Anda di halaman 1dari 13

DINASTI UMAYYAH DAN DINASTI ABBASIYAH

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

Erlangga Setiawan.L
NIM : 40200123035

Andi Naufal Athaullah


NIM: 40200123036

DOSEN PENGAMPUH

PROF. DR. H. M DAHLAN M, M. Ag

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIOR

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023/2024

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita ni’mat,hidayah,dan taufiknya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Dinasti Umayyah dan Dinasti
Abbasiyah”.

Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhmmad SAW yang telah
mengajarkan kepada kita tentang bahwa islam berdiri dengan sebuah perjuangan dan keadilan
bukan dengan kedzoliman dan banyak sekali peninggalan-peningalan islam di dunia ini salah
satunya adalah berdirinya Daulah Umayyah Dan Dinasti Abbasiyah.

Mudah-mudahan makalah yang kami buat bisa menambah wawasan kita semua,kami
menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Gowa,26 November 2023

Kelompok 8

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ I

KATA PENGANTAR.............................................................................................. II

DAFTAR ISI............................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Sejarah berdirinya dinasti Umayyah......................................................... 3


B. Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti Umayyah.............. 3
C. Faktor mundurnya dinasti Umayyah......................................................... 4
D. Ciri khas dinasti Umayyah.......................................................................... 5
E. Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah....................................................... 6
F. Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti Abbasiyah............ 6
G. Ciri khas dinasti Abbasiyah........................................................................ 7
H. Faktor mundurnya dinasti Abbasiyah....................................................... 8

BAB II PENUTUP.................................................................................................... 9

A. Kesimpulan................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinasti Umayyah dan Abbasiyah adalah dua dinasti penting dalam sejarah Islam yang
memainkan peran besar dalam perkembangan dan penyebaran agama Islam. Berikut adalah
pendahuluan singkat tentang kedua dinasti tersebut:

Dinasti Umayyah didirikan pada tahun 661 Masehi setelah kematian Khalifah Ali, yang
merupakan khalifah keempat dalam periode Khulafaur Rasyidin. Dinasti ini berpusat di
Damaskus, Suriah, dan berlangsung dari tahun 661 hingga 750 Masehi.

Pada masa kekuasaan dinasti Umayyah, wilayah kekuasaan Islam meluas dengan cepat. Khalifah
Umayyah yang paling terkenal adalah Abdul Malik bin Marwan, yang memperkenalkan mata
uang Islam pertama, dinar emas, dan dirham perak. Dinasti Umayyah juga dikenal karena
membangun masjid-masjid megah, termasuk Masjidil Haram di Mekah dan Masjidil Aqsa di
Yerusalem.

Namun, dinasti Umayyah juga menghadapi banyak perlawanan dan pemberontakan, terutama
dari kelompok-kelompok yang tidak puas dengan kebijakan politik dan administratif mereka.
Pemberontakan yang paling terkenal adalah pemberontakan Abbasiyah yang akhirnya
menggulingkan dinasti Umayyah.

Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun 750 Masehi setelah pemberontakan Abbasiyah yang
berhasil menggulingkan dinasti Umayyah. Dinasti ini berpusat di Baghdad, Irak, dan
berlangsung dari tahun 750 hingga 1258 Masehi.

Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai "Zaman Keemasan Islam" karena periode ini ditandai oleh
kemajuan dalam ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Khalifah Abbasiyah yang paling terkenal
adalah Harun al-Rasyid, yang dikenal karena kebijaksanaan dan keadilan dalam
pemerintahannya.

Namun, seiring berjalannya waktu, kekuasaan dan otoritas khalifah Abbasiyah melemah. Pada
abad ke-10, kekuasaan sebenarnya berpindah ke tangan penguasa lokal seperti Bani Buwaih dan
Seljuk. Pada tahun 1258, dinasti Abbasiyah dihancurkan oleh Mongol dalam pengepungan
Baghdad.

Kedua dinasti ini memiliki peran penting dalam sejarah Islam dan memberikan kontribusi besar
terhadap perkembangan agama, budaya, dan peradaban Islam.

1
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah berdirinya dinasti Umayyah?
2. Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti Umayyah?
3. Faktor mundurnya dinasti Umayyah?
4. Ciri khas dinasti Umayyah?
5. Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah ?
6. Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti Abbasiyah?
7. Ciri khas dinasti Abbasiyah?
8. Faktor mundurnya dinasti Abbasiyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Latar belakang berdirinya dinasti Umayyah?
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti Umayyah?
3. Untuk mengetahui Faktor mundurnya dinasti Umayyah?
4. Untuk mengetahui Ciri khas dinasti Umayyah?
5. Untuk mengetahui Latar belakang berdirinya dinasti Abbasiyah ?
6. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti Abbasiyah?
7. Untuk mengetahui Ciri khas dinasti Abbasiyah?
8. Untuk mengetahui Faktor mundurnya dinasti Abbasiyah?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah berdirinya dinasti Umayyah?

Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah Sejarah berdirinya Daulah Umayyah berawal dari nama Umayyah

IbnʻAbd Syams IbnʻAbd Manaf, salah satu pemimpin suku Quraisy di zaman jahiliyah. Dinasti Umayyah

masuk Islam hanya ketika tidak ada jalan lain, yaitu ketika Nabi Muhammad dan para pengikutnya, yang

benar-benar percaya pada profesi dan kepemimpinan kerasulan, bergegas ke kota Mekah. 40 H / 660

Pada awal Masehi, banyak terjadi kontroversi politik di kalangan umat Islam, yang berujung pada
terbunuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib oleh Ibnu Murjam. Setelah pembunuhan khalifah, Muslim Irak

menjadikan putra sulung Ali Alhasan sebagai khalifah yang sah. Selama waktu itu, Muawiya, sebagai

gubernur provinsi Suriah (Damaskus), juga bertindak sebagai khalifah.1 Namun, ketika Muawiya bin

Abyss Huyan menjadi lebih kuat, Hasan ternyata lemah, sehingga Hasan bin Ali menyerahkan

pemerintahannya kepada Muawiya bin Abyss Huyan. Muawiyah, pendiri Dinasti Umayyah, adalah putra

Abu Sufyan, pemimpin suku Quraisy, yang menjadi musuh Nabi Muhammad. Keluarganya dari

keturunan Muawiyah dan Umayyah memeluk Islam selama penaklukan kota Mekah. Nabi

mengangkatnya sebagai asisten pribadinya, dan Nabi senang menikahi saudara perempuannya

Umihabiba. Karir politik Muawiyah dimulai pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Setelah

kematian Yazid Ibn Abu Sufyan pada Pertempuran Yarmuk, Mu'awiyah diangkat. menjadi penguasa

sebuah kota di Suriah. Karena kepemimpinannya yang sukses, ia segera diangkat menjadi gubernur

Suriah oleh Khalifah Umar. Mu'awiyah selama masa jabatannya sebagai gubernur Suriah, aktif

memprakarsai ekspansi Islam ke perbatasan wilayah Bizantium. Pada masa pemerintahan Khalifah Ali

bin Abu Thalib, Mu'awiyah terlibat konflik dengan Khalifah Ali untuk mempertahankan posisinya

sebagai gubernur Suriah. Sejak saat itu, Mu'awiyah mulai berambisi menjadi ibu suri dengan mendirikan

Dinasti Umayyah. Setelah mencopot Hasan Ibn Ali, Mu'awiyah menjadi penguasa seluruh kerajaan

Muslim, dan penaklukan Afrika Utara merupakan peristiwa bersejarah dan penting dalam

pemerintahannya.

3
B. Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti Umayyah?

Pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M), Islam mengalami perkembangan yang signifikan.
Berikut adalah beberapa aspek perkembangan Islam pada masa Dinasti Umayyah beserta
sumber-sumber yang relevan:

a. Ekspansi wilayah: Dinasti Umayyah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam


secara signifikan. Mereka menaklukkan wilayah-wilayah baru di Timur Tengah, Afrika
Utara, Spanyol, dan sebagian besar Persia. Sumber: "The Cambridge History of Islam"
oleh P.M. Holt, Ann K.S. Lambton, dan Bernard Lewis.

b. Pusat kekuasaan: Dinasti Umayyah mendirikan pusat kekuasaan di Damaskus, Suriah.


Pada masa ini, Damaskus menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya yang penting
dalam dunia Islam. Sumber: "The History of the Arab Peoples" oleh Albert Hourani.

c. Pembangunan infrastruktur: Dinasti Umayyah melakukan pembangunan infrastruktur


yang signifikan, termasuk pembangunan jalan, jembatan, dan sistem irigasi. Hal ini
memfasilitasi perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah kekuasaan mereka.
Sumber: "The Cambridge History of Islam" oleh P.M. Holt, Ann K.S. Lambton, dan
Bernard Lewis.

d. Penerjemahan dan penyebaran pengetahuan: Pada masa Dinasti Umayyah, banyak karya
ilmiah dan filosofis dari budaya Yunani dan Persia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Hal ini memungkinkan penyebaran pengetahuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dalam dunia Islam. Sumber: "The House of Wisdom: How Arabic Science Saved Ancient
Knowledge and Gave Us the Renaissance" oleh Jim Al-Khalili.

e. Perkembangan seni dan arsitektur: Dinasti Umayyah dikenal karena perkembangan seni
dan arsitektur yang megah. Contohnya adalah pembangunan Masjid Umayyah di
Damaskus, yang menjadi salah satu contoh arsitektur Islam awal yang paling penting.
Sumber: "Islamic Art and Architecture: From Isfahan to the Taj Mahal" oleh Henri
Stierlin.

C. Faktor mundurnya dinasti Umayyah?

1. Konflik Islam dengan Kristen

Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas
dengan hanya menagih upeti dari kerajaan kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka
mempertahan kan hukum dan adat. Pada abad ke 11 M umat Kristen memperoleh kemajuan
pesat, sedangkan umat Islam sedang mengalami kemunduran.

4
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

Dalam politik Bani Umayyah apabila masyarakat Spanyol masuk Islam oleh orang-orang
Arab tidak pernahmenerimannya hingga abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah
‘ibaddan muwalladunkepada para mu’alaf, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Kemudian kelompok etnis.

3. Kesulitan Ekonomi Pada masa Islam,

para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat

serius, sehingga lalai membina perekonomian.Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan.

Hal ini yang menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah

kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul. Gradana yang

merupakan pusat kekuasaan Islam yang terakhir jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.

4. Keterpencilan Sebagai kota Islam,

Spanyol bagaikan terpencil dari dunia islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa

mendapat bantuan kecualidari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan

alternative yang mampu membendung kebangkitan Kristen.

D. Ciri khas dinasti Umayyah?

Berikut adalah beberapa ciri khas Dinasti Umayyah beserta sumber-sumber yang relevan untuk
daftar pustaka:

1. Sentralisasi kekuasaan: Dinasti Umayyah menegaskan kekuasaan pusat dengan


mendirikan sistem pemerintahan yang sentralistik. Pusat kekuasaan berada di Damaskus,
Suriah, dan kekuasaan dijalankan oleh khalifah dan keluarganya.

2. Ekspansi wilayah: Dinasti Umayyah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam


secara signifikan. Mereka menaklukkan wilayah-wilayah baru di Timur Tengah, Afrika
Utara, Spanyol, dan sebagian besar Persia.

5
3. Pembangunan infrastruktur: Dinasti Umayyah melakukan pembangunan infrastruktur
yang signifikan, termasuk pembangunan jalan, jembatan, dan sistem irigasi. Hal ini
memfasilitasi perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah kekuasaan mereka.

4. Penggunaan bahasa Arab: Dinasti Umayyah memperkuat penggunaan bahasa Arab


sebagai bahasa resmi dan administratif dalam wilayah kekuasaan mereka. Hal ini
berdampak pada penyebaran bahasa Arab dan perkembangan sastra Arab.

5. Perkembangan seni dan arsitektur: Dinasti Umayyah dikenal karena perkembangan


seni dan arsitektur yang megah. Contohnya adalah pembangunan Masjid Umayyah di
Damaskus, yang menjadi salah satu contoh arsitektur Islam awal yang paling penting.

E. Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah ?

Dinasti Abbasiyah adalah dinasti kekhalifahan Islam yang berkuasa dari tahun 750 hingga 1258
M. Dinasti ini didirikan setelah pemberontakan yang dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani
pada tahun 747 M. Pemberontakan ini bertujuan untuk menggulingkan Dinasti Umayyah yang
saat itu berkuasa.

Setelah berhasil menggulingkan Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah mendirikan kekhalifahan


baru dengan pusat kekuasaan di Baghdad, Irak. Masa kejayaan Dinasti Abbasiyah terjadi pada
abad ke-8 hingga abad ke-10 M. Pada masa ini, mereka mencapai kemakmuran ekonomi,
perkembangan ilmu pengetahuan, dan keberagaman budaya.

Dinasti Abbasiyah dikenal karena perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya yang pesat.
Mereka menerjemahkan banyak karya ilmiah dari budaya Yunani dan Persia ke dalam bahasa
Arab, serta membangun pusat-pusat pembelajaran seperti Bait al-Hikmah (Rumah
Kebijaksanaan) di Baghdad.

Namun, Dinasti Abbasiyah juga mengalami berbagai krisis politik dan perpecahan internal yang
mengakibatkan kemunduran kekhalifahan. Salah satu peristiwa penting adalah penyerbuan
Mongol ke Baghdad pada tahun 1258 M, yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Abbasiyah.

F. Bagaimana perkembangan islam pada masa dinasti Abbasiyah?

Perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah ditandai oleh kemajuan dalam berbagai
bidang, termasuk ilmu pengetahuan, seni, sastra, dan arsitektur. Berikut adalah beberapa aspek
perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah beserta sumber referensi jurnal yang relevan:

1. Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan:

6
- Penerjemahan Karya Ilmiah: Dinasti Abbasiyah menerjemahkan banyak karya ilmiah
dari budaya Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab. Hal ini memungkinkan penyebaran
pengetahuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.

- Pusat Pembelajaran: Dinasti Abbasiyah mendirikan pusat-pusat pembelajaran seperti


Bait al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) di Baghdad, yang menjadi tempat berkumpulnya
para cendekiawan dan ilmuwan

2. Seni dan Sastra:

- Sastra Arab: Pada masa Dinasti Abbasiyah, sastra Arab berkembang pesat. Karya-karya
sastra seperti "Alf Layla wa Layla" (Seribu Satu Malam) dan puisi-puisi Arab terkenal
seperti karya Abu Nuwas menjadi popular

- Seni Arsitektur: Dinasti Abbasiyah dikenal dengan arsitektur megah mereka, terutama
dalam pembangunan masjid-masjid dan istana-istana. Contohnya adalah Masjid Agung
Samarra dan Istana Alhambra di Spanyol.

3. Perkembangan Hukum Islam:

- Mazhab Fiqh: Pada masa Dinasti Abbasiyah, mazhab-mazhab fiqh (hukum Islam) mulai
berkembang, seperti Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan Mazhab
Hanbali. Sumber.

- Karya-karya Hukum Islam: Para ulama pada masa ini juga menghasilkan karya-karya
hukum Islam yang penting, seperti "Al-Muwatta" karya Imam Malik dan "Al-Mabsut"
karya Imam Sarakhsi.

G. Ciri khas dinasti Abbasiyah?

Dinasti Abbasiyah memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari dinasti-dinasti
sebelumnya. Berikut adalah beberapa ciri khas Dinasti Abbasiyah:

1. Pemindahan Pusat Kekhalifahan: Salah satu ciri khas Dinasti Abbasiyah adalah
pemindahan pusat kekhalifahan dari Damaskus (yang menjadi pusat kekhalifahan Dinasti
Umayyah) ke Baghdad, Irak. Pemindahan ini menandai perubahan politik dan budaya
yang signifikan dalam dunia Islam.

2. Kebijakan Inklusif: Dinasti Abbasiyah mengadopsi kebijakan inklusif terhadap non-


Arab dan non-Muslim. Mereka mempekerjakan banyak pejabat dan penasihat non-Arab,
serta memperbolehkan non-Muslim untuk berpartisipasi dalam pemerintahan dan
berkontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni.

7
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan: Dinasti Abbasiyah menjadi pusat perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa itu. Mereka menerjemahkan banyak karya ilmiah dari
budaya Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab, serta mendirikan pusat-pusat
pembelajaran seperti Bait al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) di Baghdad.

4. Keberagaman Budaya: Dinasti Abbasiyah menggabungkan berbagai pengaruh budaya


dari wilayah yang dikuasai mereka, termasuk budaya Arab, Persia, Yunani, dan India.
Hal ini menciptakan keberagaman budaya yang kaya dalam seni, sastra, arsitektur, dan
gaya hidup.

5. Krisis Politik dan Perpecahan: Meskipun Dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan
pada awal pemerintahannya, mereka juga mengalami berbagai krisis politik dan
perpecahan internal yang mengakibatkan kemunduran kekhalifahan. Salah satu peristiwa
penting adalah penyerbuan Mongol ke Baghdad pada tahun 1258 M, yang mengakhiri
kekuasaan Dinasti Abbasiyah.

H. Faktor mundurnya dinasti Abbasiyah?

Faktor intern :

1.Kemewahan hidup di kalangan penguasa


2.Perebutan kekuasaan antara keluarga (penngganti lemah)
3.Kemerosotan ekonomi
4.Konflik keagamaan
5.Wilayah yang terlalu luas

Faktor ekstern :

1.Persaingan antarbangsa
2.Ancaman dari luar : banyaknya pemberontakan, Bani Fatimiiyah (syiah) berdiri di
Mesir, serangan dinasti mongil dipimpin Hulagu Khan, Baghdad rata dengan tanah dan
berakhirlah masa dinasti Abbasiyah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kontinuitas dan Perubahan: Dinasti Umayyah dan Abbasiyah menunjukkan perubahan


signifikan dalam sejarah Islam. Dinasti Umayyah, yang berpusat di Damaskus, menandai periode
ekspansi dan kekuasaan politik yang luas. Mereka juga memperkenalkan sistem administrasi
yang efisien dan membangun arsitektur megah seperti Masjidil Haram di Mekah. Di sisi lain,
Dinasti Abbasiyah, yang berpusat di Baghdad, menandai peralihan kekuasaan dari Arab ke
Persia dan mengadopsi kebijakan inklusif terhadap non-Arab dan non-Muslim.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan: Baik Dinasti Umayyah maupun Abbasiyah
berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan dalam dunia Islam.
Dinasti Umayyah mendorong penerjemahan karya-karya ilmiah dari budaya Yunani ke dalam
bahasa Arab, sementara Dinasti Abbasiyah mendirikan pusat-pusat pembelajaran seperti Bait al-
Hikmah di Baghdad. Kedua dinasti ini memberikan kontribusi besar dalam melestarikan dan
mengembangkan pengetahuan di bidang matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat.

3. Keberagaman Budaya dan Pengaruh: Dinasti Umayyah dan Abbasiyah mencerminkan


keberagaman budaya dalam dunia Islam. Dinasti Umayyah menggabungkan pengaruh Arab,
Persia, dan Romawi, sementara Dinasti Abbasiyah menggabungkan pengaruh Arab, Persia,
Yunani, dan India. Hal ini tercermin dalam seni, sastra, arsitektur, dan gaya hidup pada masa itu.

4. Krisis Politik dan Perpecahan: Meskipun Dinasti Umayyah dan Abbasiyah mencapai masa
kejayaan, keduanya juga mengalami krisis politik dan perpecahan internal yang mengakibatkan
kemunduran kekhalifahan. Dinasti Umayyah menghadapi pemberontakan dan akhirnya
digulingkan oleh Dinasti Abbasiyah. Sementara itu, Dinasti Abbasiyah mengalami perpecahan
dan penyerbuan Mongol yang mengakhiri kekuasaan mereka.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ahmad Masrul. "Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa Bani
Ummayah." TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam 1.1 (2015): 47-76.

Holt, P.M., Lambton, Ann K.S., dan Lewis, Bernard. "The Cambridge History of Islam."

Cambridge University Press, 1977.

Daulay, Haidar Putra, et al. "Masa Keemasan Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah." Jurnal

Kajian Islam Kontemporer (JURKAM) 1.2 (2020): 72-77.


Hawting, G.R. "The First Dynasty of Islam: The Umayyad Caliphate AD 661-750." Routledge,
2000.

Abbasids." In "The New Cambridge History of Islam," Vol. 1, edited by Chase F. Robinson,
Cambridge University Press, 2010, pp. 151-180.

Al-Khalili, Jim. "The House of Wisdom: How Arabic Science Saved Ancient Knowledge and
Gave Us the Renaissance." Penguin Books, 2011.

Robinson, Chase F. "The 'Abbasid Caliphate in Equilibrium: The Caliphates of Musa al-Hadi
and Harun al-Rashid." Journal of Near Eastern Studies, Vol. 51, No. 1, 1992, pp. 1-25.

Brockopp, Jonathan G. "Islamic Law: From Historical Foundations to Contemporary Practice."


Edinburgh University Press, 2005.

Kennedy, Hugh. "The Early Abbasid Caliphate: A Political History." Journal of the American
Oriental Society, Vol. 100, No. 3, 1980, pp. 323-329.

Hawting, G.R. "The First Dynasty of Islam: The Umayyad Caliphate AD 661-750." Routledge,
2000.

10

Anda mungkin juga menyukai