Anda di halaman 1dari 3

Nama : Badri Alamsyah

Nim : 1209220015

Kelas : 6A Ekonomi syariah

Mata Kuliah : Ekonomi digital

TUGAS RESENSI JURNAL

Startup (kadang-kadang dieja "star-up") mengacu pada perusahaan yang baru didirikan,
umumnya ditandai dengan gagasan bisnis inovatif, potensi pertumbuhan yang cepat, dan
penekanan pada pemanfaatan teknologi untuk mengganggu pasar yang ada atau menciptakan
pasar baru. Startup seringkali didirikan oleh para pengusaha atau sekelompok kecil individu
dengan visi untuk membawa produk, layanan, atau solusi unik ke pasar.

Berikut adalah beberapa karakteristik kunci yang umumnya terkait dengan startup:

1. Inovasi: Startup cenderung memperkenalkan produk, layanan, atau model bisnis baru yang
membedakan mereka dari perusahaan-perusahaan yang ada di pasar. Mereka sering bertujuan
untuk memecahkan masalah atau memenuhi permintaan dengan cara yang unik dan kreatif.

2. Pertumbuhan: Startup fokus pada pertumbuhan yang cepat dan peningkatan skala
operasional mereka. Mereka bertujuan untuk merebut pangsa pasar yang signifikan dan
memperluas basis pelanggan mereka dengan cepat, seringkali didukung oleh investasi
eksternal.

3. Sumber daya terbatas: Startup umumnya beroperasi dengan sumber daya keuangan, tenaga
kerja, dan infrastruktur yang terbatas di tahap awal. Mereka mengandalkan pemecahan
masalah yang kreatif, kecepatan, dan efisiensi untuk mengatasi tantangan ini.

4. Didorong oleh Teknologi: Startup seringkali memanfaatkan teknologi, seperti perangkat


lunak, aplikasi seluler, atau platform online, untuk menyampaikan produk atau layanan
mereka. Mereka juga dapat menggunakan teknologi yang sedang berkembang seperti
kecerdasan buatan, blockchain, atau realitas virtual untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif.

5. Risiko Tinggi dan Ketidakpastian: Startup beroperasi dalam lingkungan ketidakpastian, di


mana keberhasilan tidak dijamin. Mereka menghadapi berbagai risiko, termasuk penerimaan
pasar, persaingan, pendanaan, dan tantangan regulasi. Pendiri dan karyawan startup sering
mengambil risiko yang signifikan dalam mengejar tujuan kewirausahaan mereka.

6. Potensi untuk Mengganggu: Startup memiliki potensi untuk mengganggu industri yang ada
atau menciptakan pasar yang sepenuhnya baru. Dengan menawarkan solusi inovatif, mereka
dapat menantang perusahaan-perusahaan yang mapan dan model bisnis tradisional, yang
dapat mengarah pada transformasi industri yang signifikan.

Tujuan utama dari startup adalah untuk menemukan model bisnis yang layak yang dapat
menghasilkan nilai bagi pelanggannya sambil ditangkap secara efektif oleh startup itu sendiri.
Tidak seperti perusahaan besar, startup merasa sulit untuk menggunakan perencanaan bisnis
tradisional, yang premisnya adalah bahwa hasil masa depan dapat diekstrapolasi berdasarkan
analisis pengalaman masa lalu, karena tidak ada pengalaman masa lalu dalam startup selain
ketidak pastian sifat dasarnya yang inovatif. startup harus mengatasi banyak rintangan transisi
selama pertumbuhan dan pematangan mereka, dan rencana tetap jarang bertahan dari transisi
ini. Model bisnis jarang diperbaiki dan biasanya dibangun berdasarkan percobaan dan
eksperimen, terutama dalam usaha baru. ketika sebuah perusahaan mulai beroperasi, hipotesis
yang membentuk modeltunduk pada uji dan validasi pasar yang konstan. Keberhasilan suatu
organisasi berasal dari Kemampuan untuk menyesuaikan model bisnisnya secara dinamis dan
efektif. Mempertahankan jangka panjang yang layak Istilah model bisnis, dengan demikian,
harus menjadi pengusaha tugas konstan.

Ada beberapa perbedaan antara bisnis startup dengan bisnis lainnya. Berikut adalah beberapa
perbedaan utama:

1. Inovasi: Bisnis startup seringkali didirikan dengan fokus pada inovasi. Mereka
menawarkan produk, layanan, atau model bisnis yang baru dan berbeda dari yang ada di
pasar. Inovasi menjadi pendorong utama bagi kesuksesan startup, sementara bisnis lain
mungkin lebih fokus pada pengulangan atau peningkatan pada model bisnis yang sudah
mapan.

2. Pertumbuhan yang Cepat: Salah satu ciri khas bisnis startup adalah fokus pada
pertumbuhan yang cepat. Startup berusaha untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar dan
memperluas operasional mereka dengan cepat. Di sisi lain, bisnis lain mungkin lebih
cenderung untuk tumbuh secara bertahap atau mengikuti strategi pertumbuhan yang lebih
konservatif.

3. Pendanaan dan Risiko: Startup seringkali bergantung pada pendanaan eksternal, seperti
investasi modal ventura atau pendanaan risiko, untuk mendukung pertumbuhan mereka. Ini
karena mereka sering kali memiliki modal yang terbatas di awal. Bisnis lain mungkin
memilih untuk mendanai pertumbuhan mereka sendiri atau menggunakan sumber pendanaan
yang lebih tradisional seperti pinjaman bank.

4. Fokus pada Teknologi: Startup seringkali didorong oleh teknologi dan memanfaatkannya
sebagai alat untuk menciptakan solusi baru atau mengoptimalkan proses bisnis. Mereka
seringkali menggunakan teknologi baru seperti kecerdasan buatan, blockchain, atau
komputasi awan untuk membedakan diri mereka di pasar. Di sisi lain, bisnis lain mungkin
tidak memiliki fokus yang sama pada teknologi atau mungkin hanya menggunakan teknologi
yang sudah mapan.
5. Budaya Kerja: Budaya kerja dalam startup seringkali lebih fleksibel dan mendorong
inisiatif, kreativitas, dan pengambilan risiko. Struktur organisasi yang lebih datar, kolaborasi
yang kuat, dan lingkungan yang inovatif adalah ciri khas dari startup. Bisnis lain mungkin
memiliki struktur organisasi yang lebih hierarkis dan proses kerja yang lebih formal.

6. Potensi Mengganggu: Startup seringkali memiliki potensi untuk mengganggu industri yang
ada atau menciptakan pasar baru. Mereka memperkenalkan solusi inovatif yang dapat
mengubah cara bisnis dilakukan dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan. Bisnis lain
mungkin lebih cenderung memasuki pasar yang sudah mapan dan bersaing dengan pemain
yang sudah ada.

Dan salah satu perbedaan utama antara perusahaan yang ada pada startup terletak pada
masalah model bisnis: sementara perusahaan yang ada menjalankan model bisnis, startup
mencarinya. Perbedaan tersebut adalah jantung dari pendekatan lean startup. Ketika
mengikuti pendekatan ini, seorang pengusaha menerjemahkan visinya ke dalam hipotesis
model bisnis yang dapat dipalsukan, dan kemudian menguji hipotesis tersebut menggunakan
serangkaian produk yang layak minimum (MVP). Setiap MVP mewakili serangkaian
kegiatan terkecil yang diperlukan untuk menyangkal hipotesis. seorang pengusaha harus
memutuskan apakah akan bertahan dengan model bisnis yang diusulkannya; pivot ke model
revisi yang mengubah beberapa elemen model sambil mempertahankan yang lain; atau hanya
binasa, meninggalkan usaha baru. Dia mengulangi proses ini sampai semua hipotesis model
bisnis utama telah divalidasi melalui tes MVP. Pendekatan berbasis hipotesis membantu
mengurangi risiko terbesar yang dihadapi pengusaha: menawarkan produk yang tidak
diinginkan siapa pun. Banyak startup gagal karena pendiri mereka membuang sumber daya
untuk membangun dan memasarkan produk sebelum mereka menyelesaikan ketidakpastian
model bisnis. Dengan membatasi ketidak pastian sebelum penskalaan, pendekatan berbasis
hipotesis mengoptimalkan penggunaan sumber daya startup yang langka.

Anda mungkin juga menyukai