam hal ini pengumpulan data yang dilakukan
dengan mencatat atau menyalin teori-teori yang digunakan untuk penelitian,
terutama mengenai masalah yang diangkat sebagai judul Karya Tulis Ilmiah yaitu
Kesiapan Generasi Muda Milenial Menghadapi Era 4.0.
3.6 Teknik Analisis Data
Setiap penelitian pasti memerlukan adanya analisis data. Analisis data
dilakukan dengan pemaparan dalam bentuk deskriptif terhadap masing-masing
pembahasan sesuai dengan rumusan masalah secara fungsional dan rasional.
Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul kemudian
diolah oleh penulis. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, data dari berbagai sumber serta
9

dari pemikiran penulis diambil kemudian secara berurutan dicatat atau disalin dan
ditulis kembali, teknik tersebut dilakukan secara objektif serta sistematis.
Penganalisisan ini memuat tentang Kesiapan Generasi Muda Milenial Menghadapi
Era 4.0
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tantangan dan Kompetensi yang Harus Dihadapi dan dimiliki oleh Generasi
Milenial dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

Generasi millenial identik dengan dunia teknologi informasi dan


komunikasi. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri, kenapa para birokrat
pengusaha dan penguasa menggandeng generasi millenial? Mereka piawai
menyesuaikan diri dan selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang berubah sangat cepat. Sebaliknya, teknologi Informasi dan
komunikasi menjadi hambatan bagi generasi ”Gagap teknologi” atau gaptek
khususnya generasi baby boomer kalau tidak belajar dari generasi millenial pasti
akan tertinggal. Kondisi saat ini semua aspek kehidupan termasuk pelayanan barang
dan jasa berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Secara perlahan dan pasti
semua yang manual/konvensional yang lebih mementingkan hubungan “face to
face” secara langsung telah beralih dengan memanfaatkan teknologi. Selain
menjadi tantangan juga membuka peluang untuk pengembangan diri,melakukan
bisnis,membuka jasa dan pelayanan terbuka lebar bagi siapapun yang dapat
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik dan benar. Para
pelaku usaha dari generasi millenial terbukti dapat melakukan inovasi, terobosan
dan loncatan sehingga lebih efisien dan lebih efektif dari segi waktu, biaya, dan
tenaga. Tidak perlu mempunyai tempat usaha yang luas dan strategis dipinggir
jalan yang harga sewanya mahal, cukup digarasi rumah, di gang kecil bisnis
beromset jutaan dapat berjalan lancar.
Anak anak yang kreatif dan berjiwa enterpreneur, pruduktif, inovatif, terbukti
dapat mempunyai penghasilan melebihi dari gaji birokrat. Mereka melakukan

10
11

kolaborasi untuk membuka usaha sesuai selera generasi millenial. Lihatlah startup
(perusahaan rintisan) seperti Buka lapak, Go jek, Toko pedia dan Traveloka.
Sebagai unicorn yang telah memiliki nilai lebih dari $ 1 Milyar. Mereka adalah
anak anak muda yang memiliki talenta berbeda dan bersedia betkolaborasi,menjalin
jejaring (network). Kekuatan berbisnis saat ini bukan pada besar nya modal, tetapi
seberapa luas jejaringan yang dimiliki.
Berbicara mengenai tantangan generasi millenial di Era Revolusi industri 4.0
sudah pasti ini berkaitan dengan SDM (Sumber Daya Manusia) dan teknologi.
Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh generasi saat ini. Mereka harus
bisa bersaing dan juga berkolaborasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang
dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
masif diberbagai kehidupan ini menjadi tantangan sekaligus hambatan bagi semua
orang dibelahan dunia manapun. Tantangan, karena semua orang harus siap setiap
saat untuk berubah dan mengikuti perkembangan yang terjadi disekitarnya.
Kehadiran dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diakui secara
fundamental diberbagai aspek kehidupan, perbankan, pendidikan, transportasi,
sosial, politik, hukum, budaya dan praktik bisnis modern. Diantara masalah yang
harus dihadapi oleh Indonesia dalam menyambut Era Revolusi Industri 4.0 yaitu
adalah sumber daya manusia. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya manusia
yang sangat banyak, namun jumlah orang orang yang memiliki kualitas sumber
daya yang berkualitas masih sedikit. Sehingga, meskipun tersedia lapangan
pekerjaan masih banyak masyarakat yang tidak mendapatkan pekerjaan
dikarenakan rendahnya kualitas mereka.
Selain kualitas sumber daya manusia yang belum memupuni, masih banyak
generasi millenial Indonesia yang kurang ahli dalam menggunakan teknologi.
Bahkan, ada yang menyalah gunakan kemajuan teknologi ini untuk hal-hal yang
sama sekali tidak ada manfaatnya. Sedangkan di Era Revolusi 4.0, pekerja akan
banyak digantikan oleh tenaga robot. Berdasarkan perkataan Prof. Dwikorita
Karnawati Msc PDH, dalam 10 Tahun kedepan pekerja yang akan hilang mencapai
35%. Di perkotaan besar petugas parkir seakan mulai menghilang. Kemudian
petugas tol, petugas check in, hingga kurir pengantar pesanan, semua pekerjaan
tersebut bisa digantikan dengan teknologi.
12

Sumber daya manusia yang dibutuhkan di Era 4.0 saat ini adalah generasi
muda yang memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi digital. Kompetensi
ini untuk mewujudkan pabrik cerdas seperti salah satunya Internet Of Things. Era
Revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia untuk
memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu,
diperlukan pelaksanaan program peningkatan keterampilan atau pembaharuan
keterampilan para sumber daya manusia berdasarkan kebutuhan dunia saat ini.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki generasi millenial saat ini adalah talent.
Dikarenakan talent menjadi kunci atau faktor penting untuk kesuksesan
implementasi industri 4.0. Bukan kaum millenial namanya kalau menyerah begitu
saja. Anak anak millenial sangat kreatif, mereka mampu menciptakan sumber
penghasilan baru. Dan memang banyak pekerjaan baru yang bermunculan di Era
millenial ini, misalnya saja menjadi selebgram, vlogger, Blogger, dan lain
sebagainya.
Untuk menghadapi Era revolusi industri 4.0 generasi millenial memerlukan
pendidikan yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal
tersebut harus dapat dicapai dengan cara mengoptimalisasikan penggunaan
teknologi sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan
output yang dapat mengikuti zaman menjadi lebih baik. Indonesia pun perlu
meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan tuntunan teknologi digital.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal,juga harus menerapkan program
program yang sekiranya dapat menunjang keterampilan abad 21 dan Era Revolusi
Industri 4.0. Seperti halnya berlatih, berkreasi, berinovasi, berimajinasi, untuk
membuat karya, metode ataupun produk produk unggulan yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan kearifan lokal setempat. Sekolah diharapkan tidak hanya
menjadi sebuah institusi pendidikan formal saja tetapi juga harus dapat
mengembangkan softskill peserta didik dan menumbuhkan jiwa inovasi dan
kreativitas peserta didik yang dapat berupa penemuan penemuan baru, baik itu
gagasan atau ide, tindakan atau metodologi, ataupun peralatan baru atau teknologi.
Program kegiatan di sekolah sekolah diharapkan dapat memuat kompetensi
yang dibutuhkan oleh generasi millenial di Era Revolusi Industri 4.0 dan
menjadikan generasi millenial siap dengan masa depan yang penuh dengan
13

tantangan, generasi millenial tidak hanya cerdas, tapi juga harus punya karakter
baik. Sebagai generasi millenial, apa apa saja kompetensi yang perlu kita miliki
untuk menghadapi Era Revolusi Industri 4.0?
1. Kemampuan Berbahasa Asing
Kemampuan ini penting dikuasai agar dapat berkomunikasi pada tingkat global.
2. Kemampuan Berfikir Kritis
Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui kebiasaan membaca dan berdiskusi
secara intensif.
3. People Management
Kemampuan untuk mengatur atau leadership. Bagi mahasiswa hal ini dapat
dikembangkan saat mereka mengikuti organisasi ataupun ekstrakulikuler.
4. Kreativitas
Kemampuan untuk menemukan sesuatu yang unik dan out of the box. Menciptakan
inovasi-inovasi baru atau mengembangkan yang sudah ada.
5. Emotional Intelligence atau Kecerdasan Emosi
Dalam hal ini termasuk pula kemampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, serta
memanfaatkan emosi.
4.1.1 Kemampuan dan Sikap Apakah yang Paling Penting Dipersiapkan Pada Era
Revolusi Industri 4.0?
Pertama, memperkuat sumber daya manusia yang ada, urusan pekerjaan
usia produktif Indonesia juaranya. Ada bonus demografi yang ada di Negera kita.
Jumlah yang besar ini harus dimanfaatkan dengan hal positif dalam menyambut
masa depan. Ada banyak pekerjaan dimasa depan yang terintegrasi dengan
teknologi, karena itulah harus ada keterampilan dan kemampuan dibidang
teknologi. Semua dimulai dari bangku sekolah serta ketersediaan internet untuk
semua kalangan. Ini akan mendorong masyarakat tidak awam lagi dengan
pekerjaan aneh dimasa depan.
Kedua, mengubah sistem pendidikan ke arah modern artinya ada hubungan
antara dunia sekolah dengan dunia industri. Semua itu melalui program Link, mulai
dari kurikulum berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art and
mathematics), praktik hingga proses adaptasi dengan dunia kerja. Guru selaku
14

kuasa disekolah diberikan pelatihan dan sarana dalam mendukung prosesnya kearah
teknologi.
Ketiga, Mengedepankan kolaborasi, di Era saat ini bukan lagi
mengedepankan kompetisi tapi kolaborasi dengan semua pihak. Sebagai contoh
adalah bisnis taxi konvensional yang harus kalah bersaing dengan taxi online.
Sebuab bisnis taxi konvensional harus punya semuanya, dimulai dari
taxi,pangkalan,driver hingga proses perizinan yang berbelit belit.
4.1.2 Kolaborasi Generasi Millenial Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri
4.0
Setelah generasi milenial berkolaborasi maka tugas pemerintah untuk
memfasilitasi semua itu. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE), No. 11 Tahun 2008 sebenarnya sudah menjadi paying hukum untuk
memfasilitasi kegiatan bisnis generasi milenial masalahnya UU ITE ini lebih
menonjol dan terkenal hanya pada pasal-pasal 27-37 yang mengandung ujaran
kebencian, hoaks, pencemaran nama baik, SARA. UU ITE No 11 Tahun 2008 telah
dirubah dengan UU No 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU No 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik telah disahkan di Jakarta tanggal
25 November 2016. Dalam penjelasan Undang-Undang No 19 Tahun 2016
dikatakan bahwa perubahan ini menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum, bagi
pengguna teknologi informasi dan komunikasi.
Perubahan terhadap payung hukum ini membuktikan bahwa pemerintah
terus memberi perlindungan dengan regulasi yang sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan yang terjadi, sehingga kepastian hukum dan rasa keadilan dapat
dirasakan oleh segenap warga Negara Indonesia. Dengan demikian, para generasi
milenial dalam melakukan kolaborasi untuk menghadapi tantangan era industri 4.0
semakin tenang karena ada regulasi yang melindungi bila ada pihak-pihak lain yang
melakukan tindak pidana yang berpotensi merugikan gerak langkah usaha yang
telah dirintis secara kolaboratif.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masa depan ada ditangan generasi milenial
mau tak mau generasi X harus mau merangkul generasi ini. Bagaimanapun juga
15

generasi Y adalah hasil didikan dan pola asuh generasi X. Rangkul dan ajari
generasi Y dengan memberikan ruang untuk berbicara dan berekspresi. Ajari
tanggung jawab serta kepekaan sosial pada generasi Y, memang generasi X dan Y
hidup di zamannya masing-masing, akan tetapi tongkat estafet masa depan bangsa
dan negara harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
4.2 Solusi yang Harus Dilakukan Generasi Milenial dalam Mewujudkan Making
Indonesia 4.0.
Langkah yang harus diambil oleh generasi milenial adalah mempersiapkan
beberapa aspek yang harus dikuasai dalam mewujudkan making Indonesia 4.0.
Dalam bidang teknologi adalah mempelajari dasar seperti bahasa programming,
algoritma, aliran sistem informasi dan user interface dan memiliki suatu
keunggulan yang tidak dikuasai oleh softskill seperti inovasi, kreatifitas, complex
problem solving, kemampuan adaptasi, rasa empati dan simpati, manajemen waktu
dan kolaborasi, dalam bidang pendidikan seperti mengusung pendidikan 4.0. Yaitu
memahami cara berinteraksi dan menerapkan pengetahuan yang beragam atau multi
disiplin ilmu, cara berkomunikasi yang baru, mengembangkan pemikiran kritis dan
pemecahan masalah yang kompleks, imajinatif, kreatif, mudah beradaptasi,
fleksibel dan mengembangkan plastisitas otak, dalam bidang sosial budaya, yaitu
tetap mempertahankan dan mengenalkan budaya kita ke luar Negara Indonesia.
Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, generasi milenial harus
mempersiapkan diri dengan baik agar dapat mengikuti perkembangan yang terjadi
dan tidak mengalami ketertinggalan serta kekalahan oleh teknologi yang
diciptakan. Sebaliknya dalam era ini generasi milenial diharapkan dapat
berkolaborasi dengan baik sehingga harus mempersiapkan diri dalam berbagai
aspek. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa generasi milenial tidak
boleh kalah dalam persaingan dengan anak-anak muda dari Negara lain dan juga
kalah dengan kecanggihan teknologi di era 4.0. Untuk menjadi generasi muda yang
kreatif, aktif, inovatif kita perlu membiasakan diri untuk melakukan aktivitas-
aktivitas berikut ini di dalam kehidupan kita
1. Perbanyak Membaca Buku
Membaca buku secara rutin sangat dianjurkan bagi generasi milenial saat ini,
apalagi minat baca dari anak muda di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan
16

penelitian yang dilakukan Most Littered Nation In The World 2016 dari total 61
Negara minat baca di Indonesia berada diperingkat 60. Hal ini tentu menjadi
keperihatinan bersama, padahal dengan membaca buku setiap hari, wawasan yang
diperoleh menjadi lebih luas dan hal tersebut akan merangsang kemampuan untuk
berpikir secara kreatif. Apabila sulit memulai kebiasaan membaca buku, kita bisa
memilih buku-buku yang sederhana terlebih dahulu seperti novel atau majalah-
majalah remaja.
2. Menggunakan Internet dan Media Sosial Secara Bijak
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan internet bisa membawa
dampak positif maupun negatif bagi generasi muda. Apabila tidak berhati-hati
dalam penggunaannya, kita sebagai generasi muda dapat terjerumus ke hal-hal yang
negatif seperti mengunjungi situs-situs pornografi, membuka situs-situs
radikalisme atau salah dalam memilih teman dan komunitas di internet. Selain itu,
gneerasi milenial harus bijak dalam menggunakan media sosialnya jangan sampai
media sosial justru menjadi sarana untuk saling menghujat dan menjatuhkan satu
sama lain atau untuk menyebarkan informasi hoax. Maka dari itu, kita sebagai
generasi penerus bangsa harus mengambil dampak positifnya saja. Kita bisa
menggunakan internet untuk mecari ide-ide kreatif di google, menulis artikel,
melihat tutorial kreatif di youtube, membuat foto-foto menarik untuk ditampilkan
di instagram atau facebook dan masih banyak lagi. Pada dasarnya, dampak positif
dari kemajuan teknologi akan kita rasakan ketika menggunakannya secara positif.
3. Bersikap Terbuka Terhadap Berbagai Pengalaman Baru
Di dunia yang semakin dinamis dan modern seperti saat ini, kita sebagai
generasi muda perlu membiasakan diri untuk terbuka dengan berbagai pengalaman
baru. Kita bisa mengikuti berbagai macam aktivitas yang bermanfaat, seperti
bergabung dengan organisasi sosial, menjadi relawan bagi orang-orang tidak
mampu, atau mengikuti ajang perlombaan. Aktivitas tersebut akan melatih diri kita
untuk dapat berpikir lebih kreatif dan bergerak lebih aktif. Selain itu, kita dapat
membiasakan diri untuk lebih tanggap dan kritis dengan masalah-masalah yang
terjadi disekeliling kita.
4. Membangun Ide dan Visi ke Depan
17

Hal berikutnya, yang dapat dilakukan oleh generasi muda adalah mencoba
mengembangkan ide-ide kreatif yang ada dibenaknya. Kita bisa memulai dengan
ide-ide yang sederhana terlebih dahulu. Siapa tahu dari ide yang sederhana tersebut,
kita justru dapat membentuk sebuah startup baru yang dapat memecahkan masalah-
masalah yang ada disekitar kita dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat. Selain mencoba mengembangkan ide-ide yang ada dipikiran kita,
generasi milenial juga harus memiliki visi dalam kehidupannya. Visi ini harus jelas
dan realistis. Jangan sampai kita sebagai generasi penerus bangsa tidak memiliki
visi dan cita-cita yang membuat kita hidup tanpa target dan tujuan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagai generasi muda seperti saat ini langkah
yang harus dilakukan agar siap kapanpun menghadapi era revolusi industri 4.0
adalah dengan mengembangkan potensi yang ada pada diri kita sendiri,
mengembangkan minat serta bakat, melatih diri agar kita memiliki keterampilan
yang tidak dimiliki oleh teknologi.
BAB V
KESIMPULAN

Generasi milenial merupakan generasi yang lahir dari anak bangsa, generasi
milenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0. Salah satu perubahan
yang signifikan dengan melahirkannya generasi gadged, istilah yang sering
digunakan untuk menandakan lahirnya generasi milenial. Pengaruh dari
perkembangan teknologi akan berdampak terhadap suatu generasi. Dari dampak
tersebut akan muncul sebuah karakteristik atau identitas sosial yang melekat pada
generasi milenial. Generasi tersebut mempunyai karakter yang terhubung antara
satu orang dengan yang lainnya melalui gadged atau media sosial.
Langkah yang harus diambil oleh generasi milenial adalah mempersiapkan
beberapa aspek yang harus dikuasai dalam bidang pendidikan seperti mengusung
pendidikan 4.0. Maksudnya di sini, memahami cara berinteraksi dan menerapkan
pengetahuan yang beragam atau multi disiplin ilmu, cara berkomunikasi yang baru,
mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah yang kompleks,
imajinatif, kreatif, mudah beradaptasi, fleksibel dan mengembangkan plastisitas
otak, dalam bidang sosial budaya. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0,
generasi milenial harus mempersiapkan diri dengan baik agar dapat mengikuti
perkembangan yang terjadi dan tidak mengalami ketertinggalan serta kekalahan
oleh teknologi yang diciptakan. Sebaliknya dalam era ini generasi milenial
diharapkan dapat berkolaborasi dengan baik sehingga harus mempersiapkan diri
dalam berbagai aspek. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa generasi
milenial tidak boleh kalah dalam persaingan dengan anak-anak muda dari Negara
lain dan juga kalah dengan kecanggihan teknologi di era 4.0.

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai