Anda di halaman 1dari 11

1

Metode Pengangkatan Khalifah dan Prestasi Khalifah Umar ibn Khattab


Alfi Rayya Zahidah - 230401110082
Achmad Khudori Soleh
Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang
Dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
alfirayyaz@gmail.com
pmb@uin-malang.ac.id
khudorisoleh@pps.uin-malang.ac.id

Abstrak:
Metode pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn Khattab adalah dua
aspek penting dalam sejarah awal Islam yang memiliki dampak besar pada
pengembangan dan penyebaran agama Islam. Metode pengangkatan khalifah adalah
proses penting dalam menentukan pemimpin komunitas Muslim setelah wafatnya Nabi
Muhammad SAW. Khalifah Umar ibn Khattab, yang menjabat sebagai khalifah kedua
dalam Islam, dikenal dengan kepemimpinan yang kuat dan berbagai prestasi penting
selama masa pemerintahannya. Kesimpulannya, metode pengangkatan khalifah dan
prestasi Khalifah Umar ibn Khattab adalah elemen penting dalam sejarah Islam yang
mencerminkan nilai-nilai konsultasi, keadilan, dan ekspansi agama Islam pada masa
awalnya. Khalifah Umar memainkan peran sentral dalam pengembangan dan
pertumbuhan Islam, tidak hanya sebagai pemimpin militer yang ulung, tetapi juga
sebagai pemimpin yang adil dan berkomitmen pada kepentingan sosial masyarakat
Muslim. Pemahaman tentang metode pengangkatan khalifah dan prestasi Umar ibn
Khattab memberikan wawasan yang mendalam tentang fondasi sejarah dan nilai-nilai
Islam.
Keywords : Ekspansi Islam di bawah Khalifah Umar, Kepemimpinan Islam, Khalifah
Umar bin Khattab, Metode pemilihan Khalifah, Pengangkatan Khalifah dalam Islam.
1. Pendahuluan:
2

Pada awal perkembangan Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW,


muncul sebuah tantangan krusial dalam komunitas Muslim: bagaimana memilih
pemimpin berikutnya. Proses pengangkatan khalifah adalah salah satu peristiwa
penting dalam sejarah awal Islam dan memiliki implikasi mendalam terhadap
nasib komunitas Muslim yang baru terbentuk1. Khalifah Umar ibn Khattab
adalah salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah Islam yang dipilih melalui
metode ini dan memiliki dampak besar dalam perjalanan Islam awal. Dalam
pengantar ini, kita akan mengeksplorasi metode pengangkatan khalifah dan
beberapa prestasi penting yang ditorehkan oleh Khalifah Umar ibn Khattab
dalam sejarah Islam. Metode pengangkatan khalifah dalam Islam diawali dengan
pemilihan Abu Bakar, sahabat terdekat Nabi Muhammad, sebagai khalifah
pertama melalui proses konsultasi dan persetujuan di kalangan sahabat
terkemuka. Prinsip syura, yang berarti konsultasi dan partisipasi kolektif dalam
pemilihan pemimpin, menjadi landasan dalam pengangkatan khalifah. Namun,
setelah Abu Bakar wafat, proses ini terulang kembali dalam situasi yang berbeda,
dan itulah ketika Khalifah Umar ibn Khattab menjadi figur pusat dalam peristiwa
sejarah yang menentukan ini.
Khalifah Umar ibn Khattab adalah salah satu sahabat paling terkenal dan
dihormati dalam Islam. Pemilihannya sebagai khalifah kedua adalah hasil dari
syura yang ketat, di mana sahabat-sahabat utama Islam berkumpul dan
memilihnya sebagai pengganti Abu Bakar. Ini menegaskan prinsip konsultasi dan
persetujuan yang menjadi ciri khas dalam proses pengangkatan khalifah. Namun,
prestasi Khalifah Umar ibn Khattab bukan hanya terbatas pada metode
pengangkatannya sebagai khalifah. Selama masa pemerintahannya yang
terkenal, Islam mengalami ekspansi wilayah yang luar biasa. Di bawah
kepemimpinannya, tentara Muslim berhasil menaklukkan Persia dan Romawi
Timur, membawa wilayah-wilayah luas di bawah pemerintahan Islam. Selain
prestasi militer ini, Umar ibn Khattab juga memimpin dengan teladan dalam

1
Peter Malcolm Holt, Ann K S Lambton, and Bernard Lewis, The Cambridge History of Islam,
vol. 2 (Cambridge University Press, 1978).
3

masalah administratif, dengan pengenalan sistem kewilayahan yang membagi


wilayah ke dalam provinsi dan penunjukan gubernur untuk memastikan tata
kelola yang baik2.

Selain itu, kepemimpinan Khalifah Umar ibn Khattab ditandai oleh


keadilan sosial yang luar biasa. Dia mendirikan dewan yang bertanggung jawab
atas masalah sosial dan ekonomi masyarakat Muslim3. Dia memastikan distribusi
sumber daya yang adil dan melindungi hak-hak non-Muslim di bawah
pemerintahannya. Pendahuluan ini mencerminkan pentingnya metode
pengangkatan khalifah dan kontribusi signifikan Khalifah Umar ibn Khattab
dalam membentuk sejarah dan perkembangan awal Islam4. Selanjutnya, kita akan
lebih mendalam lagi dalam pengangkatan khalifah dan pencapaian Umar ibn
Khattab yang memengaruhi nasib Islam dan dunia pada masa itu.
Sejarah Islam mencatat peran khalifah sebagai pemimpin dan pemegang
otoritas tertinggi dalam komunitas Muslim. Dalam konteks ini, metode
pengangkatan khalifah memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan
kelangsungan komunitas Islam. Salah satu khalifah yang paling dikenal dalam
sejarah Islam adalah Khalifah Umar Bin Khattab. Artikel ini menjelajahi metode
pengangkatan khalifah dalam sejarah Islam dan mencermati prestasi Khalifah
Umar, membawa pemahaman lebih mendalam tentang peran khalifah dalam
perkembangan agama ini. Khalifah Umar Bin Khattab sendiri menghadapi
tantangan dalam menduduki posisinya, dengan sejumlah konflik internal yang
berkembang. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam sejarah Islam
dengan kepemimpinan dan pengabdiannya yang gigih, meskipun masa
pemerintahannya penuh dengan ketegangan.
Meskipun telah ada beberapa artikel yang mengupas tema seputar metode

2
Risa FITA LOVE, “Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab” (IAIN
Bengkulu, 2019).
3
Jamaludin Kusnadi, “Kebijakan Ekonomi Khalifah Umar Bin Khattab,” 2018.
4
Marwah Marwah, “UMAR BIN KHATTAB: Potret Keteladanan Sang Pemimpin Umat,” Al-
Tadabbur 4, no. 2 (2018): 1–20.
4

pengangkatan khalifah dan prestasi khalifah tertentu, artikel ini memiliki


beberapa perbedaan signifikan. Artikel sebelumnya lebih berfokus pada khalifah
yang mungkin kurang terkenal atau berfokus pada aspek-aspek sejarah yang
berbeda. Dengan memahami secara lebih detail peran dan prestasi Khalifah
Umat, kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang
dinamika sejarah Islam dan bagaimana pemimpin seperti Umar berkontribusi
terhadap bentukan agama yang menjadi cahaya bagi jutaan orang di seluruh
dunia.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang metode pengangkatan khalifah dalam sejarah Islam dan
untuk menyoroti prestasi Khalifah Umar yang luar biasa. Melalui artikel
ini, pembaca akan dapat memahami bagaimana pemilihan khalifah memengaruhi
perkembangan Islam dan bagaimana Khalifah Umar berperan dalam penyebaran
agama ini .

2. Hasil :
2.1. Kontribusi Utama Khalifah Umar ibn Khattab Dalam Sejarah Awal Islam,
Terutama Dalam Konteks Ekspansi Wilayah Dan Keadilan Sosial
Pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn Khattab
adalah dua aspek sentral dalam sejarah awal Islam yang tidak hanya
mencerminkan prinsip-prinsip dasar dalam pemilihan pemimpin tetapi juga
menandai tonggak penting dalam perjalanan agama Islam itu sendiri.
Metode pengangkatan khalifah menjadi kunci dalam menentukan
pemimpin setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Khalifah Umar ibn
Khattab, yang menjabat sebagai khalifah kedua dalam Islam, merupakan
salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Islam awal 5. Metode
pengangkatan khalifah dalam Islam tradisional adalah prinsip syura, yang

5
Sumardi Sumardi, Sugiyanto Sugiyanto, and Bibit Bibit, “PERBANDINGAN
PEMERINTAHAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB (634644 M) DENGAN KHALIFAH ALI
BIN ABI THALIB (656-661 M),” n.d.
5

mengedepankan konsultasi dan persetujuan kolektif di antara para


pemimpin komunitas Muslim. Khalifah pertama, Abu Bakar, dipilih
melalui proses syura yang ketat setelah wafatnya Nabi Muhammad. Setelah
Abu Bakar, proses serupa berulang ketika tiba saatnya memilih khalifah
berikutnya. Penting untuk diingat bahwa selama proses syura ini, sahabat-
sahabat Nabi yang paling terkemuka berkumpul untuk memilih pemimpin
yang dianggap paling pantas6.
Khalifah Umar ibn Khattab terpilih sebagai khalifah kedua melalui
metode syura ini. Pemilihannya bukanlah keputusan sembarangan; ia
terpilih berkat dukungan dan kesepakatan sahabat-sahabat terkemuka
seperti Abu Bakar, Uthman ibn Affan, Ali ibn Abi Talib, dan banyak
lainnya7. Ini menegaskan prinsip-prinsip konsultasi dan persetujuan yang
menjadi dasar dalam proses pengangkatan khalifah dalam Islam. Selama
masa kepemimpinan Khalifah Umar ibn Khattab, Islam mengalami
ekspansi wilayah yang luar biasa. Salah satu pencapaiannya yang paling
mencolok adalah penaklukan Persia dan Romawi Timur. Pasukan Muslim
di bawah kepemimpinannya berhasil menguasai wilayah-wilayah besar
yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan dua kerajaan besar ini.
Ekspansi wilayah ini membawa Islam ke perbatasan-perbatasan baru dan
membantu dalam penyebaran agama ini secara signifikan.
Namun, prestasi Umar ibn Khattab tidak terbatas pada pencapaian
militer. Dia juga dikenal sebagai pemimpin yang adil dan berkomitmen
pada prinsip-prinsip sosial. Di bawah pemerintahannya, Umar mendirikan
dewan untuk menangani masalah sosial dan ekonomi masyarakat Muslim.
Dia memastikan distribusi sumber daya yang adil, dan bahkan melindungi
hak-hak non-Muslim di bawah pemerintahannya. Keadilan sosial ini
merupakan salah satu ciri utama kepemimpinan Umar dan nilai-nilai yang

6
Ma Sirojuddin Ali, “Praktek Syura Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab,” n.d.
7
Srimadona Srimadona and Sulastri Caniago, “Titik Temu Antara Voting Dan Syura Dalam
Pemilihan Pemimpin Di Indonesia Perspektif Hukum Tata Negara Islam,” Jurnal Integrasi
Ilmu Syariah (Jisrah) 3, no. 2 (2022): 237–49.
6

dianut dalam Islam. Dalam penutup, metode pengangkatan khalifah dan


prestasi Khalifah Umar ibn Khattab adalah dua aspek penting dalam
sejarah awal Islam. Metode syura dalam pemilihan pemimpin menekankan
pentingnya konsultasi dan persetujuan kolektif dalam komunitas Muslim.
Prestasi Umar ibn Khattab, seperti ekspansi wilayah dan keadilan sosial,
telah meninggalkan jejak yang dalam dalam sejarah Islam dan
memengaruhi perjalanan agama ini selamanya. Kepemimpinan dan
warisan Umar ibn Khattab merupakan salah satu tonggak penting dalam
sejarah peradaban manusia. Pembahasan mengenai metode pengangkatan
khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn Khattab adalah hal yang sangat
penting dalam pemahaman sejarah awal Islam. Ini membuka jendela ke
dalam cara komunitas Muslim awal menghadapi tantangan penerus
kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW dan bagaimana
kepemimpinan Khalifah Umar membentuk perjalanan Islam. Mari kita
eksplorasi lebih lanjut kedua aspek ini dalam konteks yang lebih
mendalam.

2.2. Metode Pengangkatan Khalifah:


Metode pengangkatan khalifah dalam Islam adalah prinsip syura,
yang mengacu pada konsultasi dan persetujuan di antara para pemimpin
komunitas Muslim. Khalifah pertama, Abu Bakar, terpilih melalui proses
syura yang ketat dan setelah kematian Nabi Muhammad 8.
Ini menetapkan dasar penting bahwa pemimpin Muslim harus dipilih
berdasarkan kualitas mereka dan persetujuan kolektif para sahabat
terkemuka.Khalifah Umar ibn Khattab terpilih sebagai khalifah kedua
dalam sejarah Islam melalui metode ini. Pemilihannya adalah hasil dari
proses konsultasi yang ketat dan kesepakatan di antara para sahabat yang

8
Sirojuddin Ali, “Praktek Syura Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab.”
7

paling terkemuka. Ini menunjukkan pentingnya prinsip-prinsip demokratis


dalam pengangkatan pemimpin dalam Islam pada saat itu.
Namun, meskipun metode syura adalah prinsip penting dalam
pengangkatan khalifah, kenyataannya prosesnya tidak selalu berjalan
lancar. Misalnya, ketika Khalifah Uthman ibn Affan terpilih sebagai
khalifah ketiga, proses syura itu sendiri memiliki perdebatan dan
kontroversi. Ini menunjukkan bahwa meskipun prinsip syura ada,
tantangan politik dan sosial juga dapat memengaruhi pemilihan pemimpin.

2.3. Prestasi Khalifah Umar ibn Khattab:


Khalifah Umar ibn Khattab dikenal dengan banyak prestasi
signifikan selama masa pemerintahannya yang berlangsung dari 634
hingga 644 M. Salah satu pencapaian yang paling mencolok adalah
ekspansi wilayah Islam. Pasukan Muslim di bawah kepemimpinannya
berhasil menaklukkan Persia dan Romawi Timur 9. Penaklukan ini
membawa wilayah-wilayah besar di bawah pemerintahan Islam dan
mengubah perjalanan sejarah. Selain prestasi militer, Khalifah Umar juga
dikenal dengan reformasi-administratif yang kuat. Dia memperkenalkan
sistem kewilayahan yang membagi wilayah ke dalam provinsi dan
menunjuk gubernur untuk memastikan tata kelola yang baik. Hal ini
membantu dalam pengelolaan efisien wilayah yang semakin luas yang
berada di bawah pemerintahannya.
Keadilan sosial juga menjadi ciri utama kepemimpinan Khalifah
Umar. Dia mendirikan dewan untuk menangani masalah sosial dan
ekonomi masyarakat Muslim. Dia memastikan distribusi sumber daya yang
adil dan melindungi hak-hak non-Muslim di bawah pemerintahannya.
Pendekatan ini mencerminkan komitmen Umar untuk nilai-nilai Islam
yang menekankan keadilan dan pelayanan sosial. Selain itu, Umar ibn

9
Budi Santoso, “Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab,” n.d.
8

Khattab juga diakui sebagai tokoh yang sederhana dan jujur dalam
pemerintahannya. Dia sering berkeliaran di malam hari untuk mengamati
keadaan rakyatnya secara langsung. Sikapnya yang tegas terhadap korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan menjadi salah satu faktor utama dalam
membangun kepemimpinannya yang kuat. Pembahasan mengenai metode
pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn Khattab
memberikan wawasan yang dalam tentang dinamika politik, sosial, dan
ekonomi dalam sejarah awal Islam. Kepemimpinan Umar membentuk
fondasi yang kokoh bagi peradaban Islam dan memberikan inspirasi bagi
generasi-generasi Muslim yang datang setelahnya. Keduanya
mencerminkan nilai-nilai inti dalam Islam, seperti konsultasi, keadilan, dan
pelayanan masyarakat, yang tetap relevan hingga hari ini. Metode
pengangkatan khalifah dalam Islam adalah salah satu aspek penting dalam
pembentukan kepemimpinan dan pemerintahan dalam komunitas Muslim
awal. Prinsip syura, yang berarti konsultasi dan persetujuan kolektif dalam
pemilihan pemimpin, dipegang teguh oleh para sahabat Nabi Muhammad
SAW setelah wafatnya beliau. Hal ini mencerminkan komitmen untuk
memilih pemimpin berdasarkan kualitas dan kesepakatan komunitas
Muslim. Khalifah pertama, Abu Bakar, terpilih melalui proses syura yang
ketat, dan pemilihannya dianggap sebagai titik awal dari pengembangan
metode pengangkatan khalifah. Khalifah Umar ibn Khattab terpilih sebagai
khalifah kedua melalui proses yang serupa. Proses syura ini melibatkan
para sahabat terkemuka yang berkumpul untuk memilih pemimpin yang
dianggap paling kompeten dan layak. Namun, meskipun prinsip syura
adalah inti dari pengangkatan khalifah, kenyataan sejarah menunjukkan
bahwa proses ini tidak selalu berjalan lancar.
Contohnya adalah pemilihan Khalifah Uthman ibn Affan, yang
menghadapi kontroversi dan perdebatan dalam komunitas Muslim. Ini
menunjukkan bahwa meskipun prinsip-prinsip demokratis diterapkan,
faktor-faktor politik dan sosial juga memainkan peran penting dalam
9

pemilihan pemimpin. Keadilan sosial juga menjadi salah satu ciri utama
kepemimpinan Umar ibn Khattab10. Dia mendirikan dewan untuk
menangani masalah sosial dan ekonomi masyarakat Muslim. Dia
memastikan distribusi sumber daya yang adil, dan bahkan melindungi hak-
hak non-Muslim di bawah pemerintahannya. Sikap sederhana, jujur, dan
tegasnya terhadap korupsi juga mencerminkan integritasnya sebagai
pemimpin. Prestasi Khalifah Umar ibn Khattab bukan hanya dalam bidang
militer dan administratif, tetapi juga dalam menegakkan nilai-nilai
keadilan, pelayanan sosial, dan integritas. Kepemimpinannya membentuk
fondasi yang kuat bagi perkembangan awal Islam dan memberikan
inspirasi bagi generasi-generasi Muslim selanjutnya. Dalam keseluruhan
konteks, metode pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar ibn
Khattab adalah dua aspek yang saling terkait dan mencerminkan prinsip-
prinsip penting dalam Islam, seperti konsultasi, keadilan, dan integritas.
Keduanya membentuk sejarah Islam yang kaya dan bermakna dan tetap
menjadi sumber inspirasi bagi komunitas Muslim hingga hari ini.

3. Kesimpulan:
Dalam konteks metode pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah Umar
ibn Khattab, kita dapat menyimpulkan bahwa keduanya merupakan komponen
penting dalam sejarah awal Islam yang membentuk fondasi kekuatan dan
ketahanan agama ini. Metode pengangkatan khalifah melalui prinsip syura
menekankan pentingnya konsultasi, persetujuan kolektif, dan partisipasi dalam
pemilihan pemimpin. Hal ini mencerminkan prinsip-prinsip demokratis yang
dianut dalam Islam pada saat itu, yang menggarisbawahi bahwa pemimpin harus
dipilih berdasarkan kualitas mereka dan kesepakatan komunitas Muslim.
Khalifah Umar ibn Khattab, sebagai salah satu pemimpin terkemuka dalam
sejarah Islam, adalah contoh nyata dari bagaimana metode pengangkatan yang

Widiya Lareja, “PRAKTIK KOMPENSASI PADA MASA PEMERINTAHAN KHALIFAH


10

UMAR BIN KHATTAB” (UIN Fatmawati Sukarno, 2021).


10

berlandaskan prinsip syura dapat menghasilkan kepemimpinan yang kuat dan


efisien. Di bawah pemerintahannya, Islam mengalami ekspansi wilayah yang
spektakuler, dengan penaklukan Persia dan Romawi Timur, yang membawa
wilayah-wilayah luas ke dalam pangkuan agama Islam. Prestasinya yang
mencolok bukan hanya dalam ranah militer, tetapi juga dalam reformasi-
administratif dan keadilan sosial.
Reformasi-administratif Umar ibn Khattab, seperti pengenalan sistem
kewilayahan dan penunjukan gubernur, membantu mengatur wilayah yang
semakin luas di bawah pemerintahannya 11. Selain itu, keadilan sosial menjadi ciri
utama kepemimpinannya, dengan pendirian dewan untuk menangani masalah
sosial dan ekonomi serta distribusi sumber daya yang adil. Sikap sederhana, jujur,
dan tegasnya terhadap korupsi juga mencerminkan integritasnya sebagai
pemimpin. Kesimpulannya, metode pengangkatan khalifah dan prestasi Khalifah
Umar ibn Khattab membentuk sejarah Islam yang kaya dan bermakna. Mereka
mencerminkan prinsip-prinsip dasar dalam Islam seperti konsultasi, keadilan,
dan pelayanan masyarakat. Kepemimpinan Umar ibn Khattab menjadi panutan
bagi generasi-generasi Muslim yang datang setelahnya, dan nilai-nilai yang dia
anut tetap relevan hingga hari ini. Dengan demikian, keduanya membawa
warisan yang abadi dalam perkembangan agama Islam dan sejarah umat
manusia.

11
Akbar S Ahmed, Discovering Islam: Making Sense of Muslim History and Society
(Routledge, 2002).
11

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Akbar S. Discovering Islam: Making Sense of Muslim History and Society.
Routledge, 2002.
FITA LOVE, Risa. “Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab.” IAIN
Bengkulu, 2019.
Holt, Peter Malcolm, Ann K S Lambton, and Bernard Lewis. The Cambridge History
of Islam. Vol. 2. Cambridge University Press, 1978.
Kusnadi, Jamaludin. “Kebijakan Ekonomi Khalifah Umar Bin Khattab,” 2018.
Lareja, Widiya. “PRAKTIK KOMPENSASI PADA MASA PEMERINTAHAN
KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB.” UIN Fatmawati Sukarno, 2021.
Marwah, Marwah. “UMAR BIN KHATTAB: Potret Keteladanan Sang Pemimpin
Umat.” Al-Tadabbur 4, no. 2 (2018): 1–20.
Santoso, Budi. “Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab,” n.d.
Sirojuddin Ali, Ma. “Praktek Syura Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab,” n.d.
Srimadona, Srimadona, and Sulastri Caniago. “Titik Temu Antara Voting Dan Syura
Dalam Pemilihan Pemimpin Di Indonesia Perspektif Hukum Tata Negara Islam.”
Jurnal Integrasi Ilmu Syariah (Jisrah) 3, no. 2 (2022): 237–49.
Sumardi, Sumardi, Sugiyanto Sugiyanto, and Bibit Bibit. “PERBANDINGAN
PEMERINTAHAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB (634644 M)
DENGAN KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB (656-661 M),” n.d.

Anda mungkin juga menyukai