DOSEN PENGAMPU :
Robi’ah Adawiyah, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Habib Sholihin : 23010005
Bagus Ade Fardolli : 23010027
Laili Fitriyani : 23010009
Husna : 00000000
PROGRAM STUDI :
EKONOMI SYARI’AH
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunia- Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah
Kebudayaan Islam dengan judul “Perkembangan Peradaban Islam Masa
Bani Abbasiyah”.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kurang baik dalam segi tulisan maupun kata-kata, oleh karena itu kami
mohon kritik dan sarannya demikesempurnaan makalah ini terutama ilmu
kami.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua
untuk kedepannya.Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas kebaikan
kita semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tumijajar, 12 Oktober 2023
Hormat kami,
Penulis
STES TUNAS PALAPA
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan
dan langkah setiap insan di masa mendatang. Seperti yang kita ketahui
setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka
berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa
daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa
daulah Abbasiyah.
Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan
salah satu bukti sejarah peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani
Abbasiyah merupakan masa pemerintahan ummat Islam yang
memperoleh masa kejayaan yang gemilang. Pada masa ini banyak
kesuksesan yang diperoleh Bani Abbasiyah, baik itu dibidang Ekonomi,
Politik, dan Ilmu pengetahuan. Dan dari segala bidang yang ada
menghantarkan daulah Bani Abbasiyah menjadi salah satu Dinasti yang
sangat berpengaruh bagi kemajuan dan perkembangan peradaban
islam di masa itu.
Disamping kesuksesan dan kegemilangan yang didapatkan oleh
ummat Islam pada masa itu, ternyata daulah Abbasiyah pun mengalami
masa kemunduran. Hal inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai
acuan semangat bagi generasi ummat Islam bahwa peradaban ummat
Islam itu pernah memperoleh masa keemasan yang melampaui
kesuksesan negara-negara Eropa. Bahkan kita harus berbangga karena
peradaban yang terjadi dan ada pada masa Daulah Abbasiyah diadopsi
oleh peradaban Eropa hingga saat ini. Dengan kita mengetahui bahwa
dahulu peradaban ummat Islam itu diakui oleh seluruh dunia, maka
akan memotivasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita mengenai
sejarah peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk
mengulangi masa keemasan itu kembali nantinya oleh generasi ummat
Islam saat ini.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abasiyah?
b. Bagaimana sistem politik, pemerintaha dan sosial pada masa
Dinasti Abasiyah?
c. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa
pemerintahan Dinasti Abasiyah?
d. Apa yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Abasiyah?
C. Manfaat
Adapun manfaat dari ditulisnya makalah ini adalah sebaga
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah ini
secara teoritis adalah menambah ilmu dan pengetahuan yang dapat
diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Juga dengan
bertambahnya ilmu, maka bertambah pula wawasan seseorang
akan suatu bidang keilmuan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut :
- Dapat mengaplikasikan materi yang ada dalam makalah
kedalam kegiatan belajar dan mengajar.
- Dapat mengaplikasikan materi pembelajaran tersebut kedalam
kehidupan sehari – hari.
- Dapat memetik pelajaran berharga dari makalah ini dan
menjadikannya motivasi bagi kehidupan.
- Dapat menjadikan materi dalam makalah ini sebagai handout
bagi studi mata kuliah yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas
dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar
kota Baghdad.
2. Sistem Sosial
Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa
sebelumnya (Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini
terjadi beberapa perubahan yang sangat mencolok, yaitu:
a) Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta
mendapatkan tempat yang sama dalam kedudukan sosial.
5
1. Ilmu Umum
a. Ilmu Filsafat
- Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
- Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
- Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
- Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H).
- Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal
antaralain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
- Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam,
karyanya: AlMunqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul
Amal, Ihya Ulumuddin dan lainlain.
- Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir
Urjuza,
Kasful Afillah dan lain-lain.
b. Bidang Kedokteran
- Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
- Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal
disamping sebagai penterjemah bahasa asing.
- Thabib bin Qurra (836-901 M).
- Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal
mengenai
cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin :
c. Bidang Matematika
- Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota
Baghdad.
- Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu
angka (0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak
para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :
- Al Farazi : pencipta Astro lobe
- Al Gattani/Al Betagnius
- Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
- Al Farghoni atau Al Fragenius
e. Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan
ada seni musik, seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni
bangunan.
2. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary,
Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda, Mupatil bin
Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lain
b. Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam
Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah
(wafat 273 H), Abu Daud (wafat 275 H), At-Tarmidzi, dan lain-lain.
c. Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa besar
dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya para pelopor itu
adalah: Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan
Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Ghazali
d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy
(wafat 465 H). Karangannya : ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin
(wafat 632 H). Karangannya : Awariful Ma’arif, Imam Ghazali :
Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain.
e. Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang sampai sekarang
aliran mereka masih mendapat tempat yang luas dalam masyarakat
Islam. Yang mengembangkan faham/mazhabnya dalam zaman ini
adalah: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad
bin Hambal dan Para Imam Syi’ah (Hasjmy, 1995:276-278).
2. Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah
sangat maju pesat, karena upayaupaya dilakukan oleh para Khalifah di
bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan –bangunan yang
berupa:
a. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan
rendah dan menengah.
b. Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama,
sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-
masalah ilmiah.
c. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun
Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di
dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
d. Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang
mula-mula mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada sampai
sekarang ini, dengan nama Madrasah.
e. Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik
seperti kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian,
perdagangan berhasil dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.
3. Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah
Permulaan masa kepemimpinan Bani Abbassiyah, perbendaharaan
negara penuh dan berlimpah-limpah, uang masuk lebih banyak
daripada pengeluaran. Yang menjadi Khalifah adalah Mansyur. Dia
8
10
4. Kebudayaan Arab
Masuknya kebudayaan Arab ke dalam kebudayaan Islam terjadi
dengan dua jalan utama, yaitu :
a. Jalan Agama, Mengharuskan mempelajari Qur’an, Hadist,
Fiqh yang semuanya dalam bahasa Arab.
b. Jalan Bahasa,Jazirah Arabia adalah sumber bahasa Arab,
bahasa terkaya diantara rumpun bahasa samy dan
tempat lahirnya Islam.
D. Prestasi dan Pencapaian Selama Kepemimpinan Bani Abbasiyah
Faktor-Faktor Pendukung Majunya Peradaban di Masa
Abbasiyah.
Pesatnya perkembangan peradaban di masa Abbasiyah tentu
didorong oleh faktor-faktor yang mendukung perkembangan
peradaban. Faktor tersebut ialah faktor ekonomi dan politik, yang
secara lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor Politik
1. Adanya suatu strategi yang brilian yaitu menerapkan
kembali prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan dan
persaudaraan (musawah adalah dan ukhuwah), strategi ini
dianggap penting, mengingat masyarakat yang sangat
bervariasi latar belakang suku rasnya, maka dengan prinsip
tersebut diharapkan umat dapat disatukan kembali, dan
dengan prinsip ini berubahlah pola fikir masyarakat dari
pola fikir simbolik menjadi pola fikir yang berwawasan
ukhuwah Islamiyah, dimana makna ukhuwah Islamiyah
pada dekade ini mengalami perluasan makna, yaitu :
persaudaraan tidak hanya kepada masyarakat muslim
semata tetapi pada masyarakat non muslim, hingga dengan
prinsip ini terciptalah egaliteran dalam masyarakat. Prinsip
egaliteran ini merupakan salah satu strategi yang jitu bagi
Abbasiyah untuk menjaga
kelanggengan dinastinya selama kurun waktu cukup
lama. Bisa dikatakan Abbasiyah merupakan salah satu
dinasti yang paling lama bertahan selama lebih dari 5 abad
(512 tahun). Tidak ada lagi stratifikasi sosial yang mencolok
seperti yang terjadi pada masa Umayyah dulu, dan tiada lagi
perbedaan antara mawalli dengan orang arab asli.
Konsekwensi logis dari perubahan ini adalah
terbukanya kesempatan dan peluang yang lebih besar bagi
kaum mawalli turunan Persia untuk duduk di pemerintahan,
melalui merekalah pengaruh Persia mewarnai
pemerintahan Abbasiyah baik dari segi politik, di bawah
pengaruh Persia Abbasiyah mengenal istilah Sulthan Allah fi
11
b. Faktor Ekonomi
1. Adanya perbaikan sektor-sektor perekonomian (pada masa
khalifah al Mahdi), yaitu dengan mempermudah
transportasi jalur perdagangan yaitu : dengan dibangunnya
stasiun khalifah dagang dan tersedianya air yang cukup pada
tempat tersebbut, adanya kuda-kuda yang tangguh untuk
mempermudah dan mempercepat pelayanan pos.
Ditingkatkannya armada dagang dari Teluk Parsi dan Teluk
Aden ke pesisir India dan wilayah Asia Tenggara, sehingga
perdagangan Eropah sangat tergantung sekali pada
pedagang-pedagang muslim yang berkedudukan di pesisir
Levantine dan pesisir Afrika Utara. Maka pebaikan tidak
hanya pada penyediaan fasilitas fisik saja, namun fasilitas
keamanan dan kenyamanan juga, sehingga mendukung
kelancaran lalu lintas dagang.
2. Besarnya peranan pedagang muslim pada sektor
perdagangan tersebut tentunya menambah income yang
sangat besar bagi perbendaharaan negara (bait al mal)..
c. Ilmu Fiqih
Pada masa ini kegiatan para fiquha mencapai puncaknya,
fiqh ditela’ah ulang, dan fatwa-fatwa hukum pun dikeluarkan.
Timbulnya pertentangan mengenai materi hukum
menyebabkan sibuknya para ulama untuk menyusun kaidah-
kaidah ushul fiqh, dan di masa ini diadakan pemukuan kitab
hukum. Ilmu fiqh semakin berkembang mengingat semakin
banyaknya permasalahan-permasalahan baru yang dihadapi
umat Islam, maka mazhab-mazhab pada bidang fiqh tumbuh
subur, dan mazhab yang terkenal yang masih bertahan yaitu
mazhab Abu Hanifah (w. 767), mazhab Malik bin Anas (w. 759),
mazhab Al- Syafi'i (w. 820), dan mazhab Ahmad ibnu Hambal
(w. 855).
12
d. Ilmu Lughah
Perkembangan seni bahasa (kesusasteraan) semakin
meningkat, baik puisi maupun prosa mengalami proses
pendewasaan. Adapun ilmu-ilmu yang tergolong dalam ilmu
lughat adalah : Nahwu, Sharaf, Ma’ani, Bayan, Badi’, ‘Arudh,
Qamus, dan Insya’. Pusat pengembangan bahasa berada di
Kufah dan Basrah, karena pada kedua daerah tersebut sering
diadakan kegiatan kebahasaan sehingga terkenal dua aliran
dalam bahasa, yaitu : aliran Basrah dan Kufah. Pada masa dinasti
ini kultur sya’ir yang telah dirintis oleh Umayyah dikembangkan
sya’ir bahasa arab (baik yang berorak Badui kuno, maupun
dalam corak baru dalam kalangan istana), penerjemahan ke
dalam bahasa Arab dari kesusasteraan Iran Klasik (meliputi
karya-karya sejarah, literatur politik, persepsi politik, dan
tatacara manual dan perilaku penulis), dan mitos serta kisah-
kisah ilmiah mengenai Persia dan India, demikian pula
kesastraan bahasa Syaria dan Yunani klasik juga diterjemahkan
dalam bahasa Arab.
e. Ilmu Kalam
Pada masa awal Abbasiyah, perbincangan masalah teknologi
berhadapan kepada dua kelompok yaitu : Mu’tazilah dan Ahl al
Sunnah wa al Jama’ah. Mu’tazilah merupakan penerus doktrin-
doktrin teologi Qadariyyah, dan tokoh-tokohnya yang terkenal
yaitu : Washil bin ‘Atha’ (w 748 M), ‘Amr ibn Ubaid (w 761 M).
Aliran ini menamakan dirinya sebagai Ahl al Tauhid wa al ‘Adl.
Aliran ini menggunakan konsep-konsep filsafat Yunani dalam
membahas doktrin-doktrin agama dan juga dengan dalil naql.
13
f. Ilmu Tasawuf
14
2. Faktor Eksternal
- Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan
menelan banyak korban.
15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul
Mutholib, paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-
Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan
sebutan Abul Abbas As-Saffah.
17
DAFTAR PUSTAKA
18