Abstrak:
Metode pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn Khattab adalah dua
aspek penting dalam sejarah awal Islam yang memiliki dampak besar pada
pengembangan dan penyebaran agama Islam. Metode pengangkatan khalifah adalah
proses penting dalam menentukan pemimpin komunitas Muslim setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW. Khalifah Umar ibn Khattab, yang menjabat sebagai khalifah kedua
dalam Islam, dikenal dengan kepemimpinan yang kuat dan berbagai prestasi penting
selama masa pemerintahannya. Kesimpulannya, metode pengangkatan khalifah dan
prestasi Khalifah Umar ibn Khattab adalah elemen penting dalam sejarah Islam yang
mencerminkan nilai-nilai konsultasi, keadilan, dan ekspansi agama Islam pada masa
awalnya. Khalifah Umar memainkan peran sentral dalam pengembangan dan
pertumbuhan Islam, tidak hanya sebagai pemimpin militer yang ulung, tetapi juga
sebagai pemimpin yang adil dan berkomitmen pada kepentingan sosial masyarakat
Muslim. Pemahaman tentang metode pengangkatan khalifah dan prestasi Umar ibn
Khattab memberikan wawasan yang mendalam tentang fondasi sejarah dan nilai-nilai
Islam.
Keywords : Ekspansi Islam di bawah Khalifah Umar, Kepemimpinan Islam, Khalifah
Umar bin Khattab, Metode pemilihan Khalifah, Pengangkatan Khalifah dalam Islam.
1. Pendahuluan:
2
1
Peter Malcolm Holt, Ann K S Lambton, and Bernard Lewis, The Cambridge History of Islam,
vol. 2 (Cambridge University Press, 1978).
3
2
Risa FITA LOVE, “Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab” (IAIN
Bengkulu, 2019).
3
Jamaludin Kusnadi, “Kebijakan Ekonomi Khalifah Umar Bin Khattab,” 2018.
4
Marwah Marwah, “UMAR BIN KHATTAB: Potret Keteladanan Sang Pemimpin Umat,” Al-
Tadabbur 4, no. 2 (2018): 1–20.
4
2. Hasil :
2.1. Kontribusi Utama Khalifah Umar ibn Khattab Dalam Sejarah Awal Islam,
Terutama Dalam Konteks Ekspansi Wilayah Dan Keadilan Sosial
Pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn Khattab
adalah dua aspek sentral dalam sejarah awal Islam yang tidak hanya
mencerminkan prinsip-prinsip dasar dalam pemilihan pemimpin tetapi juga
menandai tonggak penting dalam perjalanan agama Islam itu sendiri.
Metode pengangkatan khalifah menjadi kunci dalam menentukan
pemimpin setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Khalifah Umar ibn
Khattab, yang menjabat sebagai khalifah kedua dalam Islam, merupakan
salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Islam awal 5. Metode
pengangkatan khalifah dalam Islam tradisional adalah prinsip syura, yang
5
Sumardi Sumardi, Sugiyanto Sugiyanto, and Bibit Bibit, “PERBANDINGAN
PEMERINTAHAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB (634644 M) DENGAN KHALIFAH ALI
BIN ABI THALIB (656-661 M),” n.d.
5
6
Ma Sirojuddin Ali, “Praktek Syura Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab,” n.d.
7
Srimadona Srimadona and Sulastri Caniago, “Titik Temu Antara Voting Dan Syura Dalam
Pemilihan Pemimpin Di Indonesia Perspektif Hukum Tata Negara Islam,” Jurnal Integrasi
Ilmu Syariah (Jisrah) 3, no. 2 (2022): 237–49.
6
8
Sirojuddin Ali, “Praktek Syura Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab.”
7
9
Budi Santoso, “Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab,” n.d.
8
Khattab juga diakui sebagai tokoh yang sederhana dan jujur dalam
pemerintahannya. Dia sering berkeliaran di malam hari untuk mengamati
keadaan rakyatnya secara langsung. Sikapnya yang tegas terhadap korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan menjadi salah satu faktor utama dalam
membangun kepemimpinannya yang kuat. Pembahasan mengenai metode
pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn Khattab
memberikan wawasan yang dalam tentang dinamika politik, sosial, dan
ekonomi dalam sejarah awal Islam. Kepemimpinan Umar membentuk
fondasi yang kokoh bagi peradaban Islam dan memberikan inspirasi bagi
generasi-generasi Muslim yang datang setelahnya. Keduanya
mencerminkan nilai-nilai inti dalam Islam, seperti konsultasi, keadilan, dan
pelayanan masyarakat, yang tetap relevan hingga hari ini. Metode
pengangkatan khalifah dalam Islam adalah salah satu aspek penting dalam
pembentukan kepemimpinan dan pemerintahan dalam komunitas Muslim
awal. Prinsip syura, yang berarti konsultasi dan persetujuan kolektif dalam
pemilihan pemimpin, dipegang teguh oleh para sahabat Nabi Muhammad
SAW setelah wafatnya beliau. Hal ini mencerminkan komitmen untuk
memilih pemimpin berdasarkan kualitas dan kesepakatan komunitas
Muslim. Khalifah pertama, Abu Bakar, terpilih melalui proses syura yang
ketat, dan pemilihannya dianggap sebagai titik awal dari pengembangan
metode pengangkatan khalifah. Khalifah Umar ibn Khattab terpilih sebagai
khalifah kedua melalui proses yang serupa. Proses syura ini melibatkan
para sahabat terkemuka yang berkumpul untuk memilih pemimpin yang
dianggap paling kompeten dan layak. Namun, meskipun prinsip syura
adalah inti dari pengangkatan khalifah, kenyataan sejarah menunjukkan
bahwa proses ini tidak selalu berjalan lancar.
Contohnya adalah pemilihan Khalifah Uthman ibn Affan, yang
menghadapi kontroversi dan perdebatan dalam komunitas Muslim. Ini
menunjukkan bahwa meskipun prinsip-prinsip demokratis diterapkan,
faktor-faktor politik dan sosial juga memainkan peran penting dalam
9
pemilihan pemimpin. Keadilan sosial juga menjadi salah satu ciri utama
kepemimpinan Umar ibn Khattab10. Dia mendirikan dewan untuk
menangani masalah sosial dan ekonomi masyarakat Muslim. Dia
memastikan distribusi sumber daya yang adil, dan bahkan melindungi hak-
hak non-Muslim di bawah pemerintahannya. Sikap sederhana, jujur, dan
tegasnya terhadap korupsi juga mencerminkan integritasnya sebagai
pemimpin. Prestasi Khalifah Umar ibn Khattab bukan hanya dalam bidang
militer dan administratif, tetapi juga dalam menegakkan nilai-nilai
keadilan, pelayanan sosial, dan integritas. Kepemimpinannya membentuk
fondasi yang kuat bagi perkembangan awal Islam dan memberikan
inspirasi bagi generasi-generasi Muslim selanjutnya. Dalam keseluruhan
konteks, metode pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn
Khattab adalah dua aspek yang saling terkait dan mencerminkan prinsip-
prinsip penting dalam Islam, seperti konsultasi, keadilan, dan integritas.
Keduanya membentuk sejarah Islam yang kaya dan bermakna dan tetap
menjadi sumber inspirasi bagi komunitas Muslim hingga hari ini.
3. Kesimpulan:
Dalam konteks metode pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar
ibn Khattab, kita dapat menyimpulkan bahwa keduanya merupakan komponen
penting dalam sejarah awal Islam yang membentuk fondasi kekuatan dan
ketahanan agama ini. Metode pengangkatan khalifah melalui prinsip syura
menekankan pentingnya konsultasi, persetujuan kolektif, dan partisipasi dalam
pemilihan pemimpin. Hal ini mencerminkan prinsip-prinsip demokratis yang
dianut dalam Islam pada saat itu, yang menggarisbawahi bahwa pemimpin harus
dipilih berdasarkan kualitas mereka dan kesepakatan komunitas Muslim.
Khalifah Umar ibn Khattab, sebagai salah satu pemimpin terkemuka dalam
sejarah Islam, adalah contoh nyata dari bagaimana metode pengangkatan yang
11
Akbar S Ahmed, Discovering Islam: Making Sense of Muslim History and Society
(Routledge, 2002).
11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Akbar S. Discovering Islam: Making Sense of Muslim History and Society.
Routledge, 2002.
FITA LOVE, Risa. “Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab.” IAIN
Bengkulu, 2019.
Holt, Peter Malcolm, Ann K S Lambton, and Bernard Lewis. The Cambridge History
of Islam. Vol. 2. Cambridge University Press, 1978.
Kusnadi, Jamaludin. “Kebijakan Ekonomi Khalifah Umar Bin Khattab,” 2018.
Lareja, Widiya. “PRAKTIK KOMPENSASI PADA MASA PEMERINTAHAN
KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB.” UIN Fatmawati Sukarno, 2021.
Marwah, Marwah. “UMAR BIN KHATTAB: Potret Keteladanan Sang Pemimpin
Umat.” Al-Tadabbur 4, no. 2 (2018): 1–20.
Santoso, Budi. “Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab,” n.d.
Sirojuddin Ali, Ma. “Praktek Syura Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab,” n.d.
Srimadona, Srimadona, and Sulastri Caniago. “Titik Temu Antara Voting Dan Syura
Dalam Pemilihan Pemimpin Di Indonesia Perspektif Hukum Tata Negara Islam.”
Jurnal Integrasi Ilmu Syariah (Jisrah) 3, no. 2 (2022): 237–49.
Sumardi, Sumardi, Sugiyanto Sugiyanto, and Bibit Bibit. “PERBANDINGAN
PEMERINTAHAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB (634644 M)
DENGAN KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB (656-661 M),” n.d.