Anda di halaman 1dari 54

Macam-macam Metode

Penyambungan Logam dan


Klasifikasi Pengelasan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2015
Konsep materials science

Hubungan Struktur - Sifat Material

Komposisi

Struktur Sifat
Proses

Aplikasi

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Konsep materials science

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Apa itu proses?

Sangat beragam; umumnya suatu produk dihasilkan dari kombinasi


beberapa proses

Pilihannya tergantung pada sifat material dan persyaratan produk


serta biaya.

• casting - molten material allowed to solidify into shape in a


mold cavity

• forming and shaping - rolling, forging, extrusion, drawing,


sheet forming, P/M, molding

• machining - shape formed by removal of material

• joining - welding, soldering, adhesive joining, brazing

• Finishing operations - polishing, coating, e.t.c.


PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS
Faktor yang harus dipertimbangkan
dalam proses manufaktur suatu produk

 Material Properties
 Design of Part
 Process Selection
 Inspection of Finished Part
 Codes and Standards for Production

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Materials properties

 Strength
 Weight
 Elastic Modulus
 Fatigue Properties
 Impact Properties
 Thermal/Electrical Properties
 Corrosion Properties
PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS
Apa itu Penyambungan Material

Penyambungan material merupakan salah satu proses


manufaktur yang menyatukan satu material dengan
lainnya (solid material), untuk menciptakan suatu produk.

Jenis material yang dapat disambung dari waktu ke waktu


selalu berkembang, mulai dari logam (terbesar), polymer,
keramik, material elektronika dan komposit.

Pengelasan (welding) metode penyambungan paling


banyak digunakan.

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Penyambungan Material

Other material joining

Welding
Other metal joining

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Proses penyambungan logam

Proses penyambungan dapat dibedakan dalam 2 (dua) kategori besar:


sambungan non permanen dan permanen.

1. Sambungan Non Permanen, jenis sambungan dimana bagian


logam yang disambung dapat dilepas kembali tanpa merusak bagian
yang disambung tersebut. contoh : mur dan baut

2. Sambungan Permanen, jenis sambungan dimana bagian logam


yang disambung tidak dapat dilepas kembali dan apabila dilakukan
pelepasan sambungan akan mengakibatkan kerusakan bagian logam
yang disambung tersebut. Contoh : Pengelasan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Metode penyambungan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Mechanical fastening

Jenis Fastener:
• bolts, nuts, pins, screws, nails, rivets, stitches, staples

Keunggulan.
• Hampir semua bentuk material dapat disambung
• Sambungannya umumnya bersifat sementara atau semi-
permanen.
• Umumnya tidak mahal;
Kelemahan:
• Kekuatan rendah.
• Menambah berat
• Perlu persiapan khusus (lubang untuk fastener)
• Pusat tegangan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Adhesive bonding

Fundamental:
• Proses penyambungan dua atau lebih komponen solid dengan adhesive
substance.
• Material yang akan disambung dapat berbeda atau sama.
• material lapisan adhesive umumnya polymer (alam atau sintetik).
Ketebalan lapisan tsb umumnya < 0.02” (0.5 mm).
Struktur sambungan
• Umumnya terdiri dari dua permukaan substrate dengan gap yang terisi
oleh material adhesive.
Keunggulan:
• Dapat menyambung dua material yang berbeda (misal, logam dengan
non logam)
Kelemahan:
• Bukan structural materials
• Degradasi terhadap lingkungan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Pengelasan (Welding)

Pengertian pengelasan berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen),


merupakan ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Metoda pengelasan dapat dikelompokkan atas:
• Fusion
• Soldering and Brazing
• Solid-state (diffusion bonding)
Semua metoda pengelasan menghasilkan sambungan permanen. Hasil
proses soldering dan brazing dapat dilepas dengan penuh kehati
hatian.

Semua metoda pengelasan memerlukan pengontrolan kualitas secara


menyeluruh dan prosedur inspeksinya.
PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS
Pengelasan (Welding)

Soldering
• Soldering umumnya dikategorikan sebagai soft soldering
menggunakan logam paduan dengan titik lebur rendah. Digunakan
untuk electrikal , koneksi konduktor termal dan sambungan
berkekuatan mekanik rendah.
• Soldering tidak digunakan untuk aplikasi struktural.
Brazing
• Brazing sebenarnya sama dengan soldering, bedanya pada logam
paduan yang digunakan memiliki titik lebur lebih tinggi dari pada
soldering.

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Pengelasan (Welding)

Fusion Welding
• merupakan proses penyambungan yang melibatkan proses pencairan
kedua logam induk yang akan disambung sehingga terjadi
pencampuran kedua material dan membeku menjadi satu kesatuan.
Dalam proses ini dapat digunakan kawat pengisi pada sambungan dan
dapat juga tanpa kawat pengisi yang dikenal dengan terminologi
autogeneous welding.
Solid state welding
• merupakan proses penyambungan dimana dua buah logam dipanaskan
hingga plastis (tanpa kawat pengisi) yang kemudian disatukan dengan
bantuan tekanan, misalnya dengan palu. Pada proses ini logam
induknya tidak mengalami pencairan. Penyambungan terjadi karena
adanya difusi atom pada permukaan sambungan .

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Prinsip Metoda Penyambungan Material

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Metoda penyambungan logam dan aliran
tegangan dalam sambungan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Seberapa besarkah Nilai Ekonomi
Penyambungan Material
Besarnya nilai tambah dari aplikasi teknologi
penyambungan pada sektor manufaktur terhadap
ekonomi nasional
• Jerman sebesar 22,6 milyar euro dengan penyediaan lapangan
kerja sejumlah 390.000 orang.
• Eropa, sebesar 86 milyar euro pada tahun 2007 dengan
melibatkan 2 juta pekerja.
• Canada, sepertiga dari Gross National Product (GNP) dengan
melibatkan 300.000 lapangan pekerjaan.
• Amerika, sebesar sepertiga dari Gross Domestic Product (GDP).
• Korea Selatan pada tahun 2007, sebesar 27,9 % dari Gross
Domestic Product (GDP).

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Beberapa Industri Manufaktur Yang
bergantung pada Proses Penyambungan:
 Automotive

 Heavy Equipment

 Aerospace

 Electronics

 Medical Products

 Electric Power

 Petrochemical, etc.

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Mechanical Fastening

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Mechanical Fastening

 Baut, mur, screws, pins, rivets (paku keling)


 Membutuhkan lubang
 Desain harus hati-hati
 Lubang dibuat dengan proses permesinan (banyak
proses sehingga memiliki banyak karakteristik)
 Lubang cenderung menyebabkan adanya konsentrasi
tegangan sehingga mengurangi fatigue life
 Dapat meningkatkan fatigue life dengan cara
memberikan tegangan tekan (compressive residual
forces) pada bagian dinding lubang.

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Advantages of fasteners

 Dapat digunakan pada bentuk dan jenis material yang berbeda

 Sambungan biasanya bersifat sementara atau semi permanen,


untuk mempermudah proses assembly berikutnya

 Umumnya murah, karena tidak membutuhkan prosedur khusus


atau kualifikasi tertentu

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Disadvantages to using fasteners

 Fastener tidak didesain memiliki kekuatan yang sama dengan base


material, terutama pada base material berupa logam

 Menambah berat

 Dengan adanya lubang maka menimbulkan konsentrasi tegangan

 Membutuhkan proses tambahan berupa pembuatan lubang


sehingga menambah alur proses

 Pemasangan sulit dikerjakan dengan system robotic (membutuhkan


manusia)

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Pemilihan Mechanical Fastener

 Pemilihan fastener tergantung pada:


 Design requirements
 environment in which the fastener will be used.
 Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan fastener
 Fungsi dari fastener
 Operasi lingkungan
 Tipe beban saat digunakan
 Tebal material yang disambung
 Tipe material yang disambung
 Konfigurasi sambungan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Jenis Mechanical Fastener

 Non-threaded
 Nails
 Rivets
 Staples
 Special fasteners
 Cotter pin
 Corrugated fasteners
 Glazing pins
 Skotch fasteners
 Threaded
 Screws
 Bolts
 Nuts
PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS
Types of Bolts

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Types Screws

Machine & cap screws

Setscrew

Thumbscrews

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Sheet Metal Screws

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Rivets (sambungan keling)

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Adhesive Bonding

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Fundamentals of adhesive bonding

Fundamental:
• Proses penyambungan dua atau lebih komponen solid dengan
adhesive substance.
• Material yang akan disambung dapat berbeda atau sama.
• material lapisan adhesive umumnya polymer (alam atau
sintetik). Ketebalan lapisan tsb umumnya < 0.02” (0.5 mm).
Struktur sambungan
• Umumnya terdiri dari dua permukaan substrate dengan gap
yang terisi oleh material adhesive.
Keunggulan:
• Ddapat menyambung dua material yang berbeda (misal, logam
dengan non logam)
Kelemahan:
• Bukan structural materials
• Degradasi terhadap lingkungan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Why Adhesive Bonding?

 Perbedaan material
 Plastic to metal
 Material rusak ketika disambung secara
mekanik
 Peredam getaran
 Laminate structures

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Structure of adhesive joint

Adhesive joint merupakan penyambungan antara 2 material


dengan menggunakan adhesive material yang diisikan
kedalam celah antara material yang disambung.

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Failure of adhesive bonding

Structural failure - internal failure yakni kerusakan pada material yang


disambung
Adhesive failure - interfacial failure yakni kerusakan berupa pemisahan
antara material yang disambung dengan adhesive material (adhesive
layer)
Cohesive failure - internal failure of the adhesive layer

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Adhesives

 Adhesives dapat dikombinasikan untuk menghasilkan


properties yang optimal
 Epoxies & phenolics merupakan adhesive yang paling
mahal
 High temperature (up to 260oC) applications are most
expensive
 Kebanyakan adhesives optimal pada temperature tinggi
(20oC - 200oC) for maximum shear strength
 Adhesive bonding bisa dikombinasikan dengan
mechanical joining untuk menghasilkan kekuatan yang
tinggi

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Beberapa contoh sambungan menggunakan
Adhesives

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


SOLDERING & BRAZING

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Brazing & Soldering

 Proses penyambungan membutuhkan panas yang lebih


rendah dibanding fusion welding
 Filler metal diletakkan atau diumpankan pada
sambungan
 Filler metal meleleh karena adanya panas dari luar
 Proses solidifikasi untuk membentuk kekuatan
sambungan
 Temperatur untuk soldering lebih rendah dari pada
brazing
 Sambungan soldering memiliki kekuatan yang lebih
rendah dari pada sambungan brazing

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Karakteristik dari soldering dan brazing

 brazing (all) dan soldering (mayoritas) melibatkan pemanasan logam


pengisi dan permukaan sambungan,
 pada kebanyakan kasus, temperatur komponen yang mengalami
soldering/brazing lebih rendah dari titik lebur logam pengisi,
 permukaan komponen tidak selalu perlu dibersihkan sebelum proses
penyambungan karena aksi pembersihan dapat dilakukan oleh fluks
yang mampu menghilangkan oksida dan lapisan organik, namun
kerugiannya dapat menyebabkan terjadinya korosi dan sulit dihilangkan,
 sambungan yang tepat dan geometri komponen ditentukan oleh
kombinasi logam pengisi/bahan komponen dan oleh persyaratan
pemakaian,
 rakitan yang rumit dapat diproduksi dengan distorsi kecil, ketahanan
fatik tinggi dan ketahanan termal kejut yang baik, dan
 dapat digunakan untuk menyambung berbagai jenis material termasuk
logam, keramik, plastik dan komposit.
PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS
Brazing (B) and Soldering (S)

Pada kedua proses tersebut, base metal terjadi pemanasan


namun tidak sampai mencair, hanya filler metal yang mencair.
• Brazing filler metals having a melting point above 840° F
(450°C)
• Soldering filler metals have a melting point below 840°F
(450°C)

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Perbedaan antara solder dan braze

Solder Braze
Titik lebur logam pengisi > 450
Titik lebur logam pengisi < 450 C
C
Umumnya bereaksi dengan
Kebanyakan braze membentuk
komponen yang disambung
solid solution
membentuk fasa intermetalik
Temperatur proses lebih
tinggi yang berakibat; reaksi
Temperatur proses lebih rendah metalurgi lebih ekstensip dan
reaksi dengan atmosfir lebih
besar

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Paduan solder dan rentang titik leburnya

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Paduan braze dan rentang titik leburnya

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Parameter pada soldering dan brazing

 kondisi permukaan komponen


 oksida, atau bentuk lapisan lainnya,

 kekasaran permukaan, dsb,


 gradien temperatur yang tercipta selama proses
penyambungan,
 reaksi metalurgi antara logam pengisi dan komponen,
 reaksi kimia dengan fluks bila digunakan, dan
 kemampuan alir cairan logam pengisi yang tergantung pada:
• dimensi sambungan,

• karakteristik penyebaran (spread) logam pengisi dan

• kondisi permukaan komponen.


PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS
Desain Sambungan Yang Umum
digunakan Pada Proses Brazing

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Filler metal untuk brazing

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Filler metal untuk Soldering

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Video brazing

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Klasifikasi pengelasan

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Klasifikasi pengelasan

Pengelasan (welding)

lainnya
Pengelasan Pengelasan “fusion”
tempa/tekan atau pengelasan Modern welding
Solid state
(forge or tanpa tekanan (fusion welding processes
pressure or non pressure
welding), tanpa welding), dengan EBW LBW
kawat las penambahan kawat
las Friction Ultrasonic Diffusion Explosive
welding welding welding welding

Pengelasan tempa/tekan: benda kerja dipanaskan hingga mencapai kondisi


plastis, kemudian benda kerja disambung menjadi satu dengan menerapkan
tekanan pada benda kerja tersebut. Disini, kawat las tidak diperlukan.
Fusion or non pressure welding: ujung kedua benda kerja dan kawat las
dipanaskan hingga cair dan kemudian membeku membentuk sambungan.
PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS
Klasifikasi pengelasan

Pengelasan tempa/tekan

Sumber panas dihasilkan melalui

Dapur pemanas Arus listrik friksi

Forge or furnace Las resistansi Friction welding


welding

spot seam projection flash butt

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Klasifikasi pengelasan

Fusion or non pressure


welding

Sumber panas dihasilkan melalui

Gas busur listrik Reaksi kimia

Oxy-acetylene Thermit welding


welding

Carbon Metal Atomic Submerged Plasma Electro TIG MIG


arc arc hydrogen arc arc slag
PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS
Diversity of welding processes

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS


Pelaksanaan Proses Pengelasan

1. Manual Welding:
Variabel pengelasan dikontrol oleh seorang welder serta pengelasan
dilakukan dengan tangannya sendiri.
2. Semi-automatic Welding:
There is automatic control of welding conditions, seperti arc length,
rate of filler-wire additions and weld time, but the movement and
guiding of the electrode, torch or welding head is done by hand.
3. Automatic Welding:
All operations are done by the machine.

PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL - PPNS

Anda mungkin juga menyukai