Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

ISLAM MASA KHULAFA AL-RASYIDIN

Dosen Pengampu : Dr. Baso Hasyim, M.Sos.I


Disusun Oleh:
Mutmainnah (2201040001)
Juliani S. (2201040018)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafa Al- Rasyidin.

Adapun penyusunan makalah ini telah Kami usahakan dengan semaksimal


mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Namun tidak lepas dengan
semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Semua itu bukan unsur kesengajaan,
tetapi dikarenakan kurangnya ilmu dan pengetahuan Kami dalam ilmu ini.

Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka, Kami membuka
dengan selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik, sehingga
Kami dapat memperbaiki makalah Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafa
Al- Rasyidin ini kedepannya agar lebih baik lagi.

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
A. Pengertian Khulafa Al-Rasyidin...............................................................................6
B. Peran Masa Khulafa Al-Rasyidin Terhadap Peradaban Islam............................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................16
A. Kesimpulan...............................................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah peradaban Islam adalah segala peristiwa yang dialami manusia
pada masa lampau sebagai manifestasi atau penjelmaan dari aktivitas umat
Islam berdasarkan ajaran Islam. Dengan demikian, peristiwa-peristiwa yang
dialami umat Islam sejak lahirnya Islam hingga saat ini merupakan kajian
Sejarah Peradaban Islam.

Peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam dipelajari secara utuh,


tidak hanya membahas hal-hal yang baik, yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia seperti pembukuan Al-Qur'an, pembangunan tempat ibadah,
penemuan dan pengembangan berbagai disiplin ilmu yang mencapai
puncaknya pada masa Islam Dinasti Abbasiyah, atau yang lainnya.

Namun, peristiwa negatif yang dialami umat Islam di masa lalu seperti
terjadinya perang antar sesama umat Islam (perang Jamal dan perang Shiffin
pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib), pembunuhan dalam perebutan
kekuasaan (Abu Abbas as-Shaffah membunuh semua keturunan dinasti
Umayyah kecuali Abdurrahman ad-Dakhil), peristiwa Mihnah pada masa
pemerintahan Khalifah al Ma'mun dinasti Abbasiyah, dan lain-lain juga
dibahas dalam rangka menjadi ibrah (pelajaran) bagi umat Islam di kemudian
hari.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Khulafa Al-Rasyidin ?
2. Siapa saja yang menggantikan Nabi Muhammad Saw. sebagai pemimpin
pada masa Khulafa Al-Rasyidin?
3. Apa peran masa Khulafa Al-Rasyidin terhadap peradaban Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Khulafa Al-Rasyidin.
2. Untuk mengetahui siapa saja yang menggantikan Nabi Muhammad Saw,
sebagai pemimpin pada masa Khulafa Al-Rasyidin.
3. Untuk mengetahui apa peran masa Khulafa Al-Rasyidin terhadap
Peradaban Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khulafa Al-Rasyidin


Al-Khulafa al-Rasyidin artinya para penerus Nabi yang berilmu.
Penggagas nama Al-Khulafa al-Rasyidin adalah dari kaum muslimin yang
paling dekat dengan Nabi setelah wafatnya. Mengapa demikian, karena
mereka menganggap bahwa 4 tokoh setelah wafatnya Rasul adalah orang-
orang yang selalu mendampingi Rasul ketika menjadi pemimpin dan dalam
menjalankan tugasnya.1

Dalam Al-Qur'an, manusia pada umumnya adalah khalifah Allah di


muka bumi untuk merawat dan memberdayakan bumi beserta isinya.
Sedangkan khalifah secara khusus berarti penerus Nabi Muhammad sebagai
Imam umatnya, dan secara kondisional juga menggantikannya sebagai
penguasa identitas kedaulatan Islam (negara). Sebagaimana diketahui bahwa
Muhammad saw selain sebagai Nabi dan Rasul juga sebagai Imam, Penguasa,
Panglima Perang, dan sebagainya.2

Adapun yang dimaksud dengan Khulafa Al-Rasyidin, para pemimpin


penerus Nabi dalam mengatur kehidupan manusia adalah adil, bijaksana,
cerdas, selalu menjalankan tugasnya dengan benar dan selalu mendapat
petunjuk dari Allah. Tugas Khulafa Al-Rasyidin adalah menggantikan
kepemimpinan Nabi dalam mengatur kehidupan umat Islam.

1
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra,
cetakan ketiga 2011, hal. 50.
2
Ahmad Jamil, Sejarah Kebudayaan Dinamika Islam, Gresik: Putra Kembar
Jaya, 2011. hal 22.

3
Jika tugas Nabi terdiri dari dua hal, yaitu tugas kenabian dan tugas
negara. Jadi Khulafa Al-Rasyidin bertugas menggantikan kepemimpinan Nabi
dalam urusan negara, yaitu sebagai kepala negara atau kepala pemerintahan
dan pemimpin agama. Khulafa Al-Rasyidin tidak dapat menggantikan tugas
kerasulan karena Rasulullah adalah Nabi dan Rasul terakhir. Setelah dia tidak
ada lagi Nabi dan Rasul.

Tugas Khulafa Al-Rasyidin sebagai kepala negara adalah mengatur


kehidupan rakyatnya agar tercipta kehidupan yang damai, adil, sejahtera,
aman, dan damai. Sedangkan sebagai pemuka agama, Khulafa Al-Rasyidin
bertugas mengatur hal-hal yang berkaitan dengan urusan agama. Jika terjadi
perselisihan, khalifah berhak mengambil keputusan. Meski demikian, Khulafa
Al-Rasyidin dalam menjalankan tugasnya selalu mengutamakan musyawarah,
agar setiap kebijakan yang diambil tidak bertentangan dengan umat Islam.

Khulafa Al-Rasyidin adalah pemimpin umat Islam dari kalangan para


sahabat setelah Nabi wafat. Mereka adalah pemimpin yang dipilih langsung
oleh para sahabat melalui mekanisme demokrasi. Siapa yang terpilih, teman-
teman yang lain memberikan kesetiaan (sumpah setia) kepada calon terpilih.
Ada dua cara dalam memilih khalifah ini, yaitu: pertama, dengan musyawarah
para sahabat Nabi. Kedua, berdasarkan pengangkatan khalifah sebelumnya.
Ada 4 khalifah yang terpilih pada masa Khulafa Al-Rasyidin yaitu Khalifah
Abu Bakar as-Shiddiq, Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Utsman bin
Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.

4
1. Abu Bakar as-Shiddiq (11-13 H/ 632-634 M)
Namanya Abdullah bin Abi Quhaifah Attamini. Pada zaman pra-
Islam bernama Abdullah bin Ka'bah, kemudian diubah oleh Nabi menjadi
Abdullah. Dia adalah salah satu teman utama. Julukannya adalah Abu
Bakar (ayah dari Pemagi) karena dia memeluk Islam di pagi hari, gelarnya
adalah ash-Siddiq karena dia selalu membenarkan Nabi dalam berbagai
acara, terutama Isra 'Mi'raj. Maka Nabi Muhammad sering menunjukkan
kepadanya untuk menemaninya pada saat-saat penting atau ketika dia tidak
mampu, dan Rasul mempercayainya sebagai pengganti untuk menangani
tugas-tugas keagamaan.
Ketika Nabi Muhammad wafat, Nabi tidak meninggalkan wasiat
tentang siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin politik umat
Islam setelah kematian Nabi Muhammad. dia meninggal. Dia tampaknya
menyerahkan masalah itu kepada umat Islam sendiri untuk memutuskan.
Karena itu, tak lama setelah wafat dan jenazahnya belum dikebumikan,
sejumlah tokoh muhajirin dan Ansar berkumpul di balai kota Bani Sa'idah,
Madinah. Mereka mendiskusikan siapa yang akan dipilih menjadi
pemimpin.
Musyawarah cukup alot karena masing-masing pihak, baik
muhajirin maupun ansar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin
umat Islam. Namun dengan semangat ukhuywah Islamiah yang tinggi,
akhirnya terpilihlah Abu Bakar.
Ternyata semangat keagamaan Abu Bakar yang tinggi mendapat
apresiasi yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak
menerima dan berjanji setia kepadanya. Secara lengkap pidato beliau
adalah sebagai berikut: “Hai manusia, sesungguhnya saya telah mengambil
posisi yang Anda lakukan, meskipun saya bukan orang yang terbaik di
antara kalian.

5
Jika saya melakukan pekerjaan saya dengan baik, bantulah saya,
dan jika saya berbuat salah, luruskan. aku keluar. Kebenaran adalah
keyakinan, dan kebohongan adalah pengkhianatan. Yang lemah di antara
kalian adalah kuat bagiku sampai aku memenuhi hak-hak mereka, dan yang
kuat di antara kalian lemah bagiku sampai aku mengambil hak mereka,
insya Allah, jangan biarkan siapa pun meninggalkan jihad. Sesungguhnya
orang-orang yang tidak memenuhi panggilan jihad, Allah akan
mendatangkan aib atas mereka. Taatilah aku selama aku menaati Allah dan
Rasul-Nya. Jika aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, jangan sekali-kali
durhaka kepadaku. shalat, semoga Allah merahmatimu.”

Masa awal pemerintahan Abu Bakar diguncang oleh


pemberontakan orang-orang murtad yang mengaku sebagai Nabi dan
enggan membayar zakat, karena itu khalifah lebih fokus memerangi
pemberontak, maka dikirimlah pasukan untuk memerangi pemberontak ke
yamamah. , dalam peristiwa itu banyak khufadhil quran yang syahid
kemudian karena takut kehilangan Al-Qur'an Sayyidina Umar
mengusulkan kepada khalifah untuk mencatat Al-Qur'an, kemudian untuk
mewujudkan saran ini Zaid Bin Tsabit diutus untuk mengumpulkan semua
tulisan Al-Qur'an , pola pendidikan khalifah Abu Bakar masih seperti
Rasulullah, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya selama dua tahun. Pada tahun
634 M ia meninggal. Selain memecahkan masalah yang terjadi di dalam
tubuh umat Islam, Abu Bakar juga mengembangkan daerah-daerah di luar
Arabia.
Dalam kepemimpinannya, Abu Bakar menjalankan kekuasaannya
seperti pada masa Nabi, adalah sentral; Kekuasaan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif terkonsentrasi di tangan khalifah. Namun, khalifah juga

6
menegakkan hukum. Namun, seperti Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu
mengajak para sahabatnya untuk bermusyawarah.

7
2. Umar bin Khattab (13-23 H/ 634-644 M)
Lahir 12 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad. Ayahnya
bernama Khattab dan ibunya bernama Khatmah. Perawakannya besar dan
kokoh dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan lengannya, janggut
lebat dan wajah yang tampan, dan warna kulitnya coklat kemerahan. Ia
dibesarkan di Bani Adi, salah satu suku Quraisy. Dia adalah khalifah kedua
dalam Islam setelah Abu Bakar As Siddiq.3
Saat masih terbaring sakit, khalifah Abu Bakar secara diam-diam
melakukan penelaahan pendapat tokoh-tokoh terkemuka dari kalangan para
sahabat mengenai orang yang layak menggantikannya. Pilihannya jatuh
pada Umar bin al-Khattab.
Khalifah kedua bernama khalifah pertama yang juga memegang
jabatan panglima tertinggi pasukan Islam, dengan gelar khusus amir al-
mukminin (panglima orang-orang beriman). Pada masa Umar bin Khattab,
kondisi politik stabil, upaya perluasan wilayah Islam memperoleh hasil
yang gemilang. Wilayah Islam pada masa Umar bin Khattab meliputi
Jazirah Arab, Palestina, Syam, Irak, Persia dan Mesir.
Pada hari Rabu di bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab
meninggal dunia, ia ditikam saat sedang melaksanakan shalat Subuh oleh
seorang Magian bernama Abu Lu'luah, budak milik al-Mughirah bin
Syu'bah yang diduga menerima perintah dari orang Majus . Umar bin
Khattab dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar as Siddiq, ia
meninggal pada usia 63 tahun. Umar dikenal sebagai orang yang pandai
membuat regulasi, karena tidak hanya memperbaiki bahkan meninjau
kebijakan yang ada. Khalifah Umar juga telah menerapkan prinsip
demokrasi dalam kekuasaan, yaitu dengan menjamin persamaan hak bagi
setiap warga negara.

3
Mufrad, Kisah hidup Umar bin khatab, Jakarta: Zaman, 2008. hlm17-18

8
Khalifah Umar dikenal sebagai orang yang sederhana dan bahkan
membiarkan tanah jajahan dikelola oleh pemiliknya bahkan melarang kaum
muslim memilikinya, sedangkan para tentara mendapat tunjangan dari
Baitul Mal yang dihasilkan dari pajak.

3. Utsman bin Affan (23-35 H/ 644-656 M)


Nama lengkapnya Ustman bin Affan bin abdil Ash bin Umayyah
dari Quraisy. Dia memeluk Islam atas undangan Abu Bakar, dan menjadi
salah satu sahabat dekat Nabi. Melalui persaingan yang ketat dengan Ali,
tim formasi yang dibentuk Umar bin Khattab akhirnya memberikan amanat
khilafah kepada Ustman bin Affan. Masa pemerintahannya adalah yang
terlama dari semua khalifah pada masa al-Khulafa 'ar-Rasyidun, yaitu 12
tahun.
Namun sejarah mencatat bahwa tidak semua masa pemerintahannya
merupakan masa yang baik dan sukses baginya. Para penulis sejarah
membagi pemerintahan Ustman bin Affan menjadi dua periode, enam
tahun pertama adalah pemerintahan yang baik dan enam tahun terakhir
adalah masa pemerintahan yang buruk.
Salah satu faktor yang membuat banyak orang kecewa dengan
kepemimpinan Ustman adalah kebijaksanaannya dalam mengangkat
keluarga pada kedudukan yang tinggi. Yang paling penting di antara
mereka adalah Marwan bin Hakam. Pada dasarnya dialah yang
menjalankan pemerintahan, sedangkan Ustman hanya bergelar khalifah.
Namun, bukan berarti pada masanya tidak ada kegiatan penting.
Ustman dipuji karena membangun bendungan untuk menahan arus banjir
besar dan mengatur distribusi air ke kota-kota. Ia juga membangun jalan,
jembatan, masjid, dan memperluas masjid di Madinah.

9
Prestasi terpenting bagi Khalifah Ustman adalah menulis ulang Al-
Qur'an yang pernah ditulis pada masa Abu Bakar yang saat itu disimpan
oleh Khafsoh binti Umar. Manfaat pencatatan Al-Qur'an pada masa
Ustman adalah:
a. Menyatukan umat Islam dalam satu jenis mushaf dengan ejaan yang
seragam.
b. Untuk menyatukan bacaan, meskipun ada perbedaan, tidak boleh
bertentangan dengan ejaan naskah Usmani.
c. Menyatukan susunan huruf yang teratur menurut urutan
kemunculannya dalam naskah yang sekarang.

Situasi politik di akhir pemerintahan Ustman menjadi semakin


tegang dan muncul pemberontakan yang mengakibatkan terbunuhnya
Ustman. Ustman akhirnya meninggal sebagai syahid pada hari Jumat 17
Dzulhijjah 35 H/655 M ketika para pemberontak berhasil memasuki
rumahnya dan membunuh Ustman saat sedang membaca Alquran. Seperti
sabda Nabi tentang wafatnya Utsman yang syahid nanti. Ia dimakamkan di
pemakaman Baqi di Madinah.

4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H/ 656-661 M)


Pembunuhan Usman mengakibatkan krisis di seluruh dunia Islam
yang pada saat itu telah meluas ke Persia dan Afrika Utara. Para
pemberontak yang saat itu menguasai Madinah tidak punya pilihan lain
selain Ali Bin Abi Thalib untuk menjadi khalifah. Saat itu Ali berusaha
menolak, namun Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah
memaksanya sehingga akhirnya Ali menerima bai'at mereka. Menjadikan
Ali satu-satunya khalifah yang berbaiat secara massal. Karena khalifah
sebelumnya dipilih dengan cara yang berbeda.

10
Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya,
ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada periode sedikit pun dalam
pemerintahannya yang dikatakan stabil.
Masalah pertama yang dihadapi Ali adalah pemberontakan yang
dilakukan oleh Talhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka adalah karena
Ali tidak ingin menghukum para pembunuh Ustman dan mereka menuntut
pembelaan terhadap darah Ustman yang tertumpah secara tidak adil. Pada
saat yang sama, kebijakan Ali juga menghasilkan perlawanan dari gubernur
di Damaskus. Muawiyah didukung oleh sejumlah mantan pejabat tinggi
yang merasa kehilangan posisi dan kejayaan.
Peristiwa yang terkenal pada masa Ali adalah perang antara kubu
Ali dan kubu Muawiyah. Perang tersebut terjadi di daerah yang disebut
Siffin, sehingga perang ini disebut perang Siffin.
Ketika Mu'awiyah dan tentaranya terdesak, Amr bin Ash selaku
penasehat Mu'awiyah yang dikenal pandai dan pandai bernegosiasi,
meminta Mu'awiyah memerintahkan pasukannya untuk mengangkat
mushaf Al-Qur'an di atas tombak sebagai tanda perdamaian dengan cara
tahkim (arbitrase) dengan demikian Mu'awiyah terhindar dari kekalahan
total.
Setelah negosiasi, Abu Musa sebagai yang tertua diundang untuk
berbicara terlebih dahulu. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya antara
keduanya, Abu Musa menyatakan pemecatan Ali dari jabatannya sebagai
khalifah dan menyerahkan urusan penggantinya kepada kaum muslimin.
Namun ketika giliran Amr bin Ash, ia menyatakan persetujuannya atas
pemberhentian Ali dan mengangkat Mu'awiyah sebagai khalifah. Ternyata
Amr bin Ash melanggar perjanjian awal yang dibuat dengan Abu Musa.
Tindakannya dalam peristiwa ini merugikan Mu'awiyah. Ali menolak
keputusan tahkim, dan terus mempertahankan posisinya sebagai khalifah.

11
Setelah kejadian tersebut, rombongan Ali terpecah menjadi dua
bagian, dan rombongan yang keluar kelompok Ali disebut sebagai
kelompok Khawarij (orang-orang yang keluar).
Pada tanggal 24 Januari 661, ketika Ali sedang dalam perjalanan ke
masjid Kuffah, dia terkena pedang beracun di dahinya. Pedang yang
mengenai otaknya diayunkan oleh pengikut kelompok Khawarij, Abd al-
Rahman bin Muljam, yang ingin membalas kematian keluarga seorang
wanita, temannya, yang tewas di Nahrawan.

B. Peran Masa Khulafa Al-Rasyidin Terhadap Peradaban Islam


Islam pada masa al-Khulafa 'ar-Rasyidin mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Dari segi antropologi, al-Khulafa 'ar-Rasyidin juga dapat
memasukkan budaya Arab asing ke Arab dengan prinsip tidak ada konflik dan
perbedaan di antara mereka. Dari segi sosiologis, para pemimpin pada masa
al-Khulafa 'ar-Rasyidin bukanlah pemimpin yang berkuasa, tetapi orang-orang
yang menghimbau untuk tidak berkuasa untuk memerintah.

Masa al-Khulafa 'ar-Rasyidin merupakan masa yang sangat patut


dicontoh kepribadiannya, karena mereka adalah pemimpin yang adil,
bijaksana, sederhana dan sebagainya. Mereka juga pemimpin pemerintahan
yang ideal dan sejati yang patut menjadi teladan.

Pemerintahan al-Khulafa 'ar-Rasyidin banyak mengalami kemajuan


yang tinggi, yang dibuktikan dengan luasnya kekuasaan Islam saat ini dan
adanya upaya kitab Al-Qur'an yaitu pada masa Ustman. Jadi ini adalah waktu
yang brilian. Perkembangan agama Islam yang dilakukan oleh pemerintahan
Khulafaur Rasyidin dalam waktu yang relatif singkat telah membuahkan hasil
yang gemilang.

12
Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaan,
dalam waktu tidak lebih dari setengah abad merupakan kemenangan yang
mencengangkan bagi sebuah bangsa yang sebelumnya tidak pernah memiliki
pengalaman politik yang memadai.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan begitu pesatnya pemekaran,


antara lain sebagai berikut:

1. Islam selain sebagai ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan


Tuhan, juga merupakan agama yang mementingkan pembentukan
masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat kuat
tentang kewajiban menyerukan ajaran Islam (dakwah) ke seluruh penjuru
dunia.
3. Konflik sekte-sekte agama di wilayah Byzaitun mengakibatkan hilangnya
kebebasan beragama bagi masyarakat.
4. Islam datang ke daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan
toleran, tidak memaksa masyarakat untuk pindah agama dan masuk Islam.
5. Sami di Syria dan Palestina, dan Hami di Mesir memandang orang Arab
lebih dekat daripada orang Eropa, Bizantium, yang memerintah mereka.
6. Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan intu
membantu pengusa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih
jauh.

13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Khulafa al-Rasyidin artinya para penerus Nabi yang berilmu.
Penggagas nama Khulafa al-Rasyidin adalah dari kaum muslimin yang paling
dekat dengan Nabi setelah wafatnya. Mengapa demikian, karena mereka
menganggap bahwa 4 tokoh setelah wafatnya Rasul adalah orang-orang yang
selalu mendampingi Rasul ketika menjadi pemimpin dan dalam menjalankan
tugasnya. Tokoh yang dimaksud adalah Abu Bakar as-Shiddiq, Khalifah Umar
bin Khattab, Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Islam pada masa al-Khulafa 'ar-Rasyidin mengalami kemajuan yang


sangat pesat. Dari segi antropologi, al-Khulafa 'ar-Rasyidin juga dapat
memasukkan budaya Arab asing ke Arab dengan prinsip tidak ada konflik dan
perbedaan di antara mereka. Dari segi sosiologis, para pemimpin pada masa
al-Khulafa 'ar-Rasyidin bukanlah pemimpin yang berkuasa, tetapi orang-orang
yang menghimbau untuk tidak berkuasa untuk memerintah.

Masa al-Khulafa 'ar-Rasyidin merupakan masa yang sangat patut


dicontoh kepribadiannya, karena mereka adalah pemimpin yang adil,
bijaksana, sederhana dan sebagainya. Mereka juga pemimpin pemerintahan
yang ideal dan sejati yang patut menjadi teladan.

B. Saran
Tentunya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang membangun
dari pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Zakaria, D. M. (2018), Sejarah Peradaban Islam (Prakenabian Hingga Islam di


Indonesia), Surabaya: Intrans Publishing-Malang

Niswah, C. (2015). Pendidikan Islam pada Masa Khulafa Al-Rasyidin dan Bani
Umayyah. Tadrib, 1(2), 170-185

Rahmatullah, M. (2014). Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq. Jurnal


Khatulistiwa, 4(2), 197-204.

Refileli, R. (2016). PERADABAN ISLAM PERIODE AL-KHULAFA’AL-


RASYIDIN. Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah
Islam, 1(1), 1-14.

16

Anda mungkin juga menyukai