Anda di halaman 1dari 27

Timah

1. Pengertian Timah

Timah adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Sn
dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin (logam post-transisi)
keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi dalam udara
sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi
logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral
kasiterit yang terbentuk sebagai oksida.

Lambang dari unsur ini adalah Sn. Ia adalah salah satu unsur logam yang cukup
melimpah di alam. Warnanya putih perak, lunak, mudah ditempa, dan juga ulet.
Biasanya digunakan dalam membuat paduan logam perunggu. Nama unsur tersebut
Tin (Inggris) atau yang lebih kita kenal dengan nama Timah.

Timah adalah unsur logam pada golongan 4A, periode 5 tabel periodik kimia, yang
memiliki nomor atom 50. Lambang Sn dari unsur ini diambil dari bahasa latin timah
yaitu Stannum. Dilihat dari kelimpahannya di alam, timah adalah unsur urutan ke-
49 paling melimpah di alam. Berikut serba-serbi tentang unsur timah

2. Fisik Timah

Timah merupakan logam perak keputih-putihan. Dalam keadaan normal (13 – 160
°C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.
Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. Ditemukan
dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah
karat.

3. Kegunaan Timah
a. Bahan solder

Di negara-negara maju seperti Amerika serikat dan Inggris timah banyak digunakan
sebagai baham memproduksi Solder. Solder adalah paduan timah dengan timbal
yang memiliki titik didih rendah.

Biasanya solder digunakan untuk menggabungkan dua logam. Sobat pasti akrab
dengan kabel loga yang melekat pada perangkat listrik yang biasanya direkatkan
dengan menggunakan solder. Solder juga digunakan oleh tukang pipa untu
menyambungkan dua buah pipa yang terbuat dari logam.

b. Pembuatan timah foil / Kertas timah

Timah foil mirip seperti alumunium foil, ia digunakan untuk membungkus makanan
sepereti permen, tembakau, atau produk lainnya. Timah akan melindungi produk
yang dibukusnya dari kontak langsung dengan udara. Akan tetapi karena harganya
yang lebih mahal maka penggunaannya tidak begitu banyak. Banyak orang lebih
memilih menggunakan alumunium foil yang harganya lebih murah.

c. Paduan untuk perunggu

Timah juga digunakan dalam pembuatan paduan perunggu. Perunggu adalah


paduan yang terbuat dari timah dan tembaga (cuprum). Perunggu banyak digunakan
di kehidupan kita, selain untuk bahan medali perunggu juga banyak digunakan
dalam industri pembuatan kawat, alat-alat listrik, alat pengukur air dan juga industri
pembuatan katub perunggu.

d. Melapisi logam (Tin Plating)


Tin Plating adalah proses melapisi permukaan sebuah logam dengan menggunakan
tima cair. Karena sifatnya yang tahan terhadap korosi oleh udara , asam, basa, dan
air, maka akan membuat logam yang dilapisinya lebih awet. Contoh dari tin plating
adalah pada kaleng makanan dan minuman seperti kaleng susu. Kaleng makanan
atau minuman biasanya dibuat dari besi atau baja yang dilapisi dengan timah. Akan
tetapi karena harganya lebih mahal, kaleng makanan sekarang kebanyakan dibuat
dari logam alumunium yang harganya lebih murah.

4. Sifat Fisik Timah (Sn)

1. Keadaan benda : Padat


2. Titik lebur : 505.08 K (449.47 °F)
3. Titik didih : 2875 K (4716 °F)
4. Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
5. Volume molar : 16.29 ×10-6 m3/mol
6. Kalor penguapan : 295.8 kJ/mol
7. Kalor peleburan : 7.029 kJ/mol
8. Kalor jenis : 27,112 J/molK
9. Panas fusi : 7,03 kJ/mol
10. Kecepatan suara : 2500 m/s pada 293.15 K

5. Sifat Kimia Timah (Sn)

1. Bobot atom : 118.710 sma


2. Berat jenis : 7,3 g/cm3
3. Jari-jari atom : 145 pm
4. Konfigurasi electron : [Kr]4d10 5s2 5p2
5. Bilangan oksidasi : 4, 2, – 4
6. Nomor atom : 50
7. Nomor massa : 118,71
8. Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)
9. Jari-jari atom : 140 pm
10. Struktur Kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)
11. Konduktifitas termal : 66,8 W/mK
12. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.
13. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organik seperti
asam asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat
seperti NaOH dan KOH.
14. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.

6. Senyawa Timah

Timah dalam bentuk senyawaannya memiliki tingkat oksidasi +2 dan +4, tingkat
oksidasi +4 lebih stabil dari pada +2. Pada tingkat oksidasi +4, timah menggunakan
seluruh elektron valensinya, yaitu 5s2 5p2 dalam ikatan, sedangkan pada tingkat
oksidasi +2, timah hanya menggunakan elektron valensi 5p2 saja.

Akan tetapi jika timah dalam bentuk kompleksnya, seperti organotimah, ternyata
timah menjadi bermanfaat, karena diketahui organotimah, khususnya
organotimah(IV) mempunyai berbagai macam aktivitas biologis, seperti
antimikroba.

a. Timah Oksida

Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini
merupakan oksida timah yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO2
memiliki struktur kristal rutile dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6
atom oksigen. SnO2 tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam dan basa
kuat. SnO2 larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat seperti:

SnO2 + 6HI -> H2SnI6 + 2 H2O

Atau jika dilarutkan dalam asam maka:

SnO2 + 6 H2SO4 -> Sn(SO4)2 + 2 H2O


SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3. SnO2
digunakan bersama dengan vanadium oksida sebagai katalis untuk oksidasi
senyawa aromatic, dipakai sebagai pelapis, ataupun sebagai bahan pembuatan
organotin.

b. Timah(II) Klorida

SnCl2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang
stabil. SnCl2 dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan
electroplating. SnCl2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.

Sn + 2HCl -> SnCl2 + H2

SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul
SnCl2 berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCl2 membentuk
rantai yang saling terhubung dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai
reduktor SnCl2 juga dipakai sebagai katalis, reagen analisis untuk raksa, dan juga
dipakai sebagai aditif makanan untuk mempertahankan warna dan sebagai
antioksidan.

c. Timah(IV) Klorida

Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia
dengan rumus SnCl4. Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak
berwarna dan akan membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl4
dipergunakan sebagai senjata kimia dalam perang dunia ke-1, dipakai untuk
memperkuat gelas, dan sebagai bahan dasar pembuatan organotin.

d. Timah Sulfida

Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah(II)sulfide dan
ada dialam sebagai mineral herzenbergite. Pebuatan SnS adalah dibuat dengan
mereaksikan belerang, SnCl2 dan H2S.

Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2HCl

Sedangkan timah(IV) sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai
mineral berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan
penambahan H2S pada larutan senyawa timah(IV) dan banyak dipakai sebagai
ornament dekoratif karena warnanya mirip emas.

e. Timah Hidrida

Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH4.
Hidrida timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl4 dengan
LiAlH4. Stannan terdekomposisi secara lambat menghasilkan loga timah dan gas
hydrogen. Hidrida timah ini sangat analog dengan gas metana CH4.

f. Stanat

Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan:

Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44- contoh senyawaannya adalah


K4SnO4 atau Mg2SnO4.

Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik
anoin.

Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya tidak
terdapat dialam dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari SnO2. Istilah stanat juga
dipakai untuk sufiks penamaan senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.

7. Isotop Timah

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa timah memiliki nomor atom 50 dan
nomor massa rata-rata adalah 118,71. Dengan nomor atom tersebut maka timah
memiliki konfigurasi electron [Kr] 5s2 4d10 5p2.

Dalam sistem tabel periodic timah berada pada golongan utama IVA (atau golongan
14 untuk sistem periodic modern) dan periode 5 bersama dengan C, Si, Ge, dan Pb.
Timah menunjukkan kesamaan sifat kimia dengan Ge dan Pb seperti pembentukan
keadaan oksidasi +2 dan +4.

Timah memiliki tiga bentuk alotrop, yaitu timah abu-abu (α), timah putih (β), dan
timah rombik (γ). Pada suhu ruang, timah lebih stabil sebagai logam timah putih (-
Sn) dalam bentuk tetragonal. Sedangkan pada suhu rendah, timah putih berubah
menjadi timah abu-abu (-Sn) berbentuk intan kubik berupa nonlogam. Perubahan 5
ini terjadi cepat karena timah membentuk oksida film. Peristiwa ini dikenal sebagai
plak timah atau timah plague.

a. Isotop Timah terstabil

Pro-
Isotop Kelimpahan Waktu paruh(t1/2) Moda peluruhan
duk

112 112
Sn 0.97% Sn stabil dengan 62 neutron

114 114
Sn 0.66% Sn stabil dengan 64 neutron

115 115
Sn 0.34% Sn stabil dengan 65 neutron

116 116
Sn 14.54% Sn stabil dengan 66 neutron

117 117
Sn 7.68% Sn stabil dengan 67 neutron

118 118
Sn 24.22% Sn stabil dengan 68 neutron

119 119
Sn 8.59% Sn stabil dengan 69 neutron

120 120
Sn 32.58% Sn stabil dengan 70 neutron

122 122
Sn 4.63% Sn stabil dengan 72 neutron

124 124
Sn 5.79% Sn stabil dengan 74 neutron

126Sn Sisa 2.3×105thn β− 126


Sb
8. Sejarah Timah

Timah telah diketahui dan dimanfaatkan manusia selam ribuan tahun. Ia telah
ditemukan oleh manusia sejak sebelum masehi. Dalam kita suci orang hindu, Reg
Veda yang ditulis sekitar 1000 tahun sebelum masehi telah menyebutkan adanya
beberapa logam termasuk timah.

9. Keberadaan Timah di Alam

Timah tidak begitu melimpah di alam. Ia hanya unsur ke-49 yang paling banyak
keberadaannya di kerak bumi. Diperkirakan bahwa kerak bumi mengandung 1
sampai 2 bagian timah dari 1 juta bagian.

Sumber timah di alam yang paling umum adalah kasiterit (SnO) yang merupakan
bentuk oksida timah. Kasiterit telah lama di tambang oleh penduduk bumi sebagai
sumber utama timah. Sampai saat ini negara produsen utama dari timah adalah
Tiongkok,Indonesia,Peru,danBrasil.

10. Proses Pengolahan Timah

Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah
( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan
serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral (
peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ), persiapan
material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan proses
pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk paduan
timah yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80% timah, 11
% antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah putih
ini terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa dalam industri
kimia, industri bahan makanan dan untuk menyimpan bahan makanan.
Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu
meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam
laut atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu
dilakukan pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan
pompa. Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20 – 30 %
timah. Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan
timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil penambangan
darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi >60%.
Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :
• Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore bin
yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton
bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air
tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.
• Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah
itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian.
Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan mikroskop
dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki
karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah
kandungan timah pada bijih.

• Pemisahan berdasarkan berat jenis


Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih timah yang
mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang berarti kadar
timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah
yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainya seperti quarsa , zircon,
rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium
Jig Yuba.
• Pengolahan tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang mungkin
masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan gaya
sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena
tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
• Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah
dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer dengan
cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar.
• Klasifikasi
Bijih – bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses – proses
pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni:
klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screeningü
klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension separator.ü
klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic separator.ü
Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti shaking table
, air table dan multi gravity separator(untuk pengolahan terak/tailing).ü
• Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilang
tinggi seperti zircon dan thorium( unsur radioaktif ) akan diambil dengan
mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant. Mula – mula
bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan disaring/screening
sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa cassiterite dan mineral kasar
yang merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air table
sehingga menjadi konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses smelting,
sedangkan tailingnya dibuang ke tempat penampungan. Mineral – mineral
tersebut lalu dipisahkan dengan high tension separator –pemisahan berdasarkan
sifat konduktor – nonkonduktornya atau sifat konduktivitasnya. Mineral
konduktor antara lain: Cassiterite dan Ilmenite. Mineral nonconductor antara lain:
Thorium, Zircon dan Xenotime. Lalu masing – masing dipisahkan kembali
berdasarkan kemagnetitanya dengan magnetic separation sehingga dihasilkan
secara terpisah, thorium dan zircon.
• Proses pre-smelting
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting yaitu
proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya
preparasi material,pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk proses
pengolahan timah akan efisien.
• Proses Peleburan ( Smelting )
Ada dua tahap dalam proses peleburan :
– Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.
– Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead dan
slag II.
Proses peleburan berlangsung seharian –24 jam dalam tanur guna menghindari
kerusakan pada tanur/refraktori. Umumnya terdapat tujuh buah tanur dalam
peleburan. Pada tiap tanur terdapat bagian – bagian yang berfungsi sebagai panel
kontrol: single point temperature recorder, fuel oil controller, pressure recorder,
O2 analyzer,multipoint temperature recorder dan combustion air controller. Udara
panas yang dihembuskan ke dalam mfurnace atau tanur berasal dari udara luar /
atmosfer yang dihisap oleh axial fan exhouster yang selanjutnya dilewatkan ke
dalam regenerator yang mengubahnya menjadi panas.
Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses charging yakni bahan
baku –bijih timah atau slagI dimasukkan kedalam tanur melalui hopper furnace.
Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan suhu 1100 – 15000C.unsure – unsure
pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa oksida seperti As2O3 yang larut
dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi logam timah murni
namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam bentuk debu bersamaan
dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka hasilnya dimasukkan ke
foreheart untuk melakukan proses tapping. Sn yang berhasil dipisahkan
selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk dilakukan pendinginan /penurunan
temperatur hingga 4000C sebelum dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan
hardhead dimasukkan ke dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah besinya.
• Proses Refining ( Pemurnian )
– Pyrorefining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur sehingga
material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain yang dapat mengikat
pengotor atau impurities sehingga logam berharga dalam hal ini timah akan
terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang amat sedikit, karena
afinitas material yang ditambahkan terhadap pengotor lebih besar dibanding Sn.
Contoh material lain yang ditambahkan untuk mengikat pengotor: serbuk gergaji
untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk untuk mengurangi kadar As
sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan sulfur untuk mengurangi kadar Cu dan
Ni sehingga terbentuk CuS dan NiS. Hasil proses refining ini menghasilkan logam
timah dengan kadar hingga 99,92% (pada PT.Timah). Analisa kandungan
impurities yang tersisa juga diperlukan guina melihat apakah kadar impurities
sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan proses refining ulang.
– Eutectic Refining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan bantuan agar
parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh kualitas produk yang
stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi kadar Lead atau Pb yang
terdapat pada timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun prinsipnya adalah
berhubungan dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada saat eutectic temperature
lead pada solid solution berkisar 2,6% dan aakan menurun bersamaan dengan
kenaikan temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya
adalah dengan mempertahankan temperatur yang mendekati titik solidifikasi
timah.
– Electrolitic Refining
Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang lebih tinggi
lagi dari pyrorefining yakni 99,99%( produk PT. Timah: Four Nine ). Proses ini
melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal elektrorefining.Proses elektrorefining
menggunakan larutan elektrolit yang menyediakan logam dengan kadar
kemurnian yang sangat tinggi dengan dua komponen utama yaitu dua buah
elektroda –anoda dan katoda –yang tercelup ke dalam bak elektrolisis.Proses
elektrorefining yang dilakukan PT.Timah menggunakan bangka four nine (timah
berkadar 99,99% ) yang disebut pula starter sheetsebagai katodanya, berbentuk
plat tipis sedangkan anodanya adalah ingot timah yang beratnya berkisar 130 kg
dan larutan elektrolitnya H2SO4. proses pengendapan timah ke katoda terjadi
karena adanya migrasi dari anoda menuju katoda yang disebabkan oleh adanya
arus listrik yang mengalir dengan voltase tertentu dan tidak terlalu besar.
• Pencetakan
Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan
pencetakan secara manual adalah melting kettle dengan kapasitas 50 ton, pompa
cetak and cetakan logam. Proses ini memakan waktu 4 jam /50 ton, dimana
temperatur timah cair adalah 2700C. Sedangkan proses pencetakan otomatis
menggunakan casting machine, pompa cetak, dan melting kettleberkapasitas 50
ton dengan proses yang memakan waktu hingga 1 jam/60 ton.
Langkah – langkah pencetakan:
1. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.
2. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas cetakan pertama
pada serinya, aliran timah diatur dengan mengatur klep pada piapa penyalur.
3. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan berikutnyadan
permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari drossnya dan segera
dipasang capa pada permukaan timah cair.
4. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju pendinginan akan
merata sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai kulitas yang bagus atau sesuai
standar.
5. Ingot timah ynag telah dingin disusun dan ditimbang.

TIMBAL ( Pb )

1. Pengertian Logam Pb

Golongan IVA pada tabel sistem periodik disebut pula golongan karbon karena
unsur pertama dan umum ditemukan diantara unsur-unsur Golongan IVA adalah
karbon. Salah satu unsur yang termasuk dalam Golongan IVA pada SPU adalah Pb.
Unsur inila h yang akan dikupas dan diuraikan dalam makalah ini.
Unsur Pb mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan unsur-unsur lain pada
golongan IVA ini. Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam,
hal ini merupakan anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IVA) yakni karbon
dan silikon bersifat non-logam..Logam Pb ini memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kesejahteraan hidup manusia apabila dikelola secara bijaksana, namun jika
tidak, akan mendatangkan kerugian yang tidak sedikit bagi kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak
ribuan tahun yang lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat
diberbagai belahan bumi, selain itu timbal mudah di ekstraksi dan mudah dikelola.
Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para alkemi
mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan dengan
planet Saturnus. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan simbol
kimia “Pb”. Simbol ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum” yang artinya
logam lunak. Timbal memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam Pb
dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau abu-
abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh udara.Timbal
memiliki empat isotop yang stabil yaitu 204Pb, 206Pb, 207Pb, dan 208Pb. Standar
massa atom Pb rata-rata adalah 207,2. Sekitar 38 isotop Pb telah ditemukan
termasuk isotop sintesis yang bersifat tidak stabil. Isotop timbal dengan waktu
205
paruh yang terpanjang dimiliki oleh Pb yang waktu paruhnya adalah 15,3 juta
tahun dan 202Pb yang memiliki waktu paruh 53.000 tahun.

Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Dengan


nomor atom 82 maka timbal memiliki konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2
dengan jumlah elektron tiap selnya adalah 2, 8, 18, 32, 18, 4. Timbal berada pada
golongan IVA (14) bersama dengan C, Si, Ge, dan Sn, periode 6 dan berada pada
blok s. Gambar susunan kulit pada timbal adalah:

2. Sifat-Sifat Logam Timbal (Pb)

Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam, hal ini
merupakan anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni Karbon dan
Silikon bersifat non-logam. Di alam, timbal ditemukan dalam mineral Galena
(PbS), Anglesit (PbSO4 ) dan Kerusit (PbCO3,), juga dalam keadaan bebas.
Memiliki sifat khusus seperti dibawah ini, yakni:
1. Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap.

2. Lunak sehingga sangat mudah ditempa.

3. Tahan asam, karat dan bereaksi dengan basa kuat.

4. Daya hantar listrik kurang baik. (Konduktor yang buruk)

5. Massa atom relative 207,2

6. Memiliki Valensi 2 dan 4.

7. Tahan Radiasi

Selain sifat khusus di atas, timbal memiliki sifat kimia dan fisika seperti
berikut:

3. Sifat Fisika

· Fasa pada suhu kamar : padatan

· Densitas : 11,34 g/cm3

· Titik leleh : 327,5 0C

· Titik didih : 17490C

· Panas Fusi : 4,77 kJ/mol

· Panas Penguapan : 179,5 kJ/mol

· Kalor jenis : 26,650 J/molK

4. Sifat Kimia

· Bilangan oksidasi : 4,2,-4

· Elektronegativitas : 2,33 (skala pauli)

· Energi ionisasi 1 : 715,6 kJ/mol

· Energi ionisasi 2 : 1450,5 kJ/mol

· Energi ionisasi 3 : 3081,5 kJ/mol

· Jari-jari atom : 175 pm


· Radius ikatan kovalen : 146 pm

· Jari-jari Van Der Waals : 202 pm

· Struktur Krista l : kubik berpusat muka

· Sifat kemagnetan : diamagnetik

· Resistifitas termal : 208 nohm.m

· Konduktifitas termal : 35,3 W/mK

· Timbal larut dalam beberapa asam

· Bereaksi secara cepat dengan halogen

· Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas
menghasilkan plumbit.

Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu tidak
reaktif, ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar – 0,13 V. kereaktifan
yang rendah ini dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan
juga dalam beberapa hal tidak terlarutkan oleh H2SO4 pekat dan HCl pekat.

5. Sifat Timbal yang lain

Berbagai macam timbal oksida mudah direduksi menjadi logamnya. Hal


ini bisa dilakukan dengan menggunakan reduktor glukosa, atau mencampur antara
PbO dengan PbS kemudian dipanaskan.

2PbO + PbS à 3 Pb + SO2

Bila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam timbal akan
membentuk PbO yang umumnya disebut sebagai litharge. PbO adalah contoh dari
timbal dengan biloks 2. PbO larut dalam asam nitrat dan asam asetat. PbO juga larut
dalam larutan basa membentuk garam plumbit.

PbO2 adalah contoh dari timbal dengan biloks 4 dan merupakan agen
pengoksidasi yang kuat. Karena PbO larut dalam asam dan basa maka PbO bersifat
amfoter. Senyawa timbal dengan dua macam biloks juga ada yaitu Pb3O4 yang
dikenal dengan nama minium.

6. Sumber keterdapatan di alam

Timbal tidak ditemukan bebas dialam akan tetapi biasanya ditemukan


sebagai biji mineral bersama dengan logam lain misalnya seng, perak, dan tembaga.
Sumber mineral timbal yang utama adalah “Galena (PbS)” yang mengandung
86,6% Pb dengan proses pemanggangan, “Cerussite (PbCO3)”, dan “Anglesite”
(PbSO4). Kandungan timbal dikerak bumi adalah 14 ppm, sedangkan dilautan
adalah:

 Permukaan samudra atlantik : 0,00003 ppm


 Bagian dalam samudra atlantik : 0,000004 ppm
 Permukaan samudra pasifik : 0,00001 ppm
 Bagian dalam samudra pasifik : 0,000001 ppm

a. Galena

Galena adalah mieral timbal yang amat penting dan paling banyak tersebar di
penjuru belahan bumi dan umumnya berasosiasi dengan mineral lain seperti
sphalerite, calcite, dan flourite. Deposit galena biasanya mengandung sejumlah
tertentu perak dan juga terdapat seng, kadmium, antimoni, arsen, dan bismuth,
sehingga umumnya produksi timbal dari galena menghasilkan juga logam-logam
tersebut. Warna galena adalah abu-abu mengkilap dan formulanya adalah PbS.
Struktur kristalnya kubik dan oktahedral dan spesifik graviti 7,2 – 7,6.

b. Cerrusite

Cerrusite merupakan salah satu mineral timbal yang mengandung timbal karbonat
dan menjadi sumber timbal yang utama setelah galena. Mineral ini juga terdapat
dalam bentuk granular yang padat atau benbentuk fibrous. Warnanya umumnya
tidak berwarna, hingga putih, abu-abu, biru, atau hijau dengan penampakan dari
transparan hingga translusen. Mineral ini bersifat tidak larut dalam air akan tetapi
larut dalam asam encer seperti asam nitrat. Dan spesifik gravitinya 6,53-6,57.

c. Anglesite

Anglesite merupakan mineral timbal yang mengandung timbal sulfat PbSO4.


Mineral ini terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat pengaruh cuaca.
Warna mineral ini dari putih, abu-abu, hingga kuning, jika tidak murni maka
warnanya abu-abu gelap. Mineral ini memiliki spesifik graviti 6,3 dengan
kandungan timbal sekitar 73%.

7. Persenyawaan

Persenyawaan timbal yang umum adalah Tetra Etil Lead (TEL), PbO2,
Timbal(II) Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida (Pb3O4), dan Timbal(II) Nitrat.

a. Tetra Etil Lead (TEL)

Tetra etil lead disingkat sebagai TEL adalah senyawa organometalik


yang memiliki rumus Pb(CH3CH2). Senyawa ini disintesis dengan mereaksikan
antara alloy NaPb dengan etl klorida dengan reaksi sebagai berikut:

4 NaPb + 4 CH3CH2Cl (CH3CH2)4Pb + 4 NaCl + 3 Pb

TEL yang dihasilkan berupa cairan kental tidak berwarna, tidak larut
dalam air akan tetapi larut dalam benzena, petroleum eter, toluena, dan gasoline.
TEL dipakai sebagai zat “antiknocking” pada bahan bakar. TEL jika terbakar tidak
hanya menghasilkan CO2 akan tetapi juga Pb.

(CH3CH2)4Pb + 13 O2 8 CO2 + 10 H2O + Pb

Pb akan terakumulasi dalam mesin sehingga dapat merusak mesin. Oleh


sebab itu ditambahkan 1,2-dibromoetana dan 1,2-dikloroetana bersamaan dengan
TEL sehingga akan dapat dihasilkan PbBr2 dan PbCl2 yang dapat dibuang dari
mesin. Karena efek racun terhadap manusia maka TEL sekarang tidak boleh
dipergunakan.

b. Timbal(II) Klorida (PbCl2)

PbCl2 merupakan salah satu reagen berbasis timbal yang sangat penting
disebabkan dari senyawa ini dapat dibuat berbagai macam senyawa timbale.
Banyak digunakan sebagai bahan untuk mensintesis timbal titanat dan barium-
timbaltitanat, untuk produksi kaca yang menstransimisikan inframerah, dipakai
untuk memproduksi kaca ornament, untuk bahan cat dan sebagainya. PbCl2 dibuat
dari beberapa metode yaitu dengan proses pengendapan senyawa Pb2+ dengan
garam klorida, atau dengan mereaksikan PbO2 dengan HCl.

PbO2 (s) + 4 HCl PbCl2 (s) + Cl2 + 2 H2O

Atau dibuat dari logam Pb yang direaksikan dengan gas Cl2

Pb + Cl2 PbCl2

c. PbO2

Nama kimianya adalah Plumbi oksida atau Timbal(IV) oksida


merupakan oksida timbal dengan biloks 4. PbO2 ada dialam sebagai mineral
plattnerite. PbO2 bersifat amfoter dimana dapat larut dalam asam maupun basa. Jika
dilarutkan dalam basa kuat akan terbentuk ion plumbat dengan rumus Pb(OH)62-.
Dalam kondisi asam maka biasanya tereduksi menjadi ion Pb2+. Ion Pb4+ tidak
pernah ditemukan dalam larutan. Penggunaan PbO2 yang utama adalah sebagai
katoda dalam accu.

d. Timbal tetroksida (Pb3O4)

Dikenal dengan nama timbal tetroksida, minium, atau triplumbi tetroksida. Berupa
zat padat berwarna merah atau jingga. Rumus umumnya adalah Pb3O4 atau
2PbO.PbO2. Memiliki titik leleh 500oC dimana pada suhu ini Pb3O4 terdekomposisi
menjadi PbO dan oksigen. Pb3O4 ini banyak dipergunakan oleh industri penghasil
baterai, kaca timbal, dan cat anti korosi. Senyawa timbal ini tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam HCl, asam asetat glacial, dan campuran antara asam nitrat
dan hidrogen peroksida. Pb3O4 dibuat dari proses kalsinasi dari PbO2 dengan
kehadiran oksigen pada suhu 450-4800C.

e. Timbal(II) Nitrat

Memiliki rumus kimia Pb(NO3)2. Timbal(II) nitrat umumnya


merupakan kristal yang tidak berwarna atau berbentuk bubuk putih, dibandingkan
dengan garam timbal yang lain maka gram timbal ini sangat mudah larut dalam air.
Timbal(II) nitrat sangat bersifat racun terhadap manusia dan merupakan oksidator.

Cara membuat timbal nitrat adalah dengan melarutkan logam Pb pada larutan asam
nitrat atau dengan melarutkan PbO dalam asam nitrat.

3 Pb (s) + 8 H+ (aq) + 2 NO3 (aq) à 3 Pb2+ (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O (l)

PbO (s) + 2 H+ (aq) à Pb2+ (aq) + H2O (l)

Larutan Pb(NO3)2 bereaksi dengan KI mebentuk PbI2 yang berwarna kuning.


Intensitas warna kuning ini tergantung dari banyaknya jumlah reaktan yang
digunakan.

Pb(NO3)2 (s) + 2 KI (s) à PbI2 (s) + 2 KNO3 (s)

8. Cara Memproduksi Timbal

Pada umumnya biji timbal mengandung 10% Pb dan biji yang memiliki
kandungan timbal minimum 3% bisa dipakai sebagai bahan baku untuk
memproduksi timbal. Biji timbal pertama kali dihancurkan dan kemudian
dipekatkan hingga konsentrasinya mencapai 70% dengan menggunakan proses
“froth flotation” yaitu proses pemisahan dalam industri untuk memisahkan material
yang bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.

Kandungan sulfida dalam biji timbal dihilangkan dengan cara


memanggang biji timbal sehingga akan terbentuk timbal oksida (hasil utama) dan
campuran antara sulfat dan silikat timbal dan logam-logam lain yang ada dalam biji
timbal. Pemanggangan ini dilakukan dengan menggunakan aliran udara panas.
Reaksi yang terjadi adalah:

MSn + 1.5nO2 → MOn + nSO2.

Timbal oksida yang terbentuk direduksi dengan menggunakan alat yang


dinamakan “blast furnace” dimana pada proses ini hampir semua timbal oksida
akan direduksi menjadi logam timbal. Hasil timbal dari proses ini belum murni dan
masih mengandung kontaminan seperti Zn, Cd, Ag, Cu, dan Bi. Timbal oksida yang
tidak murni ini kemudian dicairkan dalam “furnace reverberatory” dan ditreatment
menggunakan udara, uap, dan belerang dimana kontaminan akan teroksidasi
kecuali perak, emas, dan bismuth. Kontaminan ini akan terapung pada bagian atas
sehingga dapat dipisahkan. Logam perak dan emas dipisahkan dengan
menggunakan proses Parkes, dan bismuthnya dihilangkan dengan menggunakan
logam kalsium dan magnesium. Hasil logam yang dihasilkan dari keseluruhan
proses ini adalah logam timbal. Logam timbal yang sangat murni diperoleh dengan
cara elektrolisis meggunakan elektrolit silica flourida.

9. Kegunaan dan Kerugian

Timbal memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup


manusia apabila dikelola secara bijaksana, adapun berbagai kegunaan dari timbal
antara lain:

a. Timbal digunakan dalam accu dimana accu ini banyak dipakai dalam bidang
automotif.
b. Timbal dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan keramik
terutama untuk warna kuning dan merah.
c. Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik.
d. Timbal dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada
peralatan pancing untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas
yang tinggi, harganya murah dan mudah untuk digunakan.
e. Lembaran timbal dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio music
f. Timbal dipakai untuk pelindung alat-alat kedokteran, laboratorium yang
menggunakan radiasi misalnya sinar X.
g. Timbal cair dipergunakan sebagai agen pendingin dalam peralatan reactor
yang menggunakan timbale sebagai pendingan.
h. Kaca timbal mengandung 12-28% Pb dimana dengan adanya Pb ini akan
mengubah karakteristik optis dari kaca dan mereduksi transmisi radiasi.
i. Timbal banyak dipakai untuk elektroda pada peralatan elektrolisis.
j. Timbal digunakan untuk solder untuk industri elektronik.
k. Timbal dipakai dalam berbagai kabel listrik bertegangan tinggi untuk
mencegah difusi air dalam kabel.
l. Timbal ditambahkan dalam peralatan yang terbuat dari kuningan agar tidak
licin dan biasanya digunakan dalam peralatan permesinan.
m. Timbal dipakai dalam raket untuk memperberat massa raket.
n. Timbal karena sifatnya tahan korosi maka dipakai dalam bidang kontruksi.
o. Dalam bentuk senyawaan maka tetra-etil-lead dipakai sebagai anti-knock
pada bahan bakar.
p. Semikonduktor berbahan dasar timbal banyak seperti Timbal telurida,
timbale selenida, dan timbale antimonida dipakai dalam peralatan sel surya
dan dipakai dalam peralatan detektor inframerah.
q. Timbal biasanya dipakai untuk menyeimbangkan roda mobil tapi sekarang
dilarang karena pertimbangan lingkungan.
r. Digunakan sebagai aditif bahan bakar (TEL), berfungsi untuk mengurangi
knock pada mesin.

Mengenai kegunaan point terakhir, bensin yang mengandung TEL (Tetra


Ethyl Lead) di Indonesia dikenal sebagai bensin premium dengan angka oktan
bernilai lebih dari 80, sedangkan yang bernlai oktan 98 lebih dikenal sebagai
bensin super. Semakin tinggi angka oktan berarti mutu suatu bensin menjadi
semakin baik dan efisiensinya semakin tinggi (Jarak yang ditempuh persatuan
volume semakin jauh) serta bagus untuk mesin.

Namun ternyata bensin Bertimbal atau yang mengandung TEL


menyebabkan ancaman bagi umat manusia. Menurut sebuah penelitian, kadar
timbal (Pb) di udara dibeberapa kota besar Indonesia telah melebihi ambang batas
yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu sebesar 10
mikrogram per desiliter udara. Diam-diam menghanyutkan, itulah peribahasa yang
cocok untuk timbal. Logam timbal adalah silent epidemic yang dampaknya baru
diketahui 5-15 tahun kedepan.

Lebih jauh lagi tentang bahaya timbal, ternyata timbal menyebabkan


kerugian lainnya yakni:

1. Dapat memicu turunnya IQ seseorang.

2. Perilaku anti sosial

3. Beringas

4. Kesulitan dalam bernalar

5. Anemia

6. Gangguan fungsi reproduksi

7. Memicu cacat pada janin.

8. Sistem pencernaan, di mana Pb dapat menyebabkan kolik dan konstipasi

9. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi

Dari data tersebut, tidaklah mengherankan apabila orang kota memiliki


sifat egois. Tidak seperti di pedesaan yang udaranya masih segar, sehingga sifat
sosialnya tinggi. Menurut data terpercaya, setiap kenaikan kadar timbal 10
mikrogram per desiliter dalam darah, dapat memicu penurunan IQ sebesar 2,5
Point.

Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80


µg/dL pada orang dewasa dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi
ensefalopati, kerusakan arteriol dan kapiler, edeme otak, degenerasi neuron, serta
perkembangbiakan sel glia yang disertai dengan munculnya ataksia, koma, kejang-
kejang, dan hiperaktivitas. Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat
kecerdasan manusia. Semakin tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin
IQ. Apabila dalam darah ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal
(intake normal sekitar 0,3 mg/hari), maka akan terjadi penurunan kecerdasan
intelektual. Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman,
pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral. Logam
Pb tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan atau minuman
tercemar Pb dikonsumsi, maka tubuh akan mengeluarkannya. Sebagian kecil Pb
diekskresikan melalui urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein dan
sebagian lainnya lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan
rambut.

Pencemaran timbal tidak hanya melalui udara, namun juga melalui air.
Apabila melalui air dapat berupa buangan limbah pabrik yang tidak dikelola secara
bijaksana, yang dapat menyebabkan keracunan Timbal. Adapun keracunan yang
demikian dampaknya dapat dikurangi dengan pemberian [Ca(EDTA)]2- yang dapat
mengasingkan ion logam Pb2+.

10. Upaya Meminimalisir Dampak Endemik Timbal

· Bagi sekolah hendaknya menerapkan peraturan 3 km, yakni peraturan yang


mewajibkan bagi para siswa yang rumahnya berjarak kurang dari 3 km untuk
menaiki sepeda. Selain untuk menghemat penggunaan bahan bakar, menaiki sepeda
dapat menjadi olahraga bagi para siswa. Siswa juga diajari untuk peduli pada
lingkungan.

· Menemukan bahan bakar alternatif.

· Berolahraga secara rutin. Berolahraga dapat meningkatkan metabolism tubuh,


yang berarti dapat membongkar senyawa-senyawa yang berbahaya. Apabila
seseorang jarang berolahraga, maka logam timbal dapat mudah menumpuk pada
tubuh seseorang.

· Pengelolaan secara bijaksana bagi setiap pabrik yang menggunakan Logam


Timbal, sebuah industri tidak hanya mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tetapi
juga harus memperhatikan alam sekitar pabrik.

11. Pengolahan (Pb)


Pengolahan limbah Pb dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, salah
satunya adalah dengan metode elektrokoagulasi. Proses elektrokoagulasi
merupakan gabungan dari proses elektrokimia dan proses flokulasi-koagulasi.
Proses ini diduga dapat menjadi pilihan metode alternatif pengolahan limbah
radioaktif dan limbah bahan berbahaya dan beracun cair fase air mendampingi
metode-metode pengolahan yang lain yang telah dilaksanakan. Keuntungan
proses elektrokoagulasi untuk mengolah limbah adalah pada proses ini tidak
ada penambahan zat kimia. Proses elektrokoagulasi meliputi beberapa tahap
yaitu proses equalisasi, proses elektrokimia (flokulasi-koagulasi) dan proses
sedimentasi.Berikut adalah tahapan-tahapan yang akan dipersiapkan untuk
pengolahanlimbahPbpadaindustriaki:
a.Pembuatan Rangkaian Bak Penampungan

Bak penampung didesain dengan ukuran yang cukup untuk menampung debit
limbah.cair dari pabrik. Bak penampung dibuat agar debit limbah cair yang
disalurkan dari bak inimenuju peralatan koagulasi tetap konstan. Hal tersebut
bertujuan menjaga alat dapat bekerja secara optimal. Bak sebaiknya dibuat
dengan beton dengan ketebalan dinding sebesar 30 cm dengan bagian atas
tertutup. Ke dalam bak dimasukkan selang pompa yang akan mengalirkan
limbah cair menuju bak elektrokoagulasi. Bak elektrokoagulasi dibuat dengan
ukuran yang sesuai dengan jenis alat yang digunakan. Bak dibuat dengan salah
satu dindingnya dibuat lebih rendah atau dibuat cekungan untuk mengalirkan
limbah yang telah diolah menuju bak sedimentasi. Bak sedimentasi merupakan
bak dengan ukuran yang paling luas. Hal ini bertujuan untuk menampung
endapan yang semakin besar. Dinding bak dibuat lebih rendah dari
dinding elektrokoagulasi. Salah satunya dindingnya dibuatkan cekungan untuk
mengalirkan luapan air dari bak menuju pasir saring. Aliran air yang telah
melewati pasir saring dapat langsung dialirkan menuju ke lingkungan luar.
Keterangan:
A = Bak penampung
B = Bak Koagulasi
C = Bak Sedimentasi
D = Penyaring (filter)
b. Pemasangan Peralatan

Peralatan pompa dipasang di atas bak penampung. Pompa dapat menyalurkan


limbahcair dari bak penampung menuju bak elektrokoagulasi dengan debit 1,5
liter/menit. Alat3 elektrokoagulasi dipasang pada bak koagulasi sedemikian
rupa. Alat dihubungkan dengansumber listrik.
c. Pengerjaan Proses koagulasi

limbah cair dilakukan ketika telah ditampung cukup limbah cairdalam bak
penampung. Cairan dialirkan menuju bak elektrokoagulasi dengan debit 1,5
liter/menit. Elektrokoagulator dihidupkan ketika bak telah penuh. Biarkan alat
terus hidup selama ada aliran limbah dari bak penampung menuju bak
elektrokoagulasi

d. Mekanisme koagulasi

Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik
searah, maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi
elektrolit, dimana ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron
yang direduksi dan ion negatif(anion) bergerak ke anoda dan menyerahkan
elektron yang dioksidasi Katoda Ion H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi
gas hidogen yang akan bebas sebagai gelembung-gelembung gas.
2H+ + 2e ⎯⎯→ H2
Larutan yang mengalami reduksi adalah pelarut (air) dan terbentuk gas
hydrogen(H2)padakatoda
2H2O + 2e ⎯⎯→ 2OH- + H2
Anoda

Anoda terbuat dari logam almunium akan teroksidasi 4


Al + 3H2O ⎯⎯→ Al(OH)3 + 3 H+ + 3e
Ion OH- dari basa akan mengalami oksidasi membentuk gas oksigen (O2), 4
OH- ⎯⎯→ 2H2O + O2 + 4e
Jika larutan mengandung ion-ion logam lain maka ion-ion logam akan direduksi
menjadi
logamnya dan terdapat pada batang
Katoda
Li+ + e ⎯⎯→ L
Contoh :
Pb2+ + 2e ⎯⎯→ Pb
Dari reaksi tersebut, pada anoda akan dihasilkan gas, buih dan flok Al(OH)3.
Selanjutnyaflok yang terbentuk akan mengikat logam Pb yang ada di dalam
limbah, sehingga flok akanmemiliki kecenderungan mengendap. Selanjutnya
flok yang telah mengikat kontaminan Pbtersebut diendapkan pada bak
sedimentasi (proses sedimentasi) dan sisa buih akan
terpisahkan pada unit filtrasi.

Daftar pustaka
http://ndesopress.blogspot.co.id/2011/01/pengolahan-limbah-timbal-pb-pada.html
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-bijih-
timah/
https://rumushitung.com/2014/12/27/unsur-kimia-timah-sn-dan-kegunaannya/
https://www.avkimia.com/2017/03/timbal-pb-semua-hal-tentang-unsur-timbal-
pb.html
http://kanwar03oke.blogspot.co.id/2013/05/unsur-timahsn-dan-timbalpb.html
http://www.cara.aimyaya.com/2012/02/cara-mengatur-jarak-spasi-antar-
huruf.html

Anda mungkin juga menyukai