PENDAHULUAN
Peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau
sekelompok orang terhadap seseorang atau institusi yang memiliki aspek dinamis dari status
atau kedudukan tertentu. Dan menurut Soerjono Soekanto (1981) peran adalah tingkah laku
seseorang yang mementaskan suatu kedudukan tertentu.dalam peranan yang berkaitan dengan
suatu pekerjaan,seseorang di harapkan dapat melakukan kewajiban-kewajibannya sesuai
dengan peranan yang di pegangnya.1
Jadi,peran merupakan suatu tindakan atau sikap seseorang dalam memberikan apa
yang di milikinya kapa orang lain baik individu maupun kelompok dalam masyarakat.Karena
1
menurut Soerjono Soekanto (1981). Pengertian Peran
itu,sekali lagi keberdaan Kohati harus bisa terasa dalam berbagai aspek. Terutama pada
masalah-msalah yang menimpa kaum perempuan.
Fungsi adalah suatu aspek khusus dari suatu tugas tertentu yang tergolong pada jenis
yang sama berdasarkan sifat, pelaksanaan atau pertimbangan yang lainya.2
Kohati adalah singkatan dari Korp HMI-wati adalah badan khusus didalam HMI,
yang memiliki fokus pada isu dan hal-hal yang berkaitan dengan perempuan. Kohati
merupakan badakn pengembangan minat dan bakat kader HMI-Wati, secara umum Kohati
merupakan Badan yang diharapkan mampu mengakselerasikan tujuan HMI.
Sebagai generasi penerus bangsa sudah menjadi komitmen kita untuk merespon
persoalan-persoalan sosial dan segala ketimpangan yang ada agar mampu mengangkat
mertabat bangsa ini kembali dari keterpurukan.
Kohati sebagai salah satu badan khusus yang ada di HmI memiliki bidang kerja yang
sangat khusus dan pisioner, yaitu keperempuanan.Bicara mengenai keperempuanan bukan lah
hal yang terdengar asing di lingkungan kita, apalagi di kalangan aktivis dan juga sebagai
mahasiswa.Pembicaraan mengenai peerempuan itu tidak jauh dari seputaran fisik perempuan,
peran perempuan publik dan domestik,tenaga kerja perrempuan,kekerasan dalam rumah
tangga,dan segala isu yang berkaitan dengan perempuan.Memang terdengar menjadi begitu
spesialnya makhluk yang perempuan ini,sehingga banyak di diskusikan diberbagai kalangan
di berbagai tempat.Dan HMI sebagai organisasi mahasiswa pertama di indonesia juga harus
berstrategi untuk mengembangkan untuk mengembangkan misisnya dalam bidang
keperempuanan ini.
Sudah fitrahnya pula, permasalahan perempuan senantiasa berkembang seiring
dengan perubahan masyarakat. Karena itu,pemikiran-pemikiran yang bersikap mendalam dari
kader-kader HmI-Wati sangat diperlukan, mengingat permasalahan tersebut merupakan hal
yang sangat mendasar dan menuntut keluasaan dan kedalaman peran dan fungsi
perempuan.Pada gilirannya perempuan yang berkualitas yang dapat menjawabnya.
Masyakat madani menurut Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani
identik dengan civil society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan,cita-cita atau
komunitas yang dapat terjawantahkan dalam kehidupan sosial.pada masyarakat madani
pelaku sosial akan berpengang teguh pada peradaban dan kemanusiaan.3
Semakin berkembangnya zaman pengetahuan setiap individu maupun kelompok
semakin berkembang pula namun tidak sedikit pula masyarakat yang masih kerap bersikap
2
PDK Surabaya (2021), Hal 58-59
3
Hall (1998). Pengertian Masyarakat Madani
individualisme,seharusnya pada zaman yang semakin mengglobal masyarakat harus memiliki
sifat demokratis baik secara individu maupun kelompok agar tidak ada perpecahan antar
sesama masyarakat.Untuk mewujudkan masyarakat Madani Kohati memiliki peran sebagai
pembina dan pendidik HmI Wati untuk meneggakkan nilai-nilai Keislaman dan keindonesia.
Serta memiliki fungsi sebagai sebagai bidang pemberdayaan perempuan dan badan khusus
dalam HMI.
Kohati memiliki Operasionalisasi fungsi Kohati yaitu internal dan eksternal.
1. Internal.
Dalam hal ini Kohati menjadi wadah pendidikan dan pelatihan bagi para HMI-
Wati untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi serta perannya
dalam berbagai bidang khususnya keperempuanan dan anak melalui pendidikan,
pelatihan dan aktivitas- aktivitas lain dalam kepengurusan HMI.
2. Eksternal
Dalam hal ini Kohati merupakan pembawa misi HMI di setiap forum-forum
keperempuanan dengan tujuan memperluas keberadaan HMI di semua aspek dan level
kehidupan. Secara khusus keterlibatan HMI-Wati pada wilayah eksternal merupakan
pengembangan dari kualitas pengabdian masyarakat yang dimilikinya.
Di era yang sudah modern ini, pasti pemikiran-pemikiran masyarakatnya juga
berkembang dan seiring berjalan waktu pemikiran itu akan menjadi pembaharuan budaya
serta berubah pula pola pikir yang dimiliki, terkhusus pada wanita zaman modern ini. Telah
banyak ditemukan perubahan-perubahan tingkah laku dan pola pikir serta kebudayaan yang
dijalani, jika tidak diberikan pembaharuan yang signifikan maka kebudayaan seperti itu akan
menjadikan perempuan kehilangan fitrahnya sebagai perempuan.
Dalam konteks pembahasan ini, disnilah aktualisasi peran dan fungsi kohati yang
akan menjadi penggerak dan pembaharu dalam menjawab dan menggapai tantangan di zaman
modern agar perempuan tidak kehilangan fitrahnya, dan tetap menjadi tiang penegak negara.4
PEMBAHASAN
4
Sekilah mengenai keberadaan Koprs Hmi-Wati
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat madani adalah masyarakat yang
menjunjung tinggi norma, nilai-nilai, dan hukum yang ditopang oleh penguasaan teknologi
yang beradab, iman dan ilmu.5
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang merujuk pada
masyarakat Islam yang pernah dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah, sesbagai
masyarakat kota atau masyarakat berperadaban dengan ciri-ciri anatara lain : kesederajaan,
mengharagai prestasi, ketrbukaan, toleransi, dan musyawarah.6
Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang eklusif dan dipandang sebagai
dokumen usang.Ia merupakan konsep yang senantiasa hidup dan dapat berkembang dalam
setiap ruang dan waktu.mengingat landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani
adalah AL-Qura’an. Meski Al-Qura’an tidak menyebitkan secara langsung bentuk
masyarakat yang ideal namun tetap memberikan arahan atau pentunjuk mengenai prinsip-
prinsip dasar dan pilar-pilar yang terkandung dalam sebuah masyarakat yang baik.Secara
faktual, sebagai cerminan masyarakat madani bermula sejak hijrahnya Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya dari mekah ke yastrib.hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah
sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam
mewujudkan cita -cita membentuk madaniyyah (beradab).
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengertian Fungsi
6
Nurcholis Madjid. Masyarakat Madani
keIslaman dan keindonesiaan. Konsep analisa fungsi dan peranan KOHATI pada masa itu
adalah sebagai berikut :
1. Fungsi sebagai pemudi atau putri
2. Fungsi sebagai istri
3. Fungsi sebagai ibu rumah tangga
4. Fungsi sebagai anggota masyarakat
Oleh karena itu KOHATI berfungsi sebagai akselerator pengkaderan bagi HMI-wati.
Sebagai wadah tentunya KOHATI merupakan alat pencapaian tujuan HMI oleh karenanya
keberhasilan KOHATI sangat ditentukan oleh anggotanya. Dengan didukung perangkat dan
mekanisme organisasi HMI. Oleh karena itu sebagai strategi perjuangan HMI, KOHATI
berfungsi sebagai organisasi perempuan. Sebagai fasilitator, KOHATI memiliki perangkat-
perangkat pembinaan berupa pedoman dan jaringan informasi pemanfaatan 36 perangkat-
perangkat tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas aparat organisasi.
KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembina muslimah sejati untuk menegakkan
dan mengembangkan nilai – nilai ke-Islaman dan ke- Indonesiaan. Agar kader HMI-wati
mampu berperan secara optimal sebagai pencetak muslimah yang memperjuangkan nilai-nilai
keIslaman dan keIndonesiaan. Oleh karena itu KOHATI berfungsi sebagai akselerator
perkaderan bagi HMI-wati. KOHATI mempunyai tanggung jawab moral yang besar dalam
menjabarkan dan menyahuti komitmen HMI di bidang keperempuanan. Dalam arti yang luas
yaitu menyangkut aspek pengembangan potensi perempuan dalam konteks sosial
kemasyarakatan seperti potensi intelektual, potensi kepemimpinan, potensi moral dan potensi
lainnya. Operasionalisasi dan fungsi tersebut diwujudkan dalam dua aspek pembagian kerja
KOHATI yaitu :
1. Aspek Internal
Dalam hal ini KOHATI menjadi wadah media latihan bagi para HMI_Wati
untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi serta kualitasnya dalam
bidang keperempuanan khususnya menyangkut kodrat kemanusiaannya sebagai
seorang perempuan, dan bidang sosial Koordinator Nasional KOHATI, Perspektif
Wanita Indonesia dan KOHATI, Jakarta: 1976 37 kemasyarakatan umumnya melalui
pendidikan, penelitian dan pelatihan serta aktivitas – aktivitas lain dalam
kepengurusan HMI.
2. Aspek Eksternal
Dalam hal ini KOHATI merupakan pembawa misi HMI di setiap forum –
forum keperempuanan. Kehadiran KOHATI dalam forum itu tentunya semakin
memperluas keberadaan HMI di semua aspek dan level kehidupan. Secara khusus
bagi kader HMI_Wati, keterlibatan pada dunia eksternal merupakan pengembangan
dari kualitas pengabdian masyarakat yang dimilikinya. Dengan kata lain fungsi
KOHATI adalah wadah aktualitasasi dan pemacu seluruh potensi perempuan
khususnya HMI-wati, untuk mengejar kesenjangan yang ada serta mendorong HMI-
wati untuk berinteraksi secara optimal dalam setiap aktivitas HMI serta menjadikan
ruang gerak HMI dalam masyarakat menjadi lebih luas. 7