Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

AKTUALISASI PERAN DAN FUNGSI KOHATI DALAM MEWUJUDKAN


MASYARAKAT MADANI

Disusun Oleh : Rita Anggun Sari


Email : anggunsaririta@gmail.com

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Latihan Khusus Kohati (LKK)


Cabang Bengkulu

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)


(Asosiation Of Islamic Universty Student)
KOMISARIAT DAKWAH DAN HUKUM
CABANG TANJUNG JABUNG BARAT
Tahun 2021
ABSTRAK
Untuk mewujudkan masyarakat madaniah dan agar terciptanya kesejahteraan umat maka kita
sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang segnifikan. Selain itu,
kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi dimasyarakat
sekarang ini agar didalam kehidupan bermasyarakat kita tidak tertinggal berita. Adapun
beberapa kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan matei yang ada bahwa didalam
mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah berpacu pada AlQur’an
dan As-Sunnah yang di amanatkan oleh Rasulllulah kepada kita umat akhir zaman. Maka
diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun muda agar dapat mewujudkan
masyarakat Madani di negeri kita tercinta yaitu Indonesia. Yakni melalui peningkatan
kualitas sumber daya manusia, potensi, perbaikan dan sistem ekonomi,serta menerapkan
budaya zakat, infaq dan sedekah. Demikian pula halnya dengan peranan Kohati.Masyarakat
diluar sana, baik secara lokal nasional dan ataupun internasional banayk membahas berbagai
isu tentang keperempuanan. Persoalan ini sudah menjadi persoalan setiap daerah, dan bahkan
sampai menjadi isu internasional, dan Kohatilah lembaga yang dipunyai HMI harus mampu
mengangkat dan membahas isu tersebut. Karenanya, gagasan tanpa pergerakan akan mati.
Kita adalah perempuan yang sarjana dan sarjana yang perempuan.

Kata Kunci: Peran,Fungsi,Kohati,Masyarakat Madani

PENDAHULUAN
Peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau
sekelompok orang terhadap seseorang atau institusi yang memiliki aspek dinamis dari status
atau kedudukan tertentu. Dan menurut Soerjono Soekanto (1981) peran adalah tingkah laku
seseorang yang mementaskan suatu kedudukan tertentu.dalam peranan yang berkaitan dengan
suatu pekerjaan,seseorang di harapkan dapat melakukan kewajiban-kewajibannya sesuai
dengan peranan yang di pegangnya.1
Jadi,peran merupakan suatu tindakan atau sikap seseorang dalam memberikan apa
yang di milikinya kapa orang lain baik individu maupun kelompok dalam masyarakat.Karena

1
menurut Soerjono Soekanto (1981). Pengertian Peran
itu,sekali lagi keberdaan Kohati harus bisa terasa dalam berbagai aspek. Terutama pada
masalah-msalah yang menimpa kaum perempuan.
Fungsi adalah suatu aspek khusus dari suatu tugas tertentu yang tergolong pada jenis
yang sama berdasarkan sifat, pelaksanaan atau pertimbangan yang lainya.2
Kohati adalah singkatan dari Korp HMI-wati adalah badan khusus didalam HMI,
yang memiliki fokus pada isu dan hal-hal yang berkaitan dengan perempuan. Kohati
merupakan badakn pengembangan minat dan bakat kader HMI-Wati, secara umum Kohati
merupakan Badan yang diharapkan mampu mengakselerasikan tujuan HMI.
Sebagai generasi penerus bangsa sudah menjadi komitmen kita untuk merespon
persoalan-persoalan sosial dan segala ketimpangan yang ada agar mampu mengangkat
mertabat bangsa ini kembali dari keterpurukan.
Kohati sebagai salah satu badan khusus yang ada di HmI memiliki bidang kerja yang
sangat khusus dan pisioner, yaitu keperempuanan.Bicara mengenai keperempuanan bukan lah
hal yang terdengar asing di lingkungan kita, apalagi di kalangan aktivis dan juga sebagai
mahasiswa.Pembicaraan mengenai peerempuan itu tidak jauh dari seputaran fisik perempuan,
peran perempuan publik dan domestik,tenaga kerja perrempuan,kekerasan dalam rumah
tangga,dan segala isu yang berkaitan dengan perempuan.Memang terdengar menjadi begitu
spesialnya makhluk yang perempuan ini,sehingga banyak di diskusikan diberbagai kalangan
di berbagai tempat.Dan HMI sebagai organisasi mahasiswa pertama di indonesia juga harus
berstrategi untuk mengembangkan untuk mengembangkan misisnya dalam bidang
keperempuanan ini.
Sudah fitrahnya pula, permasalahan perempuan senantiasa berkembang seiring
dengan perubahan masyarakat. Karena itu,pemikiran-pemikiran yang bersikap mendalam dari
kader-kader HmI-Wati sangat diperlukan, mengingat permasalahan tersebut merupakan hal
yang sangat mendasar dan menuntut keluasaan dan kedalaman peran dan fungsi
perempuan.Pada gilirannya perempuan yang berkualitas yang dapat menjawabnya.
Masyakat madani menurut Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani
identik dengan civil society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan,cita-cita atau
komunitas yang dapat terjawantahkan dalam kehidupan sosial.pada masyarakat madani
pelaku sosial akan berpengang teguh pada peradaban dan kemanusiaan.3
Semakin berkembangnya zaman pengetahuan setiap individu maupun kelompok
semakin berkembang pula namun tidak sedikit pula masyarakat yang masih kerap bersikap

2
PDK Surabaya (2021), Hal 58-59
3
Hall (1998). Pengertian Masyarakat Madani
individualisme,seharusnya pada zaman yang semakin mengglobal masyarakat harus memiliki
sifat demokratis baik secara individu maupun kelompok agar tidak ada perpecahan antar
sesama masyarakat.Untuk mewujudkan masyarakat Madani Kohati memiliki peran sebagai
pembina dan pendidik HmI Wati untuk meneggakkan nilai-nilai Keislaman dan keindonesia.
Serta memiliki fungsi sebagai sebagai bidang pemberdayaan perempuan dan badan khusus
dalam HMI.
Kohati memiliki Operasionalisasi fungsi Kohati yaitu internal dan eksternal.

1. Internal.
Dalam hal ini Kohati menjadi wadah pendidikan dan pelatihan bagi para HMI-
Wati untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi serta perannya
dalam berbagai bidang khususnya keperempuanan dan anak melalui pendidikan,
pelatihan dan aktivitas- aktivitas lain dalam kepengurusan HMI.
2. Eksternal
Dalam hal ini Kohati merupakan pembawa misi HMI di setiap forum-forum
keperempuanan dengan tujuan memperluas keberadaan HMI di semua aspek dan level
kehidupan. Secara khusus keterlibatan HMI-Wati pada wilayah eksternal merupakan
pengembangan dari kualitas pengabdian masyarakat yang dimilikinya.
Di era yang sudah modern ini, pasti pemikiran-pemikiran masyarakatnya juga
berkembang dan seiring berjalan waktu pemikiran itu akan menjadi pembaharuan budaya
serta berubah pula pola pikir yang dimiliki, terkhusus pada wanita zaman modern ini. Telah
banyak ditemukan perubahan-perubahan tingkah laku dan pola pikir serta kebudayaan yang
dijalani, jika tidak diberikan pembaharuan yang signifikan maka kebudayaan seperti itu akan
menjadikan perempuan kehilangan fitrahnya sebagai perempuan.
Dalam konteks pembahasan ini, disnilah aktualisasi peran dan fungsi kohati yang
akan menjadi penggerak dan pembaharu dalam menjawab dan menggapai tantangan di zaman
modern agar perempuan tidak kehilangan fitrahnya, dan tetap menjadi tiang penegak negara.4

PEMBAHASAN

4
Sekilah mengenai keberadaan Koprs Hmi-Wati
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat madani adalah masyarakat yang
menjunjung tinggi norma, nilai-nilai, dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi
yang beradab, iman dan ilmu.5
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang merujuk pada
masyarakat Islam yang pernah dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah, sesbagai
masyarakat kota atau masyarakat berperadaban dengan ciri-ciri anatara lain : kesederajaan,
mengharagai prestasi, ketrbukaan, toleransi, dan musyawarah.6
Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang eklusif dan dipandang sebagai
dokumen usang.Ia merupakan konsep yang senantiasa hidup dan dapat berkembang dalam
setiap ruang dan waktu.mengingat landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani
adalah AL-Qura’an. Meski Al-Qura’an tidak menyebitkan secara langsung bentuk
masyarakat yang ideal namun tetap memberikan arahan atau pentunjuk mengenai prinsip-
prinsip dasar dan pilar-pilar yang terkandung dalam sebuah masyarakat yang baik.Secara
faktual, sebagai cerminan masyarakat madani bermula sejak hijrahnya Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya dari mekah ke yastrib.hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah
sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam
mewujudkan cita -cita membentuk madaniyyah (beradab).

 Fungsi Dan Peran KOHATI


Fungsi KOHATI yaitu sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader
HMI dalam wacana dan dinamika pergerakan keperempuanan. Ditingkat internal HMI
berfungsi sebagai bidang keperempuanan, ditingkatan eksternal HMI berfungsi sebagai
organisasi perempuan. KOHATI sebagai badan khusus HMI, mempunyai tugas tanggung
jawab dalam mengkoordinir 35 potensi HMI dalam melakukan akselerasi tercapainya tujuan
HMI dalam mengembangkan wacana keperempuanan. Dunia keperempuanan yang menjadi
lahan kerja KOHATI adalah pembinaan sebagai anggota HMI yaitu HMI-wati, Pembinaan
tersebut diarahkan pada pembinaan akhlak, intelektual, keterampilan, kepemimpinan,
keorganisasian, keluarga yang sejahtera serta beberapa kualitas lain yang menjadi kebutuhan
anggotanya.
Maksud pembinaan tersebut adalah mempersiapkan kader HMI-wati agar mampu
berperan secara optimal sebagai pencetak muslimah yang memperjuangkan nilai - nilai

5
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Fungsi
6
Nurcholis Madjid. Masyarakat Madani
keIslaman dan keindonesiaan. Konsep analisa fungsi dan peranan KOHATI pada masa itu
adalah sebagai berikut :
1. Fungsi sebagai pemudi atau putri
2. Fungsi sebagai istri
3. Fungsi sebagai ibu rumah tangga
4. Fungsi sebagai anggota masyarakat
Oleh karena itu KOHATI berfungsi sebagai akselerator pengkaderan bagi HMI-wati.
Sebagai wadah tentunya KOHATI merupakan alat pencapaian tujuan HMI oleh karenanya
keberhasilan KOHATI sangat ditentukan oleh anggotanya. Dengan didukung perangkat dan
mekanisme organisasi HMI. Oleh karena itu sebagai strategi perjuangan HMI, KOHATI
berfungsi sebagai organisasi perempuan. Sebagai fasilitator, KOHATI memiliki perangkat-
perangkat pembinaan berupa pedoman dan jaringan informasi pemanfaatan 36 perangkat-
perangkat tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas aparat organisasi.
KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembina muslimah sejati untuk menegakkan
dan mengembangkan nilai – nilai ke-Islaman dan ke- Indonesiaan. Agar kader HMI-wati
mampu berperan secara optimal sebagai pencetak muslimah yang memperjuangkan nilai-nilai
keIslaman dan keIndonesiaan. Oleh karena itu KOHATI berfungsi sebagai akselerator
perkaderan bagi HMI-wati. KOHATI mempunyai tanggung jawab moral yang besar dalam
menjabarkan dan menyahuti komitmen HMI di bidang keperempuanan. Dalam arti yang luas
yaitu menyangkut aspek pengembangan potensi perempuan dalam konteks sosial
kemasyarakatan seperti potensi intelektual, potensi kepemimpinan, potensi moral dan potensi
lainnya. Operasionalisasi dan fungsi tersebut diwujudkan dalam dua aspek pembagian kerja
KOHATI yaitu :
1. Aspek Internal
Dalam hal ini KOHATI menjadi wadah media latihan bagi para HMI_Wati
untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi serta kualitasnya dalam
bidang keperempuanan khususnya menyangkut kodrat kemanusiaannya sebagai
seorang perempuan, dan bidang sosial Koordinator Nasional KOHATI, Perspektif
Wanita Indonesia dan KOHATI, Jakarta: 1976 37 kemasyarakatan umumnya melalui
pendidikan, penelitian dan pelatihan serta aktivitas – aktivitas lain dalam
kepengurusan HMI.
2. Aspek Eksternal
Dalam hal ini KOHATI merupakan pembawa misi HMI di setiap forum –
forum keperempuanan. Kehadiran KOHATI dalam forum itu tentunya semakin
memperluas keberadaan HMI di semua aspek dan level kehidupan. Secara khusus
bagi kader HMI_Wati, keterlibatan pada dunia eksternal merupakan pengembangan
dari kualitas pengabdian masyarakat yang dimilikinya. Dengan kata lain fungsi
KOHATI adalah wadah aktualitasasi dan pemacu seluruh potensi perempuan
khususnya HMI-wati, untuk mengejar kesenjangan yang ada serta mendorong HMI-
wati untuk berinteraksi secara optimal dalam setiap aktivitas HMI serta menjadikan
ruang gerak HMI dalam masyarakat menjadi lebih luas. 7

Karakteristik Masyarakat Madani


Ada beberapa karakteristik masyarakat madani,diantaranya:
1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan- kepentingan yang mendominasi
dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
3. Dilengkapnya program-program pembngunan yang didominasi oleh negara dengn
program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena ke anggotaan
organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan teradap
keputusan-keputusan pemeritah.
5. Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rezim-rezim
totaliter.
6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tida mementingkan diri sendiri.
7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan
berbagai ragam perpestif.
8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang
mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang
mengatur kehidupan sosial.
9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun
secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.
7
Draf Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI Untuk Mengukuhkan Nilai
Kejuangan HMI 
10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan pribadi internal individu lain ynag dapat
mengurangi kebebasannya.
11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh
Allah sebagai kebebaan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain
yang berbeda tersebut.
12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.
13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap
ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan ntuk umat manusia.
14. Berakhlak mulia.
Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat madani
adalah sebuah masyarakat demkratias dimana para anggotaya menyedari akan hak-
hak dan kewajiban dlam menyuarakan pendapatdan mewujudkan kepentingan-
kepentingannya. Dimana pemerintahannya memberika peluang yang seluas-luasnya
bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di
wilayahnya.Namun demikian pula masyarakat madani bukanlah masyarakat yang
sekali jadi,yang hampa negara,taken for granted.Masyarakat madani adalah konsep
yang cair yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus
menerus.
Bila kita kaji,masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat dikatakan
sebagai mayarakat madani, maka adabeberapa persyaratan yang harus di penuhi utnuk
menjadi masarakat madani, yakni adanya pemerintahan demokratis yang dipilih dan
berkuasa secara demokratis dan sanggup menjunjung nilai-nilai kemasyrakatan. 8

Peran Dan Fungsi Kohati Dalam Upaya Mewujudkan Masyarakat Madani


Kohati sebagai salah satu pilar HMI, memiliki fugsi dan peran khusus dalam
menjalankan misi organisasi.Bukan berarti menegasikan aspek gender, kekhususan gerakan
Kohati memang lebih tepat sebagai fasilitator pembelajaran dan juga pendidikan
(educations), penguatan dan pemberdayaan (empowering), sserta pendampingan dan
pembelaan (advokasi) trehadap pada masyarakat khususnya kaum perempuan, advokasi
sebenarnya hanya membutuhkan dua syarat,bererti dan mempunyai ilmu,di tengah situasi
yang arahnya semakin sukit di prediksi,belum lagi faktor internal organisasi yang mengalami
kemunduran,Kohati di tuntut kembali untuk kembali merefleksikan,mengevaluasi dan
memproyeksikan ulang tujuan,terget serta metodologi dari setiap gagasan gerakan nya.
8
Rowland B. F. Pasaribu. MASYARAKAT Madani
Mengurai permasalahan internal serta eksternal yang diasumsikan sebagai pangkal
sunyinya gerakan kohati sekarang,belum lah cukup ntuk memberikan jalan sehingga kohati
benar-benar mampu mengobjektifikasikan nilai yang terkadung didalam gagasan gerakannya.
Membutuhkan sebuah analisis yang tajam serta perencanaan tindakan prediktif-visioner
sehingga setiapgerakan Kohati nantinya dapat mencapai hasil yang efektif. Di saping itu, satu
hal penting bagi gerakan Kohati mendatang adalah nilai yang menjadi fondasi dasar dari
setiap gerakannya, ideologi. Ideologi mungkin membuutuhkan re-empowering untuk dapat
menggerakan niat dan semangat Kohati. Untuk menjawab permasalahan ini,ideologi dan
metodologi gerakan menjadi penting bagi gerakan Kohati mendatang.
Niat baik akan baik juga hasilnya jika dilaksanakan dengan cara yang baik dan
benar(tepat). Bagi gerakan Kohati, ilmu tentang sebuah cara dalam menjalankan ide sangat
penting. Sebab dengan inilalh tingkat keberhasilan sebuauh gerakan dapat diukur dan
dievaluasi. Gerakan Kohati harus memuat tiga hal pokok, pendidikan, empowering, dan
advokasi. Tiga hal tadi harus terjangkau dalam satu jenis atau bentuk program kerja Kohati.
Membicarakan mengenai metodologi gerakan, dalam rung yang terbatas ini tentu tidak dapat
secara detail. Berikut beberapa kerangka terkait dengan metodologi gerakan.
1. Pembaharuan terhadap realitas (fenomena atau fakta)
2. Menagkap fenomena, untuk menemukan fenomena dibaliknya
Memilih dan melahirkan isu strategis, pengertian isu ini melingkupi
prose(pendek,menengah,dan panjang). Isu dapat dianggap strategis apabila:
a.Rasional
b.Relevan
c.Siknifikan
d.Dapat di pantau dan di evaluasi.
3. Isu yang harus menghegemoni. Isu tersebut,, supaya dapat ditangapi, dicerna dan
mempengaruhi masyarakat, maka isu tersbut harus bersifat hegemonik, yaitu:
a. Artikulasi ke dalam, maksudnya dalah bagaimana isu dapat terinternalisasi ke
dalam diri para pengurus Kohati. Frame yang sama dan pemahaman yang sama
serta rencana yang sama terhadap tindk lanjut dan program kerja dalam rangka
penanganan isu tersebut.
b. Artikulasi ke bawah, maksudnya bagaimana isu dan agenda-agenda kerjaa
gerakan dapat terinternalisasi dan didukung sepenuhnya dalam pelaksanaannya
oleh anggota Kohati yang berada di bawah atau di luar kepengurusan.
c. Artikulasi ke yang sejajar, maksudnya bagaimanan isu juga harus
ditransformasikan secara silang. Bagaimana isu dapat ididengar, diperhatikan,
difikirkan, diterima, kemudian, dapat diajak bekrja sama di bawah gagasan pokok
Kohati olej gerakan atau organisasi-organisasi perempuan.
d. Artikulasi ke atas, isu harus ditransformasikan juga pada level yang lebih atas dari
Kohati. Isu harus mempengaruhi birokasi-birokrasi dan lembaga-lembaga
keperempuanan yang lain yang sejajar dengan pemerintahan atau berada dii
bawah naungan pemerintahan.
Artikulasi, menjadi sangat penting bagi sebuah gerakan sehingga selain penyampaian
gagasan dari intelegensia dan masyarakat, juga sebagai upaya untuk melakukan hegemoni.
Analisa dan perencanaan. Dalam sebuah gerakan perlu adanya analisa yang tajam dan
jeli terhadap pra-masalah, masalah dan akar masalah. Setelah dilakukan analisa, maka
langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh sebuah gerakan sebelum bekerja secara keras,
secara tuntas dn ikhlas dilapangan adlah perencanaan yang detaill dan matang. Di dalam ilmu
oraganisasi sering kita mendengar atau mendapatkan bahkan mungkin sering menerapkan
adanya SWOT dan POAC. Catatannya adalah, seringkali kita belajar teori dan belum tentu
kita mencoba menerapkan teori. Apalagi mengkombinasikannya dengan potensi, kapasitas,
dan keadaan diluar secara kontekstual dan relevan.
a. Analisa SWOT
Pentingnya melihat kapasitas (internal) dan kerawatan (eksternal). SWOT
merupakan analisa yang banyak dikembangkan di Jepang sebenarnya. Hingga kini
telah banyak organisasi ataupun lembaga-lembaga baik pemerintah maupun non
pemerintah menggunakan SWOT dalam melihat potensi kapasitas dan kerawatan
sebelum merencanakan sebuah tindakan. Pada wilayah internal terdapat kekuatan dan
kelemahan, sedangkan pad awilayah eksternal terdapat peluang dan tantangan. SWOT
membaca ketempat hal tersebut.
b. POAC (perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Kontrol).
Supaya sistematis dan terarah serta terukur, POAC dibutuhkan dalam
merencanakan atau mendesain agenda kerja (dalam hal ini realisasi gagasan Kohati).
Bagaimana gagasan yang ada diturunkan menjadi sebuah desain dan rancangan kerja
yang sistematis serta terukur, kemudian hasil kerja difikirkan kembali dan
menghasilkan desain yang berikutnya, dan seterusnya. Sehingga selalu ada
penyempurnaan ketika terdapat kekurangan da peningkatan ketika terdapat indikasi
keberhasilan sebuah gerakan.
DAFTAR PUSTAKA

PDK bab 1, 2 dan 3


Pasal 57 ART HMI
Sekilah mengenai keberadaan Koprs Hmi-Wati
Kuntowijoyo (2006). Islam Sebagai Ilmu
Tiara Wacana (2006). Epistemologi Metodologi Dan Etika
Muhadi Sugono (2006). Ktritik Antonio Grensi Terhadap Pembangunan Dunia Ke Tiga
Draf Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI Untuk
Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI 

Anda mungkin juga menyukai