Anda di halaman 1dari 9

NILAI INFLASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Muh. Ridwan Saenong, Alfryanda

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah | Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum Islam

Institut Agama Islam Negeri Parepare

Email: ridwanindonesia2007@gmail.com dan alfryandafyra@gmail.com

ABSTRAK

Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum secara terus menerus dari suatu
perekonomian. Dalam perspektif ekonomi konvensional inflasi dibedakan menjadi tiga (3) yaitu
berdasarkan sebab, asal dan tingkat keparahannya. Sedangkan Perspektif Islam memandang
bahwa inflasi dibagi menjadi dua berdasarkan sebabnya yaitu natural inflation dan human error
inflation. Inflasi menjadi salah satu masalah dalam perekonomian yang selalu dihadapi setiap
negara dengan tingkat inflasi yang berbeda setiap waktu. Dampak yang ditimbulkan inflasi
sendiri seringkali identik dengan dampak negatif karena kenaikan harga barang sehingga
membuat daya beli masyarakat menurun, terutama masyarakat berpendapatan menengah ke
bawah. Inflasi merupakan salah satu faktor kenapa kurs atau nilai tukar uang berubah-ubah.
Negara yang inflasinya rendah atau stabil, nilai mata uangnya jarang sekali mengalami
pelemahan terhadap mata uang lain. Berbeda dengan negara yang inflasinya lebih sering naik
ketimbang turunnya, nilai mata uangnya lebih sering melemah dan sewaktu-waktu menguat
(tidak stabil). Oleh karena inflasi tidak dapat dihindari, maka dibutuhkan kebijakan makro
ekonomi dalam mengatasi inflasi yakni menstabilkan harga dan memprediksikan terjadinya
inflasi. Sehingga masyarakat mampu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik.

Keywords : Inslasi, Nilai tukar, Ekonomi

1. PENDAHULUAN

Uang dalam perekonomian dapat memberikan sebuah arti penting, adanya ketidakadilan
dari alat ukur yang terjadi akibat adanya instabilitas atau tidak stabinya nilai tukar uang sehingga
dapat mengakibatkan sebuah perekonomian tidak berjalan pada titik keseimbangan. Hal ini
semakin mempersulit untuk merealisasikan keadilan dalam sosial ekonomi dan kesejahteraan
sosial. Ibn Khaldun mengatakan bahwa suatu negara tidak akan mungkin mampu melakukan
pembangunan secara berkesinambungan tanpa adanya keadilan dalam sistem yang dianutnya.1
Peran uang tidak perlu diragukan lagi karena uang dapat mempermudah kegiatan ekonomi
masyarakat. Oleh karena itu, permintaan uang menjadi tinggi seiring dengan pentingnya fungsi
uang. Masyarakat dalam kehidupan membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
sedangkan negara juga membutuhkan uang untuk menjalankan perekonomian.

Pada saat tingkat harga secara umum naik, masyarakat dipaksa mengeluarkan uang lebih
untuk dapat memenuhi jumlah barang atau jasa yang sama. Inflasi tidak akan berlanjut jika tidak
diikuti dengan berbagai cara. Apabila konsumen tidak dapat memperoleh pendapatan yang lebih
untuk memenuhi kebutuhan barang demi mempertahankan tingkat pembelanjaannya, maka
konsumen akan membatasi pembelian dengan membeli lebih sedikit yang kemudian juga secara
tidak langsung membatasi kemampuan penjual untuk dapat menaikkan harga.

Inflasi ditandai dengan kenaikan harga barang, hal ini merupakan suatu peristiwa sistem
moneter yang umum di hampir semua Negara termasuk Negara maju maupun Negara
berkembang. Inflasi dapat menyebabkan keresahan di masyarakat jika terjadi secara terus
menerus (berkepanjangan). Inflasi adalah kenaikan tingkat harga umum, inflasi seperti halnya
sebuah penyakit sehinggal perlu dilakukan kontroling terhadap inflasi yang terjadi. Naiknya
harga akan semakin mempersulit masyarakat, terutama masyarakat yang memiliki penghasilan
lebih rendah dan mereka yang pendapatan tetap. Dengan jumlah uang yang sama diperoleh lebih
banyak barang menjadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Secara umum, inflasi berarti
kenaikan tingkat harga umum barang-barang komoditi secara keseluruhan dari nilai satuan
perhitungan moneter. 2

Masalah inflasi merupakan masalah yang pada dasarnya selalu terjadi di dalam suatu
negara baik di negara maju maupun di negara berkembang, seperti yang terjadi negara kita
Indonesia. Bahkan saat ini Indonesia sedang mengalami inflasi Minyak Goreng dan Bahan Bakar
Minyak (BBM). Salah satu cara untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menggunakan
kebijakan moneter. Kebijakan moneter ditentukan oleh rencana dan tindakan otoritas sistem
moneter yang terkoordinasi demi untuk menjaga keseimbangan, stabilitas moneter nilai uang,

1 M. Umer Chapra, Why has Islamic Probihited Interest? Review of Islamic Economics, No. 9, (2000), h. 5-20.
2 Douglas Greenwald, Encyclopedia of Economic, (New York : McGraw-Hill Inc. , 1982), h. 510
mendorong kelancaran produksi dan pengembangan, dan memperluas kesempatan kerja untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat. 3

2. PEMBAHASAN
2.1 Equiblirium in Floating Exchange rate

Kurs atau yang juga sering disebut valuta asing (exchange rate) adalah tingkat harga yang
disepakati penduduk kedua Negara sehingga dapat saling melakukan perdagangan. 4 Kurs sering
pula diartikan valas ataupun nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
Mata uang yang umumnya digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam
transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency, yaitu mata uang
yang nilainya relatif stabil dan terkadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan
dengan mata uang lainnya. Pemerintah dan swasta dari suatu negara yang pada umumnya
memiliki total Valas yang disebut juga sebagai cadangan devisa negara tersebut yang dapat
diketahui dari posisi Balance of Payment (BOP) atau neraca pembayaran internasional. Semakin
banyaknya valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk dalam suatu negara
maka hal berarti semakin besar pula kemampuan negara tersebut dalam melakukan transaksi
ekonomi dan keuangan internasional serta makin kuat pula nilai mata uang. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa nilai tukar mata uang adalah harga dari mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain yang dipergunakan dalam melakukan perdagangan antara dua
negara dimana nilainya ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari kedua mata uang.

Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate - FER) ; Kurs mengambang


merupakan nilai kurs mata uang yang besarnya ditentukan oleh kekuatan pasar atau permintaan
dan penawaran mata uang asing. Dalam sistem kurs ini nilai mata uang dalam negari akan selalu
berubah, bisa naik bisa juga turun terhadap mata uang asing. Jika permintaan dalam negeri
terhadap mata uang asing (dollar Amerika) naik maka nilai dollar Amerika akan naik terhadap
mata uang dalam negeri (rupiah), akan tetapi jika permintaan atau yang membeli dollar Amerika
turun maka nilai dollar Amerika juga akan turun. Sedangkan apabila penawaran atau yang
menjual mata uang asing (dollar Amerika) naik maka akibatnya nilai dollar Amerika akan turun.
Begitu juga sebaliknya. Dengan demikian dalam sistem kurs mengambang penentuan tinggi

3 Aliminsyah, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, (Bandung:Yrama Widya, 2006), h. 186
4 Mankiw, N. Gregory. 2006. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat, h. 128
rendahnya kurs mata uang ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan dan penawaran terhadap
mata uang tersebut.

Equilibrium exchange rate atau nilai tukar ‘penyeimbang, apabila nilai tukar ekuilibrium
menjadi nilai tukar yang memenuhi penawaran dan permintaan atas mata uang tertentu. 5
Terdapat pendekatan Purchasing Power Parity atau PPP, yakni pendekatan paritas daya beli.
Pendekatan ini dimulai dengan hipotesis bahwa nilai tukar nominal suatu mata uang akan
melakukan penyesuaian sehingga daya beli mata uang tersebut bisa berlaku dengan sama di
tiap-tiap negara.6 Selain pendekatan PPP, terdapat pula arbitrage atau arbitrase, yakni
penyeimbangan dari harga yang berbeda akibat perbedaan lokasi. Arbitrase adalah pembelian
dan penjualan mata uang tertentu untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan harga di tempat
yang berbeda.7 Arbitrasi menyeimbangkan harga dari mata uang yang sama di berbagai penjuru
dunia untuk memastikan konsistensi nilai tukar mata uang tersebut meskipun digunakan untuk
bertransaksi di lokasi-lokasi yang berbeda.8

Sistem ini terbagi dua macam yaitu, Free Floating Rate (kurs mengambang bebas) yaitu
Sistim nilai tukar ini akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi
ekuilibrium yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal negara bersangkutan. Jadi dalam
sistem nilai tukar ini seharusnya tidak ada campur tangan pemerintah. Sedangkan system yang
apabila pemerintah turut serta mempengaruhi nilai kursnya disebut Managed gloating Exchange
rate atau kurs mengambang terkendali. Dengan kata lain, penetapan dalam kurs ini tidak
sepenuhnya diserahkan pada aktivitas pasar valas. Dalam pasar ini masih ada campur tangan
pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam sistem ini, pergerakan
nilai tukar tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang saja. 9

5 Barbara Ingham. 2004. “Foreign Exchange Market”, dalam International Economics: European Focus. Prentice
Hall, Pt. 2, Ch. 9, pp. h.167
6 , Kenneth A Reinert. 2012. “Exchange Rates & Purchasing Power Parity”, dalam An Introduction to International

Economics: New Perspectives on the World Economy. Cambridge: Cambridge University Press, Pt. 3, Ch. 14, pp.
h.233
7
Barbara Ingham. 2004. “Foreign Exchange Market”, dalam International Economics: European Focus. Prentice
Hall, Pt. 2, Ch. 9, pp. h.169
8 Ibid., h.177
9 Zainal Arifin H. Masri and Syamsul Hadi ,“Nilai Tukar Dan Kedaulatan Rupiah”, SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1

(2016), h.66
2.2 Penawaran uang dengan nilai tukar mata uang jangka pendek

Penawaran uang adalah jumlah uang beredar dan tersedia dalam suatu perekonomian.
Adanya kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mengatur penawaran uang
atau mengatur jumlah uang yang bererdar. Jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang searah
dengan pergerakan nilai tukar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Artinya
semakin banyak jumlah uang yang beredar di dalam negeri maka ceteris paribus, nilai tukar
rupiah terhadap dollar amerika akan melemah (depresiasi). Arah pengaruh yang sama dari
jumlah uang beredar terhadap nilai tukar baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang dapat dimaknai tidak terjadinya kekakuan harga dalam jangka pendek.

Kondisi pushasing power parity terjadi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Meskipun demikian, tidak berarti kebijakan yang meliputi penyerapan terhadap ekses
likuiditas rupiah di pasar melalui instrumen Operasi Pasar Terbuka tidak lagi diperlukan. Karena
pada prinsipnya peningkatan dalam penawaran uang juga akan menyebabkan melemahnya mata
uang domestik, tanpa berpengaruh terhadap tingkat suku bunga riil; tidak terdapat efek likuiditas
jangka pendek di dalam model.

2.3 Teori Nilai Tukar Islami

Istilah nilai tukar biasa disebut kurs. Kurs adalah perbandingan nilai tukar uang suatu
Negara dengan mata uang Negara asing atau perbandingan nilai tukar valuta antar Negara.
Dalam pandangan ekonomi Islam, kurs atau aktivitas pertukaran mata uang disebut aktivitas
sharf. Hukum dalam aktivitas sharf ini adalah mubah. Sharf merupakan jual beli atau pertukaran
antara satu mata uang dengan mata uang lain, misalnya rupiah dengan dolar, dolar dengan yen
dan sebagainya.10

Teori ekonomi Islam bukanlah suatu ilmu baru dari teori ekonomi yang telah ada
sekarang. Sistem ekonomi Islam membolehkan prinsip-prinsip dan hukum ekonomi modern
yang telah ada selagi tidak bertentangan dengan yang dilarang dalam Islam. Dalam islam, teori
sistem ekonomi Islam dalam nilai tukar sangat erat hubungannya dengan faktor kebutuhan.
Dimana yang menjadi pendorong orang-orang untuk melakukan pertukaran mata uang adalah

10Leni Saleh, Perubahan nilai tukar uang menurut perspektif ekonomi islam, Jurnal studi ekonomi dan bisnis islam,
vol. 1 no. 1 2006, h. 72
karena adanya kebutuhan salah seorang dari dua penukar pada mata uang yang menjadi milik
penukar lain. Teori ekonomi islam dalam nilai tukar uang yaitu sebagai berikut:

a. Dalam nilai tukar uang, baik dilakukan dalam satu negara ataupun antar negara, wujud
transaksi itu harus jelas, kontan, ada pada saat dilaksanakan transaksi, dan jenis serta
kuantitasnya harus sama (jika dilakukan dalam satu negara yang mata uang sama atau negara
yang mata uangnya berdasar emas dan perak).

b. Uang bukan komoditas, praktek penggandaan uang dan spekulasi dilarang, sehingga
bentuk-bentuk transaksi maya dapat dihindarkan. Dalam system ekonomi Islam, segala bentuk
transaksi maya dilarang, karena pasar uang akan tumbuh jauh lebih cepat daripada pertumbuhan
pasar barang dan jasa. pertumbuhan yang tidak seimbang akan menjadi sumber krisis seperti
terjadi sekarang. pelarangan riba pada hakikatnya merupakan pelanggaran transaksi maya.11

2.4 Perubahan harga yang terjadi di dalam negeri

Secara umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang
atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran).
Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada tiga jenis perubahan harga yaitu : (1)
perubahan harga umum, (2) perubahan harga spesifik, dan (3) perubahan harga relative.

1. Perubahan Harga Umum Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau


penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Terjadi
perubahan meskipun manfaat atau daya tukar barang sama. Perubahan tersebut dapat
disebabkan pada umumnya oleh kekuatankekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya
uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa
dalam perekonomian suatu negara. Penyebab lain adalah ketidakseimbangan antara
permintaan dan penawaran barang dan jasa secara umum atau perubahan harga pasar
dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai oleh perubahan
seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama.
2. Perubahan Harga Spesifik Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang
tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga

11Leni Saleh, Perubahan nilai tukar uang menurut perspektif ekonomi islam, Jurnal studi ekonomidan bisnis islam,
vol. 1 no. 1 2006, h. 72.
berubah baik di pasar masukan maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik terjadi
karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di
bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap
kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat. Terjadi perubahan
meskipun tidak terjadi perubahan daya beli
3. Perubahan Harga Relatif Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan
perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat
harga umum seluruh barang dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga
setelah pengaruh perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan.

Perubahan harga didalam negeri selalu berkaitan dan mempengaruhi tingkat inflasi yang
ada di Indonesia. Salah satu contohnya yaitu perubahan harga pada Bahan Bakar Minyak
(BBM), memasuki era reformasi, yang ditandai oleh krisis moneter dan ekonomi pada tahun
1998, gejolak harga minyak dunia yang cenderung terus meningkat telah membuat pemerintah
Indonesia kesulitan dalam memenuhi anggaran pembangunan. Hal ini disebabkan oleh dasar
patokan APBN adalah harga minyak dunia, sementara posisi Indonesia sudah menjadi negara
pengimpor bersih terhadap minyak bumi (BBM). Untuk melindungi kepentingan konsumen yang
sebagian besar masih tergolong rendah, maka pemerintah terpaksa memberikan subsidi harga
BBM di dalam negeri. Namun hal ini tampak semakin memperberat usaha pemenuhan keuangan
pada APBN Indonesia setiap tahunnya. Untuk mengurangi beban pada APBN tersebut, pilihan
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan mengurangi subsidi BBM. Namun
dampaknya cenderung menyebabkan kenaikan harga-harga umum.

Masa reformasi sekarang ini gejolak kenaikan harga dunia justru berpengaruh terhadap
terhadap beban APBN yang menanggung subsidi terhadap konsumen bahan bakar minyak.
Sehubungan dengan itu, timbul permasalahan bagi pemerintah antara pilihan menanggung
subsidi yang semakin besar atau menguragi subsidi dengan konsekuensi meningkatnya inflasi
karena naiknya harga BBM di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh posisi Indonesia sudah
tidak lagi menjadi bagian anggota OPEC, malahan sudah menjadi negara pengimpor neto
terhadap bahan bakar minyak (BBM). 12

12Harunurrasyid, Pengaruh Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 11, No. 2, 2013, h.79
3. Kesimpulan

Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate - FER) ; Kurs mengambang merupakan
nilai kurs mata uang yang besarnya ditentukan oleh kekuatan pasar atau permintaan dan
penawaran mata uang asing. Dalam sistem kurs ini nilai mata uang dalam negari akan selalu
berubah, bisa naik bisa juga turun terhadap mata uang asing. Equilibrium exchange rate atau
nilai tukar ‘penyeimbang, apabila nilai tukar ekuilibrium menjadi nilai tukar yang memenuhi
penawaran dan permintaan atas mata uang tertentu.

Penawaran uang adalah jumlah uang beredar dan tersedia dalam suatu perekonomian.
Adanya kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mengatur penawaran uang atau
mengatur jumlah uang yang bererdar. Jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang searah
dengan pergerakan nilai tukar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Artinya
semakin banyak jumlah uang yang beredar di dalam negeri maka ceteris paribus, nilai tukar
rupiah terhadap dollar amerika akan melemah (depresiasi).

Dalam pandangan ekonomi Islam, kurs atau aktivitas pertukaran mata uang disebut
aktivitas sharf. Hukum dalam aktivitas sharf ini adalah mubah. Sharf merupakan jual beli atau
pertukaran antara satu mata uang dengan mata uang lain. Teori ekonomi islam dalam nilai tukar
uang yaitu Dalam nilai tukar uang, baik dilakukan dalam satu negara ataupun antar negara,
wujud transaksi itu harus jelas, kontan, ada pada saat dilaksanakan transaksi, dan jenis serta
kuantitasnya harus sama. Uang bukan komoditas, praktek penggandaan uang dan spekulasi
dilarang, sehingga bentuk-bentuk transaksi maya dapat dihindarkan.

perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang
sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Karakteristik
perubahan harga barang dan jasa, ada tiga jenis perubahan harga yaitu : (1) perubahan harga
umum, (2) perubahan harga spesifik, dan (3) perubahan harga relative.
DAFTAR PUSTAKA

Chapra, M. Umer, (2000), Why has Islamic Probihited Interest? Review of Islamic Economics,
No. 9, h. 5-20.
Greenwald, Douglas, (1982) Encyclopedia of Economic, (New York : McGraw-Hill Inc.
Aliminsyah, (2006) Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, (Bandung:Yrama Widya).
Mankiw, N. Gregory. 2006. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba
Empat,
Ingham, Barbara. 2004. “Foreign Exchange Market”, dalam International Economics: European
Focus. Prentice Hall, Pt. 2, Ch. 9, pp. 155-178.
Reinert, Kenneth A. 2012. “Exchange Rates & Purchasing Power Parity”, dalam An
Introduction to International Economics: New Perspectives on the World Economy.
Cambridge: Cambridge University Press, Pt. 3, Ch. 14, pp. 227-244.

Zainal Arifin H. Masri and Syamsul Hadi ,“Nilai Tukar Dan Kedaulatan Rupiah”, SOSIO-E-
KONS, Vol. 8 No. 1 (2016), h.62-71.
Saleh,Leni, Perubahan nilai tukar uang menurut perspektif ekonomi islam, Jurnal studi ekonomi
dan bisnis islam, vol. 1 no. 1 2006, h. 68-79

Harunurrasyid, Pengaruh Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat
Inflasi di Indonesia, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 11, No. 2, 2013, h.78-90.

Anda mungkin juga menyukai