Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

KELOMPOK 3

1. Azriani Ahmad Wardi (2020203874234022)


2. Khemal Fasal (2020203874234018)

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM


JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
INSTITUSI AGAMA ISLAM
NEGERI PAREPARE 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan rahmat karunia, sertahidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah

mengenai “pancasila sebagai suatu sistem filsafat” ini.

Kami sudah berusahan semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini

sebaik mungkin, namun tidak ada gading yang takretak.Untuk itu, kami berharap

ada nyakritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang aakan datang,

mengingat tidak ada yang sempurna tanpa adanya sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya, sekirannya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun bagi siapapun yang membacanya.Akhir kata, kami mohon maaf

apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan kami mohon maaf.

Sidrap, 14 Oktober 2020

Kelompok 3

2
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................4

C. Tujuan Masalah...................................................................................4

BAB.II. PEMBAHASAN..............................................................................5

A. Pengertian Filsafat dan Sistem Filsafat...............................................5

B. Pengertian Pancasila secara Filsafat...................................................6

C. Fungsi Pancasila sebagai Filsafat.......................................................6

D. Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai  


Sistem Filsafat....................................................................................8
BAB.III. PENUTUP......................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................9

B. Saran...................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana


tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga
Negara Indonesia wajib untuk mempelajari, menghayati, mendalami dan
menerapkan nilai-nilai pancasila dalam setiap bidang kehidupan.
Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-nilaidan
pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan
sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Asas Ketuhanan Yang
Maha Esa sebagai asas fundamental dalam kesemestaan, dijadikan pula asas
fundamental kenegaraan.
Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila
sebagai kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada
pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari
pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak pada pancasila,
sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas dan berbeda
dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah disebut sebagai
filsafat secara obyektif
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Filsafat dan Sistem Filsafat ?
b. Bagaimanakah pengertian Pancasila secara Filsafat ?
c. Fungsi Pancasila sebagai Filsafat ?
d. Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai  Sistem
Filsafat
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian Filsafat dan Sistem Filsafat
b. Untuk Mengetahui pengertian Pancasila secara Filsafat
c. Untuk Mengetahui Fungsi Pancasila sebagai Filsafat
d. Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai  Sistem
Filsafat

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi filsafat dan sistem filsafat
1. Pengertian filsafat
Kata falsafah/filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu: philosophia,
philo/philos/philein yang artinya cinta /pencinta/mencintai dan Sophia,
yang berarti kebijakan/ wisdom /kearifan/ hikamah / hakikat kebenaran.
Jadi filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan atau hakikat kebenaran.
Beberapa istilah filsafat dalam berbagai bahasa, misalnya “falsafah”
dalam bahasa arab, “philosophie” bahasa belanda, “philosophy” dalam
bahasa inggris dan masih banyak lagi istilah dalam bahasa lain, yang pada
hakekatnya semua istilah itu mempunyai arti yang sama.
Secara umum pengertian filsafat Dalam arti ini, filsafat digunakan
untuk menyebut berbagai petanyaan yang muncul dalam pikiran manusia
tentang bebagai kesulitan yang dihadapinya, serta berusaha untuk
menemukan solusi yang tepat. Misalnya ketika menanyakan: “siapakah
kita?”, ”mengapa kita ada di sini?”, “kemana kita akan berlalu”, “apakah
kebaikan dan kejahatan itu”, “bagaimanakah karakter alam, “apakah ia
memiliki tujuan?”, “bagaimanakah kedudukan manusia di alam ini?”, dan
seterusnya. Beginilah seorang ahli yang bernama Aristoteles memahami
filsafat, ketika ia menyebutnya sebagai sebuah nama dari ilmu dalam arti
yang paling umum.
2. Pengertian sistem filsafat
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Suatu system
filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas,
falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori terjadinya pengetahuan
manusia dan logika.

5
B. Pancasila sebagai sistem filsafat
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan,
saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa
dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian
(sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu
struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat
dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu
pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha
Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat
bangsa dan negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang obyektif,
yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu
yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga Pancasila sebagai
suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat
yang lain misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat
yang lain.
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar
negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi
masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan
menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Filsafat negara kita
ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa Indonesia sebagai
pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman
dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari.
C. Fungsi Pancasila sebagai Filsafat
Fungsi pancasila sebagai sistem filsafat dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia seperti berikut :Bidang Keagamaan.
1. Pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila dipergunakan sebagai dasar Negara untuk mengatur
pemerintahan dan penyelenggaraan Negara. Pancasila sebagai dasar

6
Negara dinyatakan dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945 Alinea
IV dan merupakan landasan konstitusional.
2.  Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Dalam hal ini, pancasila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan
semua tingkah laku dan tindak perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai
dan merupakan pancaran dari semua sila pancasila.
3.  Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Dalam hal ini, pancasila sebagai penggerak atau dinamika serta
pembimbing kearah tujuan untuk mewujudkan masyarakat pancasila.
Pancasila dalam hal ini dijelasakan dalam teori von savigny bahwa setiap
bangsa mempunyai jiwanya masing-masing yang disebut volksgeist (jiwa
rakyat atau jiwa bangsa).
4. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Dikatakan sebagai perjanjian luhur karena pancasila ini disetujui
oleh wakil-wakil rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia.
5.  Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Hal ini, berarti pancasila berfungsi dan berperan dalam
menujukkan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat dibedakan
dengan bangsa lain, yaitu sikap mental , tingkah laku dan amal perbuatan
bangsa Indonesia.
6.  Pancasila sebagai moral pembangunan
Hal ini mengandung maksud nilai-nilai luhur pancasila (norma-
norma yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945) di jadikan tolak
ukur dalam melaksanaka pembangunan nasional, baik dalam, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasi.
7. Memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan
bernegara.
8. Memberikan dan mencari kebenaran yang substansif tentang hakikat
negara, ide negara, dan tujuan negara.
9. Sebagai pedoman yang mendasar bagi warga negara Indonesia dalam
bertindak dan bertingkah laku dalam kehidupan sosial masyarakat.

7
D. Kedudukan  Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai  Sistem
Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-
masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur
bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya.
Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia
sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila
merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal
yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat
universal. Berdasarkan hal tersebut,  dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari
Pancasila, yang tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu berubah
ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini mengemukakan Pancasila
dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah
darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik
Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa
Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan
persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang
menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu, melainkan
dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki,
susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk  sosial, dan kedudukan kodratnya
adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom).
Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling berhubungan
erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi
bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang
menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan
dasar filsafat Negara Indonesia.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat ialah alam berpikir atau alam pikiran. Berfilsafat berarti berpikir
secara mendalam dan berpikir sampai ke akar-akarnya dengan sungguh-
sungguh tentang hakikat sesuatu.
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara
yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-
masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan
kehidupan bernegara di Indonesia.
Susunan Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis, yaitu Unsur-
unsur hakikat manusia. Pancasila sebagai suatu system filsafat berperan
sebagai pedoman masyarakat dalam bertingkah laku.
B. Saran

Kami menyadari spenuhnya bahwa makalah kami ini masih jauh dari

kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangngun untuk perbaikan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

9
DAFTAR PUSTAKA

Antoni, Condra. 2010. Filsafat Pancasila Sebagai Basis Pergerakan Mahasiswa,


Kehidupan Sosial, Dan Spirit Kewirausahaan. Politeknik Negeri Batam:
Batam.
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi Berdasarkan SK Dirjen DIKTI
n0.43/DIKTI/KEP/2006.Yogyakarta: Paradigma.
Sutono, Agus. 2015. Meneguhkan Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan
Nasional. Jurnal Ilmiah CIVIS. Vol. V, No. 1.
Noporin. Dasar falsafah negara. Jakarta : Pantjoran Tujuh, 1980.
Noto nagoro. Pancasila secara ilmiah popular. Jakarta : Pantjoran Tujuh, 1984.
Salam,H, Burhanuddin.filsafat pancasilaisme. Jakarta : Rineka Cipta.1998.
Arifin. Pendidikan Kewarganegaraan. Sumedang: STKIP Press. 2010.
Hamid Darmadi. Pendidikan Pancasila, Konsep Dasar dan Implementasi.
Bandung: Alfabeta. 2010.
Jalaludin ,dkk. FilsafatPendidikan . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai