Anda di halaman 1dari 8

NEGARA LIBYA

2.1 Sejarah Negara Libya


Nama "Libya" berasal dari bahasa Mesir "Lebu", sebutan bagi orang-
orang Berberyang tinggal di sebelah barat Sungai Nil, dan diadopsi oleh bahasa
Yunani sebagai "Libya". Pada zaman Yunani kuno, istilah ini memiliki arti yang lebih luas,
yang mencakup seluruh Afrika Utara di sebelah barat Mesir, dan kadang ditujukan untuk
seluruh benua Afrika.
Semula, Libya adalah sebuah kerajaan yang didirikan pada 24
Desember 1951.Raja Idris I bertindak sebagai pemimpin pemerintahan. Italia merebut Libya
dariKekaisaran Ottoman (Turki utsmani) dan menjadikannya wilayah jajahan.
Sebuah negarayang terletak di Afrika Utara dan berbatasan dengan Laut Tengah ini mendapat
kemerdekaan setelah Italia menyerah kepada Sekutu dalam Perang Dunia II.
Fakta sejarah sebelum menjadi Negara independen, Libya merupakan salah satu
wilayah kekuasaan khalifah islamiah sejak invansi dakwah Islam ke kawasan utara Afrika
yang kemudian dikenal dengan Arab Barat. Kondisi ini berlangsung sampai masa
pemerintahan turki utsmani berkuasa ( abad 16-20 M ). Pada pemerintahan turki utsmani
Libya tumbuh dengan pesat, apalagi ditambah dengan hadirnya suatu gerakan oposisi yang
bersifat sufistik dan perjuangan politik, gerakan tersebut adalah Tarekat sufi Sanusiah. Pada
kenyataannya kelompok ini menjadi suatu gerakan oposisi yang sangat kuat, yang memang
juga termasuk gerakan sosial keagamaan dan politik .
Perjuangan rakyat Libya dengan terus mengadakan perlawanan terhadap kaum
penjajah sampai mereka meraih kemerdekaan yang diiringi dengan berakhirnya perang dunia
ke-II.  Kemerdekaan Libya dengan di deklarasikannya Negara monarki Libya pada 24
September 1951 dengan lagu kebangsaan Allahu akbar oleh raja Idris I, beliau merupakan
cucu dari pendiri gerakan as-Sanusiah, atas bantuan inggris dan soviet serta pengakuan dari

1
PBB, Libya pun mengangkat bendera hijau sebagai lambang kemerdekaannya.
Bermula dari kepemimpinan raja Idris inilah Libya mulai mengembangkan sayapnya dengan
Negara-negara tetangga baik barat maupun dunia Islam secara menyeluruh. Ditambah lagi
pada saat ditemukannya sumber minyak Libya sekitar tahun 1953, dan dimualinya eksploitasi
pada tahun 1956, dan Libya mulai melakukan aksi penjualan minyak ke eropa sejak tahun
1967.
Secara lebih mendasar ekonomi Libya lebih bersandar pada hasil minyak bumi dari
pada sumber lain seperti pertanian, hasil laut, pertambangan selain minyak, dan perdagangan.
Melalui hasil minyak inilah perkembangan Libya nampak begitu pesat, dapat disaksikan dari
keberlangsungan hidup masyarakat yang samakin mapan, pembangunan yang terus bergilir di
setiap tempat, dan perkembangan lainnya.

2.2 Geografis Negara Libya


Libya adalah sebuah negara di wilayah Maghrib Afrika Utara. Libya berbatasan
dengan Laut Tengah di sebelah utara, Mesir di sebelah timur, Sudan di sebelah
tenggara,Chad dan Niger di sebelah selatan, serta Aljazair dan Tunisia di sebelah barat. Libya
beribukotakan Tripoli, yang terdiri dari beberapa pusat kota, yaitu Tripolitania, Fezzah, dan
Curenaica. Libya juga akrab di panggil dengan sebutan Negeri hijau, yang memang Negeri
ini di kelilingi oleh gurun tandus, dan padang pasir. Namun di samping semua itu ternyata
tumbuhan hijau pun bersemai di kawasan ini, sehingga dari sinilah penamaan Negeri Hijau
itu muncul, apalagi dikala musim semi tiba, tumbuhan rumput yang berlambai-lambai dengan
kesegaran hijaunya. Dari sini terbukti bahwa Libya menduduki posisi yang sangat strategis
dari segi geografi, sehingga dapat dikatakan bahwa Libya adalah negeri gurun hijau.
Secara gamblang penduduk yang bermukim di Libya terdiri dari tiga etnis, pertama:
etnis asli barbar ( keturunan kaum tawariq) atau bangsa arab yang datang sejak abad ke-7 M,
kedua: etnis Turki dan Albania yang datang pada masa kekuasaan Turki utsmani, dan ketiga:
etnis Italy yang datang sejak masa penjajahan Italy atas Libya tepatnya pada tahun 1911 M.

Profil Negara Libya yaitu :


      Ibu Kota : Tripoli  (32°52′LU 13°11′BT)
     Bahasa Resmi : Arab

2
      Bahasa pergaulan: Arab Libya, dialek Arab lainnya, Berber.
     Pemerintahan : Pemerintahan Sementara
      Presiden Kongres Nasional Umum : Nouri Abusahmain
      Perdana Menteri : Ali Zeidan
      Kemerdekaan
      Dilepaskan oleh Italia : 10 Februari 1947
      Dari Britania Raya dan Perancis dibawah Perwalian PBB : 24 Desember 1951
    Luas : 1,759,541 km2 
     Penduduk
      Perkiraan 2011 : 6,6 juta jiwa
      Sensus 2006: 5.670.688
      Kepadatan : 3,6/km2 
     PDB (KKB) perkiraan 2010
      Total : $90,571 miliar
      Perkapita : $43.846
      PDB (nominal)
      Total : $331,336 miliar
      Perkapita : $40.873
      Mata Uang : Dinar (LYD)
     Zona waktu : CET (UTC+1)
Musim Panas (DST) : CEST(UTC+2)
      Lajur Kemudi : Kanan
m.    Ranah Internet : .ly
     Kode telepon : 218

2.3  Kepemimpinan Muammar Qaddafi


Muammar Abu Minyar Al qaddafi lahir pada 1924 di daerah gurun pasir sirte. ibunya
seorang yahudi, maka secara otomatis beliau tergolong dalam etnis yahudi. Namun kemudian
ia mulai memeluk Islam di usianya yang ke-9 tahun. Mula-mula Ia menempuh jenjang
pendidikan SD tradisional yang religius dan bersekolah pada lembaga pendidikan Sebha di
Fezzan dari 1956 s/d 1961. Qaddafi dan sekelompok teman-temannya menjadi pemimpin
utama dari sebuah kelompok revolusioner yang kelak kemudian merebut kekuasaan Libya.
Tokoh idolanya adalah Gamal Abdul Nasser, seorang Negarawan Mesir yang terkenal
dengan ide-ide sosialisnya tentang persatuan Arab dan perlawanannya terhadap Barat. Pada

3
1961, Qaddafi dikeluarkan dari Sebha karena aktivitas politiknya, namun kemudian ia masuk
di Universitas Libya dan lulus dengan nilai yang sangat baik. Pada 1963 ia masuk Akademi
Militer di Benghazi bersama beberapa rekan militannya, dan ia pun membentuk kelompok
rahasia dengan tujuan menjatuhkan monarki yang pro-Barat.  Pada 1965 setelahnya lulus dari
Akademi Militer, ia dikirim ke Britania (Inggris) untuk mengikuti latihan militer lanjutan dan
kembali pada 1966 sebagai seorang perwira dalam Korp Sinyal.
Qaddafi memiliki delapan anak, tujuh diantaranya laki-laki, putra yang paling tua
Muhammad Qaddafi menjadi ketua komite olimpiade Libya. Putra kedua, Al-Saadi Qaddafi
menjabat sebagai Ketua Federasi Sepak Bola Libya yang bermain di tim Seri-A Perugia dan
juga sebaik artis film. Satu-satunya anak perempuannya Ayesha Qaddafi berprofesi sebagai
pengacara yang tergabung dalam tim pengacara Saddam Hussein. Bahkan beliau juga
memiliki saham sekitar 7,5% di klub sepak bola Italia Yuventus, namun tidak banyak yang
tahu masalah tersebut.

2.4  Sosial Budaya dan Politik Libya


Sesuai data terkini penduduk Libya berjumlah 5.670.688  jiwa yang mayoritas bermukim
di dua perkotaan besar ” Tripoli dan Banghazi”, dan sebagian lagi bermukim di pinggiran
pesisir Libya. Penghasilan yang menjadi tonggak kehidupan masyarakat Libya adalah hasil
perminyakan, sebagian lagi ada yang berprofesi sebagai sopir taxi, dan sebagian kecil ada
yang terus menggeluti usaha kecil menengah. Kondisi sosial Libya akhir-akhir ini seakan
terasa berubah dengan adanya hubungan baik antar Negara tetangga “Eropa”, perubahan
tersebut sangat mencolok dalam hal adat istiadat, terutama pakain.
Faktor utama munculnya perubahan tersebut adalah masuknya barang imporan dari luar
terutama eropa yang berupa pakaian-pakaian yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat
islam.  Dari sisi adat istiadat yang juga lumayan unik dan banyak disoroti oleh para
pendatang adalah adat pernikahan yang sangat rumit, artinya kursi pelaminan tidak bisa
didapati dengan secara mudah. mulai dari persyaratan nikah yang sangat berbelit-belit, di
mana harus mempunyai uang banyak, mempersiapkan tempat, dan harus sudah mempunyai
karir tetap, sehingga keadaan itu membuat para laki-laki dan wanita Libya banyak yang
terlambat menikah semua itu disebabkan karena sistem adat para nenek moyang mereka yang
sampai saat ini masih dilestarikan oleh rakyat Libya.
Dari aspek politik, Libya sejak merdeka telah mengalami tiga perubahan bentuk
pemerintahan, pertama: bentuk Monarki ( Kerajaan), kedua: Republika, ketiga: Sosial
Republik. Dan dalam rentang sejarahnya selama 58 tahun sejak merdeka hingga sekarang pun

4
politik Libya banyak mengalami pasang surut, hubungan yang awalnya sangat baik dengan
barat (Inggris dan Amerika) dimasa raja Idris, setelah revolusi ternyata Muammar qaddafi
bersama 12 anggota dewan revolusinya menginginkan kiblat politiknya ke soviet.
Secara langsung konsekuensi besar yang harus dihadapi oleh para Revolusioner adalah harus
kontrak serta memusuhi Inggris dan Amerika, dengan bukti segala kepentingan dua Negara
tersebut di depak dari Libya, serta ditambah lagi dengan aksi-aksi terorisme dan penindasan
terhadap kaum oposan yang dilakukan Libya menurut kaca mata serta tuduhan Amerika dan
Inggris, keadaan itu semakin memperuncing hubungan Libya dengan kedua Negara tersebut.
Sehingga dalam perkembangannya berbagai tuduhan beruntun selanjutnya diarahkan ke
Libya, mulai aksi pengeboman pesawat Lockerbie, pembunuhan polisi Inggris dari gedung
kedutaan Libya di London, mensponsori terorisme dan aksi revolusi Negara-negara di Afrika
dan Asia, mengembangkan proyek senjata biologi dan kimia pemusnah massal, sampai pada
pembelaan terhadap palestina yang nyatanya merugikan sekutu amerika sendiri yaitu Israel.
Semua itu berujung dengan serangan terhadap Libya pada 1986 serta keputusan embargo
PBB dan Amerika terhadap Libya pada 1989 sampai 90-an yang mengakibatkan terisolasinya
Libya dari pergaulan dunia.

2.5 Ekonomi di Libya dan Penyangga Kekuatannya di Bahrain


Hampir 95 persen produksi minyak diekspor ke negara Barat. Terlebih setelah perubahan
platform politik Muammar Ghadafi yang mulai mendekat kepada Barat serta dibukanya
terusan Suez, maka ratusan perusahaan minyak dan gas seluruh dunia melakukan investasi di
Libya. Krisis politik di Libya berdampak terhadap pasokan energi minyak dan gas dunia.
Empat dekade kekuasaan Muammar Ghadafi ikut menjamin stabilitas dan kebutuhan energi
global.
Produksi minyak Libya mencapai 4,5 juta barrel/hari, sehingga memiliki peran teramat
penting bagi keamanan energi dunia, terutama Amerika dan Eropa yang sangat tergantung
dengan pasokan minyak dari negara Afrika Utara itu. Situasi bertambah genting saat ini di
Eropa dan Amerika selain resesi ekonomi, juga karena tidak terjaminnya pasokan minyak
bagi kepentingan mereka.
Sebagai anggota OPEC, Libya memiliki cadangan minyak sebesar 47 miliar barrel.
Negara penghasil minyak terbesar ke-9 di dunia itu merupakan negara paling kaya minyak di
benua Afrika. Kekayaan tersebut membuat Libya menjadi faktor penting bagi stabilitas energi
dunia, terlebih negara itu juga memiliki cadangan gas sebesar 54 triliun kubik.

5
Eksplorasi berskala besar dilakukan berbagai perusahaan minyak, seperti BP (British
Petroleum), Exxon, Total, Occidental Petroleum, Marathon Oil maupun Oil and Amerada
Hess setelah menandatangani perjanjian kerjasama dengan pemerintah Libya.
Kerjasama semakin terbuka sejak 2003 ketika PBB mencabut sanksi atas Libya serta
Amerika Serikat mencabut status Libya sebagai negara teroris pada 2006. Setelah selama 19
tahun absen, beberapa perusahaan raksasa Barat dan Amerika kembali melakukan invansi dan
eksploitasi besar-besaran minyak di Libya, sehingga saat ini mereka menguasai ladang-
ladang minyak negara itu.
Jika krisis politik berlanjut tanpa berkesudahan, ini akan memiliki dampak global,
khususnya pasokan minyak kepada negara Barat dan Amerika. Harga minyak di pasaran
dunia saat ini meroket mencapai lebih dari USD100/barel. Apalagi minyak Libya yang
diekspor, merupakan jenis terbaik dan banyak dibutuhkan perusahaan maupun industri di
Barat dan Amerika.
Demonstrasi berbuntut kekerasan berdarah menyebabkan banyak perusahaan minyak
yang berinvestasi di Libya menghentikan produksi. Situasi yang semakin genting juga
memaksa dilakukannya evakuasi terhadap para staf, pekerja beserta keluarga mereka.
Selain krisis minyak, situasi Libya dapat menganggu sejumlah langkah recovery ekonomi
Barat dan Amerika yang kini dilanda resesi. Barat dan Amerika juga harus menghadapi krisis
politik dalam negeri masing-masing, juga di seluruh Timur Tengah tengah menuju pergantian
rezim yang belum dapat diprediksi.
Barack Obama, secara khusus memberikan perhatian lebih  kepada situasi di Timur
Tengah, termasuk di Libya, karena selain harus menyelamatkan dirinya yang bakal
menghadapi pemilu tahun depan, juga Obama dituntut memenuhi kebutuhan energi dan
mengembalikan ekonomi negaranya yang runtuh. Minyak dan gas Libya sangat penting bagi
kelangsungan industri Barat dan Amerika. Sementara Mesir dipandang  penting bagi ekonomi
Amerika dan Barat karena terusan Suez menjadi urat nadi bagi perekonomian mereka.
Jika krisis berlarut di dunia Arab, terutama di Bahrain, maka dampaknya akan sangat
mengancam stabilitas keamanan dunia serta ekonomi global. Semuanya tergantung siapa
yang akan menjadi penguasa baru serta sikap mereka terhadap Barat Dan Amerika ke depan.
Jika, Amerika dan Barat sangat berambisi menguasai Libya karena kekayaan minyaknya,
maka untuk di Bahrain, mereka sengaja membiarkan rakyat Bahrain dibantai rejim diktator,
karena ini berkaitan dengan keberlangsungan masa depan Amerika dan Barat di dunia.
Bahrain adalah palang pintu masuknya kekuatan Amerika dan Barat ke Timur Tengah.
Jatuhnya kekuasaan rejim diktator Bahrain ke tangan rakyat revolusioner, itu berarti

6
mengharuskan runtuhnya pilar-pilar penyanggah kekuatan keamanan Amerika dan Barat di
Timur Tengah secara keseluruhan. Dan itu bermakna, titik mula rontoknya hegemoni
arogansi dan hansip dunia.

7
DAFTTAR PUSTAKA

Referensi :
http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-negara-libya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Libya
http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/09/04/kebangkrutan-minyak-libya-588806.html
Mohtar. 1990.  Ilmu  Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.
Jakarta:LP3ES.Geis, Anna. 2007. “From Democratic Peace to Democratic War?”.  Peace
Review: A Journalof Social Justice. 19:157

Prajaya, Mahda Pradewa Anta, Skripsi : “ Keterlibatan North Atlantic Treatyorganization


(Nato) Dalam Penyelesaian Konflik Non-Internasional
Di  Libya  Ketika Penggulingan Presiden Muammar Kaddafi ”. Malang:Universitas
Brawijaya, 2012.

Mutia. “Geopolitik dan Geostrategi Dunia Arab: Libya, Mesir, Tunisia, Bahrain, dan
Fenomena Arab Spring”

World Politics, Vol. 52, No. 1 (Oct., 1999), pp. 1-37Penerbangan Pan Am
(http;//id.m.wikipedia.org/wiki/Pan_Am_Penerbangan_103 diakses padatanggal 13/06/2013
pukul 20:43 WIB)

Anda mungkin juga menyukai