Anda di halaman 1dari 4

EKSISTENSI PEMUDI PERSIS DAN SERBA-SERBI TANTANGAN

DIGITAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Sonia Aulia Septiani Putri

PC. Pemudi Persis Pangalengan

PROLOG

Pada saat ini, kita dihadapkan dengan era revolusi industry 4.0 yang mana
berimplikasi pada digitalisasi pada seluruh aspek kehidupan. Ibarat kata, semua aktifitas
sudah ada dalam genggaman tangan disebabkan kecanggihan teknologi yang ada pada saat
ini. Seperti yang kita tahu, bahwa era ini memerlukan perpaduan antara internet juga
manufaktur yang membawa banyak manfaat namun juga berbagai masalahpun menjadi
timbul seperti kesenjangan ekonomi, kesenjangan social, kesenjangan pendidikan, bahkan
menimbulkan perubahan perilaku dan kebiasaan masyarakat.

TANTANGAN-TANTANGAN DIGITALISASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Dalam hal ini, kesenjangan dan perubahan perilaku bukan dalam kadar yang biasa
saja, tetapi bahkan sampai terjadi masalah seperti menyalahgunakan media social, menyebar
hoax, penipuan, krisis moral, pergaulan bebas pada remaja, konten-konten yang tida
terkontrol, kesenjangan keterampilan digital dan lain sebagainya.

Dan ironisnya, masalah ini banyak terjadi pada perempuan dan anak remaja. Ketika
banyak nilai-nilai asing masuk dan menjadi tontonan, tak bisa dipungkiri hal itu akan menjadi
tuntuntan jika menontonnya sudah menjadi kebiasaan. Seperti pra-survey yang saya lakukan
dengan cara mewawancara beberapa rekan komunitas terkait dampak digitalisasi pada remaja
dan rata-rata menjawab dengan jawaban yang sama yaitu krisis moral dikarenakan keseharian
remaja yang lebih banyak dihabiskan dengan menonton konten dan bermain media social.
Media social yang digunakanpun beragam, mulai dari tiktok, whatsapp, facebook, bahkan
instagram. Mereka tidak banyak menghabiska waktu dengan orang tua atau keluarga karena
keluarga mereka sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bukan hanya
itu, tak sedikit remaja yang terjerumus dalam bahaya ketika menggunakan teknologi lantaran
adanya kesenjangan kemampuan teknologi antara orang tua dan anak.
Inilah yang menjadi tantangan bagi orang-orang yang paham dan sadar akan situasi,
betapa perlunya gebrakan positif bagi para remaja dan masyarakat yang perlu perubahan
khususnya para perempuan. Kenapa? Karenaa perempuan adalah madrasah pertama bagi para
generasi penerus bangsa. Perempuan harus mempunyai literasi digital yang baik dan
memahami aturan dunia digital, mampu memilah sekaligus menyampaikan konten positif dan
mencegah konten negatif.

Pada Bidang Pendidikan Dalam perkembangan teknologi yang pesat ini, perlu adanya
pembekalan kecakapan literasi digital pada anak yang menuntut agar pendidikan mampu
memprediksi kebutuhan anak di masa depan. Selain itu, tantangan pendidikan pada era
revolusi industry 4.0 adalah penanaman pendidikan nilai yang bertujuan agar terhindarnya
peningkatan kasus kejahatan, degradasi moral, dan lainnya. Namun kurangnya pendidikan
nilai justru malah menimbulkan kejaharan di media online.1 Pada Bidang Dakwah, Kemajuan
pesan IPTEK telah mentransformasikan peradaban manusia, meski memang mempermudah
jalan dakwah, justru tak luput dari tantangan yang diantaranya banyak media yang menjadi
penyebar hoax berbagai berita hingga masalah keagamaan. Pada bidang ekonomi, Banyak
sekali pekerjaan yang teralihkan oleh internet dan manufaktur, sehingga SDM tak lagi banyak
diperlukan. Ini yang menjadi tantangan bagi kaum perempuan yang dituntut bukan hanya
gerak cepat mencari peluang tetapi juga dituntut untuk mengkritisi, berpikir mendalam, dan
juga bervisi ketika rezim kapitalisme perlahan merenggut peluang kerja yang digantikan
dengan manufaktur. Pada bidang social, Minimnya interaksi secara tatap muka dikarenakan
canggihnya teknologi yang bisa membuat semua orang berkomunikasi lewat media
handphone menjadi tantangan tersendiri dimana para manusia yang begitu aktif di dunia
maya namun berbanding terbalik ketika bertemu di dunia nyata. Kurangnya kecakapan dalam
menggunakan media digital.

EKSISTENSI PEMUDI PERSIS DALAM MENYIKAPI TANTANGAN DIGITAL DI


ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Pemudi Persis merupakan Organisasi Kepemudaan (OKP) yang mengembangkan


sayap syari’at islam melalui pengembangan dakwah, pendidikan, dan social disetiap kalangan
masyarakat melalui kepemimpinan Pemudi Persis di seluruh Wilayah Indonesia. Pada saat
ini, pemudi persis ditiap Pimpinan Daerah yang berbeda memiliki program jihad yang

1
Nur Hidayat, Peran dan Tantangan Pendidikan Agama Islam Di Era Global, Jurnal El-Tarbawi, Vol.
XIII, No. 2, 2015, hlm. 135-137
dipegang masing-masing bidang garapan, pun sama dengan Pimpinan Cabangnya. Dengan
mengadakan program yang memang berorientasi pada pendidikan dan dakwah, tentunya
kehadiran pemudi persis bisa menjadi separuh solusi atau jawaban dari tantangan digital yang
ada. Seperti contoh di Pimpinan Cabang Pangalengan mengadakan program kajian online
yang bertemakan remaja dan parenting dengan tujuan memberikan pengarahan dan
pendidikan agar memberikan edukasi dan tetap terjaga dari arus pengaruh teknologi dan
globalisasi melalui digital dengan konten juga materi yang telah disiapkan oleh PC. Pemudi
Pesis Pangalengan. Bukan hanya dibidang pendidikan, pada bidang ekonomipun diadakan
workshop dan pelatihan dalam menjalankan bisnis dan kewirausahaan yang dilatih oleh
ahlinya. Dan bahkan belum lama, PW Pemudi Persis Jawa Barat mengadakan kegiatan
PLAKAT (Pelatihan Asah Dan Bakat) bagi para perwakilan pasing-masing pimpinan cabang.

Bagi saya, sebetulnya eksistensi pemudi persis cukup menjawab tantangan digital
yang ada dimasyarakat. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan bagi para perempuan khususnya Pemudi Persis ialah :

1. Pemudi harus senantiasa terdidik. Karena perempuan merupakan madrasah pertama bagi
anak untuk mengajarkan nilai moral, nilai social, nilai agama dan nilai kehidupan lainya
untuk generasi penerus bangsa. Jika wanitanya terdidik, ia akan mampu menangkal hoax,
dan mencegah hal negative pada anak.
2. Mau belajar menggunakan perangkat digital, memiliki jiwa Inisiatif Kreatif dan Inovatif
3. Selalu meng-Upgrade diri agar menjadi pemudi yang inspiratif
4. Bersikap kritis dan menganggap belajar sebagai suatu kebutuhan.
5. Mengembangkan kekuatan dari hati (motivasi diri, menemukan bakat dan minat,
merefleksi goal/tujuan)

KESIMPULAN

Tantangan digital revolusi industri 4.0 memang tidak akan pernah lepas dari fenomena
masyarakat. Namun penulis yakin semua manusia bisa menjawab tantangan itu. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam Q.S AR-Rad ayat 11 yang artinya “Allah tidak akan mengubah
suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri….”.2 Dan untuk beberapa
permasalahan tantangan digital, eksistensi pemudi persis sudah menjawabnya.

2
Departemen RI, Al-Qur’an Kemenag, (Jakarta: 2015)
BIODATA PENULIS

Sonia Aulia Septiani Putri lahir di Bandung pada tanggal 11 September 2000. Penulis
merupakan Mahasiswa tingkat akhir di STAI Persis Bandung dan terdaftar sebagai anggota
(Tasykil bidgar Infokom) di PC. Pemudi Persis Pangalengan Masa Jihad 2021-2023 pada
periode 1.

Lembar artikel ini merupakan artikel non ilmiah yang ditulis dalam rangka mengikuti
lomba artikel pada acara Silaturahim Daerah 2 (SILATDA 2) yang diselenggarakan oleh
Pimpinan Daerah Pemudi Persis Kab. Bandung pada tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai