Oleh
Kelompok 3 :
Aprian al furqan (2001010036)
Nurdin (2001010016)
Elsa (2001010003)
2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“pertumbuhan peradaban islam pada era khulafa ar-rasyidin” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
mata kuliah sejarah peradaban islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang paham teknik penulisan karya ilmiah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Terima kasih kepada bapak yusran ady s.ud, s.pd sselaku dosen pengampu mata
kuliah sejarah peradaban islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.
DAFTAR IS
I
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................………3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................………3
C. Tujuan .........................................................................................................………3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5
A. Pertumbuhan Pada Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (11-13 H/632-634 M).5
B. Pertumbuhan Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)........7
a. Perkembangan Politik..........................................................................................7
b. Perkembangan Ekonomi......................................................................................8
c. Perkembangan Pengetahuan................................................................................8
C. Pertumbuhan Pada Masa Khalifah Utsman bin Affan (23-36 H/644-656 M)........9
D. Pertumbuhan Pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)......10
A. Kesimpulan............................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Konflik merupakan konsep sosial yang selalu dimaknai berlainan oleh
setiap orang, bahkan terkadang pemaknaan terhadap konflik membuatnya menjadi
ambigu. Konflik yang oleh sebagain orang dikatakan sebagai suatu tabiat dalam
kehidupan makhluk hidup, baik manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk lainnya, yang
sudah berlaku semenjak makhluk itu pertama kali diciptakan. Melalui sebuah konflik itu
pulalah yang pada akhirnya akan memusnahkan populasi dari makhluk itu sendiri.
Dalam perjalanan hidup manusia, konflik senangtiasa telah menjadi tradisi yang tidak
mungkin bisa dipisahkan, baik dalam pemikiran, akhlak, bahkan dalam bentuk yang
paling destruktif yakni perang.
Dalam Islam sendiri, memang selalu diutamakan kata perdamaian, karena sesuai
dengan makna kata Islam itu sendiri yakni: المDD )سSalamun) yang memiliki makna
/selamat/. Namun, bukan berarti Islam tidak memandang konflik sebagai bagian dari
agama ini, apalagi konflik memiliki posisi diametral dengan perdamaian. Bahkan, bisa
saja Islam akan memberikan pemaknaan konflik dalam bentuk dan formula yang lebih
indah. Sehingga, konflik tidak selamanya harus dipahami sebagai gejala yang destruktif,
dan kontra-produktif, namun bisa menjadi gejala yang konstruktif bahkan produktif.
Dalam sejarah Islam sendiri, berbagai model konflik telah terjadi, yang sebagian
besar bisa diselesaikan, tapi ada pula yang masih menyisakan rasa takut sampai
sekarang akibat konflik yang berkepanjangan. Di Islam, dimulai dengan kedatangan
para nabi Allah yang membawa risalah dari Ilahi, mulai dari Nabi Adam AS. sampai
Nabi Muhammad Saw. Risalah Islam sebagai risalah rahmat bagi semesta alam
merupakan sebuah piranti bagi manusia untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah
Allah di muka bumi. Namun, dalam perkembangannya, risalah Islam tersebut tidak
pernah diterima oleh masyarakat pada zamannya dengan cara taken for Granted.
Sehingga, pada perjalanannya Islam merubah diri dengan desain sebagai r potensi yang
dimiliki manusia. Islam mencoba berada pada garis depan dengan membawa misi
kebaikan dan perdamaian serta kerahmatan. Misi tersebut harus berkompetisi dengan
kebatilan yang juga diserukan oleh manusia lain lewat propaganda Syaitan dan Iblis.
Memang, konflik pada masa Abu Bakar tidaklah seperti pada masa Umar Bin
Khattab. Ketika Umar menjadi pemimpin ada orang-orang yang iri kepadanya, apalagi
proses terpilihnya Umar merupakan kehendak Abu Bakar yang disetujui oleh beberapa
sahabat, seperti Abdurahman ibn Auf, Utsman ibn Affan, dan Thalhah ibn Ubaidillah.
Mereka semua menyetujui usulan yang diberikan oleh Abu Bakar sebelum ia wafat.
Mereka beralasan, bahwa Umar bin Khattab adalah sosok yang pemberani, cerdas, dan
paling ditakuti. Bahkan, apa pun yang Umar katakan, maka tidak ada yang berani
menentangnya. Selain itu, Umar juga adalah sahabat yang selalu mendampingi Sayidina
Abu Bakar ketika menjadi khalifah.
Setelah meninggalnya Umar ibn Khattab, maka kepemimpinan umat Islam
dilanjutkan oleh Utsman bin Affan. Sebelum Umar minggal, ia telah menunjuk enam
anggota dewan syura untuk memusyawarahkan pemilihan khalifah sepeninggalannya. Ia
berwasiat, agar khalifah setelahnya dipilih dari enam calon tersebut. Mereka adalah
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas,
Zubair bin al-Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. Namun, musyawarah yang
dilakukan oleh enam dewan syura tersebut tidak menghasilkan kata sepakat, karena
semuanya memilih orang yang berbeda.
Berbagai fenomena atau konflik yang terjadi di kalangan para sahabat, khususnya
Khulafa’ ar-Rasyidin telah memberikan banyak kesan tentang dunia Islam. Kasus
peperangan dan perebutan paksa wilayah musuh demi memajukan Islam, seolah
menjadi momok yang sangat menakutkan dan telah memberikan gambaran kepada
manusia, bahwa Islam sangat keras. Meski pun pada kenyataannya Islam tidaklah
demikian. Akan tetapi, pandangan subjektifitas masyarakat telah menempatkan Islam
sebagai agama dengan konflik yang tinggi dan bukan agama damai, melainkan agama
peran.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Pertumbuhan Pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)
Ali ibnu Abi Thalib ibnu Abdul Muthalib ibnu Hasyim. Ali adalah putera putra
Abu Thalib, paman Rasulullah. Nama ibunya adalah Fatimah. Ali dilahirkan sepuluh
tahun sebelum Nabi saw. yang diutus oleh Allah menjadi rasul. Sejak kecil ia telah
dididik dalam rumah tangga Nabi saw. segala peperangan yang ditempuh oleh Nabi
juga diikuti oleh Ali, kecuali pada peperangan Tabuk sebab ia disuruh menjaga kota
madinah.25 Ketika ditinggalkan menjaga kota madinah, ia kelihatan agak kecewa.
Kemudian, Nabi saw. berkata kepadanya, “Tidaklah engkau rela wahai Ali agar
kedudukanmu di sisiku sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa?”. Ini telah
membuktikannya sendiri setelah diambilnya Ali menjadi menantunya, suami dari
anaknya Fathimah. Dalam kebanyakan peperangan besar, Ali yang membawa bendera.
Ali termasyhur gagah berani, tangkas dan perwira, amat pandai bermain pedang.
Abu Ishak mengatakan dari Abdullah bahwa ahli madinah yang paling pandai
dalam menghukum (qadhi) ialah Ali bin Abi Thalib.
Khalifah Ali bin abi thalib merupakan orang yang pertama kali masuk Islam
dari kalangan anak-anak. Nabi Muhammad semenjak kecil diasuh oleh kakeknya Abdul
Muthalib, kemudian setelah kakeknya meninggal dia asuh oleh paman nya Abu Thalib.
Karena Rasulullah hendak menolong dan membalas jasa pamannya, maka Ali diasuh
oleh Nabi saw. dan didik. Pengetahuannya dalam agama Islam sangat luas. Karena
dekatnya dengan Rasulullah beliau termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadits
Nabi. Keberaniannya juga masyhur dan hampir seluruh peperangan yang dipimpin
Rasulullah, Ali senantiasa berada di barisan terdepan.
Ketika pada masa Kekhalifahan Abu Bakar, Rasulullah selalu mengajak Ali
untuk memusyawarahkan masalah-masalah penting. Begitu pula Umar bin Khattab
tidak mengambil kebijaksanaan atau melakukan tindakan tanpa musyawarah dengan
Ali. Utsman pun pada masa permulaan jabatannya dalam banyak perkara selalu
mengajak Ali dalam permusyawaratan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Khulafaur Rasyidin menurut bahasa artinya para pemimpin yang mendapatkan
petunjuk dari Allah SWT. Sedangkan menurut istilah yaitu para khalifah (pemimpin
umat Islam) yang melanjutkan kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai kepala negara
(pemerintah) setelah Rasulullah SAW wafat.
Pengangkatan seorang pemimpin atas dasar musyawarah yang dilakukan secara
demokratis sesudah wafatnya Nabi inilah yang disebut Khulafaur Rasyidin. Jumlahnya
ada 4 orang, yaitu:
Sesudah Ali bin Abu Thalib, para pemimpin umat Islam (khalifah) tidak
termasuk Khulafaur Rasyidin karena mereka merubah sistem dari pemilihan secara
demokratis menjadi kerajaan, yaitu kepemimpinan didasarkan atas dasar keturunan
seperti halnya dalam sistem kerajaan.
Dengan wafatnya khalifah Ali, maka masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin
telah selesai karena sesudah itu pemerintahan Islam dipegang oleh khalifah Muawiyah
bin Abu Sufyan secara turun-temurun, sehingga disebut Daulat / Bani Umayyah.
B. SARAN
Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=bab+1+pertumbuhan+peradaban+islam+pada+era+khulafa+arrasyidin&oq
=bab+1+pertumbuhan+peradaban+islam+pada+era+khulafa+ar-
rasyidin&aqs=chrome..69i57.39242j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
http://sejarah.fkip.unej.ac.id/wp-
content/uploads/sites/15/2018/01/
https://evimelda.wordpress.com/2016/09/24/sejarah-peradaban-islam-
khulafaur-rasyidin/