DINASTI UMAYYAH
(661-750)
Oleh
1. Liyawati (201810939)
2. AmanSyarifin Gajah (2019101044)
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan
rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam Selanjut nya penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Mukhlis S.pd.i,MA selaku dosen mata kuliah Sejarah
Kebudayaan islam yang telah menjadi pembimbing penulis dalam penulisan
makalah ini .Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna , masih banyak kekurangan di sebab kan keterbatasan kemampuan
dan penggetahuan penulis .Namun demikian, penulis tetap berusaha sebaik –
baik nya dalam menyelesaikan makalah ini .
Wassalamu’alaikum wr.wb
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan................................................................................................
A . Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran......................................................................................................
A. Latar Belakang
Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan kepada umayyah bin Abd Syams bin Abd Manaf.
Ia adalah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa jahiliyah. Yang
3
memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman jahiliyah yakni keluarga bangsawan
cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra.Orang yang memiliki unsur
tersebut di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh
kehormatan dan kekuasaan. Ia dan pamannya Hasyim bin Abd Manaf selalu
bertarung dalam memperebutkan kekuasaan dan kedudukan. Dinasti Umayyah
didirikan oleh Muawiyyah Bin Abu Sufyan Bin Harb.Muawiyyah disamping sebagai
pendiri daulah Bani Abbasiyah juga sekaligus menjadi khalifah pertama.
Awal kedaulatan bagi kedaulatan bani umayah adalah sepeninggal khalifah Ali bin
Abi Thalib, yang mana gubernur Syam tampil sebagai pemimpin Islam yang kuat.
Muawiyyah Bin Abu Sufyan Bin Harb yang dulunya gubernur Syam, menggantikan
posisi Ali Bin Abi Thalib sebagai sebagai pemimpin Islam dengan cara yang bisa
dbilang curang.
4
B .Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan kepada umayyah bin Abd Syams bin Abd Manaf.
Ia adalah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa jahiliyah. Ia dan
pamannya Hasyim bin Abd Manaf selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan
dan kedudukan.
Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyyah Bin Abu Sufyan Bin Harb.Muawiyyah
disamping sebagai pendiri daulah Bani Abbasiyah juga sekaligus menjadi khalifah
pertama.Ia memindahkan ibu kota kekuasaan Islam dari Kuffah ke Damaskus.
Diatas segala-galanya dilihat dari sikap dan prestasi politiknya yang menakjubkan,
sesungguhnya Muawiyyah adalah seorang pribadi yang sempurna dan pimpinan besar
yang berbakat.Didalam dirinya terkumpul sifat-sifat seorang penguasa, politikus, dan
administrator.
6
(prience of the sea) yang memimpin aramada besar dalam menyerbu ke kota
Konstantinopel walaupun belum berhasil.
Pertama, adalah berupa dukungan yang kuat dari rakyat suriah dan dari Bani
Umayyah sendiri. Penduduk suriah yang lama diperintah oleh muawiyyah mempunyai
pasukan yang kokoh, terlatih, dan disiplin di garis depan dalam peperangan melawan
romawi. Mereka bersama-sama dengan kelompok bangsawan kaya Mekkah dari
keturunan umayah berada sepenuhnya dibelakang Muawiyah dan memasokkannya
dengan sumber-sumber kekuatan yang tidak ada habisnya, baik moral, tenaga
manusia, maupun kekayaan.Negara suriah sendiri terkenal makmur dan menyimpan
sumber alam yang melimpah.Ditambah lagi bumi Mesir yang berhasil dirampas, maka
sumber-sumber kemakmuran dan suplay bertambah bagi Muawiyyah.
Amr bin Ash sebelum masuk Islam dikagumi oleh bangsa Arab, karena
kecakapannya sebagai mediator antara Quraisy dan suku-suku Arab lainnya jika
terdapat perselisihan. Setelah menjadi muslim hanya beberapa bulan menjelang
penaklukan mekkah, nabi segera memanfaatkan kepandaiannya itu sebagai pemimpin
militer dan diplomat. Tokoh besar ini terutama dikenang sebagai penakluk Mesir di
zaman Umar dan menjabat gubernur pertama diwilayah itu.Setelah wafatnya Khalifah
Utsman ‘Amr mendukung Muawiyah dan ditunjuk olehnya sebagai penengah dalam
peristiwa tahkim. Sayang hanya dua tahun ia mendampingi Muawiyah. Orang kedua
adalah Mugirah bin Syu’bah seorang politikus independen. Karena keterampilan
politiknya yang besar, Muawiyah mengangkatnya menjadi gubernur di kuffah yang
meliputi wilayah Persia bagian utara, suatu jabatan yang pernah dipegangnya kira-kira
satu atau dua tahun semasa pemerintahan Umar. Keberhasilan Mugirah yang utama
adalah kesuksesan menciptakan situasi yang aman dan mampu meredam gejolak
7
penduduk Kufah yang sebagian besar pendukung Ali, sedangkan orang ketiga
bernama Ziyad bin Abihi, seorang pemimpin kharismatik yang netral, ditetapkan oleh
Muawiyah memangku jabatan gubernur di Basrah dengan tugas khusus di Persia
selatan. Sikap politiknya yang tegas, adil, dan bijakasana menjamin kekuasaan
Muawiyah kokoh diwilayah provinsi paling timur itu yang dikenal sangat gaduh dan
sukar diatur.
Gambaran dari sifat mulia tersebut dalam diri Muawiyah setidak-tidaknya tampak
dalam keputusannya yang berani memaklumkan jabatan khalifah secara turun-
temurun.Situasi ketika Muawiyah naik ke kursi kekhalifahan mengandung banyak
kesulitan.Anarkisme tidak dapat lagi dikendalikan oleh ikatan agama dan moral,
sehingga hilanglah persatuan umat.
Masa kekuasaan Dinasti Umayah hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan
14 orang khalifah. Khalifah yang pertama adalah Muawiyah bin Abi Sufyan,
sedangkan khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhmmad. Di antara mereka
ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasa diberbagai bidang sesuai dengan
kehendak zamannya, sebaliknya ada pula khalifah yang tidak patut dan lemah.
8
8. Umar bin Abdul Aziz 99-101H/717-719M
Para sejarawan umumnya sependapat bahwa para khalifah terbesar dari daulah
Bani Umayyah adalah Muawiyah, Abdul Malik, dan Umar bin Abdul Aziz.
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah bapak pendiri Dinasti Umayyah. Dialah tokoh
pembangun yang besar.Namanya disejajarkan dalam deretan Khulafaur
rasyidin.Bahkan kesalahannya yang menghianati prinsip pemilihan kepala Negara
oleh rakyat, dapat dilupakan orang karena jasa-jasa dan kebijaksanaan politiknya yang
mengagumkan. Muawiyah mendapat kursi kekhalifahan setelah Hasan bin Ali bin Abi
Thalib bedamai dengannya pada tahun 41 H. umat Islam sebagiannya membaiat
Hasan setelah ayahnya itu wafat. Namun Hasan menyadari kelemahannya sehingga ia
berdamai dan menyerahkan kepemimpinan umat kepada Muawiyyah sehingga tahun
itu dinamakan ‘amul Jama’ah, tahun persatuan. Muawiyah menerima khalifahan di
Kuffah dengan syarat-syarat yang diajukan oleh Hasan, yakni:
Muawiyah dibaiat oleh umat Islam di Kufah, sedangkan Hasan dan Husain
dikembalikan ke Madinah. Hasan wafat dikota Nabi itu pada tahun 50 H. diantara
jasa-jasa Muawiyah adalah mengadakan dinas pos kilat dengan menggunakan kuda-
kuda yang selalu siap di tiap pos. ia juga berjasa mendirikan Kantor Cap (percetakan
mata uang), dan lain-lain.
9
Muawiyah pada tahun 60 H di Damaskus karena sakit dan digantikan oleh
anaknya, Yazid yang telah ditetapkannya sebagai putra mahkota sebelumnya. Yazid
tidak sekuat ayahnya dalam memerintah, banyak tantangan yang di hadapinya, antara
lain ialah membereskan pemberontakan kaum syi’ah yang telah membaiat Husain
sepeninggal Muawiyah. Terjadi perang di Karbala yang mengakibatkan terbunuhnya
Husain, cucu nabi itu.Yazid menghadapi para pemberontak di Mekkah dan Madinah
dengan keras.Dinding ka’bah runtuh dikarenakan terkena lemparan manjaniq, alat
pelempar batu kearah lawan.Peristiwa tersebut merupakan aib besar pada masanya.
Khalifah Abdul Malik adalah orang kedua yang terbesar dalam deretan para
khalifah Bani Umayyah yang disebut-sebut sebagai pendiri kedua bagi keadaulatan
Umayyah.Ia dikenal sebagai seorang khalifah yang dalam ilmu agamanya, terutama di
bidang fiqh. Ia telah berhasil mengembalikan sepenuhnya integritas wilayah dan
wibawa kekuasaan keluarga Umayyah dari segala pengacau Negara yang merajalela
pada masa-masa sebelumnya. Khalifah Abdul Malik memerintah paling lama, yakni
21 tahun ditopang oleh para pembantunya yang termasuk orang kuat dan menjadi
kepercayaannya, seperti Al-Hajjaj bin Yusuf yang gagah berani di medan perang, dan
Abdul Aziz, saudaranya yang dipercaya memegang jabatan sebagai gubernur Mesir.
Khalifah Abdul Malik wafat tahun 86 H dan diganti oleh putranya yang bernama Al-
Walid.
Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik memerintah sepuluh tahun lamanya (86-
96 H). pada masa pemerintahannya, kekayaan dan kemakmuran melimpah ruah.
10
hingga masa kini di Damaskus. Disamping itu, ia menggunakan kekayaan negerinya
untuk menyantuni para yatim-piatu, fakir miskin dan penderita cacat seperti orang
lumpuh, buta, dan sakit kusta. Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik wafat tahun 96 H,
dan di gantikan oleh adiknya, Sulaiman sebagaimana wasiat ayahnya.
Adapun khalifah yang ketiga yang besar adalah Umar bin Abdul Aziz.
Meskipun masa pemerintahannya yang sangat singkat, namun Umar merupakan
‘lembaran putih’ Bani Umayyah dan sebuah periode yang berdiri sendiri, mempunyai
karakter yang tidak terpengaruh oleh berbagai kebijaksanaan daulah Bani Umayyah
yang banyak disesali. Ia yang merupakan personifikasi sorang khalifah yang taqwa
dan bersih, suatu sikap yang jarang sekali ditemukan pada sebagian besar pemimpin
Bani Umayyah.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz berubah tingkah lakunya, ia menjadi seorang
zahid, sederhana, bekerja keras, dan berjuang tanpa henti sampai akhir hayatnya yang
hanya memerintah kurang lebih dua tahun. Khalifah yang adil itu berusaha
memperbaiki segala tatanan yang ada pada masa pemerintahannya, seperti menaikkan
gaji para gubernurnya, memeratakan kemakmuran dengan memberi santunan kepada
fakir dan miskin, dan memperbarui dinas pos. ia juga menyamakan kedudukan orang-
orang non-Arab sebagai warga Negara kelas dua, dengan orang-orang Arab. Ia
mengurangi beban pajak dan menghentikan pembayaran jizyah bagi orang Islam baru.
Khalifah Umar meninggal pada tahun 101 H dan diganti oleh Yazid II bin Abdul
Malik (101-105 H). pada masa pemerintahannya timbul lagi perselisihan antara kaum
Mudariyah dan Yamaniyah. Pemerintahannya yang singkat itu mempercepat proses
11
kemunduran Umayyah. Kemudian di gantikan oleh khalifah Hisyam bin Abdul Malik.
Khalifahan Umayah mulai mundur sepeninggal khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Masih ada empat khalifah lagi setelah Hisyam yang memerintah hanya dalam
waktu tujuh tahun, yakni Al-Walid II bin Yazid II, Yazid III bin Al-Walid, Ibrahim
bin Al-Walid dan Marwan bin Muhammad adalah penguasa Umayyah terakhir yang
terbunuh di Mesir oleh pasukan Bani Abbasiyah pada tahun 132 H/750 M.
Masa pemerintahan Bani Umayah terkenal sebagai suatu era agresif, dimana perhatian
tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penaklukan, yang terhenti sejak zaman
kedua khulafaur rasyidin terakhir. Hanya dalam jangka waktu 90 tahun, banyak
bangsa di empat penjuru mata angin beramai-ramai masuk kedalam kekuasaan Islam,
yang meliputi tanah Spanyol, seluruh wilayah Afrika Utara, jazirah Arab, Syiria,
Palestina, sebagian daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India dan negeri-negeri
sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgiztan, yang termasuk Soviet
Rusia.
Ketiga, front timur menghadapi wilayah yang sangat luas, sehingga operasi kejalur ini
dibagi menjadi dua arah.Yang satu menuju utara ke daerah-daerah di seberang sungai
Jihun (Ammu Darya). Sedangkan yang lainnya ke arah selatan menyusuri Sind,
wilayah India bagian barat1
1
Jain Mubarak ,Sejarah Peradapan Islam Dirayah Islam ,(Bandung :Pustaka Bani Quraisy,
2004), hal 100
12
sama sekali baru, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi
kenegaraan yang semakin kompleks.
Dinasti Umayah meneruskan tradisi kemajuan dalam berbagai bidang yang telah
dilakukan masa kekuasaan sebelumnya, yaitu masa kekuasaan khulafaur
Rasyidin.Dalam bidang peradaban Dinasti Umayah telah menemukan jalan yang lebih
luas kearah pengembangan dan perluasan berbagai bidang ilmu pengetahuan, dengan
bahasa Arab sebagai media utamanya.
13
surat-menyurat harus menggunakan bahasa Arab, yang sebelumnya menggunakan
bahasa Romawi atau bahasa Persia di daerah-daerah bekas jajahan mereka dan di
Persia sendiri.
Dinasti Umayyah juga mendirikan sebuah kota kecil sebagai pusat kegiatan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan itu
dinamakan Marbad, kota satelit dari Damaskus. Di kota Marbad inilah berkumpul
para pujangga, filsuf, ulama, penyair, dan cendekiawan lainnya, sehingga kota ini
diberi gelar ukadz-nya Islam.
3. Ilmu Qiraat
Ilmu qiraat adalah ilmu seni baca Al-qur’an.Ilmu qiraat merupakan ilmu
syariat tertua, yang telah di bina sejak zaman khulafaur rasyidin.Kemudian masa
Dinasti Umayyah dikembangkan sehingga menjadi cabang ilmu syariat yang sangat
penting. Pada masa ini lahir para ahli qiraat ternama seperti Abdullah bin Qusair (w.
120 H) dan Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H).
4. Ilmu Tafsir
5. Ilmu Fiqh
6. Ilmu Nahwu
7. Ilmu Jughrafi dan TarikhIlmu Jughrafi dan tarikh pada masa Diaasti Umayyah
telah berkembang menjadi ilmu tersendiri.Demikian pula ilmu tarikh (ilmu sejarah)
baik sejarah umum maupun sejarah Islam pada khususnya.
8. Usaha penerjemahan
14
Untuk kepentingan dakwah Islamiyah, pada masa Dinasti Umayyah di mulai
pula penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain kedalam
bahasa Arab. Dengan demikian, jelaslah bahwa gerakan penerjemahan telah dimulai
pada zaman ini, hanya baru berkembang secara pesat pada zaman Dinasti Bani
Abbasiyah.2
9. Ilmu Hadis
Ketika kaum muslimin telah berusaha memahami al-quran ternyata ada satu
hal yang juga sangat mereka butuhkan, yaitu ucapan-ucapan nabi yang di sebut
hadis.Oleh karena itu, timbullah usaha untuk mengumpulkan hadis, menyelidiki asal-
usulnya sehingga akhirnya menjadi satu ilmu yang berdiri sendiri yang dinamakan
ilmu hadis.
Umar Ibn Abd Al-Aziz adalah khalifah yang memelopori penulisan (tadwin)
hadis.Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hajm
(120 H) gubernur Madinah, untuk menuliskan hadis yang ada dalam hafalan-hafalan
penghafal hadis.
“Periksalah hadis Nabi Muhammad SAW., dan tuliskanlah karena aku khawatir
bahwa ilmu (hadis) akan lenyap dengan meninggalnya ulama dan tolaklah hadis
selain dari Nabi SAW., hendaklah hadis disebarkan dan diajarkan dalam majelis-
majelis sehingga orang-orang yang tidak mengetahui menjadi mengetahuinya;
sesungguhnya hadis itu tidak akan rusak sehingga disembunykan (oleh ahlinya).”
Atas perintah khalifah, pengumpulan hadis dilakukan oleh ulama. Diantaranya adalah
Abu Bakar Muhammad Ibn Muslim Ibn Ubaidillah Ibn Shihab Az- zuhri (guru Imam
Malik). Akan tetapi, buku hadis yang dikumpulkan oleh Imam Az-Zuhri tidak
diketahui dan tidak sampai kepada kita. Dalam sejarah tercatat bahwa ulama yang
pertama membuktikan hadis adalah Imam Az-Zuhri.3
2
Samsul Munir Amir ,Sejarah Peradapan Islam, (Jakarta :Amzah ,2009 ) hal 118-129
3
Dedi Supriyadi ,Sejarah Peradapan Islam ,(Bandung :Pustaka Setia ,2008)hal 108
15
D. Masa Kehancuran Dinasi Umayyah
Meskipun kejayaan telah di raih oleh Bani Umayah ternyata tidak bertahan
lebih lama, dikarenakan kelemahan-kelemahan internal dan semakin kuatnya tekanan
dari pihak luar.
1. System pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru
bagi tradisi Arab, yang lebih menentukan aspek senioritas, pengaturannya
tidak jelas.
2. Latar belakang terbentuknya Dinasti Bani Umayyah tidak dapat dipisahkan
dari berbagai konflik yang terjadi di masa Ali.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia
utara (bani Qais) dan Arab selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman
sebelum Islam semakin runcing.
4. Lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah jug disebabkan oleh sikap
hidup mewah dilingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup
memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
Disamping itu, sebagian besar golongan awam kecewa karena perhatian
penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. Penyebab langsung runtuhnya kekuasaan dinsti Bani Umayyah adalah
munculnya kekuatan baru yang dipelopori olek keturunan Al-Abbas bin Abbas
Al-Muthalib.4
4
Badri Yatim ,Sejarah Peradapan islam Dinasah Islamiyah ll,( Jakarta :PT Raja Grafindo Persada ),
hal 48
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan maka dari itu kami mengharap kan kritik dan saran yang sifat
nya membangun untuk kemajuan di masa mendatang .
17
DAFTAR PUSTAKA
RajaGrafindo Persada.
18