Anda di halaman 1dari 22

PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Di Susun Untuk Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam


Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah
Wal Irsyad Mangkoso Angkatan 2023

Di susun oleh kelompok 3:


Muallimatul Adawiyah
Muh Abdul Musawwir
Siti Mujahidah Razak
A. Hairul Anam R
Ahmad Mudassir
Resqy Amaliah
Muh. Akil
Rudianto
Ahmad

Dosen Pembimbing:
Husnul Khatimah,M.Pd.I

SEMESTER I JURUSAN TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL IRSYAD
MANGKOSO KABUPATEN BARRU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, salawat beserta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw juga kepada umat beliau yang

tetap istiqamah di jalan Allah Swt dalam mengarungi bahtera kehidupan dan

melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.

Makalah ini berjudul “Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur

Rasyidin” kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun, senantiasa

kami harapkan dari semua pihak sebagai bahan masukan dalam penyusunan

makalah selanjutnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberi tugas dan

membimibng kami, segenap rekan-rekan yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami berharap agar kiranya makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mangkoso, 29 Oktober 2023

/ Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PEMBAHASAN

A. Khulafaur Rasyidin .................................................................................. 3

B. Biograafi dan Pencapaian ......................................................................... 4

C. Masa Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin ............................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………17

B. Kritik dan Saran ..................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA…..………………………………………………………. 19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kata khulafaurrasyidin itu berasal dari bahasa arab yang terdiri dari kata

khulafa dan rasyidin, khulafa itu menunjukkan banyak khalifah, bila satu di sebut

khalifah, yang mempunyai arti pemimpin dalam arti orang yang mengganti

kedudukan rasullah SAW sesudah wafat melindungi agama dan siasat (politik)

keduniaan agar setiap orang menepati apa yang telah ditentukan oleh batasbatasnya
dalam melaksanakan hukum-hukum syariat agama islam.

Adapun kata rasyidin itu berarti bijaksana. Jadi khulafaurrasyidin

mempunyai arti pemimpin yang bijaksana sesudah nabi muhammad wafat. Para

khulafaurrasyidin itu adalah pemimpin yang arif dan bijaksana. Mereka terdiri dari

para sahabat nabi muhammad SAW yang berkualitas tinggi dan baik.

Khulafaur Rasyidin merupakan empat orang khalifah (pemimpin)

pertama agama Islam. Para khalifah dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus

kepemimpinan setelah Nabi Muhammad SAW wafat, empat orang tersebut yang
dipilih oleh Nabi Muhammad SAW untuk mendampingi pada masa kerasulan

Nabi Muhammad SAW. Mulai dari masa Abu Bakar sampai Ali dinamakan

periode khalifah, para khalifahnya disebut Al-Khulafa’Al-Rasyidun (khalifah-

khalifah yang mendapat petunjuk) terdiri dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar

bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Dalam menjalankan

pemeritahannya para Khalifah mengikuti teladan yang sudah diajarkan oleh

Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan ajaran agama Islam sesuai dengan

petunjuk Nabi Muhammad SAW.

Dalam menyebarkan agama Islam keseluruh dunia para khalifah tentunya


memiliki sifat dan akhlak yang mulia sebagai contoh yang baik bagi umat manusia
seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq yang memiliki sifat jujur karena beliau adalah satu-

satunya orang yang percaya atas peristiwa Isra Mi’raj, beliau pun diberi gelar Ash-

Shiddiq oleh Nabi Muhammad SAW. Lalu ada Umar bin Khattab yang memiliki

sifat pemberani sosoknya merupakan prajurit yang berani dalam melawan musuh,

lalu ada Utsman bin Affan sosok pribadi yang dermawan dan penuh kasih sayang,

Utsman merupakan orang kaya raya dan suka memberikan sebagian hartanya

untuk Islam. yang terakhir ada Ali bin Abi Thalib, memiliki sifat pemberani, Ali

dijuluki sebagai singa padang pasir yang terkenal hingga semenanjung Arab,

mempunyai kecerdasan dan jiwa yang luhur Berdasarkan pengenalan tokoh


Khulafaur Rasyidin pada setiap karakter tokohnya mempunyai sifat yang baik

dan patut dicontoh oleh anak-anak.

kami dari penulis mencoba untuk membahas tentang Khulafaur Rasyidin.

Tidak terlepas dari hal ini semoga makalah ini bisa membantu kesulitan teman-

teman dalam memahami tentang Khulafaur Rasyidin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengrtian khulafaur Rasyidin?


2. Bagaimana biografi dan pencapaian khulafaurrasyidin?

3. Bagaimana Peran Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin Dalam Pembentukan

dan Perkembangan Peradaban Islam?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Khulafaur Rasyidin

Al-Khulafa ar-Rasyidin bermakna pengganti-pengganti Rasul yang

cendekiawan. Adapun pencetus nama Al-Khulafa ar-Rasyidin adalah dari orang-

orang muslim yang paling dekat dari Rasul setelah meninggalnya beliau. Mengapa

demikian, karena mereka menganggap bahwa 4 tokoh sepeninggal Rasul itu orang

yang selalu mendampingi Rasul ketika beliau menjadi pemimpin dan dalam
menjalankan tugas.1

Dalam Al-Qur'an, manusia secara umum merupakan khalifah Allah di muka

bumi untuk merawat dan memberdayakan bumi beserta isinya. Sedangkan khalifah

secara khusus maksudnya adalah pengganti Nabi Muhammad saw sebagai Imam

umatnya, dan secara kondisional juga menggantikannya sebagai penguasa sebuah

edentitas kedaulatan Islam (negara). Sebagaimana diketahui bahwa Muhammad

saw selain sebagai Nabi dan Rasul juga sebagai Imam, Penguasa, Panglima Perang,
dan lain sebagainya. 2

Adapun yang dimaksud dengan Khulafaur Rasyidin adalah para pemimpin

pengganti Rosulullah dalam mengatur kehidupan umat manusia yang adil,

bijaksana, cerdik, selalu melaksanakan tugas dengan benar dan selalu mendapat

petunjuk dari Allah. Tugas Khulafaur Rasyidin adalah menggantikan

kepemimpinan Rosulullah dalam mengatur kehidupan kaum muslimin. Jika tugas

Rosulullah terdiri dari dua hal yaitu tugas kenabian dan tugas kenegaraan.

1
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam (Cet; Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011), hal.
50.
2
Ahmad Jamil, Sejarah Kebudayaan Dinamika Islam (Gresik: Putra Kembar Jaya, 2011),
hal. 22.
Maka Khulafaur Rasyidin bertugas menggantikan kepemimpinan

Rasulullah dalam masalah kenegaraan sebagai kepala Negara atau kepala

pemerintahan dan pemimpin agama. Adapun tugas kerosulan tidak dapat digantikan

oleh Khulafaur Rasyidin karena Rasulullah adalah Nabi dan Rosul yang terakhir.

Setelah Beliau tidak ada lagi Nabi dan Rosul lagi.

Tugas Khulafaur Rasyidin sebagai kepala Negara adalah mengatur

kehidupan rakyatnya agar tercipta kehidupan yang damai, adil, makmur, aman, dan

sentosa. Sedangkan sebagai pemimpin agama Khulafaur Rasyidin bertugas


mengatur hal-hal yang berhubungan dengan masalah keagamaan. Bila terjadi

perselisihan pendapat maka kholifah yang berhak mengambil keputusan. Meskipun

demikian Khulafaur Rasyidin dalam melaksanakan tugasnya selalu mengutamakan

musyawarah bersama, sehingga setiap kebijakan yang diambil tidak bertentangan

dengan kaum muslimin.

B. Biografi dan pencapaian Khuulafaur Rasidin

1. Abu Bakar as-Siddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq bukan hanya orang terdekat Rasulullah yang


disebut sebagai sahabat yang paling utama, tetapi juga ayah mertua Nabi

Muhammad SAW. Ia diketahui berperan aktif dalam berbagai kegiatan umat Islam,

mulai dari ikut berperang, berdakwah, dan mengislamkan orang.

Abu Bakar merupakan keturunan Bani Taim dari suku Quraisy, yang lahir

di Mekkah pada sekitar tahun 573. Nama aslinya adalah Abdul Ka'bah. Sejak kecil,

ia sering menghabiskan waktu dengan bermain bersama unta dan kambing. Dari

situlah ia mendapatkan julukan Abu Bakar, yang berarti bapak anak unta. Abu

Bakar tumbuh menjadi orang terpelajar dan pedagang yang kaya. Ia termasuk dalam

sepuluh orang pertama yang memeluk Islam setelah Nabi Muhammad SAW.
Setelah resmi menjadi Muslim, Abu Bakar turut serta dalam dakwah

menyebarkan Islam dan berhasil mengislamkan Utsman bin Affan, Thalhah bin

Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqas, serta beberapa tokoh penting

dalam Islam. Selain dipercaya menemani Rasulullah hijrah dari Mekkah ke

Madinah, Abu Bakar juga menjadi penasihat Nabi di sana. Periode setelahnya, Abu

Bakar maju membela Islam dalam berbagai pertempuran dengan kaum Quraisy,

seperti Perang Badar (624), Perang Khandaq (627), dan Perang Uhud (625).

Ketika Nabi Muhammad SAW mulai sakit, Abu Bakar sering menggantikan
perannya sebagai imam salat. Pada 632, Nabi Muhammad SAW wafat dan dalam

musyawarah Abu Bakar terpilih sebagai Khulafaur Rasyidin pertama, untuk

meneruskan kepemimpinan Islam. Semasa pemerintahan Abu Bakar, kekhalifahan

Islam mampu menaklukkan Persia dan Syam. Di masa pemerintahannya pula,

mulai dilakukan kodifikasi Al Quran. Abu Bakar meninggal karena sakit pada 23

Agustus 634 setelah memimpin selama sekitar dua tahun.

2. Umar bin Khattab

Sebelum meninggal, Abu Bakar mewasiatkan bahwa Umar bin Khattab


ditunjuk sebagai khalifah kedua yang menggantikannya. Umar bin Khattab lahir di

Mekkah pada sekitar tahun 583 dari keturunan keluarga yang terpandang. Karena

itu, ia tumbuh menjadi orang terpelajar dan sukses menekuni dunia perdagangan.

Pada awal masa kenabian, Umar menjadi salah satu dari kalangan kafir Quraisy

yang membenci bahkan sempat ingin membunuh Nabi Muhammad. Umar baru

tersadar dan masuk Islam setelah mendengarkan lantunan ayat Al Quran yang

dibacakan adiknya. Meski keputusan itu membuatnya dikucilkan oleh para petinggi

kafir Quraisy, Umar tetap memilih menjadi pembela Nabi Muhammad.


Sejak memeluk Islam, Umar mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam

banyak kesempatan, salah satunya adalah menjadi sekretaris Nabi setiap

mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Umar juga berperan aktif dalam berbagai

peristiwa penting, seperti pada Perang Badar, Perang Uhud, dan lain sebagainya.

Setelah Nabi Muhammad wafat dan Abu Bakar memegang kepemimpinan umat

Islam, Umar berperan sebagai penasihat kepala. Begitu Abu Bakar meninggal,

Umar ditunjuk untuk menggantikan posisinya menjadi Khulafaur Rasyidin kedua

pada tahun 634. Umar bin Khattab merupakan Khulafaur Rasyidin yang memimpin

cukup lama, yakni selama 10 tahun (634-644). Pada masa kepemimpinannya pula,
Islam menyebar luas dan menjadi kekuatan baru di wilayah Timur Tengah.

Selain itu, berikut ini beberapa keberhasilan yang dicapai Umat bin Khattab

semasa kepemimpinannya:

a. Mentapkan kalender Hijriyah, dimulai saat Nabi SAW hijrah ke Madinah.

b. Membebaskan Baitul Maqdis

c. Menyelenggarakan sensus di seluruh wilayah Islam.

d. Merenovasi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.


e. Menetapkan Jumat sebagai hari libur Salat Tarawih berjemaah.

f. Menyelenggarakan pendidikan dan lembaga kajian Al Quran.

Umar bin Khattab meninggal pada 3 November 644 karena dibunuh oleh

Abu Lu'luah (Fairuz) saat sedang melaksanakan salat subuh.

3. Usman bin Affan

Utsman bin Affan adalah Khulafaur Rasyidin yang berkuasa paling lama,

yaitu selama 12 tahun (644-656). Ia bukan hanya dikenal sebagai Khulafaur

Rasyidin ketiga, pernikahannya berturut-turut dengan dua putri Nabi Muhammad


dan Khadijah membuatnya mendapat julukan Dzunnurrain atau Pemilik Dua

Cahaya.

Utsman bin Affan lahir di Thaif, Jazirah Arab, pada 579, dari salah satu

keluarga kaya dan berpengaruh di suku Quraisy. Utsman menjadi teman dekat Abu

Bakar sebelum masa kenabian karena sesama seorang pedagang. Ketika Utsman

memutuskan masuk Islam, Abu Bakar pula yang membawanya bertemu Rasulullah

dan menyatakan imannya. Pada masa kepemimpinan Abu Bakar dan Umar, Utsman

tetap berada di Madinah menjalankan bisnisnya dan ikut andil dalam pemerintahan.

Salah satu hal yang dilakukan Utsman bin Affan selama menjadi khalifah

adalah melakukan ekspansi wilayah dan membentuk armada angkatan laut. Utsman

juga membagi kekuasaan Islam menjadi sepuluh provinsi dengan masing-masing

amir atau gubernur, membangun kepolisian, dan pengadilan, yang sebelumnya

dilakukan di masjid.

Prestasi Usman yang paling gemilang yakni menyeragamkan Al Quran,

yang mengakhiri banyak perbedaan di antara umat Islam. Menjelang akhir

pemerintahannya, terjadi perpecahan dan pemberontakan karena jabatan-jabatan


strategis di pemerintahan diberikan Utsman kepada keluarganya dari Bani

Umayyah. Pada tahun 655, sekitar 1.500 orang datang ke Madinah untuk

memprotes kebijakan Utsman itu, tetapi tidak ditanggapi sehingga protes tersebut

berubah menjadi pemberontakan untuk menggulingkan kekuasaannya. Khalifah

Utsman bin Affan wafat pada tahun 656 setelah pemberontak yang bernama Al-

Gafiqi berhasil masuk lewat atap dan membunuhnya.

4. Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu, sahabat, dan juga menantu Nabi

Muhammad yang menjadi Khulafaur Rasyidin keempat. Ia merupakan putra Abu


Thalib (paman Nabi) yang lahir di Mekkah pada tahun 600. Kelahiran Ali memberi

hiburan bagi Nabi Muhammad, yang tidak memiliki anak laki-laki. Bahkan

keluarga Abu Thalib memberi izin Nabi Muhammad dan istrinya, Khadijah, untuk

mengasuh Ali.

Ketika Rasulullah menerima wahyu untuk pertama kalinya, para ahli sejarah

berpendapat bahwa Ali adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu tersebut

dan masuk Islam di usia 10 tahun. Ali pernah tidur di tempat Nabi guna mengelabui

orang Quraisy yang akan membunuh Rasulullah sebelum hijrah ke Madinah.

Begitu menyusul ke Madinah, Ali menikah dengan Fatimah Az-Zahra, putri

Nabi Muhammad. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua putra dan dua putri,

yaitu Hasan, Husein, Zainab, dan Ummu Kultsum. Sepeninggal Nabi, Ali selalu

dilibatkan dalam urusan kenegaraan hingga akhirnya menjadi penasihat resmi

Khalifah Utsman bin Affan. Setelah Khalifah Utsman wafat dalam sebuah

pemberontakan, keadaan semakin kacau.

Kaum Muslimin mendesak agar Ali dibaiat sebagai khalifah. Ali dibaiat

sebagai Khulafaur Rasyidin keempat, tetapi kekacauan masih banyak terjadi yang
sebagian besar disebabkan oleh tuntutan untuk menghukum pembunuh Utsman.

Kasus tersebut sampai memicu terjadinya perang saudara Islam. Di sisi lain, masa

pemerintahan Ali juga diberlakukan berbagai kebijakan yang memajukan

kekhalifahan, salah satunya adalah penyempurnaan bahasa Arab. Ali juga

membangun Kota Kufah di Irak sebagai pusat pemerintahan dan pusat

pengembangan ilmu pengetahuan.

Ali bin Abi Thalib wafat pada 29 Januari 661 karena serangan seseorang

yang bernama Abdurrahman bin Muljam ketika sedang salat subuh.


C. Bagaimana Peran Khulafaur Rasyidin Dalam Pembentukan Dan

Perkembangan Peradaban Islam

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq

Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin umat Islam adalah Abu Bakar As-

hiddiq sebagai Khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang di angkat setelah Nabi

wafat untuk menggantikan Nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin

agama dan pemerintah.

Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk ke dalam As-Sabiqunal Awwalun yakni


orang yang pertama kali memeluk Islam. Sebagai sahabat Rasulullah SAW, Abu

Bakar bahkan sudah dianggap seperti saudaranya sendiri.

Abu Bakar memiliki nama lengkap Abdullah bin Utsman (Abu Qahafah)

bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'd bin Tamim bin Murrah bin Lu'ai bin Ghalib

bin Fihr al-Tamimi al-Quraisyi dan lahir di Mekkah pada tahun 572 M.

Pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin Abu Bakar, ia berhasil

menumpas kaum murtad seusai Rasulullah SAW wafat. Ia memerintahkan tentara


dan panglimanya untuk memerangi kaum murtad dan penguasa yang zalim.

Berkat peranannya itu, kebenaran kembali bersinar dan ajaran Islam di

Jazirah Arab semakin meluas. Selain itu, Abu Bakar juga menginstruksikan Khalid

bin Walid bersama rombongannya pergi ke Irak dan Syam untuk menarik hati

masyarakat dan mengajak mereka memeluk agama Islam.

Tak sampai disitu, pada masa kepemimpinannya, Al-Qur'an berhasil

dikumpulkan dan digabungkan dari berbagai tempat penulisan. Mulai dari kulit-

kulit, dedaunan, serta yang dihafal oleh kaum muslim.


Mulanya, ide tersebut muncul setelah banyak penghafal Al-Qur'an yang

wafat ketika perang Yamamah. Abu Bakar khawatir nantinya para penghafal

semakin sedikit dan mengakibatkan hilangnya sebagian besar ayat Al-Qur'an.

2. Masa Umar bin Khattab (13-23 H: 634-644 M)

Sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia, pikiran,

perasaan dan kemampuan berbuat, merupakan komponen dari kemuliaan dan

kesempurnaan yang melengkapi ciptaan (kejadian) manusia. Firman Allah swt.:

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.


(QS: 95 4)

Abu Bakar telah menyaksikan persoalan yang timbul di kalangan kaum

muslimin setelah Nabi wafat, berdasarkan hal inilah Abu Bakar menunjuk

penggantinya yaitu Umar bin Khatab, yang tujuannya adalah untuk mencegah

supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam, kebijakan

Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat.3 Pada masa khalifah Umar bin

Khatab, kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha per luasan wilayah Islam

memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah Islam pada masa Umar bin Khatab
meliputi Semenanjung Arabia, Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir. 4

Prestasi torehan Umar bin Khattab semasa kepemimpinannya ialah

melakukan perluasan wilayah kekuasaan. Pasukan Islam berhasil menundukkan

wilayah Suriah pada tahun 636 M, selain itu dilakukan juga penaklukan di wilayah

Hamah, Qinnisrin, Laziqiyah, dan Aleppo. Baysan dan Yerussalem juga dikepung

selama empat bulan hingga akhirnya menyerahkan diri.

3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT RajaGrefindo Persada, 2001), hal. 37.
4
Hanun Asrohah, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Wacana Ilmu, 2001), hal. 36.
Umar bin Khattab juga mendirikan beberapa dewan, baitul mal, mencetak

uang, membentuk kesatuan tentara untuk melindungi perbatasan, mengatur gaji,

mengangkat para hakim dan menyelenggarakan hisbah, yakni mengawasi pasar.

Dengan meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluas pula kehidupan

dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang

memiliki keterampilan dan keahlian, sehingga dalam hal ini diperlukan pendidikan.

3. Usman bin`Affan ( 23-35 H – 644-656 M)

Nama lengkapnya adalah Usman bin `Affan bin Abi al-`Ash bin Umayyah
dari suku Quraisy. Ia memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan iapun menjadi

salah seorang sahabat terdekat nabi saw. Ia sangat kaya tetapi berlaku sederhana,

dan sebagian besar kekayaannya digunakan untuk kepentingan Islam. Selain itu, ia

diberi gelar zu al-nurain, artinya orang yang memiliki dua cahaya, karena ia

menikahi dua putri nabi secara berurutan setelah yang satu meninggal. Ia menjadi

khalifah setelah melalui proses pemilihan badan syûra yang dibentuk oleh Umar

menjelang wafatnya, dan memerintah selama 12 tahun. Para penulis sejarah

membagi zaman pemerintahan Usman menjadi dua periode, yaitu enam tahun
pertama merupakan masa kejayaan pemerintahannya, dan enam tahun terakhir

merupakan masa pemerintahan yang buruk.5

Awal pemerintahan Usman diwarnai dengan suasana yang kurang kondusif,

masyarakat terpecah menjadi dua kelompok: kelompok pendukung Ali yang kurang

mendukung pemerintahan Usman, dan pendukung Usman yang mendukung

kepemimpinannya. Mereka mendukung Usman bukan karena memberi

penghargaan kepadanya, tetapi karena ingin menyatukan keinginan masing-

masing. Beberapa tahun pertama pemerintahannya, Usman melanjutkan kebijakan-

5
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 105.
kebijakan Umar, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam. Daerah-

daerah strategis yang telah dikuasai Islam seperti Mesir dan Irak terus dilindungi.

Di masa pemerintahan Usman, wilayah Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes,

dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, serta Tabaristall berhasil direbut.

Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini.

Karya monumental lain yang dipersembahkan oleh Usman adalah

penyusunan kitab suci Alquran. Penyusunan Alquran dimaksudkan untuk

mengakhiri perbedaan-perbedaan serius dalam bacaan Alquran. Pemerintahan


Usman yang berlangsung selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa

kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam

terhadapnya karena ia mulai mengambil kebijakan lain dari sebelumnya. Usman

mengangkat keluarganya (dari Bani Umayyah) pada kedudukan yang tinggi.

Usman menekankan sistem kekuasaan sentralistik yang menguasai seluruh

pendapatan propinsi dan menetapkan seorang juru hitung dari keluarganya

sendiri.19 Usman lalu membentuk lembaga pertukaran tanah untuk membagibagi

tanah itu agar produktif, dan membangun angkatan laut sehingga menambah tinggi
beban pajak rakyat, karena memerlukan biaya besar. Hal lain yang dilakukannya

adalah membangun sebuah bendungan yang besar untuk melindungi Madinah dari

bahaya banjir dan mengatur persediaan air untuk kota itu. Ia juga membangun jalan,

jembatan, rumah tamu di berbagai wilayah dan memperluas masjid Nabawi. 6

Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan

Umar. Ini mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan

sifatnya yang lemah lembut. Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat

kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijaksanaannya mengangkat

6
Dudung Abdurrahman dkk, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern
(Yogyakarta: LESFI, 2009), Hal. 48
keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya adalah Marwan bin

Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman

hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang

duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka di hadapan

kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap

keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan

negara, oleh karabatnya dibagibagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri. 7

Pergantian Umar dengan Usman dapat diartikan dengan perubahan


keradikalan dengan kelonggaran, kelemahan, dan sikap raguragu. Akibatnya

banyak kaum Muslimin yang meninggalkan Usman, yang berarti hilangnya kawan-

kawan dan orang-orang tempat ia menumpahkan kepercayaan, kecuali kaum

kerabatnya. Kesetiaan para pejabat kepada Usman mulai berkurang, sehingga

sedikit sekali orang yang dapat dijamin kesetiaannya, kecuali dari kerabatnya

sendiri. Oleh sebab itu, banyak pejabat yang dipecat dan diganti oleh kaum

kerabatnya. Pada saat itulah, oleh lawan politiknya ia dituduh melakukan

nepotisme. Ia juga menggunakan uang negara secara tidak patut, menghina sahabat
dan menyalahgunakan wewenang atas tuduhan itu. Namun Usman mengatakan

bahwa ia tidak mengambil apapun dari kekayaan negara, apa yang diberikan kepada

kerabatnya adalah dari harta pribadinya. 8

4. Ali bin Abi Thalib (35 - 40 H/ 656 - 661 M )

Ali bin Abi Thalib adalah putra Abdul Muthalib, ia sepupu dan menantu

Nabi. Ali lahir di Mekkah pada hari Jumat tanggal 13 Rajab. 9 Ia telah masuk Islam

7
Dudung Abdurrahman dkk, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern,
Hal. 55
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan sejarahnya, terj. Dadang Afandi (Bandung:
8

CV Rosida, 1988), hal. 187.


Syed Hussain Moh. Jafri, Moralitas Politk Islam, terj. Ilyas Hasan, (Jakarta: Pustaka
9

Zahra, 2003), h. 13.


pada usia muda dan menemani nabi dalam perjuangan menegakkan Islam baik di

Mekkah maupun Madinah. Ali adalah orang yang banyak memiliki kelebihan,

pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan dengan wawasan ke

depan, seorang pahlawan yang gagah berani, penasehat hukum yang ulung,

pemegang teguh tradisi, seorang sahabat sejati, dan seorang lawan yang dermawan.

Ia telah bekerja keras hingga akhir hayatnya dan merupakan orang kedua paling

berpengaruh setelah nabi Muhammad saw.

Setelah Usman wafat, kaum muslimin secara aklamasi memilih Ali bin Abi

Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah kurang lebih 4 tahun 9 bulan, mengikuti
cara nabi dan mulai menyusun sistem yang islami. Selama masa pemerintahannya,

ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam

pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah,

Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman. Dia yakin bahwa

pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga

menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan

menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem


distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah

diterapkan Umar. Oposisi terhadap Ali secara terang-terangan dimulai dari Aisyah,

Thalhah, dan Zubair. Meskipun mereka mempunyai alasan pribadi sehubungan

dengan penentangan terhadap Ali, mereka menuntut Khalifah menghukum para

pembunuh Usman. Tuntutan yang sama juga diajukan Muawiyah, bahkan ia

memanfaatkan peristiwa berdarah itu untuk menjatuhkan legalitas kekuasaan Ali,

dengan membangkitkan kemarahan rakyat dan menuduh Ali sebagai orang yang

mendalangi pembunuhan Usman, jika Ali tidak bisa menemukan dan menghukum

yang sesungguhnya.10

10
Syamsul Munir Amin, Sejarah Peradaban, hal. 110.
Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada

Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu

secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat

pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama perang Jamal (Unta), karena Aisyah

dalam pertempuran itu menunggang unta, dan Ali berhasil mengalahkan lawannya.

Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah

ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.

Perang Unta menjadi sangat Penting dalam catatan sejarah Islam, karena

peristiwa ini memperlihatkan sesuatu yang baru dalam Islam, yaitu untuk pertama
kalinya khalifah turun ke medan perang untuk memimpin langsung angkatan

perang, dan justru bertikai melawan saudara sesama muslim sendiri.

Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga

mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah,

yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan

kedudukan dan kehormatan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair,

Thalhah, dan Aisyah, Ali pun bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan
sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan Muawiyah di Shiffin.

Pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan nama perang Shiffin. Perang ini

diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan

masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga, Khawarij yaitu

orangorang yang keluar dari barisan Ali. Akibatnya, di ujung masa pemerintahan

Ali bin Abi Thalib, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu

Muawiyah, Syi`ah (pengikut) Ali, dan Khawarij (orang-orang yang keluar dari

barisan Ali). Keadaan ini jelas tidak menguntungkan bagi Ali. Munculnya

kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi


Muawiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh

oleh salah seorang anggota Khawarij. 11

11
Syamsul Munir Amin, Sejarah Peradaban, h. 112.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Al-Khulafa ar-Rasyidin bermakna pengganti-pengganti Rasul yang

cendekiawan. Adapun pencetus nama Al-Khulafa ar-Rasyidin adalah dari

orang-orang muslim yang paling dekat dari Rasul setelah meninggalnya

beliau. Mengapa demikian, karena mereka menganggap bahwa 4 tokoh

sepeninggal Rasul itu orang yang selalu mendampingi Rasul ketika beliau
menjadi pemimpin dan dalam menjalankan tugas

2. Abu Bakar terpilih sebagai Khulafaur Rasyidin pertama, untuk meneruskan

kepemimpinan Islam. Semasa pemerintahan Abu Bakar, kekhalifahan Islam

mampu menaklukkan Persia dan Syam. Di masa pemerintahannya pula,

mulai dilakukan kodifikasi Al Quran. Sementara Umar bin Khattab juga

mendirikan beberapa dewan, baitul mal, mencetak uang, membentuk

kesatuan tentara untuk melindungi perbatasan, mengatur gaji, mengangkat

para hakim dan menyelenggarakan hisbah, yakni mengawasi pasar. Dengan


meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluas pula kehidupan dalam

segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang

memiliki keterampilan dan keahlian, sehingga dalam hal ini diperlukan

pendidikan. Prestasi Usman yang paling gemilang yakni menyeragamkan

Al Quran, yang mengakhiri banyak perbedaan di antara umat Islam.

Menjelang akhir pemerintahannya, terjadi perpecahan dan pemberontakan

karena jabatan-jabatan strategis di pemerintahan diberikan Utsman kepada

keluarganya dari Bani Umayyah. Pada tahun 655, sekitar 1.500 orang

datang ke Madinah untuk memprotes kebijakan Utsman itu, tetapi tidak


ditanggapi sehingga protes tersebut berubah menjadi pemberontakan untuk

menggulingkan kekuasaannya

3. Pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin Abu Bakar, ia berhasil

menumpas kaum murtad seusai Rasulullah SAW wafat. Ia memerintahkan

tentara dan panglimanya untuk memerangi kaum murtad dan penguasa yang

zalim. Thalib sebagai khalifah. Awal pemerintahan Usman diwarnai dengan

suasana yang kurang kondusif, masyarakat terpecah menjadi dua kelompok:

kelompok pendukung Ali yang kurang mendukung pemerintahan Usman,

dan pendukung Usman yang mendukung kepemimpinannya. Ali


memerintah kurang lebih 4 tahun 9 bulan, mengikuti cara nabi dan mulai

menyusun sistem yang islami. Selama masa pemerintahannya, ia

menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam

pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan

khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman

B. Kritik dan Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka


penulis sangat mengharapkan kritikan yang dapat mendukung untuk lebih baiknya

di masa yang akan datang. Penulis juga menyarankan kepada pembaca, agar

membaca buku-buku yang berkaitan dengan Sejarah Peradaban Islam terutama

periode Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Hanya kepada Allah kita memohon

pertolongan dan perlindungan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan

pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Dkk. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga

Modern. Yogyakarta: LESFI. 2009.

Asrohah, Hanun. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Wacana Ilmu. 2001.

Jafri, Syed Hussain Moh. Moralitas Politk Islam, terj. Ilyas Hasan. Jakarta: Pustaka

Zahra. 2003.

Jamil, Ahmad. Sejarah Kebudayaan Dinamika Islam. Gresik: Putra Kembar Jaya.

2011.

Mahmudunnasir, Syed. Islam Konsepsi dan sejarahnya, terj. Dadang Afandi.

Bandung: CV Rosida. 1988.

Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam. Cet; Semarang: Pustaka Rizki Putra.

2011.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrefindo Persada. 2001.

Anda mungkin juga menyukai