Anda di halaman 1dari 4

1.

Karakteristik yang perlu diperhatikan agar sebuah perusahaan disebut sebagai


Start-Up adalah sebagai berikut:

Berorientasi pada inovasi: Start-Up harus mampu menghasilkan produk atau


layanan baru yang dapat memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan
pasar yang belum terpenuhi.

Pertumbuhan yang cepat: Start-Up harus mampu tumbuh secara cepat dan
signifikan dalam waktu yang relatif singkat.

Fokus pada skala global: Start-Up harus mampu memperluas bisnisnya ke pasar
internasional dengan cepat dan efektif.

Pemikiran kreatif dan inovatif: Start-Up harus mampu memikirkan solusi


kreatif dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan bisnis.

Struktur organisasi yang fleksibel: Start-Up harus mampu beradaptasi dengan


perubahan pasar yang cepat dan mengubah arah bisnis secara cepat.

2. Beberapa metode dalam merintis sebuah Start-Up antara lain:

Bootstrapping: memulai bisnis dengan modal awal yang kecil dan


memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara maksimal.

Crowdfunding: mencari modal awal dengan mengajukan proposal bisnis ke


komunitas online atau platform crowdfunding.

Pendanaan dari investor: mencari pendanaan dari investor yang tertarik dengan
potensi bisnis Start-Up.

Inkubasi bisnis: memanfaatkan program inkubasi bisnis yang disediakan oleh


pemerintah atau perusahaan swasta untuk membantu Start-Up berkembang.

3. Beberapa cara untuk mencari ide bisnis yang kreatif antara lain:

Mencari inspirasi dari kebutuhan pasar yang belum terpenuhi: perhatikan apa
yang dibutuhkan pasar namun belum tersedia di pasaran.

Mengidentifikasi masalah yang belum terpecahkan: perhatikan masalah yang


masih dihadapi oleh masyarakat dan coba cari solusi kreatif untuk
mengatasinya.
Membuat pengamatan dari pengalaman pribadi: coba cari inspirasi dari
pengalaman pribadi yang dapat dijadikan ide bisnis.
Membaca publikasi dan mengikuti tren: perhatikan tren bisnis dan teknologi
terkini dan cari cara untuk memanfaatkannya.

Berdiskusi dengan orang lain: cari masukan dan ide dari teman, keluarga, atau
rekan bisnis untuk memperoleh perspektif yang berbeda.

4. Beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh Start-Up Bisnis antara lain:

Keterbatasan modal: Start-Up Bisnis biasanya dimulai dengan modal yang


terbatas, sehingga memerlukan manajemen keuangan yang baik dan efisien.

Persaingan yang ketat: Industri Start-Up Bisnis saat ini sangat kompetitif,
sehingga perusahaan harus mampu membedakan diri dari pesaing dan
menawarkan nilai yang unik untuk menarik pelanggan.

Ketergantungan pada pendiri: Start-Up Bisnis seringkali bergantung pada


pendiri dan tim kecil, sehingga perlu membangun sistem organisasi yang kuat
dan memperluas jaringan profesional.

Regulasi yang kompleks: Beberapa industri Start-Up Bisnis dapat terkena


peraturan yang kompleks, seperti hukum kekayaan intelektual, privasi, dan
peraturan keuangan.

*Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Start-Up Bisnis dapat melakukan


beberapa strategi, seperti:
-Memperoleh modal tambahan dari investor atau perusahaan modal ventura
(venture capital).
-Menyediakan produk atau layanan yang berbeda dari pesaing dengan
menawarkan nilai yang unik atau memecahkan masalah yang belum terpenuhi.
-Membangun tim manajemen yang kuat dengan mengambil pegawai berkualitas
tinggi dan berpengalaman.
-Memahami peraturan dan aturan yang berlaku dalam industri mereka dan
berusaha untuk mematuhi peraturan tersebut.

5. Bisnis Model Canvas adalah alat untuk mengembangkan model bisnis yang
dirancang untuk membantu Start-Up Bisnis merancang dan
mengkomunikasikan strategi bisnis mereka dengan cara yang jelas dan
terstruktur. Canvas ini terdiri dari sembilan bagian:

-Segmen Pelanggan: Siapa target pasar kita?


-Proposal Nilai: Produk atau layanan apa yang ditawarkan kepada pelanggan
dan nilai tambah apa yang mereka peroleh?
-Saluran Distribusi: Bagaimana produk atau layanan dijual dan didistribusikan
kepada pelanggan?
-Hubungan Pelanggan: Jenis hubungan yang ingin dijalin dengan pelanggan.
-Pendapatan: Bagaimana perusahaan menghasilkan pendapatan dari produk
atau layanan yang ditawarkan.
-Sumber Daya Kunci: Sumber daya apa yang dibutuhkan untuk menjalankan
bisnis.
-Aktivitas Kunci: Aktivitas bisnis apa yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan bisnis.
-Mitra Kunci: Siapa mitra bisnis yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
-Struktur Biaya: Apa biaya yang terlibat dalam menjalankan bisnis.

Dengan membangun Bisnis Model Canvas, Start-Up Bisnis dapat dengan mudah
memvisualisasikan strategi bisnis mereka, mengetahui kelemahan dan
kelebihan, serta memperbaiki strategi bisnis mereka jika diperlukan.

*Sebagai contoh penerapan bisnis model canvas, kita bisa mengambil contoh
dari perusahaan Google. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai setiap
elemen dalam bisnis model canvas Google:

Segmen pelanggan: Segmen pelanggan Google adalah pengguna internet, mulai


dari individu hingga perusahaan, yang membutuhkan akses cepat dan mudah ke
informasi.

Proposal Nilai: Google menawarkan berbagai macam layanan dan produk,


termasuk mesin pencari, email, pengeditan dokumen, dan sistem operasi. Semua
produk ini bertujuan untuk memudahkan akses dan penggunaan informasi bagi
penggunanya.

Saluran Distribusi: Saluran distribusi utama Google adalah mesin pencari dan
situs web Google. Google juga memasang iklan melalui jaringan iklan online dan
menciptakan produk yang dapat diunduh seperti aplikasi dan sistem operasi.

Hubungan dengan pelanggan: Google berfokus pada hubungan pelanggan


jangka panjang dengan memberikan layanan dan produk berkualitas tinggi
secara gratis atau dengan harga terjangkau.

Sumber Pendapatan: Google memperoleh pendapatan utamanya dari iklan yang


ditampilkan pada situs web dan aplikasi yang dimiliki Google. Google juga
memperoleh pendapatan dari layanan berbayar seperti Google Cloud Platform.
Kegiatan Kunci: Kegiatan kunci Google meliputi pengembangan teknologi baru,
pengembangan produk dan layanan, serta pengelolaan infrastruktur IT yang
besar.

Sumber Daya Kunci: Sumber daya kunci Google termasuk teknologi inovatif,
data pengguna, infrastruktur IT, dan sumber daya manusia yang terampil.

Mitra kunci: Google bekerja sama dengan perusahaan dan organisasi besar
untuk menyediakan layanan dan teknologi yang lebih baik. Contohnya adalah
kerjasama dengan perusahaan smartphone dan pembuat aplikasi.

Struktur Biaya: Google menghemat biaya dengan menggunakan teknologi


otomatis dan memanfaatkan sumber daya manusia yang efisien. Biaya utama
adalah biaya infrastruktur dan pengembangan produk.

Anda mungkin juga menyukai