1. Pengertian Timah
Timah adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Sn
dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin (logam post-transisi)
keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi dalam udara
sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi
logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral
kasiterit yang terbentuk sebagai oksida.
Lambang dari unsur ini adalah Sn. Ia adalah salah satu unsur logam yang cukup
melimpah di alam. Warnanya putih perak, lunak, mudah ditempa, dan juga ulet.
Biasanya digunakan dalam membuat paduan logam perunggu. Nama unsur tersebut
Tin (Inggris) atau yang lebih kita kenal dengan nama Timah.
Timah adalah unsur logam pada golongan 4A, periode 5 tabel periodik kimia, yang
memiliki nomor atom 50. Lambang Sn dari unsur ini diambil dari bahasa latin timah
yaitu Stannum. Dilihat dari kelimpahannya di alam, timah adalah unsur urutan ke-
49 paling melimpah di alam. Berikut serba-serbi tentang unsur timah
2. Fisik Timah
Timah merupakan logam perak keputih-putihan. Dalam keadaan normal (13 – 160
°C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.
Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. Ditemukan
dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah
karat.
3. Kegunaan Timah
a. Bahan solder
Di negara-negara maju seperti Amerika serikat dan Inggris timah banyak digunakan
sebagai baham memproduksi Solder. Solder adalah paduan timah dengan timbal
yang memiliki titik didih rendah.
Biasanya solder digunakan untuk menggabungkan dua logam. Sobat pasti akrab
dengan kabel loga yang melekat pada perangkat listrik yang biasanya direkatkan
dengan menggunakan solder. Solder juga digunakan oleh tukang pipa untu
menyambungkan dua buah pipa yang terbuat dari logam.
Timah foil mirip seperti alumunium foil, ia digunakan untuk membungkus makanan
sepereti permen, tembakau, atau produk lainnya. Timah akan melindungi produk
yang dibukusnya dari kontak langsung dengan udara. Akan tetapi karena harganya
yang lebih mahal maka penggunaannya tidak begitu banyak. Banyak orang lebih
memilih menggunakan alumunium foil yang harganya lebih murah.
6. Senyawa Timah
Timah dalam bentuk senyawaannya memiliki tingkat oksidasi +2 dan +4, tingkat
oksidasi +4 lebih stabil dari pada +2. Pada tingkat oksidasi +4, timah menggunakan
seluruh elektron valensinya, yaitu 5s2 5p2 dalam ikatan, sedangkan pada tingkat
oksidasi +2, timah hanya menggunakan elektron valensi 5p2 saja.
Akan tetapi jika timah dalam bentuk kompleksnya, seperti organotimah, ternyata
timah menjadi bermanfaat, karena diketahui organotimah, khususnya
organotimah(IV) mempunyai berbagai macam aktivitas biologis, seperti
antimikroba.
a. Timah Oksida
Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini
merupakan oksida timah yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO2
memiliki struktur kristal rutile dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6
atom oksigen. SnO2 tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam dan basa
kuat. SnO2 larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat seperti:
b. Timah(II) Klorida
SnCl2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang
stabil. SnCl2 dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan
electroplating. SnCl2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul
SnCl2 berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCl2 membentuk
rantai yang saling terhubung dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai
reduktor SnCl2 juga dipakai sebagai katalis, reagen analisis untuk raksa, dan juga
dipakai sebagai aditif makanan untuk mempertahankan warna dan sebagai
antioksidan.
c. Timah(IV) Klorida
Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia
dengan rumus SnCl4. Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak
berwarna dan akan membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl4
dipergunakan sebagai senjata kimia dalam perang dunia ke-1, dipakai untuk
memperkuat gelas, dan sebagai bahan dasar pembuatan organotin.
d. Timah Sulfida
Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah(II)sulfide dan
ada dialam sebagai mineral herzenbergite. Pebuatan SnS adalah dibuat dengan
mereaksikan belerang, SnCl2 dan H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2HCl
Sedangkan timah(IV) sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai
mineral berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan
penambahan H2S pada larutan senyawa timah(IV) dan banyak dipakai sebagai
ornament dekoratif karena warnanya mirip emas.
e. Timah Hidrida
Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH4.
Hidrida timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl4 dengan
LiAlH4. Stannan terdekomposisi secara lambat menghasilkan loga timah dan gas
hydrogen. Hidrida timah ini sangat analog dengan gas metana CH4.
f. Stanat
Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik
anoin.
Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya tidak
terdapat dialam dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari SnO2. Istilah stanat juga
dipakai untuk sufiks penamaan senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.
7. Isotop Timah
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa timah memiliki nomor atom 50 dan
nomor massa rata-rata adalah 118,71. Dengan nomor atom tersebut maka timah
memiliki konfigurasi electron [Kr] 5s2 4d10 5p2.
Dalam sistem tabel periodic timah berada pada golongan utama IVA (atau golongan
14 untuk sistem periodic modern) dan periode 5 bersama dengan C, Si, Ge, dan Pb.
Timah menunjukkan kesamaan sifat kimia dengan Ge dan Pb seperti pembentukan
keadaan oksidasi +2 dan +4.
Timah memiliki tiga bentuk alotrop, yaitu timah abu-abu (α), timah putih (β), dan
timah rombik (γ). Pada suhu ruang, timah lebih stabil sebagai logam timah putih (-
Sn) dalam bentuk tetragonal. Sedangkan pada suhu rendah, timah putih berubah
menjadi timah abu-abu (-Sn) berbentuk intan kubik berupa nonlogam. Perubahan 5
ini terjadi cepat karena timah membentuk oksida film. Peristiwa ini dikenal sebagai
plak timah atau timah plague.
Pro-
Isotop Kelimpahan Waktu paruh(t1/2) Moda peluruhan
duk
112 112
Sn 0.97% Sn stabil dengan 62 neutron
114 114
Sn 0.66% Sn stabil dengan 64 neutron
115 115
Sn 0.34% Sn stabil dengan 65 neutron
116 116
Sn 14.54% Sn stabil dengan 66 neutron
117 117
Sn 7.68% Sn stabil dengan 67 neutron
118 118
Sn 24.22% Sn stabil dengan 68 neutron
119 119
Sn 8.59% Sn stabil dengan 69 neutron
120 120
Sn 32.58% Sn stabil dengan 70 neutron
122 122
Sn 4.63% Sn stabil dengan 72 neutron
124 124
Sn 5.79% Sn stabil dengan 74 neutron
Timah telah diketahui dan dimanfaatkan manusia selam ribuan tahun. Ia telah
ditemukan oleh manusia sejak sebelum masehi. Dalam kita suci orang hindu, Reg
Veda yang ditulis sekitar 1000 tahun sebelum masehi telah menyebutkan adanya
beberapa logam termasuk timah.
Timah tidak begitu melimpah di alam. Ia hanya unsur ke-49 yang paling banyak
keberadaannya di kerak bumi. Diperkirakan bahwa kerak bumi mengandung 1
sampai 2 bagian timah dari 1 juta bagian.
Sumber timah di alam yang paling umum adalah kasiterit (SnO) yang merupakan
bentuk oksida timah. Kasiterit telah lama di tambang oleh penduduk bumi sebagai
sumber utama timah. Sampai saat ini negara produsen utama dari timah adalah
Tiongkok,Indonesia,Peru,danBrasil.
Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah
( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan
serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (
peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ), persiapan
material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses
pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk paduan
timah yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80% timah, 11
% antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah putih
ini terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa dalam industri
kimia, industri bahan makanan dan untuk menyimpan bahan makanan.
Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu
meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam
laut atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu
dilakukan pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan
pompa. Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20 – 30 %
timah. Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan
timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil penambangan
darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi >60%.
Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :
• Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore bin
yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton
bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air
tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.
• Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah
itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian.
Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan mikroskop
dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki
karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah
kandungan timah pada bijih.
TIMBAL ( Pb )
1. Pengertian Logam Pb
Golongan IVA pada tabel sistem periodik disebut pula golongan karbon karena
unsur pertama dan umum ditemukan diantara unsur-unsur Golongan IVA adalah
karbon. Salah satu unsur yang termasuk dalam Golongan IVA pada SPU adalah Pb.
Unsur inila h yang akan dikupas dan diuraikan dalam makalah ini.
Unsur Pb mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan unsur-unsur lain pada
golongan IVA ini. Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam,
hal ini merupakan anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IVA) yakni karbon
dan silikon bersifat non-logam..Logam Pb ini memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kesejahteraan hidup manusia apabila dikelola secara bijaksana, namun jika
tidak, akan mendatangkan kerugian yang tidak sedikit bagi kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak
ribuan tahun yang lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat
diberbagai belahan bumi, selain itu timbal mudah di ekstraksi dan mudah dikelola.
Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para alkemi
mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan dengan
planet Saturnus. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan simbol
kimia “Pb”. Simbol ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum” yang artinya
logam lunak. Timbal memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam Pb
dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau abu-
abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh udara.Timbal
memiliki empat isotop yang stabil yaitu 204Pb, 206Pb, 207Pb, dan 208Pb. Standar
massa atom Pb rata-rata adalah 207,2. Sekitar 38 isotop Pb telah ditemukan
termasuk isotop sintesis yang bersifat tidak stabil. Isotop timbal dengan waktu
205
paruh yang terpanjang dimiliki oleh Pb yang waktu paruhnya adalah 15,3 juta
tahun dan 202Pb yang memiliki waktu paruh 53.000 tahun.
Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam, hal ini
merupakan anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni Karbon dan
Silikon bersifat non-logam. Di alam, timbal ditemukan dalam mineral Galena
(PbS), Anglesit (PbSO4 ) dan Kerusit (PbCO3,), juga dalam keadaan bebas.
Memiliki sifat khusus seperti dibawah ini, yakni:
1. Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap.
7. Tahan Radiasi
Selain sifat khusus di atas, timbal memiliki sifat kimia dan fisika seperti
berikut:
3. Sifat Fisika
4. Sifat Kimia
· Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas
menghasilkan plumbit.
Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu tidak
reaktif, ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar – 0,13 V. kereaktifan
yang rendah ini dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan
juga dalam beberapa hal tidak terlarutkan oleh H2SO4 pekat dan HCl pekat.
Bila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam timbal akan
membentuk PbO yang umumnya disebut sebagai litharge. PbO adalah contoh dari
timbal dengan biloks 2. PbO larut dalam asam nitrat dan asam asetat. PbO juga larut
dalam larutan basa membentuk garam plumbit.
PbO2 adalah contoh dari timbal dengan biloks 4 dan merupakan agen
pengoksidasi yang kuat. Karena PbO larut dalam asam dan basa maka PbO bersifat
amfoter. Senyawa timbal dengan dua macam biloks juga ada yaitu Pb3O4 yang
dikenal dengan nama minium.
a. Galena
Galena adalah mieral timbal yang amat penting dan paling banyak tersebar di
penjuru belahan bumi dan umumnya berasosiasi dengan mineral lain seperti
sphalerite, calcite, dan flourite. Deposit galena biasanya mengandung sejumlah
tertentu perak dan juga terdapat seng, kadmium, antimoni, arsen, dan bismuth,
sehingga umumnya produksi timbal dari galena menghasilkan juga logam-logam
tersebut. Warna galena adalah abu-abu mengkilap dan formulanya adalah PbS.
Struktur kristalnya kubik dan oktahedral dan spesifik graviti 7,2 – 7,6.
b. Cerrusite
Cerrusite merupakan salah satu mineral timbal yang mengandung timbal karbonat
dan menjadi sumber timbal yang utama setelah galena. Mineral ini juga terdapat
dalam bentuk granular yang padat atau benbentuk fibrous. Warnanya umumnya
tidak berwarna, hingga putih, abu-abu, biru, atau hijau dengan penampakan dari
transparan hingga translusen. Mineral ini bersifat tidak larut dalam air akan tetapi
larut dalam asam encer seperti asam nitrat. Dan spesifik gravitinya 6,53-6,57.
c. Anglesite
7. Persenyawaan
Persenyawaan timbal yang umum adalah Tetra Etil Lead (TEL), PbO2,
Timbal(II) Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida (Pb3O4), dan Timbal(II) Nitrat.
TEL yang dihasilkan berupa cairan kental tidak berwarna, tidak larut
dalam air akan tetapi larut dalam benzena, petroleum eter, toluena, dan gasoline.
TEL dipakai sebagai zat “antiknocking” pada bahan bakar. TEL jika terbakar tidak
hanya menghasilkan CO2 akan tetapi juga Pb.
PbCl2 merupakan salah satu reagen berbasis timbal yang sangat penting
disebabkan dari senyawa ini dapat dibuat berbagai macam senyawa timbale.
Banyak digunakan sebagai bahan untuk mensintesis timbal titanat dan barium-
timbaltitanat, untuk produksi kaca yang menstransimisikan inframerah, dipakai
untuk memproduksi kaca ornament, untuk bahan cat dan sebagainya. PbCl2 dibuat
dari beberapa metode yaitu dengan proses pengendapan senyawa Pb2+ dengan
garam klorida, atau dengan mereaksikan PbO2 dengan HCl.
Pb + Cl2 PbCl2
c. PbO2
Dikenal dengan nama timbal tetroksida, minium, atau triplumbi tetroksida. Berupa
zat padat berwarna merah atau jingga. Rumus umumnya adalah Pb3O4 atau
2PbO.PbO2. Memiliki titik leleh 500oC dimana pada suhu ini Pb3O4 terdekomposisi
menjadi PbO dan oksigen. Pb3O4 ini banyak dipergunakan oleh industri penghasil
baterai, kaca timbal, dan cat anti korosi. Senyawa timbal ini tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam HCl, asam asetat glacial, dan campuran antara asam nitrat
dan hidrogen peroksida. Pb3O4 dibuat dari proses kalsinasi dari PbO2 dengan
kehadiran oksigen pada suhu 450-4800C.
e. Timbal(II) Nitrat
Cara membuat timbal nitrat adalah dengan melarutkan logam Pb pada larutan asam
nitrat atau dengan melarutkan PbO dalam asam nitrat.
Pada umumnya biji timbal mengandung 10% Pb dan biji yang memiliki
kandungan timbal minimum 3% bisa dipakai sebagai bahan baku untuk
memproduksi timbal. Biji timbal pertama kali dihancurkan dan kemudian
dipekatkan hingga konsentrasinya mencapai 70% dengan menggunakan proses
“froth flotation” yaitu proses pemisahan dalam industri untuk memisahkan material
yang bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.
a. Timbal digunakan dalam accu dimana accu ini banyak dipakai dalam bidang
automotif.
b. Timbal dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan keramik
terutama untuk warna kuning dan merah.
c. Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik.
d. Timbal dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada
peralatan pancing untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas
yang tinggi, harganya murah dan mudah untuk digunakan.
e. Lembaran timbal dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio music
f. Timbal dipakai untuk pelindung alat-alat kedokteran, laboratorium yang
menggunakan radiasi misalnya sinar X.
g. Timbal cair dipergunakan sebagai agen pendingin dalam peralatan reactor
yang menggunakan timbale sebagai pendingan.
h. Kaca timbal mengandung 12-28% Pb dimana dengan adanya Pb ini akan
mengubah karakteristik optis dari kaca dan mereduksi transmisi radiasi.
i. Timbal banyak dipakai untuk elektroda pada peralatan elektrolisis.
j. Timbal digunakan untuk solder untuk industri elektronik.
k. Timbal dipakai dalam berbagai kabel listrik bertegangan tinggi untuk
mencegah difusi air dalam kabel.
l. Timbal ditambahkan dalam peralatan yang terbuat dari kuningan agar tidak
licin dan biasanya digunakan dalam peralatan permesinan.
m. Timbal dipakai dalam raket untuk memperberat massa raket.
n. Timbal karena sifatnya tahan korosi maka dipakai dalam bidang kontruksi.
o. Dalam bentuk senyawaan maka tetra-etil-lead dipakai sebagai anti-knock
pada bahan bakar.
p. Semikonduktor berbahan dasar timbal banyak seperti Timbal telurida,
timbale selenida, dan timbale antimonida dipakai dalam peralatan sel surya
dan dipakai dalam peralatan detektor inframerah.
q. Timbal biasanya dipakai untuk menyeimbangkan roda mobil tapi sekarang
dilarang karena pertimbangan lingkungan.
r. Digunakan sebagai aditif bahan bakar (TEL), berfungsi untuk mengurangi
knock pada mesin.
3. Beringas
5. Anemia
Pencemaran timbal tidak hanya melalui udara, namun juga melalui air.
Apabila melalui air dapat berupa buangan limbah pabrik yang tidak dikelola secara
bijaksana, yang dapat menyebabkan keracunan Timbal. Adapun keracunan yang
demikian dampaknya dapat dikurangi dengan pemberian [Ca(EDTA)]2- yang dapat
mengasingkan ion logam Pb2+.
Bak penampung didesain dengan ukuran yang cukup untuk menampung debit
limbah.cair dari pabrik. Bak penampung dibuat agar debit limbah cair yang
disalurkan dari bak inimenuju peralatan koagulasi tetap konstan. Hal tersebut
bertujuan menjaga alat dapat bekerja secara optimal. Bak sebaiknya dibuat
dengan beton dengan ketebalan dinding sebesar 30 cm dengan bagian atas
tertutup. Ke dalam bak dimasukkan selang pompa yang akan mengalirkan
limbah cair menuju bak elektrokoagulasi. Bak elektrokoagulasi dibuat dengan
ukuran yang sesuai dengan jenis alat yang digunakan. Bak dibuat dengan salah
satu dindingnya dibuat lebih rendah atau dibuat cekungan untuk mengalirkan
limbah yang telah diolah menuju bak sedimentasi. Bak sedimentasi merupakan
bak dengan ukuran yang paling luas. Hal ini bertujuan untuk menampung
endapan yang semakin besar. Dinding bak dibuat lebih rendah dari
dinding elektrokoagulasi. Salah satunya dindingnya dibuatkan cekungan untuk
mengalirkan luapan air dari bak menuju pasir saring. Aliran air yang telah
melewati pasir saring dapat langsung dialirkan menuju ke lingkungan luar.
Keterangan:
A = Bak penampung
B = Bak Koagulasi
C = Bak Sedimentasi
D = Penyaring (filter)
b. Pemasangan Peralatan
limbah cair dilakukan ketika telah ditampung cukup limbah cairdalam bak
penampung. Cairan dialirkan menuju bak elektrokoagulasi dengan debit 1,5
liter/menit. Elektrokoagulator dihidupkan ketika bak telah penuh. Biarkan alat
terus hidup selama ada aliran limbah dari bak penampung menuju bak
elektrokoagulasi
d. Mekanisme koagulasi
Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik
searah, maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi
elektrolit, dimana ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron
yang direduksi dan ion negatif(anion) bergerak ke anoda dan menyerahkan
elektron yang dioksidasi Katoda Ion H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi
gas hidogen yang akan bebas sebagai gelembung-gelembung gas.
2H+ + 2e ⎯⎯→ H2
Larutan yang mengalami reduksi adalah pelarut (air) dan terbentuk gas
hydrogen(H2)padakatoda
2H2O + 2e ⎯⎯→ 2OH- + H2
Anoda
Daftar pustaka
http://ndesopress.blogspot.co.id/2011/01/pengolahan-limbah-timbal-pb-pada.html
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-bijih-
timah/
https://rumushitung.com/2014/12/27/unsur-kimia-timah-sn-dan-kegunaannya/
https://www.avkimia.com/2017/03/timbal-pb-semua-hal-tentang-unsur-timbal-
pb.html
http://kanwar03oke.blogspot.co.id/2013/05/unsur-timahsn-dan-timbalpb.html
http://www.cara.aimyaya.com/2012/02/cara-mengatur-jarak-spasi-antar-
huruf.html