Zuhairina Shabrina - Laporan Hasil Observasi Sosiologi
Zuhairina Shabrina - Laporan Hasil Observasi Sosiologi
Oleh:
Zuhairina Shabrina Zakiyah
NIM. 220401110044
SOSIOLOGI A
FAKULTAS PSIKOLGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
November, 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Sosiologi, dengan
judul : “ Pengaruh Kepribadian Terhadap Interaksi Kelompok Sosial Kamar 11 Mahad
Asma’ Binti Abi Bakar ”. Tujuan penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah sosiologi. Sebagai bahan penyusun laporan ini diambil berdasarkan
pembelajaran yang sudah kami dapat saat kelas tatap muka dan informasi yang kami
dapatkan dari media buku maupun media internet.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena
itu, saya mengharap segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membanun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat memenuhi tugas
dengan baik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................6
BAB II REVIEW TEORI...............................................................................................7
A. Pengertian Teori Sosiologi......................................................................................7
B. Teori Kelompok Sosial............................................................................................9
C. Teori Interaksi Sosial..............................................................................................12
BAB III LAPORAN OBSERVASI...................................................................................17
A. Setting Lingkungan Sosial.......................................................................................17
B. Gambaran Latar Belakang Kehidupan Sosial Subjek..............................................17
C. Gambaran Tentang Realitas Sosial Yang Terjadi....................................................18
D. Bentuk-Bentuk Permasalahan Sosial......................................................................19
E. Penyebab Munculnya Masalah Sosial....................................................................19
F. Dampak Rill Masalah Sosial Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat.........................20
BAB IV ANALISA, PEMBAHASAN, KESIMPULAN........................................................21
A. Analisa...................................................................................................................21
B. Pembahasan..........................................................................................................21
C. Kesimpulan............................................................................................................23
BAB V KESIMPULAN.................................................................................................24
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentu
saja manusia membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari untuk
kelangsungan hidup mereka. Seperti halnya kehidupan di desa atau kota yang
mengaharuskan kita untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar kita maupun
orang lain di sekitar kita. Bertemunya orang perorang secara tidak langsung atau
tidak disengaja tidak akan menghasilkan suatu kelompok sosial. Kelompok social
baru akan terbentuk apabila adanya interaksi sosial seperti orang-orang yang
berkerjasama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama
dengan adanya persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya.
Dalam interaksi sosial tentu melibatkan banyak orang, dan setiap orang pasti
memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Misalnya adalaha perbedaan
kepribadian seseorang, kepribadian adalah keseluruhan cara individu untuk dapat
berinteraksi dan komunikasi dengan orang lain. Menurut Jung (Alwison, 2004)
kepribadian dibedakan menjadi dua yaitu introvert dan ekstrovert. Kepribadian
introvert dapat dikatakan sebagai sikap kesadaran seseorang yang selalu mengarah
pada dirinya sendiri, kepribadian ini lebih menyukai kesendirian diri daripada
dengan orang lain. Sedangkan kepribadian ekstrovert biasanya dapat mengambil
keputusan dan sikap berdasarkan pengalaman dari orang lain, kepribadian ini
cenderung ramah, terbuka, aktif, dan suka bergaul.
Interaksi sosial seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti factor internal
dan eskternal. Faktor internal yakni faktor dari diri sendiri sesuai tipe kepribadian
individu. Kepribadian individu ini yang memengaruhi interaksi sosial yang
dilakukannya seperti bagaimana ia akan berinteraksi dengan sosialnya. Sedangakan
faktor eksternal adalah faktor interaksi sosial yang didapat dari lingkungan luar.
Faktor internal dan eksternal saling berhubungan, kepribadian individu ini yang
memengaruhi ia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan
keluarga, tempat tinggal, teman, dan tempat belajar.
4
Berdasarkan penjelasan yang ada, hal tersebut terjadi di Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dimana mahasiswa baru diwajibkan untuk
tinggal di mahad selama satu tahun untuk menimba ilmu agama. Dari situ
terbentuklah kelompok sosial secara bertahap. Pertama terbentuknya kelompok
sosial di kamar mahasantri, dimana orang yang ada di dalamnya sengaja
dipertemukan dengan ketentuan tertentu yang disusun oleh pusat mahad.
Selanjutnya ada kelompok sosial kelas-kelas saat belajar, seperti kelas kuliah reguler,
pkpba, dan kelas ta’lim. Dimana anggota dalam kelompok sosial tersebut berbeda
beda setiap tempat, jadi interaksi sosial yang terjadi juga berbeda-beda.
Tujuan dari laporan hasil observasi ini adalah untuk mengetahui bahwa ada
perbedaan dalam setiap kepribadian yang memengaruhi interaksi sosial di kamar 11
Mahad Asma’ Binti Abi Bakar. Dimana perbedaan ini digunakan untuk saling
memahami sesama di kamar agar mencapai kesejahteraan bersama di dalam kamar.
Jika kesejahteraan terjadi maka kekompakan dan kebahagiaan akan timbul secara
bertahap di kamar 11 Mahad Asma’ Binti Abi Bakar.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan perbedaan interaksi di kamar 11 Mahad Asma Binti Abi
Bakar?
2. Mengapa ada perbedaan interaksi di kamar 11 Mahad Asma’ Binti Abi Bakar?
C. Tujuan Observasi
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan pada laporan ini
bertujuan untuk menjelaskan :
6
BAB II
Istilah teori dapat memberikan arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Ada
orang yang menghubungkan hal-hal realistis dengan ha-hal yang non reaistis. Seperti
saat orang berbicara tentang fakta tanpa tahu teori yang sebenarnya. Banyak orang
yang berbicara bahwa cukup dengan bicara fakta atau kenyataan tanpa perlu
membicarakan teori. Padahal tidak semua fakta itu jelas atau samar-samar dan
membutuhkan teori untuk menjelaskannya. Dari situ teori berusaha memberikan
penafsiran atas fakta yag bersifat kurang jeas atau samar-samar.
Teori bisa muncul dalam beraneka ragam bentuk. Dapat dinyatakan dengan jelas
dan dan ringkas, tetapi juga ada yang dinyatakan dengan samar-samar. Hampir
semua teoritis mengenai satu pokok masalah mempunyai dua arti, karenanya dapat
dipastikan bahwa sebuah teori dapat di tafsirkan kembali atau evaluasi kembali
mengenai arti yang sesungguhnya dari suatu teori.
Banyak dari para ahli telah menemukakan apa pengertian dari teori. Definisi
teori menurut Kerlinger yaitu “Teori ialah seperangkat konstruk (konsep), batasan,
dan prposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena
dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan
memprediksi gejala itu” (Kerlinger, 2000: 14). Gibs (Zamroni 1992: 2) mendefinisikan
teori sebagai kumpulan statement yang mempunyai kaitan logis, merupakan cermin
dari kenyataan yang ada tentang sifat-sifat atau ciri-ciri kelas, peristiwa atau benda.
Sedangkan ahli seperti Hage (Zamroni, 1992: 2) menyatakan bahwa teori tidak hanya
konsep dan statement tetapi juga definisi, baik definisi teoritis maupun definisi
operasional dan hubungan logis yang bersifat teoritis dan operasional antara konsep
atau statement tersebut. Konsep dan definisi harus disusun ke dalam “primitive” dan
“derived”, statement dan hubungan harus disusun ke dalam premis dan persamaan.1
1
Syukur, Muhammad. Dasar-Dasar Teori Sosiologi. Depok: Rajawali Pers, 2018.
7
2. Terdapat hubungan logis antara dua konsep atau lebih.
3. Hubungan tersebut merupakan cerminan fenomena sosial.
4. Teori dapat digunakan unuk prediksi dan eksplanasi.
Teori sosiologi adalah inti dan kekuatan yang mendasari disiplin. Mereka
membimbing peneliti dalam studi mereka juga memebimbing praktisi dalam strategi
interensi mereka. Dan mereka akan memberi pemahaman dasar tentang
bagainmana meilhat gambaran sosial yang lebih besar dalam kehidupan pribadi.
Teori adalah seperangkat konsep yang saling terkait yang digunakan untuk
menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi bagaimana masyarakat dan
bagian-bagiannya saling terkait satu sama lain.3
Ada banyak teori dalam sosiologi manurut berbagai pandangan para ahli. Seperti
Skidmore yang menuliskan dalam bukunya Theoritical Thinking in Socioogy (1987)
bahwa teori sosiologi dibagi menjadi tiga tipe yakni: teori deduktif (deductie theory),
teori berpola (pattern theory), dan perspektif (perpective). Adapun Collins dalam
bukunya Four Sociological Traditions (1994) membagi teori menjadi empat tradisi
2
Stolley, Kathy S. The Basic Of Sociology. London: Greenwood Press, 2005.
3
Hmmaond, Dr. Ron J. Intoduction to Sociology. 2010
8
yaitu: Tradisi Konflik, Tradisi Rasional/Utilitarian (The Rational/Utilitarian Tradition),
Tradisi Durkheimian (The Durkhemian Tradition), dan Tradisi Mikro Interaksionis
(The Micro Interactionist). Teori-teori sosiologi juga terbagi dalam tiga periode klasik,
moderen, dan pasca moederen. Dimana dalam setiap periode tersebut ada banyak
teori-teori yang terbentuk.
Kelompok istilah memiliki arti khusus dalam sosiologi karena itu merupakan
konsep yang merupakan pusat setiap analisis sosiologis. Kelompok sosial sebagai
kolektivitas atau mengatur orang-orang yang terlibat dalam ineteraksi sosial
yang permanen atau abadi baik secara kurang atau lebih dan juga hubungannya.
Anggota kelompok sosial memiliki dasar umum untuk interaksi dan karakteristik
bersama, perasaan identitas atau belongingness, psikologi bersama atau
4
Stolley, Kathy S. The Basic Of Sociology. London: Greenwood Press, 2005.
9
kesadaran dan satu set yang pasti dari norma-norma untuk mengatur perlaku
dari peserta individu dalam kelompok.5
5
M.A, Zerihun Doda. Pengantar Sosiologi. 2005
6
M.A, Zerihun Doda. Pengantar Sosiologi. 2005
10
In-Group adalah kelompok sosial yang individunya
mengidentifikasikan dirinya dan rasa memiliki dalam kelompok
tertentu atau yang ada sikap dan rasa seperti simpati, kerjasama,
persahabatan, dan kedamaian.
b) Out-Group
Out-Group adalah kelompok yang diartikan individu sebagai lawan
atau kelompok yang ada di luar kelompok dirinya seperti
permusuhan dam kebencian.
2) Kelompok Primer dan Sekunder (Charles Horton)
a) Kelompok Primer
Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki
hubungan dekat atau personal. Biasanya dalam kelompok primer
hubungan kelompok akan lebih awet.
b) Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar yang bersifat
sementara dan dibentuk untuk tujuan tertentu.
3) Paguyuban (gameinschaft) dan Patembayan (gesellschaft)
a) Paguyuban (gameinschaft)
Paguyuban adalah bentuk hubungan dari anggota-anggotanya dan
terikat hubungan murni atau mudah akrab.
b) Patembayan (gesellschaft)
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dalam jangka
waktu pendek.
4) Grup Formal dan Informal
a) Grup Formal
Grup Formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan
sengaja diciptakan.
b) Grup Informal
Grup Informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang
pasti, terbentuk karena pertemuan sehingga terjadi pertemuan.
5) Grup Membership dan Grup Reference
a) Grup Membership
Grup Membership adalah suatu kelompok yang di dalamnya setiap
orang secara fisik menjadi anggotanya.
11
b) Grup Reference
Grup Reference adalah kelompok sosial yang menadi acuan bagi
seseorang untuk membangun kepribadian.
b. Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
1) Kerumunan (crowd)
Kerumunan atau yang sering disebut dengan keramaian dan kadang
terjadi permasalahan atau bahkan suatu diskusi.
2) Publik
Publik yaitu suatu orang yang berkumpul secara alamiah yang memiliki
kesamaan atau tujuan yang sama dan saling menggapai sacara
bersamaan.
7
Magnusson, Magsnus. Understanding Social Interaction. 2005.
12
Interaksi sosial mempunyai aturan, dna aturan tersebut dapat dilihat
melalui dimensi waktu dan dimensi ruang. Ruangan dalam interaksi sosial
dibagi menjadi empat batasan jarak, yaitu jarak pribadi, jarak intim, jarak
publik, dan jarak sosial. Pada dimensi waktu yang dpat memengaruhi betuk
interaksi. Ada juga dimensi situasi, dimensi ini adalah penafsiran seseorang
sebelum memeberikan reaksi defisini di situasi ini disebut indicidu dan
masyarakat.8
b. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak dapat terjadi tanpa adanya persyaratan
tertentu. Terdapat dua hal yang mendasari adanya interaksi sosial, yakni
kontak sosial dan komunikasi. Hal ini menunujukkan bahwa tanpa adanya
kontak sosial dan komunikasi tersebut maka suatu inetraksi sosiall tidak
mungkin terjadi.9
Kontak sosial merupakan usaha pendekatan pertemuan secara spesifik.
Namun kontak sosial dapat terjadi walaupun secara fisik tidak saling
bertemu. Artinya kontak bisa dilakukan melalui surat, telepon, dan media
lainnya. Kontak sosial dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu:
1) Kontak Primer
Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung
ebrtemu dan bertatap muka seperti berjabat tangan atau tersenyum.
2) Kontak Sekunder
Kontak sekunder memerlukan hubungan antara dua pihak melalui
perantara atau alat-alat misalnya telepon, radio, surat kabar, dan lainnya.
Komunikasi yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Komunikasi dapat menggunakan simbol-simbol yang berupa suara, tulisan,
ataupun gerakan sehingga masing-masing pihak saling menafsirkan apa yang
sedang dilakukan orang pihak lain.
c. Kehidupan Sosial dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial
dengan indovidu lainnya atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan
sosial yang terjadi antara individu maupun antar kelompok tersebut juga
dikenal
13
8
Luckmann, Thomas, Peter L. Berger. The Social Construction of Reality. 1979.
9
Sharma, Rajendra K. Social Change and Social Control. New Delhi: Nice Printing Press, 2007.
14
dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara berbagai segi kehidupan yang
sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari ituu akan membentuk suatu
pola hubungan yang saling memengaruhi, sehingga membentuk suatu
sistem sosial dalam masyarakat.
2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
a. Interaksi Asosiatif
1) Kerjasama
2) Akomodasi
3) Asimilasi
4) Akulturasi
b. Interaksi Disosiatif
16
mendukung pemerintah, sedangkan partai B beroposisi terhadap
pemerintah. Wujud oposisi atau proses disosiatif dibedakan menjadi tiga
bentuk, yaitu persaingan, kontraversi, dan konflik.
1) Persaingan
2) Konflik
3) Kontraversi
17
BAB III
LAPORAN OBSERVASI
Pengamatan secara tidak sadar terjadi karena pembuat laporan dengan teman
sekamar hidup bersama dalam keseharian. Seperti tidur, sholat, makan, mengaji
bersama-sama dengan teman sekamar. Hal tersebut secara tidak sadar masuk ke
dalam memori ingatan. Ini yang membuat pengamatan terjadi dari awal masuk
mahad.
Adapun 90% orang dari kelompok sosial kamar 11 Asma’ Binti Abi Bakar orang-
orangnya pernah hidup atau tinggal di pondok pesantren. Hal tersebut yang sudah
membangun karakteristik mudah bergaul dengan satu sama lain pada masing-
masing orang. Karena di pondok pesantren jelas di ajarkan rasa kebersamaan, saling
memiliki, saling memahami satu sama lain. Jadi dari awal masuk ke dalam kamar
tersebut sudah banyak yang saling berinteraksi. Bahkan sebelum masuk kamar
dengan adanya kemajuan elektronik membuat terbentuknya grup kamar yang
dimanfaatkan untuk saling berkomunikasi sebelum bertemu secara langsung.
Cara yang digunakan di kamar 11 Asma’ Binti Abi Bakar untuk menimbulkan rasa
saling memiliki contohnya adalah dengan membagi kelompok piket dengan
mengacak orang-orang nya. Dan dalam piket satu dengan piket yang lain akan
berbeda pasangan juga. Saat makan juga biasanya akan menunggu teman satu sama
19
lain. Hal-hal tersebut yang membuat kedekatan di kamar 11 Asma’ Binti Abi Bakar.
20
4. Bentuk-Bentuk Permasalahan Sosial
Permasalahan sosial yang terjadi di dalam kamar 11 Mahad Asma’ Binti Abi
Bakar adalah kurangnya kekompakkan antar anggota kelompok. Ada juga orang
yang merasa lebih dekat dengan salah satu orang lain ataupun ada yang merasa
tidak nyaman dengan yang lainnya. Dan ada juga masalah saat berebut fasilitas yang
ada di dalam kamar, disebabkan karena keterbatasan fasilitas. Permasalahan-
permasalahan terjadi karena perbedaan kepribadian dan jumlah orang dalam satu
kalompok sosial kamar 11 Mahad Asma’ Binti Abi Bakar.
21
dan positif. Contoh dampak negatif yang terjadi adalah tidak semua dilakukan secara
22
bersama-sama dalam satu kamar. Seperti melakukan kegiatan, berbagi cerita, dan
lain sebagainya. Karena permasalahan sosial yang terjadi. Ada yang melakukan
dengan orang yang lebih dekat dan sebagainya.
Adapun dampak positif yang terjadi adalah karena rasa ingin saling menghargai
satu sama lain menjadikan tidak ada masalah yang besar. Masing-masing orang
masih ingin menjadi lebih kompak bersama dengan semua orang dalam satu
kelompok sosial ini dengan berusaha saling memahami masing-masing kepribadian
satu sama lain. Jadi kehidupan dalam kelompok sosial kamar 11 Mahad Asma’ Binti
Abi Bakar semakin baik seiring waktu karena terbiasa.
23
BAB IV
A. Analisa
Dari hasil pengamatan dan pengisian formulir yang telah dilakukan penulis
menemukan adanya perbedaan cara berinteraksi karena perbedaan karakteristik
kepribadian yang dimiliki masing-masing orang di dalam kamar 11. Ada anak yang
memiliki karakteristik kepribadian introvert dimana ia tidak terlalu terbuka dengan
yang lain, juga tidak terlalu membaur dengan anggota kelompok yang lain. Berbeda
dengan anak yang memiliki karakteristik ekstrovert dimana ia lebih bisa berbaur
dengan yang lain, bahkan saat bercerita ia merasa tidak masalah jika di dengar satu
kamar, dan ia akan mencoba membaur dengan teman satu kamar.
B. Pembahasan
Dimana dari hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan ada empat anak
yang memiliki kepribadian introvert dan lima anak yang memiliki kepribadian
24
ekstrovert. Perbedaan antara anak yang introvert dan ekstrovert terlihat dari
bagaimana cara mereka berinteraksi dengan teman mereka. Interaksi yang di
maksut tidak hanya saling berbicara, melainkan hal lainnya juga seperti rasa
kepedulian, bekerjasama, dan lainnya.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang mereka isi di angket formulir yang telah di
sebarkan sebelumnya. Dimana anak dengan kepribadian introvert menganggap
bahwa ia belum memiliki teman dekat untuk diajak bicara, ataupun hanya satu
orang yang dapat mereka ajak bicara. Mereka lebih banyak merasakan hal tidak
nyaman dalam berinteraksi bersama teman mereka. Berbeda dengan anak yang
memiliki kepribadian ekstrovert, mereka menganggap bahwa teman satu kamar
sama dekatnya, meskipun ada teman yang lebih dekat tetapi mereka masih mau
berbagi cerita dengan yang lainnya. Mereka lebih mudah untuk bergaul dan
memulai pembicaraan. Mereka merasa nyaman dengan siapa saja saat berinteraksi.
Selama waktu pengamatan telah terlihat siapa saja anak-anak yang introvert dan
ekstrovert. Hal tersebut terlihat saat awal masuk dimana anak yang memiliki
kepribadian ekstrovert telah memulai pembicaraan terlebih dahulu di dalam kamar
agar suasana tidak canggung. Mereka akan mengajak berkenalan satu kamar. Tetapi
anak yang memiliki kepribadian introvert lebih memilih menerima kenalan dan
menjawab seadanya.
Bahkan sampai saat ini terlihat jelas perbedaan anak yang memiliki kepribadian
introvert dan estrovert. Anak dengan kepribadian introvert cenderung akan
melakukan semua pekerjaannya sendirian. Mereka lebih memilih melakukan
sesuatu sendiri atau kemanapun sendiri mereka tidak masalah. Berbeda dengan
anak dengan kepribadian ekstrovert dimana mereka lebih memilih melakukan
sesuatu bersama- sama. Mereka kadang merasa kurang nyaman jika melakukan
sesuatu sendirian. Misal saat kemanapun mereka pergi, mereka membutuhkan
orang untuk mendampingi mereka. Hal tersebut yang menimbulkan sedikit
kerenggangan di kamar 11 Mahad Asma’ Binti Abi Bakar.
C. Solusi
Juga bagi orang-orang yang memiliki kepribadian lebih mudah bergaul supaya
tetap mengajak teman mereka untuk berinteraksi agar terjalin rasa saling kasih.
Anggota juga harus saling menghargai pendapat teman mereka, menghargai
keputusan, dan menghargai masing-masing kepribadian yang dimiliki. Tetapi
perbedaan kepribadian jangan menjadi halangan untuk saling berinteraksi.
26
BAB V
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas terdapat kesimpulan yang merupakan inti dari laporan
observasi ini. Kesimpulan tersebut adalah kepribadian memang berpengaruh terhadap
interaksi sosial yang terjadi. Pengaruh yang terjadi tergantung dengan masing-masing
kepribadian yang dimiliki yakni:
27
DAFTAR PUSTAKA
Beger, Thomas Luckmann dan Peter L. The Social Construction of Reality . New York:
Penguin Books, 1979.
Sharma, Rajendra K. Social Change and Social Control. New Delhi: Nice Printing Press,
2007.
28