Anda di halaman 1dari 33

Kajian Historis dan Filosofis Pancasila

Oleh :
Yuyus Kardiman

Universitas Negeri Jakarta


2023
• Maklumat pemerintah 3
November 1945 ttg

Latar Belakang 2 (Realitas)


Fenomena politik
kenegaraan
Pendirian Partai Politik
• Munculnya Partai
berideologi Komunis,
seperti PKI, PRS dan PSI

r
irinya partai yang beraka
Herbert Fieth (1995): berd
• Berkembangnya
a bukan hanya
pada filosofi yang berbed pemikiran humanism
en gakibat kan ko nplik partai, tetapi sesungguhnya Fenomena
kantianisme dalam
m perkembangan ilmiah
ng begitu tajam.
terjadi konplik ideology ya Pancasila
• Demokrasi sekulerism

• Radikalisme
agama/teroris
Fenomena sosial • intoleransi
Tidak ada
politik
• Pornografi/pornoaksi hubungan
• LGBT, dll antar sila
Mu
n
mu culny
s
LGB lim te a stigm
asa T, por roris a Islam
si nog
rafi aga
/po ma
rno terr
aks oris
i ad t,
al ah
h ak
Naskah Persiapan
UUD 1945,
M. Yamin , 1959 Kajian Historis
Analisis Risalah BPUPKI-
PPKI, Setneg RI
konten 1995

Lahirnya UUD
1945, RM. AB
Kusuma, 2009
Faham Integralistik

Ketidak-otentikan Naskah
Hasil Kajian Historis
Perancang pertama UUD 1945
Persiapan UUD 1945

Lahirnya Pancasila

Penggali Dasar Negara Pencetus Pertama Pancasila

Makna Ketuhanan dengan


Kewajiban menjalankan Syariat
Islam bagi Pemeluk-
pemeluknya
Faham Integralistik
• Pidato Soepomo tanggal 31 Mei 1945 yang mengusulkan bahwa bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang Integralistik yaitu suatu konsepnya kenegaraan bersatu dan kuatnya
negara dengan rakyatnya (negara kesatuan). Namun oleh sebagian tokoh dianggap
bahwa konsep ini sangat berbau fasisme yang saat itu di inspirasi dengan kekuatan
Jerman dan Jepang yang dianggap tidak memihak kepada perlindungan kedaulatan rakyat
dan hak asasi manusia.
• Pidato Soepomo tanggal 15 Juli dan 18 Agustus 1945, memberikan gambaran utuh akan
alam pikiran Soepomo terhadap konsep kenegaraan, keberpihakannya terhadap
Kedaulatan rakyat serta pembelaannya terhadap hak asasi manusia.
• Hal ini menjelaskan bahwa karena posisi Soepomo sebagai ketua tim Penyusun UUD,
yang dianggap dapat memberikan warna terhadap isi kandungan UUD itu sendiri, maka
UUD 1945 itu dilandasi dan/atau dijiwai oleh pemikiran dari
Pembukaan/prembule/mukadimah/piagam Jakarta, tidak dilandasi atau di jiwai oleh
faham Integralistik.
Ketidak-otentikan Naskah Persiapan UUD 1945

• Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, yang di susun oleh Muhammad Yamin, yang pernah di
nyatakan sebagai “Sumber primer” oleh pemerintahan Orde Baru, tetapi ditolak oleh “Panitia Lima”
(Dr. M. Hatta, Mr. A. Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Prof. Mr. A.G. Pringgadigdo, dan Prof. Mr. Soenario),
mereka menyatakan bahwa buku itu tidak otentik.
• Bukti-bukti bahwa “Naskah Persiapan” tidak otentik :
1. Ditemukannya kembali risalah BPUPKI-PPKI yang dipinjam Mr. M. Yamin dari Mr. Abdul Gafar
Pringgadigdo (Kepala Kantor Tata Usaha BPUPK, kemudian menjadi Sekretaris Negara Republik
Indonesia yang pertama) dan kemudian oleh Orde Baru “Risalah BPUPK-PPKI” tersebut dinyatakan
“hilang”.
2. Beberapa bagian dari “Naskah Persiapan” tidak otentik dapat dilihat di “Arsip Mr. Abdul Karim
Pringgadigdo” (Adik dari Abdul Gafar Pringgadigdo, seorang pegawai tinggi Gunseikan yang bertugas
mengikuti jalannya sidang BPUPK, kemudian menjadi diplomat Republik Indonesia yang berunding
di Huge Veluwe, Linggarjati, Renville dan Konferensi Meja Bundar, kemudian menjadi Direktur
Kabinet Presiden yang fungsinya mirip dengan Sekretariat Negara) yang dahulu tersimpan di berkas
“Algemeene Secretarie Nederlansch Indie No. 5645-5647”, Algemeen Rijks Archief (ARA), Den Haag
dan sekarang disimpan di “Arsip Nasional” Jakarta (Kusuma, 2009: vii).
Perancang Pertama UUD 1945

• Klaim M. Yamin bahwa beliau pada tanggal 29 Mei 1945 melampirkan Rancangan UUD 1945 yang mirip
dengan UUD 1945 seperti yang tercantum dalam Naskah Persiapan UUD 1945, halaman 721-728 adalah tidak
benar. Karena dalam buku ini, dimuat notulen Pidato M Yamin tanggal 29 Mei 1945 yang Tidak Mencatat
bahwa beliau telah melampirkan rancangan UUD. Bila M. Yamin sungguh-sungguh melampirkan rancangan
UUD, hal sepenting itu menurut Kusuma pasti dicatat oleh notulis.
• Bukti lain bahwa rancangan UUD 1945 bukan rancangan M. Yamin terlihat dari pidato M. Yamin tanggal 15 Juli
1945 yang mengkritik dengan sangat tajam rancangan UUD 1945 yang disusun oleh Soepomo dkk.
• Pada pemungutan suara tanggal 16 Juli 1945 M. Yamin tidak mau berdiri yang menyebabkan Dr. Radjiman
Wedyodiningrat mengartikan bahwa M. Yamin tidak menyetujui rancangan UUD 1945.
• Pada tanggal 18 Juli 1945 ketika Dr. Radjiman Wedyodiningrat membuat laporan bahwa Rancangan UUD
diterima oleh anggota BPUPK, kecuali oleh satu orang, tanpa menyebut namanya. Tentunya penulis berpikir
itu adalah M. Yamin.
• Abdul Gafar Pringgadigdo yang menyatakan bahwa ada seorang anggota yang tidak menyetujui rancangan
UUD, juga tanpa menyebut namanya.
• Kesaksian Ichibangasae Yosio menyatakan bahwa rancangan UUD 1945 adalah disusun oleh Soepomo dan
kawan-kawan, bukan M. Yamin (Kusuma, 2009: 11-12).
Pencetus Pertama Dasar Negara
• Menurut SNI, pada masa sidang pertama, yang mengemukakan “Dasar
Negara” ada tiga orang, yakni Mr. Muhammad Yamin, Prof. Mr. Supomo,
dan Ir. Sokarno.
• SNI VI menyatakan bahwa yang dianggap pertama kali mengetengahkan
rumusan dasar negara adalah Mr. Muhammad Yamin.
• Ada 33 (tiga puluh tiga) orang bukan 3 (tiga) orang yang mengemukakan
konsep “dasar negara” tetapi hanya Ir. Sukarno yang mengemukakannya
sebagai “Philosofische Grondslag”.
• Di dalam Naskah Persiapan UUD 1945, kita akan melihat bahwa M. Yamin
mencampuradukkan antara “dasar negara” dan “dasar” lainnya. Pimpinan
sidang BPUPK tanggal 29 Mei 1945, R.P. Suroso menegur M. Yamin sampai
4 (empat) kali karena hal tersebut di atas (Kusuma, 2009: 12).
Lahirnya Pancasila
• Pancasila sesungguhnya karakter bangsa Indonesia. Pancasila telah ada dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia itu sendiri sehingga menjadi
pandangan hidup masayarakat Indonesia saat itu. Sehingga secara sosiologis
Pancasila lahir sejak bangsa Indonesia ada.
• Tanggal 1 Juni 1945 pertama kalinya konsep 5 prinsip atau sila dasar negara yang
diberi istilah oleh Soekarno dengan “Pancasila”.
• Secara yuridis konstitusional, tentunya Pancasila ditetapkan sejak tanggal 18 Agustus
1945 sebagai dasar falsafah negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
• Jika hari ini Pemerintah Republik Indonesia menetapkan bahwa lahirnya Pancasila
adalah tanggal tanggal 1 Juni 1945, dan setiap tanggal tersebut bangsa Indonesia
merayakannya sebagai hari lahirnya Pancasila, maka rujukan yang kuat adalah karena
tanggal 1 Juni lahirnya ide dasar dari konsep dasar falsafah negara Indonesia
Merdeka sebagai sintesa Sukarno yang diberi istilah Pancasila.
Penggali Dasar Negara

• Penggali Dasar Negara bukanlah 3 orang yakni M. Yamin, Soepomo dan


Soekarno, melainkan ada 33 dari 68 orang anggota BPUPKI yang
mengemukakan ide tentang Dasar Negara, adapun 5 Konsep Dasar Negara
yang dikemukakan oleh Soekarno merupakan Sintesis Soekarno setelah
menyimak perdebatan selama 4 hari sidang BPUPK mulai tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945.
• Bahkan istilah Pancasila sendiri bukan ide Soekarno melainkan ide ahli bahasa
teman Soekarno yang duduk di sebelahnya ketika sidang BPUPK berlangsung,
karena ide Soekarno adalah Panca Dharma. Sehingga hal ini meneguhkan
bahwa konsep Dasar Filsafat Negara Pancasila merupakan pemikiran bersama
para the Founding Fathers kita, bukan semata-mata ide perseorangan,
melainkan merupakan persetujuan atau kesepakatan bersama.
Makna Sila Ketuhanan dengan Kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
• Sukarno menjelaskan arti dari kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban untuk
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, bahwa syariat Islam
hendaknya hanya berlaku bagi pemeluk-pemeluknya, yakni Penduduk Indonesia
yang beragama Islam, tidak untuk seluruh penduduk Indonesia. Atau dengan dapat
dikatakan bahwa Sukarno tidak menyetujui “syariat Islam berlaku untuk seluruh
penduduk, seyogyanya hanya berlaku bagi orang Islam saja (Kusuma, 2009:22).
• Dan hal ini juga di perkuat oleh Soepomo seperti sudah dijelaskan di atas, dimana
Soepomo dalam rapat Panitia UUD tanggal 15 Juli 1945 menyatakan bahwa “tujuh
kata” dalam rancangan Pembukaan dan pasal-pasal UUD tersebut tidak berarti
bahwa negara Indonesia yang akan didirikan hanya untuk suatu golongan saja
(kaum muslimin), tetapi hanya berarti bahwa negara akan memperhatikan
kepribadian khusus dari bagian terbesar penduduk. Rumusan tersebut merupakan
suatu jalan tengah diantara perdebatan yang terjadi (Basalim, 2002: 32).
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dijiwai oleh Piagam Jakarta

• Dekrit Presiden 5 Juli 1959, menjelaskan bahwa kembalinya ke UUD


1945 yang di jiwai oleh Piagam Jakarta.
• Dasar negara Pancasila menjadi jiwa dalam Piagam Jakarta tersebut,
karena banyak tafsiran yang berbeda, bahkan terjadi polarisasi
ideologi setelah Dekrit sampai awal pemerintahan Orde Baru.
• Panitia Lima yakni M. Hatta, Ahmad Soebardjo, A.A. Maramis, A.G.
(ketiga tokoh ini adalah mantan anggota Panitia-9, yang dulunya
merancang dan menetapkan naskah Piagam Jakarta) ditambah
dengan Abdul Gafar Pringgadigdo dan Soenario. Membuat tafsiran
Pancasila pada tahun 1977 yang di terbitkan dalam sebuah buku
Uraian Pancails tahun 1979.
Tentang Ketuhanan YME

Dari 33 anggota BPUPK yang berbicara dalam sidang, 19


stenograf/dokumen sudah ditemukan, dan 10 stenograp/dokumen
merekam tentang ide-ide religiusitas
Tentang Ketuhanan YME
29 Mei 1945:
1. M. Yamin, Peradaban Indonesia mempunyai Ketuhanan YME;(bukan sebagai dasar
negara)
2. Wiranatapoetra,dengan tatali Gusti, yaitu perasaan cinta-mencintai, harga-menghargai
satu sama lain, tak pandang agama atau keturunan, dengan pertolongan Tuhan YMK
membangun Negara Indonesia, yang makmur bersama di Asia Timur Raya menuju
kemakmuran seluruh dunia atas dasar cita-cita Dai Nippon yang suci murni, yaitu
Hakko Itiu.
3. Soesanto Tirtoprodjo, Membangun negara umpama membangun rumah gedong, yang
terdiri dari 1) dasar/fundamen, (semangat kebangsaan, hasrat persatuan, dan rasa
kekeluargaan); 2) Soko-gurunya, (Parlemen, kehakinan, perekonomian non liberalism,
pendidikan rohani dan jasmani ; 3) atap-payonnya (Rasa Keagamaan, rasa bertaqwa
pada Tuhan YME, dan Ke Insyafan)
4. Dasaad, Pemerintahan Indonesia Merdeka haruslah berdasar kepada iman dan tawakal
kepada Tuhan Allah yang mengendalikan langit dan bumi. Dasar gedung kemerdekaan
adalah Allah, karena Allah ialah sumber dari segala hidup dan firmannya haruslah
pedoman dalam kemasyarakatan hidup kita.
Tentang Ketuhanan YME

30 Mei 1945:
• M. Hatta;
kita tidak akan mendirikan negara dengan dasar perpisahan antara
“agama” dan “negara”, melainkan kita akan mendirikan negara modern
diatas dasar perpisahan antara urusan “agama” dan urusan “negara”.

• A. Rachim Pratalykrama;
Dasar Negara: Persatuan rakyat sekokoh-kokohnya. Agama Islam 95% dari
pendudukan beragama dan kepala negara harus seorang muslim. Islam
sebagai agama negara dengan kemerdekaan seluas-luasnya bagi
penduduk untuk memeluk agama yang bukan Islam.
Tentang Ketuhanan YME

31 Mei 1945:
1. Abdul Kadir; Agama, jika Indonesia merdeka sudah terbentuk, tidak boleh tidak agama
Islam yang punya penganut banyak akan menjadi agama penting dengan sendirinya.
2. Soepomo: dalam negara persatuan Indonesia urusan negara harus dipisah dengan
urusan agama.
3. Ki Bagoes Hadikoesoemo, Negaa harus berdasarkan Islam
4. M. Yamin: tuisan steografnya diragukan keotentikannya.

1 Juni 1945:
• Soekarno: Ketuhanan berkebudayaan, sebagai penutup sila dalam Pancasila
10 dokumen/stenograf yang berbicara Ketuhanan

• 1. Sukarno
Nasionalis •

2. Supomo
3. M. Yamin
sekuler •

4. M. Hatta
5. Wiranataputra

• 1. Soesanto Tirtoprojo
Nasionalis •

2. Dasaad
3.A. Rachim Pratalykrama
Religius/Islam •

4. Ki Bagus Hadikusumo
5. Abdul Kadir
Kajian Filosofis Pancasila
Idealitas Pancasila

Pendidikan adalah proses


belajar menjadi manusia
seutuhnya dengan mempelajari
dan mengembangkan kehidupan
sepanjang hidup

Ki Hajar Dewantara
….

Manusia Seutuhnya

Manusia yang bisa memenuhi (mendekati) kodrat kemanusiaannya

Lima unsur kodrat manusia;


Bertakwa Beretika Badan sehat dan kuat Komunikasi efektif Berilmu
Model Ideal Kemanusiaan
Skala Individu-Bangsa dan Keilmuan
Unsur Kodrati Kemanusiaan
Individu Bangsa Keilmuan
Takwa Ketuhanan Yang Maha Esa Agama
Etika Kemanusiaan yang adil dan beradab Budaya
Badan Persatuan Indonesia/NKRI Iptek
Komunikasi efektif Kerakyatan, Musyawarah-mufakat Sosial Politik
Nalar Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Ekonomi

(Mubiar Puwasasmita, 2015; Yudi Latif, 2018; Hayanul Haq, 2019, Yuyus Kardiman, 2020)
Pancasila merupakan karakter-akar budaya bangsa

Mubiar Purwasasmita;
Pancasila merupakan model ideal kemanusiaan

Hayanul Haq;
Nilai Pancasila merupakan kodrati manusia

Yudi Latief:
Pancasila lima unsur kodrat kemanusiaan
Pemikiran Sukarno

Ketuhanan merupakan jiwa terdalam dari


masyarakat Indonesia sejak dulu sampai sekarang,
sehingga tidak saja sebagai meja statis melainkan
Leitstar dinamis yang utama. Yang dapat
mempersatukan batin bangsa Indonesia semesra-
Rakyat Indonesia percaya mesranya. (26 Juni 1958)
Tuhan YME, dan formula
Ketuhanan YME dapat
diterima oleh semua agama,
antar sila merupakan satu
kesatuan yang utuh, saling
keterkaitan, saling
melengkapi. (1 Juni 1945)

1 juni 1945, antar sila dalam Pancasila merupakan hubungan sequential, setara, namun saling melengkapi, tanggal
28 Juni 1958, pemikirannya berkembang, dimana Ketuhanan menjadi meja statis sekaligur leitstar dinamis utama
dalam Pancasila
1 Juni 1945
• Bukan saja bangsanya yang ber-Tuhan, tetapi setiap warga negara nya harus ber
Tuhan sesuai dengan Tuhan agamanya masing-masing (nilai tauhid), ber-Tuhan
dengan menyembah Tuhannya dengan leluasa, berTuhan secara
berkebudayaan, yakni menjalankan nilai-nilai Tuhan tanpa dibarengi “egoisme
agama”. berketuhanan yang berbudi pekerti luhur, yang hormat-menghormati
satu sama lain) (nilai Kemanusiaan)

26 Juni 1958
• Formula Ketuhanan Yang Maha Esa ini dapat diterima oleh semua golongan
agama di Indonesia. Kalau kita mengecualikan elemen agama ini, kita
membuang salah satu elemen yang bisa mempersatukan batin bangsa
Indonesia dengan cara yang semesra-mesranya. Kalau kita tidak memasukan sila
ini, kita kehilangan salah satu leitstar yang utama, sebab kepercayaan kepada
Tuhan ini, bahkan itulah yang menjadi leitstar kita yang utama.
Pemikiran Muhammad Hatta

Ketuhanan YME tidak hanya hormat-


menghormati agama masing-masing,
melainkan jadi dasar yang memimpin
Ketuhanan YME sebagai ke jalan kebenaran, dengan itu
Fundamen Moral, dan sila memperoleh fundamennya. menjadi
lainnya sebagai Fundamen pemimpin, pegangan pemerintah
Politik. Ketuhanan YME negara pada hakikatnya tidak boleh
menjadi dasar yang memimpin menyimpang dari jalan yang lurus
sila-sila lainnya, memimpin untuk mencapai kebahagiaan rakyat
Kita akan mendirikan negara cita-cita kenegaraan kita untuk dan keselamatan masyarakat,
modern diatas dasar diselenggarakann dengan baik, perdamaian dunia dan persaudaraan
perpisahan antara urusan sedang dasar perikemanusiaan bangsa-bangsa.
agama dengan urusan adalah kelanjutan dalam
negara. Namun negara tidak perbuatan dan praktik hidup
boleh sekuler, tidak boleh dari sila Ketuhanan
juga menjadi negara agama.
(1945)
Notonagoro

Ketuhanan YME meliputi dan menjiwai sila


Keadilan kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Sosial dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Musyawarah- permusyawaratan/perwakilan, serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat
mufakat Indonesia. (sistemik-hirarkis)
(Integritas-hirarkis; Darji Darmodihardjo)
persatuan

Kemanusiaan

Ketuhanan YME
Tap MPR No. II Tahun 1978
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Ketuhanan Maha Esa
YME Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan


agama dan kepercayaannya masing-masing.

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Tap MPR No. I Tahun 2003
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Ketuhanan Maha Esa
YME Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan


agama dan kepercayaannya masing-masing.

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Garis-Garis Besar Haluan Ideologi
Pancasila
Ketuhanan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan dan menolak
paham anti Tuhan (atheism)
YME
Bangsa Indonesia mengamalkan ajaran agamanya secara
berkeadaban, saling menghormati satu sama lain.

Bangsa Indonesia wajib menyembah Tuhannya dan beribadah


menurut agama dan kepercayaannya masing-masing secara leluasa,
berkeadaban dan berkeadilan.

Bangsa Indonesia melaksanakan perintah agama dan kepercayaanya


masing-masing dengan tetap mengedepankan harmoni dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikat Nilai Kodrati
Sukarno :
Sosio Demokrasi-Sosio Nasionalisme- Religius

Islam:
Gotong Royong Hablumminallah-Hablumminannas-
Hablumminal’alam

Kearifan Sunda; Tri Tangtu


Aji Luhung-Aji Komara-Aji Wiwaha

Keyakinan Hindu Bali; Tri Hita Karana


Sang Hyang Karana-Manusia-Buana
”Qs. al-Hujurat: 13 Hadist Rosul
• “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan • Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang paling baik
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan ahklaknya (HR Bukhari)
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan • Sebaik baiknya manusia adalah orang yang paling
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. bermanfaat bagi orang lain (shahil Al Jami)
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat!!!

Anda mungkin juga menyukai