Anda di halaman 1dari 3

SENI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN HADIST

Akhmad Akromusyuhada

Jurusan Arsitektur Fakultas Universitas Pelita Bangsa Bekasi

Seni dalam perspektif al-quran dan hadist, islam dan dunia seni bagaikan mata uang yang
memiliki dua sisi islam tanpa seni dan seni tanpa iskam tidak akan mencapai kesempurnaan, islam
merupakan ajaran tuhan yang memerlukan seni didalam mengartikulasikan kedalaman aspek
kebatinan dari ajaran tersebut. Seni merupakan dari sisi manusia dalam mengaktualisasikan dari
nilai-nilai estetisnya dengan seni seseorang dapat merasakan keindahan, ketenangan, kehangatan,
kerinduan, dan keheningan. Suasana batin saat ini sangat dibutukan dan merupakan dambaan para
pencari tuhan. Iman alghazali dalam kitab ikhyak ulum aldhin pernah mengatakan bahwa orang yang
tidak memiliki rasa seni dikhawatirkan jiwanya akan kering. Barangsiapa yang jiwanya tidak tergerak
dalam music merdu maka boleh jadi tabiatnya sudah rusak dan obatnya tidak ada.

Bahkan ia mengatakan permainan music yang memperhalus jiwa dan budi pekerti lebih baik
dalam menjalani suhub, ada dua kelompok yang memperdebatkan seni dalam islam apakah diperbol
ehkan atau tidak diperbolehkan keduanya mempunyai rujukan yang sangat kuat dengan segala pena
fsirannya perihal seni dalam al-quran dan as-sunnah :

1. Kelompok yang memperbolehkan

a. Surat Ar-rum ayat 30


‫ك ال ِّدي ُْن‬ َ ِ‫ق هّٰللا ِ ٰۗذل‬ ۗ
ِ ‫اس َعلَ ْيهَا اَل تَ ْب ِد ْي َل لِخ َْل‬
‫ك لل ِّد ْين حن ْيفً ۗا ف ْ هّٰللا‬
َ َّ‫ط َرتَ ِ الَّتِ ْي فَطَ َر الن‬ ِ ِ َ ِ ِ َ َ‫فَاَقِ ْم َوجْ ه‬
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُموْ ن‬ ِ َّ‫ْالقَيِّ ۙ ُم َو ٰل ِك َّن اَ ْكثَ َر الن‬

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah dis
ebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada cipt
aan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

Dalam ayat tersebut, dijelaskan tentang fitrah dimana posisi seni adalah sebuah fitrah dari di
ri manusia itulah yang menjadikan kedudukan manusia dan makhluk Allah SWT

b. Surat Al-A’rof ayat 180


َ‫ۖ َوهّٰلِل ِ ااْل َ ْس َم ۤا ُء ْال ُحس ْٰنى فَا ْد ُعوْ هُ بِهَ ۖا َو َذرُوا الَّ ِذ ْينَ ي ُْل ِح ُدوْ نَ فِ ْٓي اَ ْس َم ۤا ِٕى ٖ ۗه َسيُجْ زَ وْ نَ َما َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن‬

Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Ny
a dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalaharti
kan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.

Dalam ayat ini, jelas tersebutkan tentang asmaul husna dan didalam lafad asmaul husna ters
ebut disebutkan kata-kata seperti jama (maha indah) dan jalal ( maha agung)
c. Hadist
Empat perkara termasuk dalam kategori kebahagian :
I. Wanita yang sholihah, rumah yang luas atau lapang, tetangga yang baik dan kendaraan
yang menyenagkan.‘‘ ( HR IBNU IBBAN dalam kitab shoqihnya )
II. Hiasilah al-quran itu dengan suaramu. Bukanlah ia golongan kami siapa-siapa yang tidak
melalukan bacaan al-quran.’’ ( HR AL-BUKHORI DAN ABU DAUD ). Pada hadist tersebut s
angatlah jelas bahwa nabi Muhammad adalah manusia pilihan yang juga senang akan kei
ndahan dan keindahan itu adalah bagian dari sebuah seni yang hanya bisa dirasakan den
gan rasa atau perasaan yang hanya dimiliki oleh manusia. Dan hanya manusialah yang bi
sa menciptakan sebuah seni.

2. Kelompok yang tidak memperbolehkan


Pada zaman umat-umat terdahulu tradisi membuat gambar-gambar atau patung ora
ng-orang sholeh dikalangan mereka yang meninggal dunia. Hal itu secara perlahan berub
ah makna sehingga gambar dan patung tersebut dikuduskan dan kemudian dipertuhank
an selain Allah SWT di takuti, diharapkan serta disembah sebagai berhala oleh sebab itu
Rassullah mengamcam bahwa membuat gambar atau patung dengan tujuan kesyirikan
mendapat dosa yang sangat besar Adapun dalil yang digunakan dan dapat dipertanggun
g jawabkan antara lain adalah

surat an-biya ayat 51:52


Ayat 51

۞ َ‫َولَقَ ْد َءاتَ ْينَٓا ِإ ْب ٰ َر ِهي َم ُر ْش َد ۥهُ ِمن قَ ْب ُل َو ُكنَّا بِِۦه ٰ َعلِ ِمين‬

Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (M
usa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya.

«‫ولقد آتينا إبراهيم رشده من قبل» أي هداه قبل بلوغه «وكنا به عالمين» بأنه أهل لذلك‬.

(Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelumny
a) sebelum ia mencapai umur balig (dan adalah Kami mengetahuinya) bahwa dia layak untuk
menerima hal tersebut.

Ayat 52

َ‫ِإ ْذ قَا َل َأِلبِي ِه َوقَوْ ِمِۦه َما ٰهَ ِذ ِه ٱلتَّ َماثِي ُل ٱلَّتِ ٓى َأنتُ ْم لَهَا ٰ َع ِكفُون‬

(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah in
i yang kamu tekun beribadat kepadanya?"

«‫إذ قال ألبيه وقومه ما هذه التماثيل» األصنام «التي أنتم لها عاكفون» أي على عبادتها مقيمون‬.

(Yaitu ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, "Patung-patung apakah ini) m
aksudnya, apa kegunaan berhala-berhala ini (yang kalian tekun beribadah kepadanya?") kali
an dengan tekun menyembahnya.
Surat an-biya 63-64
Ayat 63
۟ ُ‫قَا َل بَلْ فَ َعلَ ۥهُ َكبي ُرهُ ْم ٰهَ َذا فَ ْسـَٔلُوهُ ْم ن كَان‬
َ‫وا يَن ِطقُون‬ ‫ِإ‬ ِ
Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyak
anlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara".

« ‫قال» ساكتا ً عن فعله «بل فعله كبيرهم هذا فاسألوهم» عن فاعله «إن كانوا ينطقون» فيه تقديم جواب الشرط وفيها قبله‬
ً ‫تعرض لهم بأن الصنم المعلوم عجزه عن الفعل ال يكون إلها‬.

(Ibrahim menjawab) seraya menyembunyikan apa yang sebenarnya telah ia lakukan, ("Seben
arnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala-berh
ala itu) siapakah pelakunya (jika mereka dapat berbicara") Jawab syarat dari kalimat ayat ini
telah didahulukan dan kalimat yang sebelumnya merupakan sindiran bagi para penyembah b
erhala, bahwa berhala-berhala yang telah dimaklumi ketidakmampuannya untuk berbuat itu
bukan tuhan.

Ayat 64
ٰ
َ‫فَ َر َجع ُٓو ۟ا ِإلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس ِه ْم فَقَالُ ٓو ۟ا ِإنَّ ُك ْم َأنتُ ُم ٱلظَّلِ ُمون‬

Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu sekali
an adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)",

«‫فرجعوا إلى أنفسهم» بالتفكر «فقالوا» ألنفسهم «إنكم أنتم الظالمون» بعبادتكم من ال ينطق‬.

(Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka) setelah berpikir (lalu berkata) kepad
a diri mereka sendiri, ("Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang berbuat aniaya") diseb
abkan kalian menyembah berhala yang tidak dapat berbicara.

Islam adalah agama yang realistis ia tidak berada di dunia khayal atau semu, namum menda
mpingi umat manusia di dunia yang nyata dan dapat dirasakan karena itu islam tidak menuntut dan
mengasumsikan umat manusia agar seluruh kata-katanya adalah dzikir, seluruh diamnya adalah pike
r seluruh pendengarannya adalah lantunan al-quran dan semua waktu luangnya ada di masjid. Akan
tetapi mengakui eksistensinya secara seutuhnya fitrah dan instingnya yang Allah ciptakan tentangny
a. Jadi seni dalam islam adalah swgala sesuatu yang berkaitan dengan music, tarian, atau gambar ad
alah sesuatu yang haram dengan catatan tujuannya untuk kebaikan. Misalnya, mengajak jihad fisabill
ilah dengan menentang kemungkaran missal ajakan menjauhi zina. Sedangkan, syair hendaknya beisi
tentang pujian-pujiab terhadap Allah SWT dan Rasullahnya dengan menyemangati untuk ammar ma’
ruf nahimungkar serta tidak bertentangan dengan prinsip tauhid dan syara’.

Anda mungkin juga menyukai