PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAAN
2
orang-orang yang langsung berhubungan dengan masyarakat untuk
melaksanakan peraturan dan seterusnya.
Kepemimpinan yang tidak resmi dapat digunakan pula di dalam
suatu jabatan resmi dan tentu saja lebih leluasa di dalam masyarakat yang
belum dipungut peraturan-peraturan resmi. Dalam bidang terakhir tadi,
seorang pemimpin dapat menggerakan kekuatan-kekuatan masyarakat
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Perkembangan kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah
terbentuk atau sebagai hasil dinamika interaksi sosial. Sejak mula
terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang
diantara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif dari pada
rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih
menonjol dari lain-lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan,
yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang
kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukan dalam
keadaan-keadaan dimana tujuan kelompok sosial yang bersangkutan
terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman dari luar. Dalam
keadaan demikian, agak sulit bagi warga kelompok menentukan langkah-
langkah yang harus diambil untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi.
Munculnya seorang pemimpin merupakan hasil dari suatu proses
dinamis yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok. Apabila
pada saat tersebut muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar
kelompok-kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak
munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena seorang individu yang
diharapkan akan menjadi pemimpin, ternyata tidak berhasil membuka
jalan bagi kelompok untuk mencapai suatu tujuannya dengan begitu
kebutuhan warga tidak terpenuhi.
3
3. Syarat-syarat kepemimpinan
a. Memberi kesenangan dalam jasmani dan rohani
b. Menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum,
c. Menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja
persuasion,
d. Menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan untuk turut
merasakan kesukaran-kesukaran kepada para pengikut-pengikutnya,
e. Menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati,
f. Menunjukkan kelebihan didalam ilmu pengetahuan kepandaian dan
ketrampilan,
g. Sifat memberikan semangat kepada anak buah.
4
kepemimpinan pada masyarakat tradisional. Maka Kebijaksanaan rasionallah
yang sangat diperlukan.
5
Sebenarnya ketiga kategori yang diatas dapat berlangsung
bersamaan, karena metode mana yang terbaik dan senantiasa tergantung
pada situasi yang dihadapinya.
Cara-cara demokratis mungkin dapat diterapkan didalam suatu
masyarakat yang warganya mempunyai taraf pendidikan yang cukup.
Cara-cara otoriter mungkin lebih tepat untuk diterapkan didalam
masyarakat yang sangat homogen, sedangkan cara-cara yang bebas
mungkin lebih cocok kepada masyarakat yang relatif homogen.
Menurut kami gaya kepemimpinan yang cocok dengan kami
adalah gaya kepemimpinan yang demokratis karena kepemimpinan yang
dilakukan secara demokratis akan menggunakan cara musyawarah dan
akan merumuskan suatu masalah dengan saran dan kritikan yang positif
bagi para pengikutnya untuk mencapai suatu tujuan. Maka kepemimpinan
ini sangat banyak dilakukan pada negara-negara maju khususnya
Indonesia dan Amerika Serikat yang akan membawa dampak baik pada
negaranya dibawah kepemimpinan secara demokratis.
6
PT. ARTHA SURYA JAYA ditunjang oleh tenaga-tenaga
yang professional di bidangnya serta sarana dan prasarana peralatan
yang memadai. Bukanlah sebuah mimpi apabila PT. ARTHA
SURYA JAYA dapat mengejewantahkan visi dan misinya.
7
2.2. STRATEGI
1. Pengertian
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas
dalam kurun waktu tertentu.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan
prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang
lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada
umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.
Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja
tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti
strategi bisnis, olahraga, catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manaje
men strategi, dll.
2. Strategi Bisnis
8
2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman
dalam suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk
yang dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk
pemasok naik maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan
menaikkan harga jual produk. Jika harga jual produk naik maka sesuai
dengan hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu
pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk
penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan
konsumen.
9
3. Macam-macam strategi
a. Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership)
Strategi Biaya Rendah menekankan pada upaya memproduksi
produk standar dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini
biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh
pergeseran harga atau menggunakan harga sebagai faktor penentu
keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai
dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku,
ketika konsumen tidak terlalu peduli terhadap perbedaan merk, relatif
tidak membutuhkan perbedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar
konsumen memiliki kekuatan tawar - menawar yang signifikan.
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan
harus mampu memenuhi syarat di dua bidang, yaitu : Sumber daya
(resources) dan Organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika
dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, seperti
kuat akan modal, terampil pada rekayasa proses (process engineering),
pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan
promosi rendah. Sedangkan dari bidang Organisasi, perusahaan harus
memiliki kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi
pengendalian yang baik dan insentif berdasarkan target. Berusaha untuk
menjadi produsen berbiaya rendah dalam industri bisa sangat efektif ketika
pasar dibangun dari banyak pembeli yang peka terhadap harga, ketika ada
sejumlah cara untuk mencapai diferensiasi produk, ketika para pembeli
tidak terlalu memusingkan perbedaan dari merek yang satu ke merek yang
lain, atau ketika terdapat sejumlah besar pembeli dengan daya tawar yang
signifikan. Gagasan pokoknya adalah menjual dengan harga yang lebih
rendah dari pesaing dan dengan demikian menguasai pangsa pasar dan
penjualan, yang sepenuhnya mendepak pesaing keluar dari pasar.
Perusahaan yang menggunakan strategi kepemimpinan biaya rendah atau
nilai terbaik harus meraih keunggulan kompetitif dengan cara-cara yang
sulit ditiru atau disamai oleh pesaing. Jika pesaing dapat dengan relatif
mudah atau tidak mahal meniru metode kepemimpinan biaya sang
10
pemimpin, keunggulan pemimpin tersebut tidak akan bertahan cukup lama
untuk memberikan hasil yang besar di pasar. Untuk menjalankan strategi
kepemimpinan biaya secara berhasil, sebuah perusahaan harus memastikan
bahwa total biaya diseluruh rantai nilainya lebih rendah dari total biaya
pesaing. Terdapat dua cara untuk mencapai hal tersebut, antara lain:
1. Menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai secara lebih efektif
daripada pesaing dan mengontrol berbagai faktor yang mungkin
mendongkrak biaya aktivitas rantai nilai.
2. Memperbarui keseluruhan rantai nilai perusahaan untuk
mengeliminasi atau memangkas aktivitas-aktivitas yang menambah
biaya.
11
c. Strategi Fokus (Focus)
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing
dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan
untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan
dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi
oleh harga. Dalam pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala
menengah dan besar, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari
dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan
karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche
market” (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula
sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk barang dan
jasa khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar
yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan
tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai
keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen
membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh
perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi
ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche
market), wilayah geografis tertentu, atau produk barang atau jasa tertentu
dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik,excellent
delivery. (Porter, 1980 dan 1985).
12
4. Contoh Perusahaan dengan strategi
1. Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership)
PT Citilink Indonesia yang merupakan anak usaha PT Garuda
Indonesia yang disiapkan bersaing dengan maskapai penerbangan lain
di kelas penerbangan murah atau low cost carrier. Pangsa pasar
penerbangan murah di Indonesia memang cukup potensial sejalan
dengan meningkatnya kelompok masyarakat kelas menengah yang
mulai melirik moda transportasi udara sebagai pilihan untuk
berpergian. Untuk dapat menekan biaya dan bersaing dengan
maskapai penerbangan lain, PT Citilink Indonesia menerapkan
strategi berikut : tidak ada pelayanan gratis (untuk pelayanan seperti
asuransi, pembelian tiket, pemilihan tempat duduk, serta fasilitas
bagasi Citilink membebankan biaya tambahan yang bervariasi per
penumpang); jaringan atau rute penerbangan jarak pendek (Citilink
memilih rute penerbangan jarak pendek yang mempunyai durasi
penerbangan tidak lebih dari 3 jam agar dapat menghemat biaya);
fasilitas yang standar (salah satu strategi menghemat biaya
operasional penerbangan adalah fasilitas yang sederhana); sistem
operasional sederhana (Citilink berencana akan menggunakan pesawat
baling baling atau propheler dalam menjalankan usahanya, hal ini
dilakukan karena Citilink hanya melayani rute penerbangan jarak
pendek); penghematan distribusi dan strategi promosi (promosi
dilakukan dengan penjualan tiket murah yang bisa menarik perhatian
calon penumpang, Citilink juga bekerjasama dengan perbankan dalam
penyediaan layanan tiket agar Citilink tidak perlu mengeluarkan biaya
distribusi penjualan tiket).
13
2.3. Performance (kinerja)
1. Pengertian
Kinerja dalam organisasi ,merupakan jawaban dari berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan
atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah sangat buruk atau
segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui
betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi
menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang
mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya
kinerja yang merosot.
“Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
14
“Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan
dengan target yang telah ditentukan”.
1. Kemampuan mereka,
2. Motivasi,
15
5. Hubungan mereka dengan organisasi.
a. Faktor kemampuan
b. Faktor motivasi
3. Contoh perusahaan
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Penjualan : Rp 128,26 triliun
Perusahaan Telekomunikasi Indonesia atau lebih sering
disebut PT Telkom bergerak dalam bidang usaha informasi dan
komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara
lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan
telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan
telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak
104 juta. BUMN ini setengah sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia (52,56%), dan 47,44% dimiliki oleh Publik, Bank of New
York, dan Investor dalam Negeri.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Perusahaan dengan seorang pemimpin yang baik adalah
seseorang yang bisa memimpin bawahannya untuk menjadi orang yang
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Ada berbagai macam gaya
kepemimpinan dalam perusahaan. Keberhasilan gaya kepemimpinan ini
tergantung dari lingkungan perusahaan yang dipimpinnya.
Produktivitas kerja karyawan yang baik adalah karyawan yang
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kerjanya setiap hari.
Karyawan yang memiliki prinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin. Produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oelh bebrapa faktor.
Pemimpin perusahaan merupakan roda penggerak bagi perjalanan
roda perusahaan. Pimpinan harus memiliki kemampuan memimpin
karyawan dengan jujur, disiplin, sehingga karyawan akan hormat dan
segan. Kepemimpinan kerja seseorang sangat berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
3.2. SARAN
Untuk membangun sebuah perusahaan harus memiliki tata
kelola organisasi baku disetiap bagian-bagian perusahaan, dan juga
untuk memajukan perusahaan membutuhkan aturan yang akan
menjadikan setiap anggota/karyawan di perusahaan tersebut
mempunya etika dalam semua krgiatan yang dilakukan
17
DAFTAR PUSTAKA :
https://widhisatyanugroho.blogspot.com/2016/03/manajemen-produksi-contoh-
perusahaan.html
https://docplayer.info/59036597-Buku-rujukan-etika-bisnis-dan-profesi-leonard-j-
brooks-pengantar-etika-dan-bisnis-k-bertens-etika-bisnis-muhammad-djakfar-dll-
buku-etika-profesi.html
https://avatsum.blogspot.com/2016/11/strategi-diferensiasi-produk-
pelayanan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja
https://www.aturduit.com/articles/20-perusahaan-terbesar-di-indonesia/
Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Penerbit Dian
Rakyat,1967.
Selo Soemardjan, Pola-Pola Kepemimpinan Dalam Pemerintahan, 1967.
David Krech dan Richard S. Crutshfield, Theory and Problem of Social
Psyhology,Mc Graw Hill Book Company Inc, 1948.
Soekanto Suryono, sosiologi suatu pengantar, Penerbit PT. Raja Gravindo
Persada, Jakarta, 1990.
18