Scanned by TapScanner
ENTREPREUNERSHIP
Nama : Novi Ekalora
NIM : 2103067
Asal : Kerinci
Instansi : Puskesmas Siulak Gedang
Analisis kelayakan bisnis
1. Kumpulkan Informasi Latar Belakang Bisnis
Langkah pertama ini adalah di mana banyak pekerjaan dasar untuk sebuah proyek tercakup. Apakah sebuah proyek baru atau
sudah ada, sangat penting bagi analis bisnis untuk mengumpulkan sejumlah besar informasi latar belakang tentang proyek
tersebut. Ini adalah kondisi proyek yang perlu ditentukan pada tahap ini:
2. Identifikasi Stakeholder
Pemangku kepentingan dalam sebuah proyek bisnis adalah mereka yang akan membuat keputusan dan menandatangani
persyaratan dan menentukan prioritas bisnis. Oleh karena itu, mengidentifikasi semua pemangku kepentingan sejak dini
menjadi penting. Anda dapat menggunakan teknik roda pemangku kepentingan, yang berisi setiap pemangku kepentingan
yang mempengaruhi proyek, seperti:
• Pemilik – pemegang saham, wali atau siapapun yang mensponsori proyek
• Manajer – manajer senior atau menengah yang bertanggung jawab untuk komunikasi dan memantau kemajuan
• Karyawan – pengembang, analis, atau penguji yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan proyek
• Regulator – semua regulator yang terlibat yang memantau kepatuhan terhadap aturan – mis. regulator yang memantau
kepatuhan HIPAA
• Pemasok – penyedia API atau layanan pemasok lain yang diperlukan yang mungkin diperlukan proyek
• Mitra – individu yang bertanggung jawab untuk bekerja bersama proyek yang menyediakan produk atau layanan pelengkap
atau pelengkap
• Pelanggan – pengguna akhir produk
• Pesaing – bagian potensial dari pengguna produk kompetitif atau masukan dari pesaing itu sendiri
3. Temukan Tujuan Bisnis
Beberapa teknik untuk membantu dalam menetapkan tujuan bisnis untuk sebuah proyek adalah:
• Benchmarking – memahami pesaing dan rekan kerja yang bekerja pada level yang sama; matriks ansoff dapat digunakan
untuk ini
• Analisis SWOT – tentukan kekuatan dan kelemahan
• Kelompok fokus dan brainstorming
• Mendokumentasikan dan menyampaikan tujuan bisnis kepada semua pemangku kepentingan, memastikan satu visi
4. Evaluasi dan Identifikasi Pilihan
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat mempersempitnya adalah:
• Kelayakan
• Anggaran / dana tersedia
• Pengembalian investasi yang dapat diterima
• Kasus bisnis
5. Definisikan Ruang Lingkup
Langkah kelima dalam analisis kelayakan usaha adalah mendefinisikan ruang lingkup dari bisnis tersebut.
Berdasarkan tujuan proyek dan diskusi tim, langkah ini adalah saat ruang lingkup ditentukan. Daftar tujuan
pengembangan proyek dirinci, bersama dengan daftar item yang tidak termasuk dalam proyek. Dokumen definisi
ruang lingkup dapat mencakup:
Item pengembangan dalam ruang lingkup
Item pengembangan di luar ruang lingkup
Integrasi dalam ruang lingkup
Integrasi di luar ruang lingkup
6. Rencana Alur Pelaksanaan Bisnis
Analis bisnis dan pemilik proyek akan memberikan garis waktu terperinci untuk menyampaikan persyaratan kepada
tim pengembangan. Garis waktu untuk persyaratan akan diberikan berdasarkan faktor-faktor seperti:
Stakeholder dan ketersediaan mereka
Ruang lingkup proyek
Metodologi proyek
7. Tentukan Persyaratan Bisnis dari Analisis Kelayakan Usaha
Langkah analisis kelayakan usaha ini mengharuskan analis bisnis untuk mengklarifikasi persyaratan kepada pemilik
bisnis dan mendapatkan persetujuan untuk mengirimkannya ke tim pengembangan.
8. Evaluasi Nilai Tambah dari Usaha
Langkah terakhir dalam analisis kelayakan usaha adalah melakukan evaluasi value added dari bisnis. Untuk
mempertahankan tujuan bisnis melalui implementasi, evaluasi hasil bisnis yang konstan perlu dipertahankan.
Pertanyaan untuk ditanyakan meliputi:
• Apakah kita di jalur yang benar?
• Apakah solusi yang memberikan nilai sudah diantisipasi sebelumnya?
Pengembangan model bisnis yg efektif
7 jenis model bisnis menurut buku “The Automatic Customer” yang ditulis oleh John Warrilow.
1. Membership Website Model
Dengan model membership atau keanggotaan, Anda dapat membuat pelanggan lebih loyal terhadap produk yang Anda tawarkan.
Untuk membuat model bisnis ini, Anda harus menyediakan akses website yang memberikan informasi tertentu untuk model pembayaran regular
secara berlangganan.
2. All-You-Can-Eat Content Model
Menggunakan model bisnis ini berarti Anda harus menyediakan akses copyrighted content yang tepat untuk melakukan promosi berlangganan melalui
media video atau TV streaming.
Dengan adanya penawaran gratis (free offer) yang tidak terbatas dan banyak followers, audience, atau viewer, Anda akan menghasilkan upgrade
pendapatan naik secara berkala dan alami.
3. Private Club Model
Bagaimanapun proses yang Anda jalani, Anda harus bisa meyakinkan pelanggan bahwa produk yang Anda tawarkan adalah produk yang langka dan
harus dimiliki pelanggan.
Lakukan model ini dengan pendekatan personal, dan usahakan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Anda bisa mulai dengan
memberikan informasi baru kepada pelanggan Anda secara berkala dan personal.
4. Front-Of-The-Line-Model
Model bisnis ini sangat cocok jika segmentasi pasar Anda menengah ke atas. Kenapa? Karena biasanya orang menengah ke atas tidak akan sensitif
terhadap harga dan tidak suka mengantri.
Dengan model bisnis, pelanggan akan membayar subcription atau biaya langganan agar tidak perlu lagi mengantri. Model ini dapat dilakukan sesuai
dengan kebutuhan dalam menyelesaikan masalah IT tertentu di sebuah bisnis kecil.
5. Consumables Model
Jika Anda menawarkan produk konsumtif, Anda harus mulai memperhatikan tingkat kenyamanan konsumen Anda. Saat ini, banyak orang yang rela
membayar sedikit lebih mahal demi mendapatkan kenyamanan.
Meski begitu, jangan pernah juga remehkan tantangan logistik untuk memenuhi pesanan dan juga sediakan layanan yang memuaskan.
6. Simplifier Model
Dengan model bisnis ini, Anda harus memberikan pelayanan yang dapat membantu mengurus segala hal yang dibutuhkan pelanggan, sehingga
pelanggan hanya perlu melihat hasil akhirnya saja.
7. Network Model
Model bisnis ini bermanfaat jika bisnis yang Anda jalani profitnya bisa bertambah seiring dengan meningkatnya orang yang bergabung dalam lingkup
bisnis.
Model bisnis ini dipopularkan dengan situs social media seperti LinkedIn. Di mana, semakin banyak aplikasinya diunggah, maka semakin besar juga
profit yang akan didapatkan oleh perusahaan.
Langkah yang Harus Anda Lakukan untuk Menciptakan Model Bisnis
1. Tentukan Target Market
Memiliki target market yang terlalu luas dapat menyebabkan kesulitan dalam menemukan pelanggan yang betul-betul
membutuhkan produk atau jasa yang Anda jual.
Garis bawahi profil secara demografi, masalah yang mereka hadapi, dan solusi yang dapat Anda tawarkan.
2. Pahami Proses Bisnis
Sebelum memulai bisnis, Anda juga perlu memahami secara mendalam terkait aktivitas yang dibutuhkan untuk membuat
bisnis Anda berjalan dan berkembang.
3. Catat Sumber Daya Bisnis
Apa yang perusahaan Anda butuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari? Untuk menemukan pelanggan baru?
Dan mencapai target bisnis? Catat setiap sumber daya bisnis yang penting untuk memastikan model bisnis telah cukup
dipersiapkan, agar mampu tetap bertahan.
Sumber daya yang dimaksud dapat berupa website, modal, gudang, daftar pelanggan, dan hak cipta.
4. Kembangkan Value Proposition
Bagaimana perusahaan dapat bertahan di tengah kompetisi? Apakah Anda menyediakan jasa yang inovatif, produk yang
revolusioner atau suatu hal baru yang menarik bagi pelanggan terdahulu.
Menjelaskan dengan tepat apa yang bisnis Anda tawarkan dan bagaimana hal itu lebih baik dari kompetitor adalah dasar
dari value proposition yang kuat.
5. Tentukan Partner Bisnis
Tidak ada bisnis yang dapat berjalan baik tanpa bantuan pihak lain. Saat membuat model bisnis, pilih partner kunci Anda
seperti supplier, partner periklanan, atau partner lainnya.
Dengan bekerja sama atau partnership, Anda dapat lebih fokus membangun keunggulan utama yang Anda tawarkan
sehingga dapat meningkatkan value proposition bisnis Anda.
6. Buat Strategi Penarik Demand
Jika Anda menggunakan pendekatan besar-besaran saat peluncuran bisnis, Anda pasti membutuhkan strategi
pemasaran yang dapat membuat pelanggan tertarik terhadap produk atau jasa yang Anda jual, menghasilkan daftar
potential pelanggan, dan menghasilkan penjualan.
7. Tinggalkan Ruang untuk Inovasi
Saat meluncurkan bisnis dan membangun model bisnis, business plan Anda mungkin berdasar banyak asumsi. Hingga
saat Anda bertemu dengan pelanggan yang membayar, Anda tidak akan tahu apakah model bisnis tersebut dapat
menyelesaikan masalah pelanggan atau tidak.
Analisis industri dan pesaing
5 kekuatan pesaing
1. Rivalry Among Competing Firms
Semakin banyak pesaing di dalam industri yang sama menunjukan bahwa tingkat persaingan semakin tinggi. Setiap perusahaan pasti
ingin untuk memenangkan persaingan agar perusahaannya dapat mencapai profit yang paling tinggi. Pemilihan strategi yang tepat dan
akurat sangat dibutuhkan bagi pengusaha untuk dapat memenangkan persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis.
Instant Clean berada dalam persaingan yang cukup ketat. Mengingat pesaing daripada perusahaan Instant Clean adalah perusahaan
yang cukup besar seperti Go-Jek dan Go-Maid. Mereka memiliki keunggulannya masing-masing. Tetapi pada dasarnya perusahaan
kompetitor ini mengandalakan teknologi untuk menjalankan bisnisnya.
2. Potential Entry of New Competitors
Sebuah perusahaan yang sudah berdiri lama tentu akan dihampiri oleh para pesaing baru yang ingin memasuki pasar yang sama. Hal ini
bisa saja menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah berdiri lama. Apalagi jika perusahaan tersebut tidak melakukan inovasi terhadap
produk atau jasanya. Instant Clean pasti akan memiliki para pesaing baru selain dengan kompetitor yang sudah ada. Jika Instant Clean
tidak dapat berinovasi dan bersaing dengan para kompetitor, bisa dikatakan bahwa perusahaan akan jatuh dan mengalami
kebangkrutan.
3. Potential Development of Subtitute Products
Semua produk dan jasa yang telah diciptakan oleh entrepreneursip pasti memiliki produk penggantinya. Bahkan listrik pun juga
memiliki pengganti yaitu lilin. Untuk perusahaan jasa penyedia asisten rumah tangga seperti Instant Clean, produk substitusinya di
jaman sekarang ini dapat dikatakan rendah. Tetapi di jaman yang akan datang, produk substitusi yang dapat menggantikan asisten
rumah tangga adalah robot yang diciptakan untuk membersihkan rumah dan menjalankan tugas sehari-hari. Hal ini bisa menjadi
ancaman yang berat bagi perusahaan Instant Clean jika perusahaan tidak dapat mengikuti perubahan lingkungan.
4. Bargaining Power of Suppliers
Besar kecilnya kekuatan dyaa tawar dari pemasok dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan. Kekuatan daya tawar dari pada
pemasok dikatakan tinggi apabila
perusahaan memerlukan biaya yang tinggi untuk mengganti sumber daya yang dibutuhkan atau berpindah pemasok. Dikatakan rendah
apabila perusahaan dpaat
dengan mudah berpindah pemasok dan tidak memerlukan biaya yang tinggi. Bisnis penyedia jasa tenaga kerja asisten ini memiliki daya
tawar yang rendah dari
pemasok.
5. Bargaining Power of Consumers
Sebagai seorang konsumen, untuk menuntukan produk atau jasa yang akan mereka pilih pasti memiliki beberapa preferensi seperti
harga, kualitas, dan lain-lain. Dalam bisnis jasa Instant Clean, kekuatan konsumen dapat dikatakan kuat. Karena konsumen dapat
dengan mudah berpindah menggunakan jasa tenaga kerja kompetitor. Apalagi komptetitor dari Instant Clean merupakan perusahaan
yang
Menyusun Perencanaan Bisnis
Apa Itu Business Plan?
Business plan atau rencana bisnis adalah dokumen tercetak yang dibuat oleh seorang
pengusaha dengan menggambarkan atau mempertimbangkan faktor atau aspek
internal dan eksternal ketika hendak memulai atau menjalankan sebuah bisnis. Secara
umum, apa yang harus tercantum di dalam rencana bisnis adalah tujuan utama
menjalankan bisnis dan strategi yang akan diterapkan.
5 Cara Menyusun Business Plan dengan Mudah
1. Melakukan Riset Bisnis
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ada berbagai analisis yang harus dijalankan untuk membuat rencana bisnis. Maka dari itu,
cara pertama untuk membuat business plan adalah dengan melakukan riset. Anda dapat menjalankan riset ini sendiri atau
menggunakan jasa dari pihak lain.
Riset yang dilakukan harus relevan dengan bisnis Anda, dapat memberikan hasil untuk dimasukkan ke dalam rencana bisnis, dan
dapat mengatasi sebagian besar masalah yang mungkin akan Anda hadapi saat melakukan bisnis di masa depan.
2. Tentukan Visi, Misi, dan Tujuan
Visi, misi, dan tujuan adalah hal yang penting dan harus ada di dalam sebuah organisasi. Ketiga poin tersebut selanjutnya akan
menjadi pedoman semua orang yang terlibat di dalam perusahaan ketika sedang bekerja. Jadi Anda harus memastikan untuk
membuat visi, misi, dan tujuan yang jelas.
3. Buat Profil Perusahaan
Cara membuat business plan selanjutnya adalah dengan membuat company profile atau profil perusahaan. Profil perusahaan
adalah ringkasan yang memperkenalkan perusahaan Anda ke berbagai kalangan. Misalnya, Anda dapat memasukkan bagaimana
sejarah perusahaan didirikan, produk apa yang disediakan, target pasar, serta kepemilikan sumber daya perusahaan.
4. Catat Semua Transaksi Keuangan
Pada titik tertentu, Anda akan memerlukan rencana bisnis untuk mengajukan investasi pada investor atau pihak lainnya.
5. Susun Strategi Pemasaran
Terakhir, cara membuat rencana bisnis sederhana adalah dengan menyusun strategi pemasaran dan rencana eksekusinya,
termasuk konsep strategi, saluran promosi, hingga anggaran biaya yang diperlukan.
Faktor-faktor Penting Business Plan
1. Ringkasan Eksekutif
2. Pengantar
3. Analisis Produk
4. Analisis Pemasaran
5. Analisis SDM
6. Analisis Keuangan
7. Analisis Peluang Bisnis
8. Rencana Eksekusi
9. Lampiran
Menyiapkan fondasi legal dan etika
bisnis
Pengertian Etika Bisnis
Nickels et.al. (2009:117) mendefinisikan etika (ethics)
sebagai standar perilaku bermoral, yaitu perilaku yang diterima oleh masyarakat
sebagai benar versus salah.
Alma (2009:184) Etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar ( standart of
conduct) yang memimpin individu
dalam membuat keputusan.
2. Peluang Usaha
Peluang usaha (business opportunities) adalah berbagai kecenderungan yang positif
atau menguntungkan yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan yang dapat
dieksploitasi oleh pengusaha untuk menciptakan usaha yang menghasilkan laba.
Peluang usaha dapat diperoleh perusahaan melalui proses peninjauan lingkungan
(environmental scanning) yang akan ditindaklanjuti dengan suatu analisis situasional
yang merupakan sebuah pengamatan secara sistematis terhadap berbagai peluang usaha
yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan.
3. Keunggulan Bersaing
Setiap perusahaan yang menawarkan barang dan jasa kepada konsumen, akan
dihadapkan pada pesaing baik pesaing yang menawarkan barang dan jasa yang sama
(pesaing langsung) maupun pesaing yang menawarkan barang dan jasa substitusi
(pesaing tidak langsung). Barang dan jasa substitusi adalah barang dan jasa yang
ditawarkan oleh pesaing kepada pasar sasaran yang sama, tetapi tidak memiliki
kesamaan bentuk dengan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Meskipun
barang dan jasa substitusi yang ditawarkan pesaing tidak memiliki kesamaan bentuk
dengan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan, tetapi barang dan jasa tersebut
memilki kesamaan fungsi dengan barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Dengan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat, yang salah satunya dipicu oleh
perkembangan teknologi maka perusahaan dituntut untuk menawarkan barang dan jasa
yang memiliki nilai lebih unggul (super customer value) dibandingkan dengan
pesaing. Dengan kata lain, barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan harus
memiliki keunggulan bersaing. Menurut Michael Porter, yang dimaksud dengan
competitive advantage adalah keunggulan yang dimiliki suatu perusahaan
dibandingkan dengan pesaing yang bersumber dari dua hal pokok yaitu diferensiasi
(differentiation) dan kepemimpinan biaya (cost leadership).
Diferensiasi dapat menjadi sumber keunggulan bersaing apabila perusahaan mampu
menyuguhkan bauran pemasaran (produk, harga, promosi, distribusi, dan layanan) yang
dapat memuaskan kebutuhan konsumen dan dipandang berbeda dengan bauran produk
yang ditawarkan oleh pesaing. Sumber keunggulan bersaing lainnya adalah
kepemimpinan biaya.
Perusahaan yang memiliki biaya total (total cost) lebih rendah akan memperoleh
keunggulan bersaing apabila dibandingkan dengan pesaingnya dalam industri yang
sama. Dengan keunggulan atau kepemimpinan biaya yang rendah perusahaan mampu
menggunakan keunggulannya tersebut untuk menawarkan harga yang lebih rendah atau
untuk menikmati margin laba yang lebih tinggi. Dengan demikian perusahaan dapat
secara efektif merebut pangsa pasar, atau jika telah menduduki posisi yang dominan
dalam industri, perusahaan dapat menikmati manfaat dari imbal hasil yang tinggi
(Pearce II, 2013).
4. Operasionalisasi Rencana Bisnis
Operasionalisasi rencana bisnis merupakan penjabaran langkah-langkah yang akan
ditempuh perusahaan untuk mengeksploitasi peluang usaha yang telah dirumuskan
menjadi suatu usaha yang nyata dan dapat menghasilkan keuntungan.
Sasaran dari operasionalisasi rencana bisnis adalah membuat keserasian yang kuat
antara langkah-langkah untuk mengeksploitasi peluang usaha denganapa yang harus
dilakukan supaya langkah-langkah tersebut berhasil bagi perusahaan.
B. Rencana Sumber Daya Manusia di Apotek
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor pendukung yang sangat dominan
dalam mewujudkan keberhasilan bisnis apotek. Perencanaan SDM didasarkan pada
struktur organisasi dan operasional dari apotek tersebut.Dari posisi yang terdapat dalam
struktur organisasi dapat diperkirakan jumlah dan tipe karyawan yang dibutuhkanuntuk
operasional apotek.Setelah diketahui jumlah dan tipe karyawan yang dibutuhkan,
manjeman apotek kemudian melakukan proses rekrutmen, seleksi, pelatihan,
pengembangan, kompensasi dan penilaian kinerja.
1. Perekrutan dan Seleksi
Perekrutan karyawan apotek dapat dilakukan dengan menggunakan iklandi
media internet, radio, koran dan majalah. Dengan menggunakan beberapa media,
diharapkan akan semakin membuka peluang untuk menemukan karyawan yang sesuai
atau yangdiinginkan. Perekrutan karyawan juga dapat dilakukan dari perguruan tinggi
yaitu dengan mengirimkan perwakilan manajeman apotek ke kampus-kampus untuk
merekrut sekaligus menyeleksi pelamar yang telah lulus dari perguruan tinggi.
Seleksi karyawan dapat dilakukan melalui wawancara dengan pihak manajemen
apotek, pemilik apotek atau Apoteker Pengelola Apotek. Seleksi karyawan harus
dilakukan secara hati-hati agar tercapai kesesuaian antara orang dan pekerjaan.
Disamping itu seleksi bertujuan agar perusahaan atau apotek tidak salah dalam memilih
karyawan yang dapat berdampak terhadap kinerja, biaya dan konsekuensi hukum
(Dessler, 2015).
2. Pelatihan dan Pengembangan
Metode pelatihan dan pengembangan yang sering digunakan terhadap karyawan
apotek yang telah lolos seleksi adalah metode on the job training.Metode ini diharapkan
dapat menjadikan karyawan baru lebih cepat mengerti dan menguasai akan tugas-tugas
dan kewajibannya. Metode on the job training diberikan kepada karyawan dengan
memberikan penjelasan,disaat karyawan tersebut juga praktek atau mengerjakan
pekerjaannya, sedangkan pengembangan yang dapat dilakukan terhadap karyawan
yaitu pengembangan terkait informasi obat (product knowledge), teknik berkomunikasi
dan pemecahan masalah yang baik atau pengembangan pengetahuan kefarmasian bagi
apoteker melalui seminar- seminar atau pelatihan-pelatihan.
3. Kompensasi Kerja
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan rata-rata didasarkan pada Upah
Minimum Regional (UMR) yaitu berupa gaji pokok, tunjangan, bonus dan uang lembur
bagi karyawan apotek yang bekerja pada hari minggu atau hari libur nasional. Dengan
memberikan kompensasi kerja berupa gaji sesuai standar diharapkan akan mengurangi
masalah ketenagakerjaan di apotek.
4. Penilaian Kerja
Penilaian kerja bertujuan untuk memastikan bahwa karyawan bekerja sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan perusahaan dan untuk memberi kesempatan kepada
karyawan dalam mengembangkan karirnya. Penilaian kerja dapat dilakukan dengan
evaluasi terhadap kinerja karyawan dalam periode tertentu oleh apoteker pengelola
atau pemilik apotek sendiri.
C. Rencana Operasional Apotek
Sebagai sarana kesehatan yang bergerak dalam pelayanan jasa kefarmasian, kegiatan
operasional apotek meliputi empat hal utama yaitu:
1. Perencanaan sediaan farmasi
2. Pengadaan sediaan farmasi
3. Penyimpanan sediaan farmasi
4. Pendistribusian dan Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Keempat proses kegiatan diatas dijalankan secara berkesinambungan untuk
menunjang operasional dan keberlangsungan apotek itu sendiri. Setiap tahapan proses akan
mempengaruhi tahapan selanjutnya, sehingga setiap tahap kegiatan tidak dapat dipisahkan
dengan tahapan yang lainnya. Alur mengenai kegiatan operasional di apotek sebagai
berikut:
1. Perencanaan Sediaan Farmasi
Dalam merencanakan sediaan farmasi (obat, bahan baku obat dan alat kesehatan)
didasarkan pada hasil analisa dan dokumentasi terhadap sediaan farmasi yang telah
terjual pada periode atau bulan sebelumnya atau terkadang berdasarkan permintaan
pasien dan pelanggan. Faktor lingkungan seperti perubahan musim (pancaroba) dan
epidemiologi penduduk disuatu daerah tertentu juga sangat mempengaruhi dalam
perencanaan sediaan farmasi.
2. Pengadaan Sediaan Farmasi
Setelah diketahui macam dan jenis sediaan farmasi yang habis atau menipis (sediaan
terjual pada bulan sebelumya atau berdasarkan peramalan terhadap faktor lingkungan
dan berdasar permintaan pelanggan) proses kegiatan selanjutnya adalah pengadaan
sediaan farmasi kepada pemasok atau distributor sediaan farmasi yang telah memiliki
izin sebagai distributor.
Pengadaan sediaan farmasi dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Pengadaan secara langsung dilakukan dengan memberikan Surat Pesanan
atau SP (berisi macam dan jumlah obat, bahan baku obat dan alat kesehatan yang
kosong atau menipis) kepada pihak distributor yang datang langsung di apotek atau
melalui telepon. Pengadaan secara tidak langsung biasanya dilakukan dengan sistem
tender untuk memenuhi kebutuhan apotek yang lebih besar.
3. Penyimpanan Sediaan Farmasi
Penyimpanan sediaan farmasi di apotek umumnya dilakukan di gudang dan di ruang
perantara (Buffer Stock). Penyimpanan di gudang untuk sediaan farmasi dalam jumlah
banyak,buffer stock untuk sediaan farmasi yang masukdalam kategori over the counter
(OTC) yaitu obat-obat yang dapat didistribusikan tanpa menggunakan resep dokter.
Metode penyimpanan sediaan farmasi di apotek sekarang ini banyak yang
menggunakan metode gabungan yaitu menggabungkan antara metode First In -
First Out (FIFO) dan First Expaired First Out (FEFO). Dengan metode ini kerugian
akibat obat yang expaired date (ED) akan dapat dikurangi karena proses pengeluaran
sediaan farmasi dari gudang memprioritaskan sediaan yang datang terlebih dahulu dan
sediaan yang expired lebih dahulu.
4. Pendistribusian dan Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam tahap pendistribusian dan pelayanan
informasi obat, yaitu :
✓ Ketersediaan Stok Sediaan Farmasi
Ketersediaan stok sangat dipengaruhi oleh kemampun apotek dalam merencanakan
dan meramalkan sediaan farmasi, pengelompokan sediaan farmasi yang termasuk
kategori fast moving atau slow moving, dan pemilihan distributor yang menerapkan
one day service sehingga ketika ada pasien atau pelanggan yang menghendaki obat
dapat segera dilayani dengan baik.
✓ Kemampuan (kompetensi) dari Tenaga Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian di apotek mengacu atau berpedoman kepada standar
pelayanan kefarmasian di apotek yang disarankan oleh Kementrian Kesehatan RI.
Untuk memberikan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan standar diperlukan
kompetensi dari tenaga kefarmasian, terutama kompetensi mengenai product
knowledge yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang berkaitan
dengan produk yang akan dipasarkan dan effective communication skills untuk
menunjang pelayanan informasi obat bagi pasien.
D. Rencana PemasaranApotek
1. Segmentasi, Targeting dan Positioning
a. Segmentasi
Menurut Kotler, 2016 segmentasi adalah upaya untuk memecah pasar yang teramat
luas dan heterogen menjadi bagian yang lebih kecil dan homogen sehingga
memiliki kesamaan kebutuhan dan keinginan terhadap bauran pemasaran yang
ditawarkan. Tujuan dari segmentasi adalah agar pemasar dapat melayani konsumen
lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif perusahaan.
Beberapa aspek utama untuk segmentasi apotek adalah aspek geografis yaitu aspek
terkait dimana (lokasi) apotek tersebut berada. Misalnya di propinsi DIY,
Kabupaten Sleman, Kecamatan Depok, Kelurahan Maguwoharjo. Dari aspek
geografis kemudian ditelusuri berapa jumlah penduduk, jenis kelamin, komponen
usia, dan pendapatan rata-ratanya (aspek demografis) serta bagaimana komponen
kelas sosialnya, gaya hidup, kepribadian dan sikapnya terhadap kepedulian
kesehatan dan keberadaan sarana kesehatan atau apotek (aspek psikografis).
Berdasarkan data-data geografis, demografis, psikografis dan sikap masyarakat
terkait keberadaan apotek di wilayah tersebut segmentasi apotek kemudian
ditentukan. Penentuan segmentasi bertujuan agar pemilik dan pengelola apotek
dapat mengetahui cakupan pemasaran produk dan pelayanan jasa kefarmasian yang
akan dilakukannya.
b. Targeting
Segmentasi apotek menghasilkan kelompok - kelompok pasar yang berbeda, yang
kemudian dipilih kelompok pasar yang akan menjadi target sasaran untuk
pemasaran produk dan pelayanan kefarmasian apotek. Misalnya untuk kelompok
lanjut usia atau geriatri, apotek menerapkan strategi homecare untuk memasarkan
produk dan pelayanan jasa kefarmasiannya.
c. Positioning
Positioning didefinisikan sebagai suatu tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam pikiran pasar sasaran, dimana
tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk
memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan (Kotler, 2016). Dengan kata
lain positioning bertujuan untuk membangun image apotek atau citra apotek agar
mudah diingat oleh konsumen dan dapat memberikan manfaat potensial bagi apotek
itu sendiri.
2. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing Mix digunakan perusahaan untuk memposisikan bauran pemasarannya
terhadap bauran pemasaran yang dimiliki pesaing serta berguna dalam melakukan
berbagai pengambilan keputusan yang bersifat strategis. Strategi bauran pemasaran
terdiri dari :
a. Product
Strategi mengenai bagaimana ketersediaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan
kefarmasian yang diberikan oleh apotek dapat menarik hati konsumen untuk
membeli atau menggunakannya. Obat dan alat kesehatan yang komplit dengan
jaminan mutu dan keasliannya serta pelayanan kefarmasian yang ramah dan cepat
merupakan produk apotek yang memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan
dengan pesaingnya.
b. Price
Strategi mengenai bagaimana obat dan alat kesehatan yang tersedia di apotek lebih
menarik konsumen dari segi harga dibandingkan dengan pesaing atau apotek
lainnya. Metode penentuan harga obat yang digunakan oleh apotek-apotek adalah
metode standard mark-up pricing, yaitu harga ditentukan dengan menambahkan
persentase tambahan di atas total biaya tertentu yang besarnya ditentukan oleh
apotek. Margin yang diambil oleh apotek-apotek rata-rata adalah berkisar antara 10-
25%. Kemampuan apotek dalam menyediakan obat dan alkes dengan harga yang
lebih murah dari pesaing menjadi penentu dalam penetapan harga yang kompetitif
yang dapat menarik konsumen atau pelanggan.
c. Promotion
Strategi mengenai bagaimana apotek dapat dikenal oleh konsumen atau masyarakat
secara luas. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk promosi apotek yaitu
advertising (iklan) melalui brosur, spanduk, poster, iklan di majalah atau koran,
pemasangan papan nama atau neon box serta promosi harga dengan personal selling
yaitu penjualan langsung kepada konsumen dengan menawarkan produk dengan
harga promosi tertentu.
d. Place
Place merupakan aspek lokasi tempat apotek berada, yaitu kemudahan konsumen
atau pelanggan untuk mengakses apotek.
e. People
People merupakan kriteria sumber daya manusia yang dapat meningkatkan
penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Kriteria
tersebut meliputi sikap karyawan apotek yang ramah, berpenampilan rapi dan
menarik, memakai seragam, kompetensi penguasaan produk serta kemampuan
berkomunikasi dan memecahkan permasalahan yang timbul dengan baik.
f. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli.
Proses yang dapat ditampilkan meliputi pelayanan yang cepat, penjelasan cara
pemakaian obat yang baik, pelayanan konsultasi gratis, penjadwalan kerja,
pelayanan kefarmasian langsung oleh tenaga apoteker,pelayanan tersedia 24 jam,
menerima resep dari luar (dokter yang bukan mitra), kerja sama praktek dengan
dokter, pembayaran yang mudah (bisa membayar dengan kartu debit atau kartu
kredit), stok obat dapat dilihat dalam komputer, kartu member, dan melayani
produk antar (delivery service).
g. Physical Evidence
Penampilan fisik dan fasilitas pendukung yang tersedia di apotek, seperti kebersihan
apotek, tempat parkir yang memadai, ruang tunggu yang luas dan nyaman, tersedia
TV, AC atau kipas angin, tersedia (dispenser, timbangan berat badan, majalah),
peletakan obat bebas pada tempat yang dijangkau konsumen (konsep drug store).
Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7-P diatas haruslah
dibandingkan dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing. Strategi
pemasaran yang dibuat harus berbeda dan lebih unggul sehingga dapat memiliki
keunggulan kompetitif dalam menarik konsumen atau pasien.
E. Rencana Keuangan Apotek
1. Sumber Pendanaan Bisnis
Untuk pengembangan bisnis apotek, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan permodalan atau pendanaan bisnis adalah melalui pendanaan utang, yaitu
tindakan meminjam danadari lembaga-lembaga keuangan seperti Bank, Koperasi
Simpan Pinjam atau Lembaga Keuangan Mikro lainnya.
Lembaga-lembaga keuangan sebagai pemilik dana akan menilai kelayakan kredit yang
diajukan oleh apotek terkait dengan beberapa faktor:
1. Rencana penggunaan pinjamanoleh apotek
2. Kondisi keuangan bisnis apotek
3. Peramalan tentang industri dan lingkungan bisnis apotek
4. Adanya jaminan dari apotek yang dapat digunakan untuk mengembalikan
pinjaman.
Jika lembaga keuangan menentukan bahwa apotek tersebut cukup layak untuk
mendapatkan pinjaman, maka mereka akan mencoba menentukan persyaratan
pinjaman yang dapat disetujui oleh apotek. Persyaratan-persyaratan pinjaman akan
menentukan jumlah pinjaman, jangkawaktu pinjaman, jaminan,dan tingkat suku bunga
pinjaman.
2. Penganggaran Dana
Rencana bisnis untuk pengembangan apotek dapat menjadi gagal apabila tidak
didukung dana yang tidak memadai atau mencukupi sekalipun peluangnya sangat
menjanjikan. Oleh karena itu penganggaran dana sangat penting dalam menentukan
keberhasilan rencana bisnis yang akan dilakukan.
Penganggaran dana didasarkan atas rencana pengeluaran yang akan dilakukan oleh
apotek, yaitu meliputi pengeluaran rutin bulanan dan pengeluaran yang dilakukan
hanya satu kali pada saat usaha akan dimulai. Pengeluaran rutin bulanan meliputi gaji
karyawan, biaya pembelian bahan baku obat, obat dan alat kesehatan, biaya
administrasi serta biaya lain yang dikeluarkan secara rutin untuk menunjang
operasional apotek setiap bulannya. Sedangkan pengeluaran yang hanya dilakukan satu
kali misalnya biaya pembelian rak atau etalase, meja kantor, papan nama atau neon box,
biaya sewa ruang usaha dan biaya perizinan apotek. Berdasarkan pengeluaran atau
biaya-biaya tersebut penganggaran dana atau modal untuk pengembangan usaha dapat
disusun.
F. Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Treaths (SWOT)
Setelah melakukan analisis lingkungan internal dan analisis lingkunganeksternal apotek,
serta mengetahui layak tidaknya rencana investasi selanjutnya ditentukan strategi bisnis
yang akan dipilih dan dipakai dalam menggembangkan usaha apotek menggunakan analisis
SWOT.
Menurut David Fred R., 2015, teknik dalam perumusan strategi dapat dilakukan dalam
dalam tiga tahap :
1. Tahap Input (Input Stage)
Berisi informasi-informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
Informasi dasar dari hasil analisis internal dan eksternal apotek kemudian
dikembangkan dalam suatu matriks yaitu matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan
matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk menentukan bobot dan peringkat yang
tepat.
2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan
faktor-faktor eksternal dan internal utama perusahaan atau apotek. Matriks Kekuatan -
Kelemahan - Peluang - Ancaman (Strenghts-Weaknesses- Oportunities-Thretas-
SWOT) merupakan alat pencocokan yang penting dalam mengembangkan empat jenis
strategi. Strategi SO (kekuatan-peluang) memanfaatkan kekutan internal perusahaan
untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren, kejadian dan peluang eksternal
lainnya.
Strategi WO (kelemahan-peluang) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluang besar
muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalangi untuk
memanfaatkan peluang tersebut, maka salah satu strategi WO yang bisa digunakan
misalnya dengan usaha patungan (joint venture).
Strategi ST (kekuatan-ancaman) menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal yang muncul secara
langsung maupun tidak langsung.
Strategi WT (kelemahan-ancaman) merupakan taktik yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah
perusahaan yang menghadapai berbagai macam ancaman eksternal dan kelemahan
internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan, perusahaan harus berjuang
untuk bisa bertahan, melakukan merger, menyatakan diri bangkrut atau memilih
likuidasi.
3. Tahap Keputusan (Decision Stage)
Merupakan tahap pengambilan keputusan terhadap strategi-strategi alternatif yang
dihasilkan dalam tahap pencocokan. Dari beberapa strategi alternatif dipilih strategi
yang paling sesuai dengan kondisi dan keadaan apotek saat ini.