Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 1

METODOLOGI STUDI ISLAM

ALIRAN-ALIRAN DALAM ISLAM


(Dosen Pengampu: Dr.Wahidin,M.Ag.)

Kelas : C
Disusun oleh kelompok 9:
1. Dinda Ramadani (12320520764)
2. Fitri Nurhayati (12320520465)
3. Niswa Habiba (12320520655)

Fakultas Syariah dan Hukum


UIN SUSKA RIAU
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH Swt. karena telah
memberikan rahmat, hidayah, serta kesehatan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah yang berjudul “aliran-aliran dalam isalm” ini disusun


berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari berbagai sumber, sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik.

Penulis juga berterima kasih kepada teman satu kelompok penulis yang
telah bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi serta


menambah wawasan kepada teman-teman atau pembaca tentang sistem endokrin.

Penulis sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses


belajar, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
berharap kritik dan saran dari teman-teman atau pembaca agar dapat memperbaiki
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.

Pekanbaru 11 Novenber 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
3. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah munculnya aliran-aliran dalam agam islam ................................................... 3
B. Faktor yang melatarbelakangi munculnya aliran dalam agama islam ......................... 7
C. Pembagian aliran-aliran islam pada zaman terdahulu ................................................. 8
D. Aliran islam yang populer di indonesia...................................................................... 13
E. Kelompok islam di indonesia .................................................................................... 15
F. Aliran yang dianggap sesat di indonesia .................................................................... 18
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ada sebuah hadits nabi yang masyhur dikalangan umat Islam bahwa kaum
muslimin akan terbagi kedalam 73 golongan, dan satu golongan dari 73 golongan
tersebut akan masuk surge, dan sisanya akan masuk kedalam neraka. Dari hadist
tersebut muncullah ilmu teologi Islam atau ilmu kalam. Perbedaan dari golongan-
golongan atau aliran dalam Islam terletak kepada ajaran aqidah Islam, jadi wajar
kalau aliran dalam Islam menjadi sangat penting dibahas karena menyangkut aqidah
atau keyakinan dalam Agama Islam.
Namun muncul sebuah pertanyaan, apakah munculnya alira-aliran dalam Islam
hanya dilatar belakangi oleh faktor agama semata? Hal ini sangat penting untuk
dibahas karena menyangkut aqidah dan keyakinan umat islam itu sendiri. Ketika
menilik sejarah islam beberapa abad yang lalu, tinta emas sejarah islam menyebutkan
bahwa munculnya aliran-aliran dalam agama islam muncul pada masa khalifah Ali
bin Abi tholib, atau khalifah yang keempat setelah Usman Bin Affan.
Aliran dalam Islam mulai tampak pada saat perang Siffin (37 H) khalifah 'Ali
bin Abi Thalib dengan Mu'awiyah. Pada saat tentara 'Ali dapat mendesak tentara
Mu'awiyah maka Mu'awiyah meminta diadakan perdamaian. Sebagian tentara 'Ali
menyetujui perdamaian ini, dan sebagian lagi menolaknya. Kelompok yang tidak
setuju ini akhirnya memisahkan diri dari 'Ali dan membentuk kelompok sendiri yang
akhirnya terkenal dengan nama Khawarij. Dan para pendukung Khalifah Ali bin Abi
tholib dikenal dengan nama Syiah.1
Dari peperangan Siffinlah asal muasal munculnya aliran-aliran dalam Islam,
namun muncul sebuah pertanyaan, kenapa kubu muawiyah dan Ali saling berperang
padahal mereka adalah muslim dan terlebih mereka adalah sahabat Nabi ? Untuk itu
perlu kiranya melihat sejarah islam secara runtut sehingga akan diketahui dengan
rinci asal muasal munculnya aliran-aliran dalam Islam. Dan akan diketahui pula,

1
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta : UI Press,
1989) hlm. X.

1
apakah masalah aqidah yang melatar belakangi munculnya alirab-aliran dalam Islam,
atau ada faktor lain yang melatar belakangi munculnya aliran-aliran tersebut.
Dalam makalah ini penulis mencoba mereview kembali sejarah munculnya
aliran dalam islam dan mencoba menemukan faktor utama apa yang melatar
belakangi munculnya perbebedaan aliran dalam agama islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya aliran-aliran dalam agama Islam ?
2. Apa faktor utama yang melatarbelakangi munculnya aliran-aliran dalam
agama Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah munculnya aliran-aliran dalam agama
Islam.
2. Untuk mengetahui faktor utama yang melatarbelakangi munculnya aliran-
aliran dalam agama Islam.

2
BAB II
|PEMBAHASAN
A. Sejarah Munculnya Aliran-Aliran Dalam Agama Islam
Ketika Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan ajaran Islam di Makkah, kota
ini memiliki sistem kemasyarakatan yang terletak di bawah pimpinan suku bangsa
Quraisy. Sistem pemerintahan kala itu dijalankan melalui majelis yang anggotanya
terdiri atas kepala-kepala suku yang dipilih menurut kekayaan dan pengaruh mereka
dalam masyarakat.
Tetapi, pada saat Nabi SAW diangkat sebagai pemimpin, beliau mendapat
perlawanan dari kelompok-kelompok pedagang yang mempunyai solidaritas kuat
demi menjaga kepentingan bisnisnya. Akhirnya, Nabi SAW bersama para
pengikutnya terpaksa meninggalkan Makkah dan pergi (hijrah) ke Yatsrib (sekarang
bernama Madinah) pada tahun 622 M.2
Ketika masih di Makkah, Nabi SAW hanya menjadi pemimpin agama. Setelah
hijrah ke Madinah, beliau memegang fungsi ganda, yaitu sebagai pemimpin agama
dan kepala pemerintahan. Di sinilah awal mula terbentuk sistem pemerintahan Islam
pertama, yakni dengan berdirinya negara Islam Madinah.
Sepeninggal Nabi SAW inilah timbul persoalan di Madinah, yaitu siapa
pengganti beliau untuk mengepalai negara yang baru lahir itu. Dari sinilah, mulai
bermunculan berbagai pandangan umat Islam. Sejarah meriwayatkan bahwa Abu
Bakar as-Siddiq-lah yang disetujui oleh umat Islam ketika itu untuk menjadi
pengganti Nabi SAW dalam mengepalai Madinah. 3
Sebelum Abu Bakar wafat, dia ingin memberikan kekhalifahan kepada
seseorang, sehingga tidak terjadi konflik. Maka jatuhlah pilihannya kepada Umar Bin
Khattab. Dia meminta pertimbangan sahabat-sahabatnya, dan mereka semua
mendukung pilihan Abu Bakar tersebut.4 Dan kepemimpinan terus berlanjut dari Abu
bakar ke Umar bin Khattab.

2
Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : Rajawali Press, 2010) hlm. 27.
3
Harun Nasution, Teologi Islam, hlm. 5.
4
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam (Jakarta : Akbar Media, 2007) hlm. 148.

3
Pada masa pergantian Khalifah Abu Bakar kepada Umar tidak terjadi konflik
politik, hal ini juga terjadi mana kala pergantian Umar ke Usman. Sebelum Khalifah
Umar wafat beliau memilih enam sahabat untuk menjadi khalifah berikutnya, Usman,
Ali, Zubair, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqas. Umar berwasiat untuk
memilih salah satu diantara enam orang tersebut untuk menjadi khalifah berikutnya.
Setelah Umar bin Khatab wafat dewan yang telah dibentuk tersebut
mengadakan rapat, dan dari keenam dewan tersebut empat diantaranya
mengundurkan diri dan tinggallah dua calon kuat yakni, Ustman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib. Namun demikian karena kedua orang yang sangat mulia ini tidak gila
terhadap kekuasaan dan jabatan mereka saling menuding dan beranggapan bahwa
mereka tidak lebih baik dari lawannya, sehingga Ali menunjuk Ustman sebagai
khalifah dan begitu juga sebaliknya.
Kerena kejadian tersebut Abdurrahman bin Auf meminta kepada dewan
formatur agar rapat ditunda, dengan tujuan menanyakan persetujuan masyarakat
ketika itu. Dan pada akhirnya Ustman yang menjadi khalifah pengganti Umar bin
Khattab.5
Khalifah Usman bin Affan menjadi khalifah selama 12 tahun, Pada enam
tahun pertama pemerintahan Usman dianggap berhasil, namun enam tahun berikutnya
Usman dianggap melakukan nepotisme, hal ini terjadi karena Usman dianggap tidak
berdaya menghadapi desakan-desakan kelompok tertentu dari kalangan Bani
Umayyah, yang ingin meningkatkan pengaruh dan memperbesar peranan mereka
sendiri dalam masyarakat islam yang baru tumbuh dan berkembang itu. Ia
mengangkat keluarga menjadi gubernur di daerah yang tunduk kepada kekuasaan
Islam, Gubernur yang telah diangkat oleh khalifah sebelumnya, kemudian digantikan
oleh keluarga dari Usman bin Affan.
Maka dari kebijakan politik ini muncullah benih-benih pemberontakan, Pada
puncaknya reaksi terhadap dijatuhkannya Umar bin Al-‘As yang digantikan oleh
Abdullah bin saad sebagai gubernur yang diangkat oleh Usman. Lima ratus

5
Ahmad Al-Usairi, Sejarah, hlm. 167.

4
pemberontak berkumpul dan kemudian bergerak ke Madinah, sampai terbunuhnya
Usman pada saat itu. 6
Setelah wafatnya Usman bin Affan, maka kekhalifahan pada saat itu berpindah
kepada Ali bin Abi Thalib, hal ini didasarkan karena Ali lah merupakan calon tunggal
yang pernah diajukan oleh Umar sebelum beliau wafat. Namun kepemimpinan Ali
mendapat banyak tantangan, tantangan pertamana dari Talhah, Zubair, dan Aisyah.
Mereka menuntut penuntasan kasus pembunuhan Usman bin Affan, dan Menuntut
menghukum para pembunuh khalifah Usman bin Affan.
Tantangan kedua datang dari Mu’awiyah, Gubernur Damaskus dan keluaraga
yang dekta bagi ‘Utsman. Sebagaimana halnya Thalhah dan Zubair, ia tak mau
mengakui Ali sebagai khalifah. Ia menuntut kepada Ali supaya menghukum
pembunuh-pembunuh ‘Utsman, bahkan ia menuduh Ali turut campur dalam soal
pembunuhan itu. Dan pula Ali tidak mengambil tindakan keras terhadap
pemberontak-pemberontak itu, bahkan Muhammad Ibn Abi Bakr diangkat menjadi
Gubernur Mesir.
Dalam pertempuran yang terjadi antara kedua golongan ini di shiffin, tentara
Ali dapat mendesak tentara muawiyah sehingga yang tersebut akhir ini bersedia-sedia
untuk lari. Tetapi tangan kanan mu’awiyah , ‘Amr ibn al-Ash yang terkenal sebagai
orang licik, minta berdamai dengan mengangkatkan al-Qur’an ke atas. Qurra’ yang
ada dipihak Ali mendesak Ali supaya menerima tawaran itu dan dengan demikian
dicarilah perdamaian dengan mengadakan Arbitrase. Sebagai pengantara diangkat
dua orang : ‘Amr bin Ash dari pihak Mu’awiyah dan Abu Musa al- Asyari dari pihak
Ali.
Dalam pertemuan mereka, kelicikan ‘Amr bin ‘Ash mengalahkan taqwa Abu
Musa. Sejarah mengatakan bahwa antara ‘Amr dan Abu Musa ini terdapat
pemufakatan untuk menjatuhkan keduanya. Sebagaimana tradisi, yang lebih tua itu
lebih dahulu mengumumkan kepada semua orang untuk menjatuhkan keduanya, akan
tetapi ‘Amr, ia bertentangan dengan apa yang baru disepakati, ia hanya menyeatujui
menjatuhka ‘Ali, dan menolak menjatuhkan Mu’awiyah.

6
Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung : Pustaka Setia, 2008) hlm. 92.

5
Dengan adanya peristiwa ini (arbitrase), maka hal ini merugikan ‘Ali dan
menguntungkan Mu’awiyah yang hanya sebagai gubernur naik menjadi kholifah yang
tidak resmi, tak heran ‘Ali tidak menerima hal ini dan tidak mau meletakan
jabatannya sampai ia mati. Sikap ‘Ali yang menerima tipu muslihat ‘Amr bin ‘Ash,
utusan dari pihak Mu’awiyah dalam tahkim, sungguhpun dalam keadaan terpaksa,
tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. 7
Tentara atau pasukan yang menolak tahkim berpendapat bahwa persoalan
yang terjadi saat itu tidak dapat diputuskan melalui tahkim. Putusan hanya datang
dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al Quran. La
hukma illa lillah ( tidak ada hukum selain dari hukum Allah) atau la hukma illa Allah
(tidak ada perantara selain allah) menjadi semboyan mereka. Mereka memandang
‘Ali bin Abi Tholib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya.
Dalam sejarah islam, mereka terkenal dengan nama Khowarij, yaitu orang yang
keluar dan memisahkan diri atau secerders.8
Pengikut khalifah Ali ada yang keluar dan ada yang tetap setia kepada Ali,
kelompok yang setia kepada Ali disebut dengan Syiah, setalah peristiwa arbitrase,
Khalifah Ali menghadapi dua persoalan, yaitu kelompok Muawiyah dan khawarij,
sampai pada akhirnya Ali wafat oleh kaum khawarij, yaitu Abdullah ibn muljam.
Persoalan-persoalan yang terjadi dalam lapangan politik yang telah
digambarkan diatas inilah yang akhirnya membawa kepermasalahan aqidah atau
teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir, dan siapa yang tidak kafir dalam arti
siapa yang telah keluar dari Islam dan yang masih tetap dalam Islam. Dalam
persoalan ini lahirlah khawarij, murjiah, dan mu’tazilah. Dan sampai melahirkan
aliran-aliran dalam islam seperti qodatiyah, jabariah, As’ariyah, dan Maturidiyah.
Yang pada mulanya berurusan dengan politik namun merambah smapai kemasalah
aqidah. 9

7
Harun Nasution, Teologi Islam, hlm. 7
8
W. Montgomery Watt, Pemikiran Teologi dan filsafat Islam, terj. Umar Basalim (Jakarta : Penerbit
P3M 1987) hlm. 10.
9
Rosihon Anwar, Abdul Rozak , Ilmu Kalam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006). Hal. 49

6
B. Faktor Utama Yang Melatarbelakangi Munculnya Aliran Dalam Agama
Islam
Dari Analisis penulis, faktor utama yang melatarbelakangi munculnya aliran
dalam Islam ada dua, yaitu :
1. Politik
Berdasarkan sejarah yang telah terjadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
permasalahan politik adalah faktor utama yang melatar belakangi munculnya
aliran dalam agama Islam, hal ini karena adanya permasalahan sebagai kepala
Negara pada saat itu, serta kebijakan yang dianggap salah oleh sebagian
orang, seperti kebijakan Usman dan Ali pada saat beliau berdua menjadi
khalifah.
Setidaknya ada tiga aliran yang lahir dari masalah politik, yaitu syiah,
khawarij, dan murjiah. Yang mana berdasarkan sejarah syiah dan khawarij
adalah kelompok yang saling bertentangan dalam islam, dan muncul aliran
murjiah yang mencoba netral, tidak mau ikut serta dalam permasalah antara
syiah dan khawarij.

2. Keimanan
Bergerser dari politik, aliran dalam islam bergeser kepada ranah agama,
permasalahan yang pertama kali muncul adalah tentang pengkafiran seseorang
muslim yang berbuat salah atau dosa. Aliran Khawarij mengatakan bahwa
orang yang telah berbuat dosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari
agama islam dan ia wajib dibunuh. Kaum Murji’ah mengatakan bahwa orang
yang telah melakukan dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir.
Adapun soal dosa yang dilakukannya, terserah kepada Allah SWT yang
mengampuninya atau tidak. Sedangkan Mu’tazilah sebagai aliran ketiga tidak
menerima pendapat diatas. Bagi mereka orang yang telah berbuat dosa besar
bukan kafir tetapi bukan pula mukmin. Orang yang seperti ini menurut mereka

7
mengambil posisi diantara dua posisi mukmin dan kafir yang dalam bahsa
arabnya terkenal dengan istilah almanzilah bain al-manzilitain. 10
Selanjutnya masalah yang mencul adalah kekuasaan tuhan, aliran yang
muncul dari masalah tersebut adalah qodariyah dan jabariyah. Dari segi
liberal atau aliran yang lebih mencondrongkan akal dari pada wahyu muncul
lah aliran mu’tazilah, yang dianggap menempatkan akal diatas segalanya,
karena menganut faham filsafat yunani kuno, dan muncullah aliran yang tidak
sependapat dengan Pendapat mu’tazilah sehingga muncullah aliran as’ariyah
dan maturidiyyah, yang mencoba kembali memakai wahyu sebagai landasan
utama ajaran islam.

C. Pembagian Aliran-Aliran Islam Pada Zaman Terdahulu


Yang perlu diperhatikan disini, bahwa perselisihan yang terjadi pada masalah
keyakinan pada umat Islam pada zaman dahulu tidaklah pada inti dari keyakinan
(lubbul ‘aqidah), tetapi masalah-masalah filsafat dan sama sekali tidak
menyentuh inti keyakinan seperti keesaan Allah, Iman kepada para rasul dan hari
akhir, iman kepada malaikat, dan bahwa yang diberitakan oleh Nabi Muhammad
adalah benar. Adapun masalah-masalah yang diperselisihkan adalah :
- Paksaan dan kebebasan untuk berkehendak atau berbuat (al-jabr wal-
ikhtiyar),
- Pelaku dosa besar,
- Al-Quran adalah qadim atau hadits (baru). Aliran-aliran keyakinan pada saat
itu adalah : Khawarij, Syi'ah, Jabariyyah, Mu'tazilah, Murji-ah, dan Ahlus
Sunnah wal Jama'ah. Berikut ini akan kami sajikan secara singkat sejarah dan
pendapat masing-masing kelompok tersebut.

1. Khawarij
Khawarij menurut bahasa merupakan jamak dari kata kharijiy, yang
berarti orang-orang yang keluar, mengungsi atau mengasingkan diri. Asy-

10
Abdul Rozak. Ilmu Kalam (Bandung :Pustaka Setia. 2007). Hal. 54

8
Syihristani mendefinisikan bahwa Khawarij adalah setiap orang yang
keluar dari Imam yang berhak yang telah disepakati oleh
masyarakat.Kelompok Khawarij yang pertama adalah AlMuhakkimah
(Syuroh/Haruriyyah) yaitu pengikut Ali yang memisahkan diri karena
tidak setuju adanya perdamaian antara beliau dengan Muawiyah saat
perang Siffin. Mereka ini menganggap Ali dan orang-orang yang
menyetujui perdamaian tadi adalah orang-orang kafir dan halal darahnya.
Kemudian Khawarij ini terpecah menjadi beberapa aliran, yang paling
besar adalah Al-Azariqoh, An-Najdah, Al-'Ajaridah, Ash-Shufriyyah, dan
Al-Ibadiyyah. Aliran terakhir ini yang paling moderat diantara aliran
Khawarij dan masih terdapat di Zanzibar, Afrika Utara, Umman dan
Arabia Selatan Pendapat-pendapat mereka antara lain :
- Pelaku dosa besar adalah kafir .
- Keluar dari Imam adalah wajib apabila Imam tidak sesuai
- Anak-anak orang kafir berada di neraka (AlAzariqoh)
- Membatalkan hukum rajam karena tidak ada dalam al-Quran - Surat
Yusuf bukan termasuk al-Quran karena mengandung cerita cinta (Al-
'Ajaridah)

2. Syi'ah
Sy'iah menurut bahasa berarti pengikut dan penolong, dan diucapkan
untuk sekelompok manusia yang bersatu/berkumpul dalam satu masalah,
dan kepada setiap orang yang menolong seseorang dan berhimpun
membentuk suatu kelompok padanya. Kemudian kata ini dipergunakan
untuk kelompok yang menolong dan membantu khalifah 'Ali dan
keluarganya, lalu menjadi nama khusus bagi kelompok ini. 11 Menurut
Asy-Syihristaniy Syi'ah adalah kelompok yang mengikuti Khalifah 'Ali
dan menyatakan kepemimpinannya baik secara nash ataupun wasiat yang
adakalanya secara jelas ataupun samar, dan mereka berkeyakinan bahwa

11
Nasy-atusy Syi'ah, Prof. Dr. Maghfur Utsman, hal : 5

9
kepemimpinan (Imamah) tidak keluar dari anak-anaknya, dan jika keluar
darinya maka itu terjadi secara zalim atau sebab taqiyah darinya. 12 Para
sejarawan berbeda pendapat akan awal munculnya Syi'ah, diantaranya :
- muncul sejak zaman Nabi Muhammad SAW (pendapat ulama Syi'ah)
- muncul bersamaan setelah wafatnya Rasulullah (Ahmad Amin)
- muncul pada akhir pemerintahan Utsman bin Affan
- muncul setelah terbunuhnya Utsman pada tahun 36 H
- muncul setelah terbunuhnya Al-Husein (Dr. Samiy An-Nasysyar)
- muncul di akhir abad pertama hijriyyah ( Dr. 'Irfan Abdul Humaid) 13
Menurut sebagian ahli sejarah madzhab ini disebarkan pertama kali
oleh Abdullah bin Saba yaitu seorang Yahudi yang pura-pura masuk
Islam, dan hampir dibunuh oleh Ali. 14 Dr. Fuad Mohammad Fachruddin
membagi Syi'ah menjadi 4 macam aliran:
1) Ekstrimis (al-Ghulatiyyah), sekarang sudah tidak ada lagi.
2) Isma’iliyah dan cabang-cabangnya,. Tersebar di India,
Pakistan, Afrika Utara , Eropa dan Amerika.
3) Zaidiyyah, Tersebar di Yaman dan sekitarnya.
4) 12 Imam (Itsna 'Asyariyyah/Imamiyyah), Syi'ah yang paling
banyak mempunyai pengikut di dunia tersebar di Iran, Irak,
Lebanon, India, Pakistan dan bahkan di Arab Saudi serta
negara-negara Teluk. Diperkirakan pengikutnya sekitar 120
juta orang.15
3. Murji'ah
Murji'ah berasal dari kata Irja yang berarti menangguhkan. Kaum
Murjiah yang muncul pada abad I Hijriyyah merupakan reaksi akibat
adanya pendapat Syiah yang mengkafirkan sahabat yang menurut mereka
merampas kekhalifahan dari Ali, dan pendapat Khawarij yang

12
Al-Milal wan Nihal, hal : 146/juz 1
13
Nasy-atusy Syi'ah, Prof. Dr. Maghfur Utsman, hal : 14
14
Mengapa Kita Menolak Syiah, LPPI, hal 5
15
Sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam, hal : 57

10
mengkafirkan kelompok Ali dan Muawiyah. Pada saat itulah muncullah
sekelompok umat Islam yang menjauhkan dari pertikaian, dan tidak mau
ikut mengkafirkan atau menghukum salah dan menangguhkan
persoalannya sampai dihadapan Allah SWT.
Pada asalnya kelompok tidak membentuk suatu madzhab, dan hanya
membenci soal-soal politik, tetapi kemudian terbentuklah suatu madzhab
dalam ushuluddin yang membicarakan tentang Iman, tauhid dan lain-alin.
Pemimpin dari kaum Murjiah adalah Hasan bin Bilal (152 H). 8 Kaum
Murji'ah dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Golongan moderat Pendapat-pendapat mereka, Orang berdosa
bukan kafir dan tidak kekal dalam neraka
b. Golongan Ekstrim Pendapat-pendapat mereka, Orang Islam
yang percaya pada Allah kemudian menyatakan kekufuran
secara lisan tidak menjadi kafir karena iman itu letaknya di
dalam hati, bahkan meskipun melakukan ritual agama-agama
lain, Yang dimaksud ibadah adalah iman, sedangkan shalat,
puasa, zakat dan haji hanya menggambarkan kepatuhan
saja,Maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat tidak merusak
iman ( Al-Yunusiah),Menangguhkan hukuman orang yang
berdosa di akhirat

4. Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabr yang artinya paksaan. Aliran ini
ditonjolkan pertama kali Jahm bin Safwan (131 H), sekretaris Harits bin
Suraih yang memberontak pada Bani Umayyah di Khurasan. Meskipun
demikian sebelumnya sudah ada dalam umat Islam yang membicarakan
tentang hal ini seperti surat sahabat Ibnu Abbas dan seorang tabi-in al-
Hasan alBashriy kepada penganut paham ini. 16

16
Tarikh Madzhabil Islamiyyah, Abu Zahrah, hal 103/juz I

11
Pendapat-pendapat mereka,manusia tidak mempunyai kemerdekaan
dalam menentukan kehendak dan perbuatannya tetapi dipaksa oleh Allah,
Iman cukup dalam hati saja walau tidak diikrarkan dengan lisan.17

5. Qodariyah
Qodariyyah berasal dari kata qadr yang artinya mampu atau berkuasa.
Pemimpin aliran ini yang pertama adalah Ma'bad alJuhani dan Ghailan
ad-Dimasyqiy. Keduanya dihukum mati oleh penguasa karena dianggap
menganut paham yang salah. Pendapat-pendapat mereka,Manusia
sendirilah yang melakukan pebuatannya sendiri dan Tuhan tidak ada
hubungan sama sekali dengan perbuatannya itu.

6. Mu'tazilah
Mu'tazilah berasal dari kata I'tazala yang berarti manjauhkan diri. Asal
mula kata ini adalah suatu saat ketika al-Hasan alBahsriy (110 H) sedang
mengajar di masjid Basrah datanglah seorang laki-laki bertanya tentang
orang yang berdosa besar. Maka ketika ia sedang berpikir menjawablah
salah satu muridnya Wasil bin Atha' (131 H) menjawab :
"Saya berpendapat bahwa ia bukan mukmin dan bukan kafir, tetapi
mengambil posisi diantara keduanya".
Kemudian ia menjauhkan diri dari majlis al-Hasan dan pergi ketempat
lain dan mengulangi pendapatnya. Maka al-Hasan menyatakan : Washil
menjauhkan diri dari kita (I'tazal 'anna).18
Pendapat-pendapat mereka,Orang Islam yang berdosa besar bukan
kafir dan bukan mukmin tetapi berada di antara keduanya (alManzilah
bainal manzilatain),Tuhan bersifat bijaksana dan adil, tidak dapat berbuat
jahat dan zalim. Manusia sendirilah yang memiliki kekuatan untuk

17
I'tiqod Ahlus Sunnah wal Jama'ah, KH Sirojuddin Abbas hal 268-272
18
Teologi Islam, Harun Nasution, hal: 40

12
mewujudkan perbuatannya perbuatannya, yang baik dan jahat, iman dan
kufurnya, ta'at dan tidaknya.

7. Ahlus Sunnah wal Jama'ah.


Kelompok ini disebut Ahlus Sunnah wal Jama'ah karena pandapat
mereka berpijak pada pendapat-pendapat para sahabat yang mereka
terima dari Rasulullah. Kelompok ini disebut juga kelompok ahli hadits
dan ahli fiqih karena merekalah pendukung-pendukung dari aliran ini.
Istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah mulai dikenal pada saat
pemerintahan bani Abbasy dimana kelompok Mu'tazilah berkembang
pesat, sehingga nama Ahlus Sunnah dirasa harus dipakai untuk setiap
manusia yang berpegang pada Al-Quran dan Sunnah. Dan nama
Mu'tazilah dipakai untuk siapa yang berpegang pada ilmu kalam
(theologische dialektik), logika dan rasio.19
Ibnu Hajar al-Haitamiy menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah orang-orang yang mengikuti rumusan
20
yang digagas oleh Imam Asy'ariy dan Imam Maturidi. Pendapat-
pendapat mereka,Hukum Islam di dasarkan atas Al-Quran dan alHadits,
Mengakui Ijmak dan Qiyas sebagai salah satu sumber hukum Islam,
Menetapkan adanya sifat-sifat Allah, Al-Quran adalah Qodim bukan
hadits, Orang Islam yang berdosa besar tidaklah kafir

D. Aliran-aliran Islam yang populer di Indonesia.


1. Wahabi
Pendiri gerakan ini adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1702-1787 M).
Dalam Munjid disebutkan bahwa tariqat mereka dinamai Al-Muhammadiyyah

19
Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam, Dr. Fuad. MF hal :105
20
Fiqih Tradisionalis, KH. Muhyiddin Abdushshomad, hal 14

13
dan fiqih mereka berpegang pada madzhab Hanbali diseuaikan dengan tafsir Ibnu
Taimaiyyah.21 Pendapat-pendapat mereka :
- Tawassul, Istigozah adalah syirik
- Ziarah kubur hukumnya haram
- Menghisap rokok haram dan syirik
- Mengharamkan membangun kubah atau bangunan di atas kuburan
- Membagi tauhid menjadi dua, Tauhid Uluhiah dan Tauhid Rububiyyah

2. Bahai
Pendirinya adalah Mirza Husein Ali Bahaullah (1892 M) Kepercayaan ini
mulai timbul di kalangan Syiah Imamiyyah di Iran pada abad ke 19 M dengan
munculnya Mirza Ali Muhammad (1852 M) yang mendirikan dirinya sebagai al-
Bab (pintu) bagi kaum Syiah dan umat Islam lainnya untuk menghubungkan
mereka dengan Imam yang lenyap dan ditunggu kehadirannya pada akhir zaman.
Ia menyerukan untuk menyatukan agama Islam, Nasrani dan Yahudi sehingga
menimbulkan kehebohan dan ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati di Tibriz
tahun 1853 M.
Salah satu muridnya Mirza Husein Ali Bahaullah kemudian mengaku sebagai
wakil dari Mirza Ali Muhammad Al-Bab dan mengembangkan ajaranajarannya
sampai ia mati. Kelompok ini diusir oleh Kerajaan Syah Iran dan dilarang di
Mesir, bahan AlAzhar mengeluarkan fatwa bahwa aliran keluar dari Islam dan
sudah tidak Islam lagi. Aliran ini meluas ke Dunia Barat pada tahun 1980, dan
pada tahun 1920 mengadakan pusat bahai yang kuat di Amerika. Dewasa ini
bahai terdapat di lebih dari 260 kota dunia. Pendapat-pendapat mereka :
- Menggabung agama Islam dengan Yahudi, Nasrani dan lainnya.
- Menolak Poligami kecuali dengan alasan dan tidak boleh dari dua istri.
- Shalat hanya sembilan rakaat dan kiblatnya Istana Bahaullah
- Melakukan puasa sebulan tapi hanya 19 hari
- Tidak melakukan shalat Jumat hanya shalat jenazah saja

21
I'tiqod Ahlus Sunnah wal Jama'ah, KH Sirojuddin Abbas hal :337

14
- Melakukan haji dengan mengunjungi rumah Al-Bab,
- Zakat harta sepertiga dan diberikan kepada dewan pengurus perkumpula.
- Riba diperbolehkan
- Jihad haram dilakukan
- Tidak mempercayai hari akhirat.

3. Ahmadiyah.

Pendirinya adalah Mirza Ghulam Ahmad.(1936-1908 M) Ia lahir di Pakistan


ditengah-tengah kelompok Syiah Ismailiyyah. Pada tahun 1884 ia mengaku
mendapat ilham dari Allah, kemudian pada 1901 mengaku dirinya menjadi nabi
dan rasul, yang diingkari oleh kelompok Ahlus Sunnah dan kelompok Syi'ah
seluruh dunia.

4. Jamaah Tabligh

Pendirinya Syaikh Muhammad Ilyas bin Muhammad Ismail al-


Kandahlawi.(1303-1363) Kelompok ini aktif sejak 1920-an di Mewat, India.
Markas internasional pusat tabligh adalah di Nizzamudin, India.

E. Kelompok Islam Di Indonesia

Dalam pembahasan ini kami menggunakan nama kelompok Islam untuk


membedakannya dengan aliran Islam, karena sebagian dari kelompok Islam ini
merupakan suatu organisasi yang mengikuti salah satu aliran di atas. Tetapi karena
banyaknya organisasi dan kelompok Islam di Indonesia kami hanya menyebutkan
sebagian saja dari mereka.

1. Muhammadiyyah
Muhammadiyyah Pemimpin K.H. Achmad Dahlan (nama asli: Muhammad
Darwis,1868-1923 M) Pemimpin sekarang Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin
MA Aktif mulai 1912 Pendapat :

15
- Mengembalikan umat Islam pada agama Islam yang sebenarnya yaitu
kembali pada Al-Quran dan Hadits
- Mengikis habis bid'ah, kufarat, takhayul, dan klenik
- Membuka pintu ijtihad dan membunuh taqlid yang membabi buta

2. Nahdatul Ulama (NU)


Pemimpin K. H. Hasyim Asy'ariy (1947 M) Aktif sejak 31 Januari 1926
Pemimpin sekarang K.H. Hasyim Muzadi Pendapat :
- Mempertahankan dan mengembangkan paham Ahlus Sunnah
- Menegakkan syariat Islam haluan Ahlus Sunnah wal Jama'ah,
- Dalam tasawuf mengikuti paham Abul Qasim Junaidi Al-Bagdadiy

3. Syi'ah
Aliran Syi'ah yang berkembang di Indonesia adalah Syi'ah Itsna 'Asyariyyah
(Imamiyyah), dan mempunyai pengikut puluhan ribu dibawah bendera IJABI
(Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) yang berpusat di Jakarta. Menurut M.
Yunus Jamil dan A. Hasymi kerajaan Islam yang pertama berdiri di Nusantara
adalah kerajaan Peureulak (Perlak) yang konon didirikan pada 225H/845M.
Pendiri kerajaan ini adalah para pelautpedagang muslim asal Persia, Arab dan
Gujarat yang mula-mula datang untuk mengislamkan penduduk setempat.
Belakangan mereka mengangkat seorang Sayyid Mawlana Abd a-Aziz Syah,
keturunan ArabQuraisy, yang menganut paham politik Syi'ah, sebagai sultan
Perlak 11.22
Dalam salah satu wawancara Prof. Dr. K.H. Quraish Syihab menyatakan MUI
menganggap bahwa Syiah adalah termasuk salah satu mazhab yang benar
sebagaimana yang diakui oleh Rabithah Alam Islamy dan itu diakui oleh Al-

22
Sekilas Tentang Faham Syi'ah, Abdul Hayyi Al-Kattany, alkattany@softhome.net

16
Azhar. Bukti konkretnya, jamaah haji Syiah boleh masuk ke Masjidil Haram.
Kalau mereka memang sesat, seharusnya tidak boleh masuk. 23

4. Jama'ah Tabligh
Jama'ah Tabligh Di Indosesia berkembang sejak l952, dibawa oleh rombongan
dari India yang dipimpin oleh Miaji Isa. Tapi gerakan ini mulai marak pada
awal 1970- an. Mereka menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya. Tak
jelas berapa jumlah mereka, karena secara statistik memang susah dihitung.
Tetapi yang jelas, mereka ada di mana-mana di seluruh penjuru Nusantara.24

5. Majlis Tafsir Al-Quran


Pendiri Abdullah Toufel Saputra Aktif 19 September 1972. Pemimpin
sekarang Drs. Ahmad Sukina. Kelompok ini tersebar di Indonesia dan untuk
saat ini memiliki 130 cabang . Pendapat :
- Mengembalikan umat Islam pada Al-Quran dan Hadits
- Mengikis bid'ah dan khufarat di umat Islam

6. Front Pembela Islam Pemimpin


pertama KH Cecep Bustomi Pemimpin sekarang Habib Rizieq Syihab Aktif
sejak 17 Agustus 1998 Pendapat :
- berakidah ahlussunnah wal jamaah

7. Hizbut Tahrir
Pendiri Syekh Taqiyuddin An-Nabhahani Berdiri 1953 di Al-Quds,
Jerussalem sebagai partai politik Islam Pemimpin pertama Abdurahman
Albagdadi Aktif sejak 1982-1983 Pendapat :
- Menggagas terbentuknya negara Islam sedunia alias khilafa
- Demokrasi itu tidak Islami

23
MUI : Syiah bukan ajaran sesat, Majalah Syiar, 9 Desember 2007
24
Sekilas Tentang Jama'ah Tabligh, Isnet.com

17
F. Aliran-aliran yang dianggap sesat di Indonesia
Sesat yaitu setiap yang menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan
setiap yang berjalan bukan pada jalan yang benar, itulah kesesatan. Yang
dimaksud dengan aliran sesat adalah aliran yang menyimpang dari jalan
kebenaran yang ditunjukkan oleh agama. Kebenaran yang dimaksud adalah
firman Allah :
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka dan
Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata. 19 Dan Barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas
kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,
Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami
masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali”. 25
Dan sabda Rasulullah SAW : “Aku tinggalkan 2 perkara yang dengannya
kamu tidak akan tersesat : Kitab Allah dan sunnahku”.26 Dan beliau bersabda
pula: “Dan sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan, dan umatku
akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya berada di neraka kecuali satu
golongan”. Para sahabat pun bertanya : “Siapa mereka ya Rasulullah ? Yaitu
(golongan yang berpegang kepada) perkara yang aku dan sahabat-sahabatku
berpegang kepadanya”.27
Dari firman Allah dan sabda Rasulullah dapat disimpulkan bahwa aliran yang
sesat itu adalah aliran yang tidak mengikuti Al-Quran, Hadits (Sunnah), dan jalan
yang ditempuh oleh mayoritas umat Islam (Ijmak). Berikut kriteria aliran sesat
yang dikemukakan MUI tahun 2007
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6.

25
S. An-Nisa : 115
26
HR Ad-Daraquthniy no:4559, al-Hakim no:319, al-Baihaqiy
27
HR Tirmidiy no:2631,2640, Abu Dawud no:4569, Ahmad no : 12229, Ibnu Majah no:3992

18
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Al-Quran
dan sunnah.
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran.
5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah
tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokokpokok ibadah yang
telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, shalat wajib
tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan
muslim hanya karena bukan kelompoknya.
1. Lembaga Dakwah Islamiyyah Indonesia (LDII) / Islam Jamaah
Pendiri Madigol Nurhasan Ubaidah Lubis bin Abdul bin Thahir bin Irsyad
(1915-1982). lahir di Desa Bangi, Kec. Purwoasri, Kediri, Jawa Timur. Aktif
sejak 1970 Pemimpinnya sekarang Dr. H. Ahmad Sumarno, M.M, Ph.D.
Paham yang dianut oleh LDII tidak berbeda dengan aliran Islam
Jama’ah/Darul Hadits. Larangan Jaksa Agung RI: 1971 Fatwa MUI 2005
Pendapat-pendapat mereka:
- Al-Qur’an dan As-Sunnah baru sah diamalkan kalau manqul
- Orang yang tidak masuk golongan mereka dianggap kafir
- Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, boleh ditebus
- Infak mutlak wajib 10% dari penghasilan apapun
- wajibnya/dilembagakan taqiyah
2. Negara Islam Indonesia (NII) KW-9 / Az-Zaitun
Pendiri NII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Aktif sejak 7 Agustus 1949
, di Tasikmalaya Jawa Barat Pemimpin NII KW-9 Abu Toto Syekh
Panjigumilang Fatwa sesat MUI 2003 Pada tahun 1980-an ketika diadakan

19
musyawarah tiga wilayah besar (Jawa Barat, Sulawesi, dan Aceh) di
Tangerang Jawa Barat, diputuskan bahwa Adah Djaelani Tirtapradja
diangkat menjadi Imam NII. Lalu ada pemekaran wilayah NII yang tadinya
7 menjadi 9, penambahannya itu KW VIII (Komandemen Wilayah VIII)
Priangan Barat (mencakup Bogor, Sukabumi, Cianjur), dan KW IX Jakarta
Raya (Jakarta, Tangerang, Bekasi). Pada dekade 1990-an KW IX dijadikan
sebagai Ummul Quro (ibukota negara) bagi NII, dan pemerintahan dipegang
Abu Toto Syekh Panjigumilang (yang juga Syekh Ma’had Az-Zaitun, Desa
Gantar, Indramayu, Jawa Barat) pada tahun 1992. Penyelewengannya terjadi
ketika pucuk pimpinan NII dipegang Abu Toto. Ia mengubah beberapa
ketetapan ketetapan Komandemen yang termuat dalam kitab PDB (Pedoman
Dharma Bakti).
3. Salamullah
Pendirinya Lia Aminuddin, Aktif sejak 1995, di Jakarta. Fatwa sesat MUI
1997 Pendapat-pendapatnya :
- Lia mengaku bertemu Jibril, kemudian sebagai Bunda Maria
- Anaknya Ahmad Mukti sebagai jelmaan roh Nabi Isa as.
- Imam besar Salamullah Abdul Rahman,
- Mempunyai kitab sendiri yang berjudul Ruhul Kudus.
4. Al-Qiyadah Al-Islamiyah
Pendiri Ahmad Mushaddeq Aktif sejak 2001 Fatwa sesat MUI 2007
Pendapat-pendapatnya :
- Menganggap musyrik orang diluar Al-Qiyadah
- Tidak menjalankan rukun Islam kecuali shalat sekali dalam
satu malam
5. Jemaah Ngaji Lelaku
Pendiri Yusman Roy Aktif sejak 2005, di Lawang, Jawa Timur Fatwa sesat
MUI 2005 Pendapatnya :
- Shalat dengan menggunakan dua bahasa
6. Al-Qur'an Suci

20
Fatwa sesat MUI belum ada Pendapat-pendapatnya :
- Tidak mengakui hadits.
- Tidak melakukan kewajiban dalam rukun Islam
- Memisahkan jamaah dari keluarganya
- Imam tertinggi dalam kelompok tersebut sebagai rasul
- Tidak wajib wudhu sebelum shalat

Selain aliran-aliran ini masih banyak aliran yang dianggap sesat, misalnya Al-
Quran Hijau, Al-Haq, Amanat Keagungan Ilahi, Bumi Segandu, Hidup dibalik
Hidup, dan lain-lain. Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat ( Pakem) selama
1980 hingga 2006 mencatat adanya 250 ajaran sesat di Indonesia.

21
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sepeninggal Nabi SAW inilah timbul persoalan di Madinah, yaitu siapa
pengganti beliau untuk mengepalai negara yang baru lahir itu. Dari sinilah, mulai
bermunculan berbagai pandangan umat Islam. Sejarah meriwayatkan bahwa Abu
Bakar as-Siddiq-lah yang disetujui oleh umat Islam ketika itu untuk menjadi
pengganti Nabi SAW dalam mengepalai Madinah. Selanjutnya, Abu Bakar
digantikan oleh Umar bin Khattab. Kemudian, Umar digantikan oleh Usman bin
Affan.
Di masa pemerintahan khalifah keempat ini, perang secara fisik beberapa kali
terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib melawan para penentangnya. Peristiwa-
peristiwa ini telah menyebabkan terkoyaknya persatuan dan kesatuan umat. Sejarah
mencatat, paling tidak, dua perang besar pada masa ini, yaitu Perang Jamal (Perang
Unta) yang terjadi antara Ali dan Aisyah yang dibantu Zubair bin Awwam dan
Talhah bin Ubaidillah serta Perang Siffin yang berlangsung antara pasukan Ali
melawan tentara Muawiyah bin Abu Sufyan.
Perselisihan yang terjadi antara Ali dan para penentangnya pun menimbulkan
aliran-aliran keagamaan dalam Islam, seperti Syiah, Khawarij, Murjiah, Muktazilah,
Asy'ariyah, Maturidiyah, Ahlussunah wal Jamaah, Jabbariyah, dan Kadariah.
Aliran-aliran ini pada awalnya muncul sebagai akibat percaturan politik yang
terjadi, yaitu mengenai perbedaan pandangan dalam masalah kepemimpinan dan
kekuasaan (aspek sosial dan politik). Namun, dalam perkembangan selanjutnya,
perselisihan yang muncul mengubah sifat-sifat yang berorientasi pada politik menjadi
persoalan keimanan.

22
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun. Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta
: UI Press, 1989.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Rajawali Press, 2010.
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam, Jakarta : Akbar Media, 2007
Supriadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2008.
W. Montgomery, Watt. Pemikiran Teologi dan filsafat Islam, terj. Umar Basalim,
Jakarta : Penerbit P3M, 1987.
Anwar, Rosihan dan Abdul Rozak , 2006. Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia,
2006.
S.H.M. Jafri, Awal dan Sejarah Perkembangan Islam Syi’ah, Dari Saqifah sampai
Imamah,
(Bandung: Pustaka Hidayah, 1995)
Abu Ja‟far Ath Thabari,Tarikh Ar-Rasul Wa Al-Muluk,ed. M.J. De Goeje et al.
(Leiden 1879-1901)Ahmad b. Yahya b. Jabir Al-Baladzuri, Ansab Al-Asyraf,Jilid 1,
ed. Muhammad Hamidullah, Kairo1955: jilid IV A-B, ed. Max Schloessinger,
Jerussalem 1938-1971: jilid V, ed. S.D.F. Goitein,Jerussalem 1936
Muhammad Ibnu Sa‟ad, Kitab Ath-Thabaqat Al-Kubra,(Beirut : 1957)Ahmad bin Ali
Ya‟qub Al

23

Anda mungkin juga menyukai