Anda di halaman 1dari 3

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN


KEGURUAN
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Nama : Muchammad Akbar Kurniawan


NIM : 210102110072
Matakuliah : Sejarah Peradaban Islam
Semester/kelas : 4 / E. ICP
Waktu :-
Nama Dosen Pengampu : Sharfina Nur Amalina, M.Pd
Sifat :-

Kondisi Jazirah Arab Dan Penduduknya Sebelum Kedatangan Islam

Penduduk Arab sebelum Islam biasanya disebut sebagai "Jahiliyah". Bangsa yang tidak
beradab, bodoh, dan buta huruf. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa tidak ada orang dalam
masyarakat Arab yang tahu cara membaca dan menulis, karena beberapa sahabat Nabi diketahui
dapat membaca dan menulis sebelum mereka memeluk Islam. Ibnu Sa'ad berkata: "Orang-orang
yang buta huruf dan Muslim awal menganggap orang yang sempurna adalah orang yang bisa
menulis, berenang dan memanah".(Asmuni, 1996).

Sejak zaman Jahiliyah, bangsa Arab memiliki sejumlah ciri-ciri dan kepribadian positif,
seperti keberanian, ketahanan fisik yang kuat, ketahanan fisik yang kuat, percaya pada harga diri
dan martabat, cinta kebebasan, kesetiaan pada suku dan pemimpin, hidup sederhana. , baik hati,
pandai berpuisi dll. Namun sifat dan akhlak yang baik itu seakan hilang karena suatu kondisi
yang menyelimuti kehidupan mereka, yaitu kepercayaan akan ketidakadilan, kejahatan, dan
takhayul. Kehidupan kebodohan sebenarnya adalah manifestasi kehidupan barbar sebagai
kesenjangan sosial, penganiayaan, mabuk, perjudian, pelacuran dan pembunuhan adalah
pemandangan umum dalam kehidupan sehari-hari mereka(Nasution, 2018).
A. Kondisi Politik

Sebelum kedatangan Islam, hubungan politik Arab berada dalam situasi yang sangat
kronis dengan banyaknya peperangan antar suku atau klan. Konflik antar suku muncul karena
pola struktur bangsa Arab yang terdiri dari klan semua anggota memiliki hubungan darah. Ikatan
darah ini menciptakan rasa solidaritas yang tinggi di antara anggota klan dan dengan demikian
melahirkan kesetiaan penuh pada unit etnis. Salah satu suku yang terkenal dan dihormati di Hijaz
adalah suku Quraisy yang merupakan awal dari lahirnya Nabi Muhammad SAW yang mulia.
utusan agama Islam. Selain itu, banyak suku Quraisy yang mengabdikan diri di Ka'bah. Ada
pembagian tugas dalam pengelolaan Ka'bah, antara lain:

 Hijabat, menjaga pintu Ka’bah.


 Siqaya, petugas yang menyediakan air minum, tak terkecuali Zamzam.
 Rafidha, petugas penyedia makanan, bagi jamaah haji yang kelelahan.
 Nadwa, ketua rapat tahunan.

B. Kondisi Ekonomi

Dari segi ekonomi, sebagian besar orang Arab di Jazirah Arab pada saat itu bekerja
sebagai pedagang. Hukum yang berlaku adalah hukum pasar liberal, di mana pemodal besar akan
selalu menang dan menguasai orang miskin yang tidak membayar hutangnya. Para konglomerat
senang menumpuk harta dan menghitung-hitungnya, dengan keyakinan bahwa harta itu akan
terus bertambah (QS: Al-Humazah: 1-3). Ada juga para penggembala dari suku Badui.

Kota Mekkah merupakan daerah strategis yang menjadi jalur transit perdagangan.
Bahkan sebelum ditemukannya Tanjung Harapan dan Terusan Suez, jalur Arab merupakan jalur
potensial untuk distribusi bahan pangan ke Eropa. Terdapat dua rute perdagangan: rute sita
(musim dingin) ke Yaman dan rute sheif (musim panas) ke Syam. (Ka'bah menjadi pusat daya
tarik kota Mekah, mengundang Abrahah dari Yaman untuk menjaganya dan memindahkannya.

C. Kondisi Keyakinan

Sebagian besar suku-suku Arab menyembah berhala (paganisme), dalam beragam wujud,
jumlah berhala yang mereka sembah mencapai 360 berhala, yang seluruhnya ditempatkan di
sekeliling Kabah. Setiap suku mempunyai berhala sendiri-sendiri, ada juga patung Nabi Ibrahim,
Yesus dan Hubal sebagai berhala suku Quraisy, berhala-berhala tersebut terbuat dari batu akik
dan batu hitam. Selain itu, terdapat agama-agama lain yang dianut oleh bangsa Arab jahiliyah,
yaitu Ada penyembah api (penyihir); Ada juga penganut agama-agama samawi seperti Yahudi,
Nasrani, Hanifia (agama Ibrahim) yang mengajak untuk menyembah Allah, percaya kepada hari
kiamat, pahala dan siksa. Bangsa Arab Jahiliyah memiliki agenda setiap tahun selama bulan
Dzulhijjah untuk melakukan Tawaf, ada yang melakukannya persis seperti yang diajarkan Nabi
Ibrahim AS (agama Hanifia), ada pula yang menyimpang dengan telanjang atau setengah
telanjang. Mereka juga melakukan Gurbani, persembahan darah kepada Tuhan...

Anda mungkin juga menyukai