Anda di halaman 1dari 3

Risalah Misi Restorasi

Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat Tarbiyah

Cabang Ciputat

Ikhtiar Restorasi

Mengapa HMI KOMTAR harus melakukan restorasi? Berbicara tentang HMI tidak terlepas
dari persoalan perkaderan. Perkaderan merupakan usaha sistematis nan sadar yang dilakukan
organisasi dalam melahirkan kader-kader yang berkualitas. Kader dalam tubuh organisasi
dalam hal ini HMI memiliki fungsi sebagai penggerak organisasi, calon pemimpin, dan juga
sebagai benteng dari organisasi. Sosok kader merupakan penggerak, yang secara kualitatif
mesti menjadi individu yang bisa terlibat aktif dalam kehidupan sosial (the agent of social
control) dan mampu menyelesaikan permasalahan (problem solver). Dengan harapan diatas,
selayaknya kader HMI merupakan sosok yang bekerja secara individual maupun kelompok
dalam cita-cita memperjuangkan keadilan di masyarakat, dengan memahami ideologi
perjuangan, serta berusaha secara kontinyu untuk membentuk kualitas dirinya.

Ikhtiar restorasi merupakan usaha memperbaiki, mengembalikan, memulihkan dan


mencerahkan pemahaman kita tentang keberadaan HMI untuk itu ada karena perkaderannya.
Perkaderan yang dilandasi dengan 4 landasan, yaitu landasan teologis, bahwa tujuan hidup
manusia adalah Allah SWT sebagai sumber dari kebenaran, dan ikhtiar manusia sebagai
khalifahnya adalah sebagai landasan ideologis kita dengan menegakkan kebenaran dalam
wujud keadilan di bumi Allah ini, dengan usaha manusia yang menjadi landasan sosio-
historis melakukan amar ma’ruf nahi mungkar “membela kemanusiaan”. Dan perkaderan
merupakan usaha yang dijadikan sebagai landasan konstitusi dalam mewujudkan tujuan
tersebut, dengan membina diri menjadi insan cita dengan kualitas akademis, inovasi,
pengabdian, keislaman, dan keindonesiaan.

Tugas tersebut menurut kami mesti menjadi ikhtiar restorasi oleh kader-kader HMI,
khususnya di KOMTAR. Mengapa? Karena kesadaran terhadap nilai-nilai (awareness of
values) yang diajarkan himpunan mulai memudar. Apa penyebabnya?
Anatomi Krisis Perkaderan HMI KOMTAR

Melihat tubuh HMI saat ini, HMI selalu bersinggungan dengan politik dan kekuasaan,
sehingga realitas ini menjadikan paradigma berpikir kader HMI bukan lagi kepada
perjuangan misi dari HMI, melainkan perjuangan terhadap politik dengan bungkus
perkaderan. Apakah HMI mengharamkan politik? Tentu saya tegaskan tidak. Karena,
perjuangan kader HMI yang memahami bahwa dirinya memiliki tugas sebagai khalifah Allah
di Bumi dapat dia laksanakan dengan potensi fitrahnya yang salah satunya adalah politik.

Poltik merupakan alat untuk mewujudkan kelentingan kita. Maka, perkaderan merupakan
kepentingan kita, mewujudkan cita-cita HMI dengan usaha membentuk kualitas Insan Cita.
Tugas HMI adalah perkaderan, sehingga dibutuhkan sebuah wadah untuk
perkaderan, yang dikelompokan dalam dua macam yaitu training sebagai bentuk
perkaderan formal dan aktivitas keorganisasian sebagai bentuk perkaderan
informal. Sasaran utama dari berbagai kegiatan HMI adalah watak dan
kepribadian anggota, kemampuan ilmiah anggota dan keterampilan anggota.
Bagaimana dengan perkaderan HMI KOMTAR? Sudahkah kita membentuk kader
sesuai sasaran utama di atas. Menurut pandangan penulis watak dan
kepribadian kader-kader HMI khususnya HMI KOMTAR semakin bergeser dari cita-
cita awal berdirinya HMI, karena dalam berperilaku sehari-hari Islam hanya
sebatas simbol, dan terlalu berorintasi politis.

Jelaslah, HMI sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) pasal 7 menyatakan bahwa
HMI merupakan organisasi mahasiswa, HMI tidak dibentuk sebagai organisasi
politik, dan karena itu tidak berorientasi pada politik. Perjuangan HMI adalah
kebenaran, berbentuk nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, HMI merupakan
kekuatan moral yang memiliki suara nurani masyarakat. Akan tetapi, sebagai
organisasi yang telah mengalami perkembangan sedemikian rupa, termasuk
persentuhannya dengan dinamika politik bangsa, maka setiap sikap dan perilaku
HMI akan tetap mempunyai nilai dan resonansi politis. HMI yang postur awalnya
sebagai moral force mau tidak mau juga dihitung sebagai political force. Kondisi
tersebut menjadikan HMI mengaktualisasi potensinya itu. Tanpa aktualisasi
keduanya bukan hanya mubazir, tetapi juga akan menyebabkan proses
pembusukan secara internal.

Pembelajaran strategi politik di HMI KOMTAR diajarkan melalui agenda tahunan


Rapat Anggota Komisariat (RAK), pembelajaran politik itu seharusnya membawa
kepentingan perkaderan dengan bentuk kualitas kader yang baik kedepan. Saya
melihat RAK bukan mengajarkan sebuah politik cita-cita itu, melainkan politik
kepentingan, membentuk kekuatan distrik-distrik (istilah itu dibuat untuk
jurusan-jurusan yang ada di KOMTAR) yang membentuk kubu. Sehingga kita bisa
melihat hal itu membentuk anatomi perkaderan yang tidak sesuai konstitusi,
perkaderan kacau, kehidupan komisariat menjadi mati suri. Kemudian kondisi
geografi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta yang dipisah
menjadi dua kampus, beberapa jurusan di Sawangan, dan hang lain tetap di
Ciputat. Anatomi ini seharusnya bisa menjadi kondisi yang bagus, tapi apakah
anatomi ini bisa menghindarkan kita dari krisis yang realitasnya tampak nyata di
kehidupan komisariat hari ini?

Membaca Ulang Perkaderan HMI KOMTAR

Anda mungkin juga menyukai